Anda di halaman 1dari 14

KRONOLOGIS

1. Para Penggugat
Para Penggugat adalah ahli waris yang sah dari almarhum Laksamana Adiyaksa
berdasarkan surat keterangan Hak mewaris nomor : 25/SKHM/E/IX/2021 Tertanggal 22
September 2021 yang diterbitkan oleh Ervina,SH,M.Kn Notaris di Medan,yang meninggal dunia
pada tanggal 16 Agustus 2021 dimedan berdasarkan kutipan Akta kematian nomor : 1271-KM-
27082021-0058 Tertanggal 29 Agustus 2021 yang diterbitkan oleh Pejabat Pencacatan Sipil
Kota Medan. Bahwa pada tahun 2005 tergugat ada membeli sebidang tanah seluas 300m 2 beserta
satu unit rumah yang berdiri diatasnya yang terletak di komplek taman setia budi indah blok YY
No.165, Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota Medan;. Tanah beserta
rumah tersebut,diperoleh tergugat berdasarkan jual beli sebagaimana tertuang dalam akta jual
beli nomor : 143/2005 tertanggal 12 juli 2005 yang diperbuat dan ditandatangani dihadapan
Nurledia Tutupoly,SH.Notaris di Medan. Bahwa Berdasarka Akta Jual beli tersebut sesuai
dengan tanggal pendaftaran peralihan hak tertanggal 16 Agustus 2005 nomor : 24143/2005 yang
terdapat dalam sertifikat Hak milik Nomor : 2558 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
Medan tertanggal 16 Oktober 2002,maka saat ini objek tanah berserta rumah tersebut terdaftar
atas nama tergugat dan tanah berserta rumah tersebut saat ini dikuasai tergugat. Bahwa akan
Tetapi,pembelian atas objek tanah beserta rumah yang terletak di komplek taman Setia Budi
Indah Blok YY no.165, Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota Medan
tersebut,dibeli tergugat dengan menggunakan uang milik Alm. Laksamana Adiyaksa ( sebagai
suami dan ayah dari kami sebagai para penggugat). Bahwa tergugat juga mengakui dengan
sesungguhnya bahwa hak-hak atas objek tanah dan bangunan yang terletak di komplek taman
setia budi indah Blok YY no.165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota
Medan,Bukan milik/kepunyaan tergugat melainkan milik kepunyaan/Alm. Laksamana Adiyaksa
( Suami/Ayah dari kami para penggugat).sebagaimana tertuang dalam Akta pengakuan nomor :
04 tanggal 19 mei 2010 yang diperbuat dihadapan Sri Rambah Mulyati Sembiring,SH, Notaris di
Medan. Oleh karenanya, Objek tanah dan bangunan yang terletak di komplek taman setia budi
indah Blok YY no.165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota Medan, yang
terdaftar dalam sertifikat Hak milik Nomor : 2558 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
Medan tertanggal 16 Oktober 2002,Menurut Hukum merupakan milik/Kepunyaan kami para
penggugat sebagai ahli waris yang sah dari Alm. Laksamana Adiyaksa. Namun setelah
meninggalnya Pewaris, tergugat bertindak seolah-olah sebagai pemilik atas objek tanah beserta
bangunan yang terletak di komplek taman setia budi indah Blok YY no.165,Kelurahan Tanjung
Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota Medan, Tindakan tergugat seakan tidak mengetahui dan
menutup mata atas akta pengakuan yang dibuat oleh tergugat sendiri. Bahwa para tergugat juga
telah melaporkan penggugat I melakukan perbuatan penggelapan atas sertifikat Hak milik
Nomor : 2558 yang diterbitkan oleh kantor pertanahan kota medan tertanggal 16 Oktober 2002
yang saat ini dalam penguasaan penggugat I, di kepolisian Resor kota Besar Medan berdasarkan
surat laporan polisi Nomor : LP/B/2157/X/2021/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA
SUMATERA UTARA tertanggal 26 Oktober 2021 pelapor atas nama Tergugat I. Tindakan
tergugat yang sejak meninggalnya Almarhum Laksamana Adiyaksa mengaku seolah-olah
sebagai pemilik atas objek perkara dimana objek perkara sampai saat ini masih ditempati
tergugat,telah membuat para penggugat merasa dirugikan baik material maupun immaterial.
Karena Tindakan tergugat maka tergugat telah dikenakan pasal 1365 KUH Perdata “setiap
orang yang melakukan perbuatan melanggar hukum diwajibkan untuk mengganti kerugian yang
timbul dari kesalahannya tersebut”.
Adapun kerugian material yang dialami oleh para penggugat akibat Tindakan
tergugat seolah-olah sebagai pemilik atas objek perkara a quo adalah sejumlah Rp.475.000.000
( empat ratus tujuh puluh lima juta rupiah). Dan karena itu haruslah dibayar tergugat secara
langsung dan tunai. Sedangkan kerugian immaterial yang dialami oleh para penggugat adalah
berupa timbulnya perasaan susah dan tertekan batin serta terganggunya aktivitas sehari-hari para
penggugat dan perasaan malu terhadap orang lain karena telah dilaporkan ke polisi dengan
tuduhan penggelapan sertifikat hak milik Nomor : 2558 yang diterbitkan oleh kantor pertanahan
kota medan tertanggal 16 Oktober 2002, kerugian immaterial ini tidak dapat di ukur dengan
angka,namum untuk memudahkan penjumlahan cukuplah kiranya tergugat memperhitungkan
dengan membayar kerugian sebesar Rp.500.000.000 ( Lima Ratus juta Rupiah ). Yang harus
dibayar para tergugat kepada para penggugat secara tunai dan langsung.
2. Para Tergugat
Bahwa pada tahun 2005 Tergugat membeli sebidang tanah seluas 300m 2 beserta satu
unit rumah yang berdiri diatasnya yang terletak di komplek taman setia budi indah blok YY no
165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan medan sunggal,Kota Medan.bahwa tanah yang dalam
obyek perkara tersebut diperoleh tergugat berdasarkan jual beli sebagaimana tertuang dalam akta
jual beli Nomor : 143/2005 tertanggal 12 juli 2005 yang dibuat dan ditandatangai dihadapan
nurdelia tutupoly,SH notaris kota medan. Berdasarkan dalam akta jual beli tersebut sesuai
dengan tanggal pendaftaran peralihan hak milik tertanggal 16 agustus 2005 nomor : 24143/2005
yang terdapat dalam sertifikat hak milik nomor : 2558 yang diterbitkan oleh kantor pertanahan
kota medan tertanggal 16 oktober 2002,maka saat ini objek tanah beserta rumah tersebut
terdaftar atas nama tergugat I. Sejak tahun 2005 sampai dengan sekarang,tanah beserta rumah
tersebut dikuasi oleh tergugat dan tergugat saat ini tinggal di objek tanah dan rumah yang
dimaksud. Bahwa tergugat memperoleh hak kepemilikan atas sebidang tanah seluas 300m 2
beserta 1 unit rumah yang berdiri diatasnya yang terletak di komplek taman setia budi indah blok
YY no 165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan medan sunggal,Kota Medan. Bahwa tergugat
menitipkan sementara sertifikat serta dokumen lain terkait kepemilikan maupun peralihan atas
objek dimaksud kepada alm.laksamana adiyaksa ( Suami/ayah para penggugat). Bahwa tergugat
tidak pernah merasa membuat dan mendandatangani Akta pengakuan Nomor 04 tanggal 19 Mei
2010 yang diperbuat dihadapan Sri Rambah Mulyati,SH notaris Kota Medan. Yang dimana
berdasarkan dalil para penggugat menyatakan bahwa isi dari akta pengakuan dimaksud adalah
mengenai kepemilikan objek sengketa dalam perkara ini. Tergugat juga melalui kuasanya juga
meminta informasi kepada sri rambah sembiring,SH notaris di medan,terkait akta pengakuan
yang dimaksud para penggugat.namun sampai saat ini,tergugat tidak kunjung mendapat
informasi dari notaris Sri rambah Mulyati Sembiring,SH. Sekitar bulan Agustus 2021, tergugat
mendengar berita bahwa Alm.Laksamana Meninggal Dunia,Bahwa Setelah mendengar kabar
tersebut, tergugat mendatangi kediaman Alm.Laksamana Adiyaksa dan bertemu dengan
Penggugat I, bahwa maksud kedatangan tergugat selain mengucapkan belasungkawa,para
tergugat juga menanyakan kepada penggugat I mengenai keberadaan sertifikat hak milik serta
dokumen lain periha; objek dalam perkara ini. Bahwa para penggugat awalnya bersedia
mengembalikan sertifikat dimaksud beserta dengan dokumen lainnya, namun penggugat I
meminta waktu dengan alasan para penggugat masih dalam masa berkabung.
Setelah lewat beberapa bulan,sejak pertemuan para tergugat dengan para penggugat,
tergugat terus menanyakan realisasi pengembalian sertifikat hak milik beserta dokumen lain
yang berkaitan dengan kepemilikan objek dalam perkara a quo tersebut. Dalam pertemuan
berikutnya, Para penggugat tidak bersedia menyerahkan sertifikat hak milik terkait objek a quo
tersebut dengan alasan yang tidak jelas. Dan tergugat juga pernah memberikan somasi kepada
para penggugat secara kekeluargaan menyerahkan sertifikat dan seluruh dokumen terkait dengan
objek dalam perkara tersebut. Karena Tindakan para penggugat yang tidak menyerahkan
sertifikat beserta dokumen terkait kepemilikan objek dalam perkara a quo,maka para tergugat
melaporkan penggugat I ke kantor kepolisian resor kota besar medan berdasarkan surat laporan
polisi nomor : LP/B2157/X/2021/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA
UTARA Tertanggal 26 Oktober 2021. Bahwa Para penggugat yang secara terang dan nyata telah
menolak mengembalikan sertifikat nomor 2558 bukti objek kepemilikan dalam perkara a qou
tersebut, milik para tergugat,dan diperkuat dengan adanya gugatan yang dilayangkan oleh para
penggugat kepada para tergugat yang dalam gugatannya bahwa para tergugat telah mengklaim
sepihak tanpa dasar bahwa para penggugat adalah milik objek dalam perkara a qou tersebut. Dan
perbuatan itu merupakan perbuatan yang salah dilakukan oleh para penggugat. Jika para
penggugat tidak mengembalikan sertifikat hak milik nomor 2558 serta dokumen terkait dalam
obyek perkara tersebut. Maka para tergugat akan membawa perkara tersebut dalam ranah hukum
pidan jika para penggugat tidak dapat lagi diajak untuk bermusyawarah secara kekeluargaan.
Akibat perbuatan Para Penggugat maka para tergugat telah secara nyata dirugikan
secara materiil maupun immateriil. Kerugian secara materiil yang dialami para tergugat, dimana
dalam proses penyelesaian permasalahan dalam perkara a quo tersebut para tergugat telah
mengeluarkan uang jumlah sebesar Rp. 200.000.000 ( dua ratus juta rupiah ) dimana uang
tersebut digunakan para tergugat untuk membayar biaya pengacara serta biaya lainnya dalam
upaya penyelesaian perkara a quo. Bahwa kerugian secara immateriil yang dialami oleh para
tergugat, dimana para tergugat mengalami kekecewaan yang nyata. Dimana kekecewaan yang
dialami para tergugat bahwa Ketika alm.laksamana adiyaksa masih hidup,hubungan para
tergugat I dan dengan Alm.Laksamana Adiyaksa sangatlah baik sehingga para tergugat percaya
kepada Alm.Laksamana Adiyaksa. Namun disaat Alm.Laksamana Adiyaksa meninggal dunia,
para tergugat justru tidak mendapat perlakuan yang sangat mengecewakan dari para penggugat
( Istri dan anak-anak dari Alm.Laksamana Adiyaksa). Kerugian immateriil yang dialami oleh
para tergugat sebenarnya sulit untuk diukur dengan angka. Untuk memudahkan penjumlahan
cukuplah kiranya tergugat memperhitungkan dengan membayar kerugian sebesar
Rp.500.000.000 ( Lima Ratus juta Rupiah ). Yang harus dibayar para penggugat kepada para
tergugat secara tunai dan langsung. . Karena Tindakan penggugat maka penggugat telah
dikenakan pasal 1365 KUH Perdata “setiap orang yang melakukan perbuatan melanggar
hukum diwajibkan untuk mengganti kerugian yang timbul dari kesalahannya tersebut”
Dialog Mediasi Perkara Obyek Tanah dan Bangunan
Kelompok 25 Teknik Negosiasi

Pihak-Pihak
Mediator : Amendo
Penggugat I : Ruth
Penggugat II : Markus
Penggugat III : Ernarita
Kuasa Hukum Penggugat : Rossi,Vina,Jerry,Prince,dan Romauli.
Tergugat : Rivaldo
Kuasa Tergugat : Monica dan Agustina

Amendo : Selamat siang bapak dan ibu yang saya hormati,pertama-tama ijinkan saya
memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya…….,saya disini sebagai mediator
yang telah dipilih bapak dan ibu. Selanjutnya kepada bapak dan ibu saya berikan
kesempatan untuk memperkenalkan diri masing – masing.

Ruth : Perkenalkan nama saya Ruth Sebagai penggugat I dalam perkara ini.

Markus : Perkenalkan nama saya Markus. sebagai penggugat II dalam perkara ini

Ernarita : Perkenalkan nama saya Ernarita sebagai penggugat III dalam perkara ini

Rossi : Perkenalkan nama saya Rossy, saya beserta dengan rekan saya adalah advokat dari
kantor hukum Rossy and Partners sebagai kuasa para penggugat dalam perkara ini

Rivaldo : perkenalkan nama saya Rivaldo saya sebagai tergugat dalam kasus ini.

Monica : perkenalkan nama saya Monica, saya beserta dengan rekan saya adalah advokat
yang berasal dari kantor hukum Monica and Partners sebagai kuasa tergugat dalam
kasus ini.

Amendo : Baiklah jika begitu, dikarenakan bapak/ibu sudah bersedia untuk mengikuti proses
mediasi ini maka mari kita langsung saja. Pertama-tama saya ingin menjelaskan
bahwa Mediasi yang bapak/ibu tempuh saat ini tidak lain merupakan cara
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan
para pihak dengan dibantu oleh mediator, hal ini sesuai dengan yang tercantum pada
pasal 1 ayat 7 PERMA no.01 tahun 2008. Adapun saya sebagai mediator merupakan
pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari
berbagai kemungkinan penyelesaian senketa tanpa menggunakan cara yang memutus
dan memaksakan sebuah penyelesaian. Di dalam pelaksanaan mediasi kita juga
mengenal adanya prinsip-prinsip dalam mediasi yaitu antara lain yang pertama
Imparsial, yang berarti tidak memihak atau netral , yang kedua, tidak punya hak
memutus karena keputusan diambil berdasarkan kesepakatan para pihak, berikutnya
yaitu, Kerahasiaan , seluruh yang terjadi dalam proses mediasi bersifat rahasia dan
yang terakhir adalah Kaukus, artinya jika diperlukan mediator dapat melakukan
pertemuan terpisah dengan para pihak. Baiklah untuk mempersingkat waktu akan
saya bacakan tata tertib selama melakukan proses mediasi atau perundingan hari ini
yaitu :
1. Para pihak harus berbicara secara bergantian setelah dipersilahkan mediator
2. Para pihak tidak boleh saling memotong pembicaraan
3. Para pihak tidak saling menyerang baik secara kata-kata maupun fisik
4. Tidak merokok
5. Tidak menggunakan Handphone
6. Tidak merekam isi pembicaraan
Baiklah, apakah bapak/ibu setuju dengan kesepakatan terhadap tata tertib
tersebut?

Ruth and Partners : setuju Pak..

Rivaldo and Partners : setuju, pak..

Amendo : Baiklah jika begitu,bagaimana kalau kita mulai dengan mendengar keterangan
dari para penggugat terlebih dahulu, apakah bapak rivaldo selaku tergugat setuju?

Rivaldo : setuju pak mediator.

Amendo : baik, silahkan kepada Para penggugat

Ruth : Baik terimakasih atas kesempatannya pak Mediator.., Untuk menjelaskan


keterangan dalam mediasi ini, saya serahkan kepada kuasa hukum saya..

Amendo : Baik ,dipersilahkan.

Rossi : baik terimakasih atas kesempatannya, Jadi begini pak/bu, kami disini bertindak
sebagai ahli waris sah dari Almarhum Laksamana Adiyaksa. Berdasarkan Surat
Keterangan Hak Mewaris nomor : 25/SKHM/E/IX/2021 Tertanggal 22 September
2021 yang diterbitkan oleh Ervina,SH,M.Kn Notaris di Medan,yang meninggal dunia
pada tanggal 16 Agustus 2021 dimedan berdasarkan kutipan Akta kematian nomor :
1271-KM-27082021-0058 Tertanggal 29 Agustus 2021 yang diterbitkan oleh Pejabat
Pencacatan Sipil Kota Medan. Bahwa pada tahun 2005 tergugat ada membeli
sebidang tanah seluas 300m2 beserta satu unit rumah yang berdiri diatasnya yang
terletak di komplek taman setia budi indah blok YY No.165, Kelurahan Tanjung
Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota Medan;. Tanah beserta rumah
tersebut,diperoleh tergugat berdasarkan jual beli sebagaimana tertuang dalam akta
jual beli nomor : 143/2005 tertanggal 12 juli 2005 yang diperbuat dan ditandatangani
dihadapan Nurledia Tutupoly,SH.Notaris di Medan…

Amendo : oh begitu, Berarti memang benar tergugat memperoleh tanah dan bangunan
berdasarkan jual beli sebagaimana tertuang dalam akta jual beli nomor : 143/2005
tertanggal 12 juli 2005, benar begitu ?

Vina : ( Disambung ) benar pak mediator, bahwa Berdasarkan Akta Jual beli tersebut
sesuai dengan tanggal pendaftaran peralihan hak tertanggal 16 Agustus 2005 nomor :
24143/2005 yang terdapat dalam sertifikat Hak milik Nomor : 2558 yang diterbitkan
oleh Kantor Pertanahan Kota Medan tertanggal 16 Oktober 2002,maka saat ini objek
tanah berserta rumah tersebut terdaftar atas nama tergugat dan tanah berserta rumah
tersebut saat ini dikuasai tergugat. Bahwa akan Tetapi,pembelian atas objek tanah
beserta rumah yang terletak di komplek taman Setia Budi Indah Blok YY no.165,
Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota Medan tersebut,dibeli
tergugat dengan menggunakan uang milik Alm. Laksamana Adiyaksa ( sebagai
suami dan ayah para penggugat). Izin pak keterangan selanjutnya akan disampaikan
oleh rekan saya.
Jerry : Baik terimakasih, Jadi begini pak, bahwa tergugat ( Sambil menunjuk rivaldo )
juga mengakui dengan sesungguhnya bahwa hak-hak atas objek tanah dan bangunan
yang terletak di komplek taman setia budi indah Blok YY no.165,Kelurahan Tanjung
Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota Medan, Bukan milik/kepunyaan tergugat
melainkan milik kepunyaan/Alm. Laksamana Adiyaksa ( Suami/Ayah dari kami para
penggugat).sebagaimana tertuang dalam Akta pengakuan nomor : 04 tanggal 19 mei
2010 yang diperbuat dihadapan Sri Rambah Mulyati Sembiring,SH, Notaris di
Medan.

