Anda di halaman 1dari 16

BENTUK – BENTUK

KORUPSI
OLEH KELOMPOK 3 :
ENDAH NOVITA MAKASAR - 2003020012
ARMAN A. NEOLAKA - 2003020178
ALEXIS HELLO - 2003020172
Bentuk 1 :
Merugikan Keuangan Negara

• Tindak pidana korupsi terkait kerugian keuangan negara telah diatur dalam UU
No. 31 Tahun 1999 pada Pasal 2 dan 3. Pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa
“setiap orang yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
dapat dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana paling
singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000 (dua ratus juta) dan paling banyak Rp. 1000.000.000 (satu miliar)
atau dapat dihukum pidana mati ”.
• Sementara itu, UU No. 1 tahun 2004 tentang pembendaharaan negara pasal 1
ayat 22 menyebutkan bahwa “kerugian negara atau daerah adalah kekurangan
uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai
akibat perbuatan melawan hukum, baik sengaja maupun lalai”.
• Pasal yang paling banyak digunakan untuk memidana koruptor adalah Pasal 3
UU No. 31 Tahun 1999. Seorang koruptor dalam pasal ini adalah orang yang
menyalahgunakan jabatan atau kedudukannya untuk melakukan korupsi yang
merugikan keuangan negara. Pidana yang dijatuhkan paling singkat 1 tahun
dan yang paling lama 20 tahun penjarfa, serta denda paling sedikit Rp.
50.000.000 (lima puluh juta) dan paling banyak Rp. 1000.000.000 (satu miliar).
Contoh Kasus Merugikan Keuangan
Negara di NTT :
• Kejaksaan Tinggi Provinsi Nusa Tenggara Timur
menyelamatkan kerugian negara sebesar Rp. 17,3 miliar
dari PT Nusa Investasi Mandiri dalam kasus dugaan
tindak pidana korupsi perjanjian kerja sama penggunaan
aset milik Pemerintah Kabupaten Kupang. Kerugian
negara yang berhasil diselamatkan itu merupakan selisih
biaya sewa aset Pemerintah Kabupaten Kupang yang
dijadikan sebagai fasilitas usaha Hypermart selama 30
tahun. Dana sebesar Rp. 17,3 miliar yang merupakan
selisih dari biaya kerja sama yang seharusnya dibayarkan
PT Nusa Investasi Mandiri itu diserahkan kepada
Pemerintah Kabupaten Kupang untuk kepentingan
pembangunan ekonomi masyarakat di Kabupaten yang
berbatasan dengan wilayah Oecusse, Timor Leste.
Bentuk 2 :
Suap Menyuap

• Suap adalah semua bentuk tindakan pemberian uang atau


menerima uang yang dilakukan oleh siapapun baik itu
perseorangan atau badan hukum.
• Transaksi suap-menyuap terjadi karena keterlibatan dua pihak
yang saling menguntungkan yaitu penyuap dan yang disuap.
Suap ini terjadi apabila telah ada kesepakatan antara kedua
belah pihak atas jumlah uang, keputusan/kesepakatan, dan
bentuk transaksi yang diinginkan. Dengan demikian, hukum
pidana kasus suap diberikan kedua belah pihak yang
bersangkutan. Dalam UU No. 31 Tahun 1999, UU No. 20 Tahun
2001, tindak pidana korupsi yang terkait dengan kasus suap-
menyuap, baik menyuap maupun disuap, dalam pasal 5 ayat
(1) huruf a dan b, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (1) huruf a dan
b, Pasal 6 ayat (2), Pasal 11, Pasal 12 huruf a,b,c dan d, serta
Pasal 13.
Contoh Kasus Suap-Menyuap di NTT :
• Marianus Sae, sebagai tersangka suap proyek jalan di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Uang suap sebesar Rp.
4,1 miliar yang diterima Marianus diduga digunakan
untuk biaya pemelilihan kepala daerah Nusa Tenggara
Timur 2018. Disaat yang bersamaan tim lainnya juga
menciduk Direktur PT Sinar Permai Wilhelmus Iwan
Ulumbu di Bajawa, NTT, yang diduga menyuap
Marianus. Wihelmus ditangkap sebagai tersangka dalam
perkara ini.
Bentuk 3 :
Penggelapan Dalam Jabatan
• Penggelapan dalam jabatan adalah kasus penyelewengan atau korupsi yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara yang berkedok pada kedudukan
atau jabatan.
• Tindak pidana ini sering terjadi di berbagai kalangan, mulai dari kalangan
rendah hingga kalangan tinggi. Dalam hal ini ada dua hukum pidana yang
menyangkut penggelapan jabatan.
• Bila yang bersangkutan adalah bukan yang bejabat publik maka pelaku
diancam pidana penjara maksimal 5 tahun sesuai pasal 374 KUHP yang
berbunyi, “penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya
terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena
pencarian atau mendapat upah untuk itu, diancam pidana penjara paling lama
5 tahun”.
• Apabila dilakukan oleh pejabat umum atau pegawai negeri, penggelapan oleh
pejabat public diatur dalam pengaturan umum yaitu Pasal 415 KUHP dalam
Pasal 8, 9, 10 huruf a, b, dan c UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001..
Contoh Kasus Penggelapan Dalam Jabatan
di NTT :
• Kejaksaan Negeri Manggarai, menetapkan Kepala Sekolah dan
Bendahara SMPN 1 Reok, Kecamatan Reok, Kabupaten
Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai tersangka
kasus tindak pidana korupsi pengelolaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Kepala Sekolah tersebut berisial
HN (59) dan bendahara MA (43). Keduanya ditetapkan sebagai
tersangka setelah korupsi dana BOS tahun 2017, 2018, 2019,
dan 2020. Dalam kasus ini, jaksa penyidik memeriksa 43 orang
sebagai saksi, yang terdiri para guru dan pegawai SMP Negeri
1, tim manajemen Bos Kabupaten Manggarai/Dinas PPO
Kabupaten Manggarai, dan para rekan penyedia barang serta
jasa. Modus operandi yang dilakukan oleh dua tersangka,
dalam pengelolaan dana BOS, yakni melaksanakan kegiatan
fiktif, dan melaksanakan kegiatan yang tidak dilengkapi dengan
bukti pertanggungjawab yang lengkap dan memadai.
Bentuk 4 :
Pemerasan
• Pemerasan adalah tindakan yang dilakukan Pegawai
negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri.
• Pemerasan diatur dalam UU No. 31 Tahun 1999 Pasal
12 huruf e, Pasal 12 huruf f, Pasal 12 huruf g.
Contoh Kasus Pemerasan di NTT :
• Seorang oknum penyidik Polda NTT dilaporkan ke
Mapolda NTT terkait dugaan pemerasan terhadap 1
tersangka kasus proyek pengadaan bibit bawang.
Oknum penyidik Polda NTT, DA dilaporkan oleh RSB,
anak tersangka korupsi bibit bawang merah Kabupaten
Malaka. Kuasa hukum RSB, Joao Meco, mengatakan,
dugaan pemerasan itu dilakukan DA saat melakukan
penyelidikan kasus korupsi bawang merah, dia meminta
sejumlah uang. Bukti transfernya Rp. 20 juta. Kasus
pemerasan ini dilakukan secara berjamaah. Dalam
kasus ini, penyidik kriminal khusus Polda NTT telah
menetapkan sembilan tersangka.
Bentuk 5 :
Perbuatan Curang
• Dalam KBBI curang memiliki arti tidak jujur, tidak lurus
hati, dan tidak adil. Dalam hal ini, orang yang melakukan
perbuatan curang telah mengingkari hati nuraninya dan
berniat memperoleh keuntungan.
• Kecurangan dapat disebabkan oleh faktor ekonomi yang
dapat mengakibatkan tindak pidana korupsi. Jenis
korupsi dengan melakukan perbuatan curang diatur
dalam Pasal 7 dan Pasal 12 huruf h UU No. 31 Tahun
1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001.
Contoh Kasus Perbuatan Curang di NTT :

