A. Kasus Posisi
Dalam penelitian ini yang akan dianalisis oleh penulis adalah mengenai
telah melarikan diri atau tidak diketahui keberadaannya ketika sedang ada
transaksi jual beli Tanah dengan Tergugat II/Pemohon Kasasi. Transaksi jual
pada hari Selasa, tanggal 19 Juli 2016, berikut akan dijelaskan mengenai
60
61
Lawan
Terbanding;
Tanah yang membuatkan suatu Akta Jual Beli Nomor 250/2012 tanggal
19 juni 2012 dan akta jual beli Nomor 251/2012 tanggal 19 juni 2012
dikenal dengan Evergreen Town House Kavling A.15 dan A.16 yaitu:
persegi);
No. 93 Bandung;
2 buah Akta Jual Beli Tergugat I dan Tergugat II untuk jual beli
A.16 yaitu:
persegi);
Akta Jual Beli atas nama Tergugat II, dan pada saat itu Ibu Gilang
Surat Nikah penjual dan Kartu Keluarga. Selain itu Penggugat juga
meminta data objek jual beli berupa asli Sertipikat bukti kepemilikan
hak atas tanah, Ijin Mendirikan Bangunan dan Pajak Bumi dan
dibuatkan Akta Jual Beli. Selain itu Penggugat juga meminta kepada
65
A-15 dan A-16 terdiri dari Sertifikat SHM Nomor 7415 dan SHM
dengan alasan pada saat itu Tergugat I baru saja pindah kantor
dan saat itu bisa juga Sertipikatnya sedang dalam proses pembetulan
di BPN;
nomor dan tanggal pada Akta Jual Beli tersebut. Penggugat akan
memberikan nomor dan tanggal atas 2 draf Akta Jual Beli yang
sudah dibayar;
untuk memberikan dulu salinan Akta Jual Beli atas nama Tergugat II
pada saat itu juga suami Tergugat II datang ke kantor untuk meminta
Sertipikat asli yaitu SHM Nomor 7415 dan SHM Nomor 7416 belum
67
untuk menarik Akta Jual Beli karena Sertipikat ada dalam jaminan
13. Pada awal bulan Juni 2013 Penggugat pernah menghubungi Bank
tanggungan;
perbuatan hukum; (3) Adanya Objek dan (4) Adanya kausa yang
halal;
halal, atau dibuat dengan suatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak
17. Bahwa dalam pembuatan Akta Jual Beli Nomor 250/2012 tanggal 19
tidak sah karena tidak terpenuhinya salah satu syarat subjektif akan
syarat objektif maka perjanjian tersebut batal demi hukum (nul and
void);
70
tanggal 19 Juni 2012 dan 251/2012 tanggal 19 Juni 2012 yang dibuat
harus dibatalkan;
sebagai berikut:
2. Akta Jual Beli Nomor 250/2012 tanggal 16 Juni 2012 dan Akta Jual
dan Akta Jual Beli 251/2012 tanggal 16 Juni 2012 yang dibuat di
Subsidair
adilnya;
dari pihak lain dan Penggugat membuatkan Akta Jual Beli atas
kurang pihak";
72
Andriyati, Bank Mandiri dan Tn. Andri sebagai para pihak dalam
dan Akta Jual Beli 251/2012 tanggal 16 Juni 2012 yang dibuat di
2012 dan Akta Jual Beli 251/2012 tanggal 16 Juni 2012 yang
II;
73
tersebut;
Mengadili Sendiri:
Dalam Eksepsi:
dan Akta Jual Beli Nomor 251/2012 tanggal 16 Juni 2012 yang
ribu rupiah);
II;
74
tersebut;
Mengadili Sendiri:
Dalam Eksepsi:
dan Akta Jual Beli Nomor 251/2012 tanggal 16 Juni 2012 yang
ribu rupiah);
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam
1420K/SIP/1978
Pihak –pihak dalam suatu gugatan terdapat dua pihak yaitu penggugat
dan tergugat. Setiap orang mempunyai hak untuk membela suatu haknya
membuatnya. Dengan kata lain jika terjadi suatu perselisihan antara pihak
yang membuat suatu perjanjian yaitu pihak penjual dan pembeli, maka
yang berhak mengajukan suatu gugatan adalah pihak yang terikat dalam
Seperti yang terlihat dalam kasus yang penulis bahas bahwa dalam
gugatan adalah pihak yang tidak terlibat dalam suatu perjanjian jual beli
proses jual beli yang dilakukan Tergugat I dan Tergugat II. Telah
Sertipikat sudah beralih atas nama pihak lain serta dalam status jaminan
bank. Namun yang menjadi penggugat dalam kasus ini adalah pihak yang
Tanah yang membantu proses jual beli yang dilakukan Tergugat I dan
Tergugat II dengan membuatkan suatu Akta Jual Beli yaitu Akta Jual Beli
Nomor 250/2012 tanggal 19 juni 2012 dan Akta Jual Beli Nomor
menyatakan bahwa:
menerbitkan Akta yang telah diberi nomor tersebut hanyalah untuk pegangan
dirugikan adalah tidak benar. Justru Tergugat II lah sebagai pihak yang
Legal Standing untuk mengajukan gugatan hanya ada pada diri Tergugat II
(Pemohon Kasasi).
objek dari gugatan a quo adalah Akta Jual Beli Nomor 250/2012 dan
Akta Jual Beli Nomor 251/2012 yang dibuat oleh Termohon Kasasi I
dengan alasan bahwa Akta-Akta Jual Beli tersebut cacat hukum karena
Penggugat dan pihak lain sebagai Tergugat. Pihak Notaris atau PPAT
sehingga para pihak berhak untuk menuntut keabsahan akta yang dibuat
oleh PPAT;
Kasasi I yaitu:
produk Akta Jual Beli tersebut, Dalil bahwa Sertifikat asli belum
Kasasi I bahkan telah membuat keterangan yang tidak benar dalam akta
dikatakan objek jual beli tersebut tidak dalam jaminan hutang (padahal
sertipikat ternyata sudah atas nama orang Iain dan dalam status jaminan
Kasasi belum membayar pajak BPHTB adalah dalil yang sangat keliru
untuk melakukan gugatan ada pada pihak Pemohon Kasasi sebagai pihak
adanya gugatan ini yang diajukan pada tanggal 19 Agustus 2014 setelah
Demikian pula apabila kita melihat pada alasan Termohon Kasasi I yang
Justru Pemohon Kasasi lah sebagai pihak yang dirugikan oleh perbuatan
81
Baik;
Judex Facti telah salah dalam menerapkan ketentuan Pasal 1320 juncto
Sertipikat masih atas nama Eva Fatimah dan bebas dari jaminan pihak
lain, padahal diketahui bahwa Sertipikat sudah beralih atas nama pihak
tanggal.
dasar petunjuk ataupun bukti adanya itikad tidak baik tersebut adalah
adanya dalil Termohon Kasasi I yang menyatakan bahwa Akta Jual Beli
hukum Akta yang dianggap “sementara” karena Akta yang telah dibuat
Bahwa baik Pasal 1320, 1321 maupun Pasal 1335 KUHPerdata sejatinya
bahwa yang dimaksud unsur ke-1 tentang syarat sahnya perjanjian yaitu
penjual untuk membayar fee atas jasanya. Adalah sangat lucu apabila fee
Hak dan kewajiban yang timbul antara Termohon Kasasi I dan Termohon
pembatalan adalah adanya fee yang belum dibayar dan bukan menggugat
84
membuatnya;
Bahwa perlu saya sampaikan kepada Yang Mulia Majelis Hakim Agung
yang mengadili perkara ini, apabila akta juai beli a quo dibatalkan atau
sangat besar karena tidak ada pegangan suatu akta yang menyatakan
Kasasi II dengan Pemohon Kasasi. Dan saat ini Pemohon Kasasi akan
tindak pidana Penipuan dan membuat isi Akta yang tidak benar yaitu
dan menyatakan bahwa objek jual beli tidak dalam status jaminan pihak
lain;
Agung berpendapat:
ekonomi dan bukan pihak dalam perjanjian jual beli dalam perkara a quo,
dapat diterima;
Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang
di pihak yang kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam
Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang
di pihak yang kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam
bersangkutan;
M E N G A D I L I:
TJIN tersebut;
MENGADILI SENDIRI:
Dalam Eksepsi:
biaya perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini
Pada suatu proses pengadilan perdata, salah satu tugas hakim adalah
mengkaji apakah suatu hubungan hukum yang menjadi dasar gugatan benar
kebenarannya. Tetapi tidak semua dalil yang menjadi dasar gugatan harus
diakui sepenuhnya oleh pihak lawan, tidak perlu dibuktikan lagi. Dalam soal
pembuktian tidak selalu harus pihak penggugat saja yang harus membuktikan
dalilnya tetapi juga pihak tergugat. Hakim yang memeriksa perkara tersebut
yang akan menentukan siapa diantara pihak-pihak atau pihak yang berperkara
menjatuhkan dengan suatu putusan, yang disebut dengan putusan hakim. Jadi,
dalam hal ini hakim bersifat pasif atau hanya menunggu adanya perkara yang
dan tidak memihak. Pihak yang berhak mengajukan gugatan adalah pihak-
pihak yang bersangkutan. Jika pihak yang mengajukan gugatan adalah pihak
yang tidak berkepentingan atau bukan bagian dari suatu hubungan hukum
makan gugatan tersebut haruslah ditolak. Dalam kaitannya dengan kasus yang
tertentu mengenai hak atas tanah dan atau hak milik satuan rumah susun.
Tanah akan mengakibatkan kerugian bagi para pihak. Menurut Pasal 1366
(Penggugat) sebagai seorang pejabat publik, jika memang benar waktu itu
tidak memenuhi syarat untuk dibuatkan Akta Jual Beli, maka jangan
Pertanahan Nasional, namun dalam kasus ini Penggugat tidak benar benar
hatiannya.
Maksud dan tujuan gugatannya yaitu meminta agar Akta Jual Beli Nomor
250/2012 tanggal 16 juni 2012 dan Akta Jual Beli Nomor 251/2012 tanggal
16 juni 2012 yang dibuat dihadapan penggugat adalah cacat hukum dan
membatalkan Akta Jual Beli Nomor 250/2012 tanggal 16 juni 2012 dan Akta
90
Jual Beli Nomor 251/2012 tanggal 16 juni 2012 yang dibuat dihadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah yang membuatkan Akta Jual Beli antara
tergugat I dan tergugat II. Namun tergugat I selaku penjual Tanah telah
pembeli tanah. Disini sudah jelas bahwa telah terjadinya suatu Wanprestasi
Beli No. 250/2012 tanggal 16 juni 2012 dan Akta Jual Beli 251/2012 tanggal
membatalkan Akta Jual Beli No. 250/2012 tanggal 16 juni 2012 dan Akta
Jual Beli 251/2012 tanggal 16 juni 2012 yang dibuat dihadapan penggugat
sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah dan menghukum tergugat I dan tergugat
II untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini, yang sampai
sekarang berjumlah 2.901.000,00 (dua juta sembilan ratus satu ribu rupiah).
menegaskan bahwa :
yang lebih jelas sehingga memberikan kedudukan yang sama antara subyek
selaku penjual tanah dan tergugat II selaku pembeli tanah. Didalam pasal
3. Adanya obyek;
Undang Hukum Perdata tersebut jelas bahwa salah satu syarat sah suatu
81
Windi Rahma, Op.Cit,.
92
perjanjian adanya sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya. Para pihak
yang membuat kesepakatan disini adalah tergugat I selaku penjual tanah dan
Akta Jual Beli pengadilan tidak berwenang untuk membatalkan Akta Jual
Beli Nomor 250/2012 tanggal 16 juni 2012 dan Akta Jual Beli 251/2012
1420K/Sip/1978.
notaris, tetapi hanya dapat menyatakan akta notaris yang bersangkutan tidak
hakim menyatakan bahwa Akta Jual Beli No. 250/2012 tanggal 16 juni 2012
dan Akta Jual Beli 251/2012 tanggal 16 juni 2012 yang dibuat dihadapan
penggugat adalah cacat hukum, sedangkan jika Akta Jual Beli No. 250/2012
tanggal 16 juni 2012 dan Akta Jual Beli 251/2012 tanggal 16 juni 2012 yang
Tergugat II selaku pihak yang dirugikan tidak bisa menjadikan Akta Jual Beli
peristiwa hukum adanya jual beli antara Tergugat I dan Tergugat II. Tergugat
secara tersendiri yaitu adanya dugaan tindak pidana penipuan dan membuat
isi Akta yang tidak benar yaitu dengan menyatakan telah melakukan
dalam status jaminan pihak lain. Dan pada kenyataannya sertipikat tersebut
sedang dalam jaminan bank yaitu SHM Nomor 7415/Cisaranten Kulon ada di
keadilan serta hakim tidak boleh menolak suatu gugatan yang didasarkan
karena gugatan tersebut tidak ada hukumnya. Tugas hakim disini juga sangat
berperan dalam suatu proses persidangan suatu perkara. Karena hakim disini
menjatuhkan suatu putusan demi terciptanya suatu keadilan bagi para pencari
keadilan. Netral dalam artian tidak berpihak ke salah satu pihak yang
berperkara.
memenuhi syarat formil oleh karena itu gugatan mengandung cacat formil,
apabila dilihat dari sisi kepastian hukum sudah tepat, karena didalam kasus
gugatan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima. Dalam kasus ini tidak
Agung sudah tepat yang menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima
82
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hal. 111.
85