Rossi : oleh karena itu pak…, Objek tanah dan bangunan yang terletak di komplek taman
setia budi indah Blok YY no.165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan Medan
Sunggal,Kota Medan, yang terdaftar dalam sertifikat Hak milik Nomor : 2558 yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan tertanggal 16 Oktober
2002,Menurut Hukum merupakan milik/Kepunyaan para penggugat sebagai ahli
waris yang sah dari Alm. Laksamana Adiyaksa. Namun setelah meninggalnya
Pewaris. tergugat bertindak seolah-olah sebagai pemilik atas objek tanah beserta
bangunan yang terletak di komplek taman setia budi indah Blok YY
no.165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan Medan Sunggal,Kota Medan, Tindakan
tergugat ini… ( Sambil menunjuk rivaldo ), seakan-akan tidak mengetahui dan
menutup mata terhadap perikatan yang sudah terjalin.
Prince : ( Disambung ) ya benar sekali pak, Tindakan juga telah melanggar itikad baik,
Dengan, mendatangi klien kami…, tergugat datang dengan meminta sertifikat asli
hak milik Nomor : 2558 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan
tertanggal 16 Oktober 2002 yang saat ini dalam penguasaan Penggugat I . ( nada
bicara sedikit emosi ) Dan tergugat ini….!. ( Sambil menunjuk rivaldo ) juga telah
melaporkan klien kami di kepolisian resort kota besar medan dengan tuduhan
melakukan perbuatan penggelapan atas sertifikat hak milik Nomor : 2558 yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan tertanggal 16 Oktober 2002 yang
saat ini dalam penguasaan ibu Ruth .

Amendo : Baiklah artinya para penggugat disini menduga bahwa tergugat telah bertindak
seolah-olah sebagai pemilik atas objek tanah beserta bangunan
tersebut dan pihak tergugat tidak mengetahui dan menutup mata
atas Akta pengakuan yang dibuat oleh tergugat sendiri ?, benar
begitu ?

Prince :ya benar pak mediator

Amendo : baiklah setelah kita mendengar penjelasan dari para Penggugat. selanjutnya saya
berikan kesempatan kepada para tergugat untuk menyampaikan hal – hal yang perlu
kita ketahui. Silahkan ?

Rivaldo : Ya terima kasih, Sebelumnya saya memang mengetahui bahwa para penggugat
adalah ahli waris yang sah dari Almarhum Laksamana Adiyaksa. Tetapi saya telah
memperoleh objek sengketa tanah dan bangunan yang terletak di komplek taman
setia budi indah Blok YY no.165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan Medan
Sunggal,Kota Medan, dengan sah berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, ( nada
bicara yang tegas ) saya dengan tegas… dan membantah..bahwa saya ini.. pernah
membuat dan menandatangani Akta pengakuan Nomor 04 tanggal 19 Mei 2010 yang
diperbuat dihadapan Sri Rambah Mulyati Sembiring,SH Notaris Kota Medan.

Markus :(memotong pembicaraan dengan nada bicara yang sedikit emosi dan melihat
tergugat) apa?? Anda memutar balikkan fakta..? tidak membuat bagaimana? Anda
sudah mengakui loh, dan tanda tangan anda tercantum didalam akta pengakuan
tersebut… Jelas-jelas anda yang terbukti seperti menutupi-nutupi fakta-fakta yang
ada!

Monica : Kepada Penggugat II, Tolong hargai kami disini, dan dengar keterangan kami
sampai selesai supaya tidak terjadi salah paham, dan juga pak/Bu mediator telah
memberikan giliran kepada kami untuk berbicara.

Amendo : Kepada penggugat II saya harapkan untuk tenang, mari kita dengarkan terlebih dulu
alasan dari pihak tergugat hingga selesai..,tolong ikuti tata tertibnya.
Markus : Baik pak mediator, saya mohon maaf.