• NAK, seorang ibu rumah tangga (IRT) yang tinggal di


Kabupaten Belu, NTT dipolisikan rekan arisannya ke
Polda NTT. Kuasa hukum korban Nikolaus Ke Lomi,
mengatakan, arisan online bernama Non Ariso ini
dibentuk tahun 2018 dan NAK sebagai admin. Namun
sejak Maret 2020 arisan ini dinyatakan macet tanpa
alasan jelas. Kemacetan ini menyebabkan kerugian bagi
anggota arisan. Bahkan total kerugian yang dialami
kelima kliennya mencapai Rp. 500 juta.
Bentuk 6 :
Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan
• Pengadaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
menghadirkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh
instasi atau perusahaan. Ini juga biasanya berlaku untuk
panitia-panitia pengadaan yang ada di pemerintah.
• Benturan kepentingan dalam pengadaan diatur dalam
Pasal 12 i UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah
dengan UU No. 20 Tahun 2001.
Contoh Kasus Benturan Kepentingan
Dalam Pengadaan di NTT :
• Tim Penyidik Tindak Pidana Khusus (Tipidsus) Kejaksaan
Tinggi Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya menetapkan
dan Menahan Nikodemus Nikson Bau sebagai tersangka.
Nikodemus Nikson Bau merupakan Kaur Teknis dan
Panitia Lelang dalam proyek pembangunan rumah bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kabupaten
Kupang Tahun 20212 lalu. Tersangka diminta oleh Direktur
PT Anda Maria untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan
menyerahkan uang sebesar Rp.260.000.000 dan ditransfer
ke rekening tersangka dari Direktur PT Anda Maria sebesar
Rp.1.239.000.000 sehingga total uang yang diterima Rp.
1.499.000.000. Pada saat dilaksanakan kegiatan
tersangka selaku kaur teknis yang mempunyai tugas
mengawasi pekerjaan tersebut namun tidak dilaksanakan.
Bentuk 7 :
Gratifikasi
• Gratifikasi merupakan uang hadiah yang diberikan oleh
pegawai negeri diluar gaji atau yang biasa disebut uang
sogokan. Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon,
pinjaman tanpa bungan, tiket pesawat, liburan, biaya
pengobatan, serta fasilitas lainnya. Gratifikasi diatur dalam
Pasal 12B dan Pasal 12C.
Contoh Kasus Gratifikasi di NTT :
• Kasus dugaan korupsi gratifikasi yang bermula dari
inisiatif DPRD Ende dalam Rancangan Perda
Penyertaan Modal PDAM terjadi tahun 2015, lalu
mencuat ke publik mulai 2016 dan dilaporkan ke Polres
Ende tahun 2017. Ada 7 anggota DPRD yang diduga
menerima suap atau gratifikasi dari Direktur PDAM Ende
dalam kasus Perda Inisiatif Penyertaan Modal. Direktur
PDAM Soedarsono sudah diperiksa berulang-ulang.
Soedarsono telah mengakui pemberian SPPD kepada
para terduga. Katanya, untuk kepentingan konsultasi
Perda Inisiatif Penyertaan Modal kepada PDAM senilai
Rp. 3,5 miliar.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai