Anda di halaman 1dari 13

1.

KAJIAN PENGADUAN KGS ACHMAD HAYAT bin KGS NANUNG

Tanggal Penerimaan Laporan : 20 Mei 2022


Pelapor/Pengadu : KGS ACHMAD HAYAT bin KGS NANUNG
Terlapor/Teradu : LINDA HAKIM
: Oknum Kantah BPN Kota Palembang
: Penyidik Unit Harda Ditreskrimum Polda
Sumsel a.n. URIP BURLIAN SH, dkk.
Substansi Pengaduan:
1. Pengadu mengklaim memiliki tanah seluas 23.610 meter persegi, di Km 8,5
Jalan Kol. H. Burlian RT 032 RW 10 Kelurahan Karya Baru, Kecamatan
Alang-alang Lebar, Kota Palembang; Tanah tersebut merupakan warisan KGS
NANUNG.

2. Tanah tersebut DISEROBOT oleh LINDA HAKIM yang bersekongkol


dengan oknum Kantah BPN Kota Palembang dan Penyidik Unit Harda
Ditreskrimum Polda Sumsel a.n. URIP BURLIAN SH, dkk., dengan cara:

a. 15 Oktober 2014, LINDA HAKIM melaporkan kehilangan dokumen


tanah. Polrestabes Palembang menerbitkan surat keterangan kehilangan
Nomor: B/2936/X/2014;

b. 2 Februari 2015, dengan dasar surat kehilangan tersebut, LINDA


HAKIM mengajukan permohonan pengembalian batas atas tanah SHM
No. 1256 GS 172/1975 a.n. LINDA HAKIM tanggal 10 Februari 1978.
Permohonan diajukan kepada Kantah Kota Palembang;

c. 27 April 2017, Kantah Kota Palembang menerbitkan Berita Acara


Nomor 199/7-16.71/IV/2017 yang berfungsi sebagai buku tanah;

d. Kantah Palembang melakukan plot dan survey di Jalan Pramuka Kel.


Srijaya Kec. Alang-alang Lebar Kota Palembang;

e. 30 April 2019, terbit SHM No. 5344/Karya Baru/Talang Kelapa dan


Surat Ukur Nomor 1160/Karya Baru a.n. LINDA HAKIM;

f. Saat ini tanah dikuasai oleh LINDA HAKIM.


3. Pengadu mendalilkan “surat keterangan kehilangan kepolisian Nomor:
B/2936/X/2014, tidak terdaftar dalam buku register SPKT Polda Sumsel
maupun di Polrestabes Palembang (Keterangan Polda Sumsel tanggal 25
April 2022). Dengan demikian proses penerbitan SHM diduga cacat
administrasi.

4. Pengadu telah membuat Laporan Polisi terkait penipuan dan penggelapan


yang perkaranya sedang ditangani Unit Harda Satreskrim Polrestabes
Palembang (STPL/2422/XII/2021/POLRESTABES.PLG/POLDA SUMSEL
tanggal 26 Desember 2021.

Analisis:
1) Pengadu mengklaim sebagai pemilik objek sengketa (tanah) dengan alas hak
Surat Keterangan Pancung Alas Nomor 39/VII/1953 atas nama KGS.
NANUNG (alm) tanggal 13 Juli 1953;

2) Pengadu dan LINDA HAKIM telah bersengketa di PTUN maupun di PN, dan
tidak ada putusan putusan yang membatalkan SHM No. 5344/Karya
Baru/Talang Kelapa tersebut;

3) Dalil pengadu mengenai invalidnya surat keterangan kehilangan Nomor:


B/2936/X/2014 masih memerlukan pembuktian melalui peradilan pidana.
Kendati demikian palsu tidaknya surat tersebut tidak serta merta
membatalkan SHM No. 5344/Karya Baru/Talang Kelapa, oleh karena
dokumen tersebut bukan satu-satunya dasar penelitian dan penerbitan SHM.

Rekomendasi:
 BPN dapat meneruskan permohonan Pengadu kepada Polda Sumatera Selatan
untuk memberi kepastian hukum terhadap laporan STPL/2422/XII/2021/
POLRESTABES.PLG/POLDA SUMSEL tanggal 26 Desember 2021.
2. KAJIAN PENGADUAN INA BUDIMAN, SH

Tanggal Penerimaan Laporan : 17 Mei 2022


Pelapor/Pengadu : INA BUDIMAN, SH
Terlapor/Teradu : MUHAMMAD ALI REZA
: ERWIN SOEYANTO
: PPAT RA MAHYASARI AN, SH
: PT. CAPITAL INVESTASI ARTHA
Substansi Pengaduan:
1. Pengadu awalnya adalah pemilik SHM 778 atas sebidang tanah seluas 593
meter persegi dan rumah di Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru.

2. Pada 22 Februari 2017, Pengadu telah menandatangani akta yang diterbitkan


oleh Notaris MAHYASARI AN, SH, yaitu:

a. Akta Perikatan Jual Beli Nomor 64 dengan MUHAMMAD ALI


REZA;

b. Akta Kuasa Untuk Menjual Nomor 65 kepada MUHAMMAD ALI


REZA;

c. Akta Pengosongan Nomor 66 kepada MUHAMMAD ALI REZA;

d. Kwitansi pembelian tanah sebesar Rp. 13 milyar.

3. Pada 8 Juni 2017 MUHAMMAD ALI REZA berdasarkan Akta Kuasa


Menjual Nomor 65 telah menandatangani Akta Jual Beli Nomor 43/2017.
Dengan dasar akta tersebut, SHM 778/Gunung telah beralih menjadi atas
nama MUHAMMAD ALI REZA.

4. Per-12 Nopember 2019, SHM tersebut telah dibebani hak tanggungan oleh
PT. Bank BRI, Tbk.

5. Pengadu maupun kakak pengadu yang bernama INGE WIESNIARTI


BUDIMAN mengklaim hanya menerima uang sebesar Rp. 1,29 milyar
melalui transfer dari PT. CAPITAL INVESTASI ARTHA.
Analisis:
1) Pengadu telah menandatangani tiga akta dan satu kwitansi yang menjelaskan
telah terjadi jual beli dengan nilai Rp. 13 milyar.

2) Dalam hal pengadu menyatakan hanya menerima Rp. 1,29 milyar maka hal
tersebut harus dibuktikan melalui peradilan pidana dan/atau perdata; BPN
tidak memiliki kompetensi untuk pembuktian materil transaksi jual beli.

Rekomendasi:
 BPN menyarankan Pemohon untuk mengajukan gugatan dan/atau laporan
polisi.
3. KAJIAN PENGADUAN MARSEN PURBA

Tanggal Penerimaan Laporan : 31 Mei 2022


Pelapor/Pengadu : MARSEN PURBA
Terlapor/Teradu : TAN TJIENG THIAN
: PT. DELTA CENDANA CITA PERSADA

Substansi Pengaduan:
1. Pada tanggal 1 Maret 2022, Pihak Marsen Purba yang mewakili TAN TJENG
THIAN (selanjutnya disebut “Pihak Pelapor”) membuat surat permohonan
kepada Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan Nomor:
170/MP/Pbt.MPT/III/2022. Adapun perihal dari permohonan tersebut yakni
Pihak Pelapor yang bersengketa dengan Pihak PT. DELTA CENDANA CITA
PERSADA (selanjutnya disebut “Pihak Terlapor”) terkait objek tanah milik
adat Girik C 2017 Persil 101 Klas.SII dengan luas tanah 1.330 m2
(selanjutnya disebut Tanah aquo) yang terdaftar di Kantor Kelurahan
Sindang Sari, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Provisi Banten.

2. Adapun permasalahan dalam perkara Tanah a quo, bahwa pihak Terlapor


selaku pemilik Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor 2/Sindang Sari
(Selanjutnya disebut “SHGB Terlapor”) dengan luas tanah sebesar 539.095
m2. Pihak Pelapor mendalilkan bahwa sertifikat yang dimiliki oleh Pihak
Terlapor merupakan sertifikat yang palsu sebagaimana hal tersebut tertuang
dalam Surat Nomor 170/MP/Pbt.MPT/III/2022 yang menyebutkan dalam dalil
permohonan nomor 1 yang berbunyi sebagai berikut:

“telah terjadi “Kejahatan Pertanahan” memanipulasi data fisik, data yuridis


dan data administrasi pada saat PEMBEBASAN TANAH atau penempatan
keterangan palsu atau setidak-tidaknya mempergunakan sebagaian data
palsu terhadapat penerbitan Hak Guna Bangunan Nomor 2/Sindang sari
sehingga menimbulkan Tipologi Kasus Penguasaan dan Pemilikan Tanah
yang telah berdimensi luas dan menjadi perhatian publik.”

3. Kedua, Pihak Pelapor memberikan usulan dalam permohonannya agar SHGB


Terlapor dibatalkan karena sertifikat tersebut merupakan produk cacat
administrasi dan/atau cacat yuridis. Dasar permohonan tersebut didalilkan
berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 21 Tahun 2020 (selanjutnya disebut “Permen
21/2020”) yang pada prinsipnya termaktub otoritas Kementrian BPN yang
dapat membatalkan sertifikat yang cacat administrasi dan/atau cacat yuridis
dalam penerbitan produk hukum.

4. Sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka pihak Pelapor memohon agar pihak
Kementerian BPN memberikan kesimpulan dalam bentuk rekomendasi dalam
penyelesaian masalah tuntutan ahli waris Pihak Pelapor agar memberi
kepastian hukum terkait Tanah aquo.

Analisis:
1) Bahwa sebelum Pihak Pelapor bermohon kepada Kementrian BPN, Pelapor
telah mengadakan mediasi terhadap Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Kementrian Hukum&HAM) terkait Penyelesaian sengketa dalam
perkara aquo dimana terdapat beberapa fakta yang ditemukan sebagai berikut:

i. Berdasarkan surat klarifikasi dari Pihak Terlapor Nomor: 49/DC/PAPJ-


TNH/06/2020 tanggal 18 Juni 2020 dalam huruf a menyatakan bahwa
SHGB 2/Sindangsari telah diterbitkan pada 3 Januari 1997 sehingga hal
tersebut harus menjadi pertimbangan terkait kepemilikan SHGB dalam
perkara aquo.

ii. Upaya mediasi telah selesai dilakukan di Kantor BPN Kab.Tangerang


sehingga pihak BPN menyatakan agar para pihak menyelesaikan
perkara aquo melalui upaya hukum agar mendapat kepastian hukum.

2) Pihak Kementrian Hukum&HAM sepakat terhadap permohonan dari Pihak


Pelapor sebagaimana memohonkan agar dilakukan penelitian data fisik, data
yuridis & data administrasi atas penerbitan SHGB dalam perkara aquo.
Berdasarkan hal tersebut, hingga saat ini Kantor BPN Kab.Tangerang sedang
melakukan pencarian wakah/dokumen maupun penelitian data fisik, data
yuridis & data administrasi.

Rekomendasi:
 Berdasarkan perkara aquo, maka BPN dapat memberikan saran terhadap para
pihak agar melaksanakan upaya hukum dengan alasan belum diketahui secara
jelas kepemilikan masing-masing sertifikat yang dimilik oleh masing-masing
pihak baik secara pidana maupun perdata.
4. KAJIAN PENGADUAN AKHYARI DT. TALARANGAN

Tanggal Penerimaan Laporan : 06 April 2022


Pelapor/Pengadu : AKHYARI DT. TALARANGAN (Wali
Nagari Padang Laweh Malalo)
Perihal : Permohonan Pembatalan Penerbitan Sertifikat
Tanah Ulayat Malalo (SHM 00085) atas nama
ISNA yang telah beralih hak ke AIDA AMIR
Substansi Pengaduan:
1. Pengadu mengklaim SHM 00085 dengan NIB 00096 dan tanah disekelilingnya
dengan NIB 00095, 00092, 00107 berada di wilayah ulayat Walalo Tigo Jurai
dan dalam penguasaan masyarakat Padang Laweh Malalo;

2. Telah dilakukan identifikasi yang diduga ada 22 sertifikat hak milik (SHM)
yang telah terbit sehamparan dengan SHM 00085 Nagari Sungkur dengan luas
544.089 m2. Diduga ada 5 sertifikat yang telah dilakukan peralihan hak kepada
AIDA AMIR dan 3 sertifikat kepada SALEH ALWAINI (suami-istri);

3. Telah dilakukan pertemuan tanggal 06 Oktober 2020 antara Ketua Kerapatan


Adat Nagari Padang Laweh Malalo, Kepala Kantah Kab. Tanah Datar bersama
para Kasi dan Perwakilan Niniak Mamak Nagari Padang Laweh Malalo terkait
SHM 00085. Berdasarkan hasil pertemuan, dinyatakan oleh Kantah Kab.
Tanah Datar bahwa penerbitan SHM 00085 telah memenuhi persyaratan dan
standar pelayanan tanah;

4. Telah terjadi sengketa dan konflik pertanahan antara masyarakat di Nagari


Sumpur dengan masyarakat Nagari Padang Laweh Malalo sehingga diminta
kepada Kantah Pertanahan Kab. Tanah Datar untuk dilakukan penundaan
terhadap sertifikat tanah.

5. Telah dilakukan gugatan keperdataan di Pengadilan Negeri Padang Panjang


dengan objek SHM 00085 yang terdaftar atas nama ISNA yang telah beralih
hak kepada AIDA AMIR sebagai pemegang hak.
6. Saat ini, perkara perdata tersebut belum inkracht karena masih berada pada
tahap Kasasi.

Analisis:
1. Pengadu mengklaim SHM 00085 dengan NIB 00096 dan tanah disekelilingnya
dengan NIB 00095, 00092, 00107 yang berada di wilayah ulayat Walalo Tigo
Jurai untuk dilakukan pencabutan sertifikat dengan alasan mengakibatkan
keresahan masyarakat karena status tanah tersebut dalam penguasaan dan
produktif oleh masyarakat setempat;
2. SHM 00085 masih dilakukan pengujian secara yuridis di kamar perdata dan
belum inkracht;

Rekomendasi:
 BPN tidak dapat membatalkan SHM 00085 karena penerbitannya sudah sesuai
dengan prosedur;
 BPN dapat mengarahkan pemohon untuk melakukan pengujian secara yuridis
selain dikamar perdata dan/atau di kamar Tata Usaha Negara (TUN) untuk
mendapatkan kepastian hukum terkait hak atas tanah.
5. KAJIAN PENGADUAN MANSEN PURBA

Tanggal Penerimaan Laporan : 30 Mei 2022


Pelapor/Pengadu : MANSEN PURBA
Perihal : Permohonan Pembatalan Sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor : 1112,113,114/Curug
Sangereng atas nama PT.TJITARIK terletak di
Kel. Curug Sangereng, Kec. Kelapa Dua, Kab.
Tangerang Provinsi Banten
Substansi Pengaduan:
1. Pengadu meminta kepastian hukum hak atas tanah bagi ahli waris H.
SYAMSUDIN terkait permasalahan SHM Nomor 26 (d/h.32) hak milik atas
nama H. SYAMSUDIN yang telah dibatalkan oleh BPN;
2. Pengadu menyatakan bahwa tanah hak milik atas nama H. SYAMSUDIN
tersebut merupakan bagian dari SHGB Nomor: 1112,1113,1114/Curug
Sangereng atas nama PT. TJITARIK;
3. Terjadi conflict of interest karena pembatalan SHM atas nama H.
SYAMSUDIN khususnya Hak Milik Nomor 26 s/d 51, Nomor 54 s/d 58 &
Nomor 69/Cihuni sedangkan SHGB Nomor: 1112,1113,1114/Curug
Sangereng atas nama PT. TJITARIK belum dibatalkan;
4. Berita Acara Gelar pada tanggal 09 Februari 2010 dan 27 April 2010 oleh
Deputi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik, dengan hasil SHM
Nomor 26 s/d 51 dan SHM Nomor 54 s/d 58/ Cihuni harus dimatikan dan tidak
berlaku lagi;

Analisis:
1. Pembatalan SHM terhadap hak atas tanah tidak serta merta membatalkan
SHGB yang diduga terdapat tumpang-tindih atau bersinggungan;
2. Harus dilakukan pengkajian dan penelitian secara mendalam terhadap alas hak
yang menjadi dasar SHM dan alas hak yang menjadi dasar SHGB;
3. Diperlukan pengujian kamar Tata Usaha Negara terhadap pembatalan SHM
Nomor 26 (d/h.32) hak milik atas nama H. SYAMSUDIN;
4. Diperlukan pengujian kamar perdata terhadap kepemilikan hak atas tanah yang
menjadi objek sengketa;

Rekomendasi:
 BPN tidak dapat melakukan pembatalan SHGB atas nama PT. TJITARIK
secara serta merta karena adanya pembatalan SHM atas nama H.
SYAMSUDIN. Diperlukan pengkajian secara mendalam.
6. KAJIAN PENGADUAN MANSEN PURBA

Tanggal Penerimaan Laporan : 30 Mei 2022


Pelapor/Pengadu : MANSEN PURBA
Perihal : Permohonan Pembatalan Sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor: 6589/Kamal Muara
Substansi Pengaduan:
1. Pengadu meminta kepastian hukum hak atas tanah bagi ahli waris ASIM bin
NJAIM terkait permasalahan sertifikat diterbitkan di Kel. Kapuk Muara.
Namun, secara existing tanah sesungguhnya terletak di Kel. Kamal Muara;
2. Bahwa Kel. Kamal Muara tidak pernah menjadi Kel. Kapuk Muara sejak
pemekaran tahun 1974;
3. Terdapat sisa tanah milik adat Girik C 885 Percil 37a Klas S.I seluas 8.160 m2
atas nama ASIM bin NJAIM yang memerlukan kepastian hukum hak atas
tanah;
4. Telah terbit Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 6589/Kamal Muara berikut
hasil pemecahan menjadi 13 bidang SHGB Nomor: 13242/Kapuk Muara, Hak
Milik Nomor: 439/Kapuk Muara, Hak Milik Nomor: 7990/Kamal Muara, Hak
Milik Nomor: 440/Kapuk Muara, Hak Milik Nomor: 7989/Kamal Muara, Hak
Milik Nomor: 441/Kapuk Muara, Hak Milik Nomor: 530/Kamal Muara, Hak
Milik Nomor: 661/Kapuk Muara dan semuanya terletak di Kel. Kamal Muara,
Kec. Penjaringan, Jakarta Utara

Analisis:
1. Pembatalan SHGB Nomor: 6589/ Kamal Muara beserta 13 SHGB pecahannya
tidak dapat serta merta dilakukan oleh BPN karena adanya kesalahan wilayah
administrasi;
2. Kewenangan pengaturan letak wilayah administrasi suatu daerah dilakukan
oleh Pemerintah Daerah setempat dan bukan dilakukan oleh BPN;
Rekomendasi:
 BPN tidak dapat melakukan pembatalan SHGB tersebut tanpa adanya
perubahan letak wilayah administrasi oleh PEMDA DKI JAKARTA;
 BPN melakukan pengkajian terhadap objek tanah yang berada di Kapuk Muara
(secara de jure) namun secara de facto berada di Kapuk Muara.

Anda mungkin juga menyukai