Amendo : Baik, selanjutnya silahkan dilanjutkan oleh pihak tergugat.

Rivaldo : Terima kasih Pak/Bu Mediator. jadi begini, saya pernah meminta informasi kepada
Sri Rambah Mulyati Sembiring,SH Notaris di medan,terkait dengan pengakuan
sebagaimana yang dimaksud oleh para penggugat dalam keterangannya. ( Nada
bicara yang tegas ) Namun….. sampai dengan saat ini, Saya tidak kunjung mendapat
informasi dari notaris Sri Rambah Sembiring.

Agustina : kami selaku kuasa tergugat, juga meminta informasi kepada sri rambah
sembiring,SH notaris di medan,terkait akta pengakuan yang dimaksud para
penggugat.namun sampai saat ini,tergugat tidak kunjung mendapat informasi dari
notaris Sri rambah Mulyati Sembiring,SH.

Amendo : Berarti dalam hal ini, Tergugat tidak mendapatkan adanya informasi akta pengakuan
tersebut dari Notaris Sri Rambah Sembiring,SH, benar begitu ?

Monica :Iya pak/bu Mediator karena tanah / bangunan yang disengketakan ini,akta
pengakuan sebagaimana yang dimaksud oleh para penggugat belum jelas.
Dikarenakan saya belum kunjung juga mendapatkan informasi dari akta pengakuan
tersebut dari Notaris Sri Rambah Sembiring. Lagipula, Sejak tahun 2005 sampai
dengan sekarang,tanah beserta rumah tersebut dikuasi oleh tergugat klien saya dan
tergugat saat ini tinggal di objek tanah dan rumah yang dimaksud. tergugat
memperoleh hak kepemilikan atas sebidang tanah seluas 300m 2 beserta 1 unit rumah
yang berdiri diatasnya yang terletak di komplek taman setia budi indah blok YY no
165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan medan sunggal,Kota Medan. Bahwa
tergugat menitipkan sementara sertifikat serta dokumen lain terkait kepemilikan
maupun peralihan atas objek dimaksud kepada alm.laksamana adiyaksa (
Suami/ayah para penggugat).

Amendo : Baik, Lalu bagaimana tanggapan tergugat terhadap keterangan penggugat yang
mengatakan bahwa anda telah bertindak seolah-olah menjadi kepemilikan terhadap
Sertifikat hak milik nomor :2558 yang terletak di komplek taman setia budi indah
blok YY no 165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan medan sunggal,Kota Medan ?.

Ernarita : (Disambung dengan sedikit kesal) Ya benar…, makanya saya menduga bahwa
tergugat ini berusaha menutup-nutupi fakta bahwa memang sudah terjadi disini. Hal
ini tentunya merupakan suatu perbuatan yang melanggar dan merugikan hak-hak
kami.
Amendo : Maaf kepada pihak penggugat I, sebelum mediasi dimulai, tadi saya telah
menyampaikan tata tertib selama melakukan proses mediasi, Diharapkan pihak
penggugat agar dapat berbicara secara bergantian setelah dipersilahkan oleh saya
sebagai mediator. Mari kita dengarkan terlebih dulu alasan tergugat hingga selesai,
bukan begitu ?

Ernarita : Baiklah, pak saya mohon maaf.

Mediator : (melihat kearah tergugat) Bagaimana tanggapan tergugat ?

Rivaldo : supaya tanggapan saya lebih mudah dimengerti oleh para penggugat, maka
tanggapan saya, akan saya serahkan kepada kuasa hukum saya pak mediator.
Amendo : Baik dipersilahkan

Monica :Jadi begini pak, Berdasarkan dalam akta jual beli tersebut sesuai dengan tanggal
pendaftaran peralihan hak milik tertanggal 16 agustus 2005 nomor : 24143/2005
yang terdapat dalam sertifikat hak milik nomor : 2558 yang diterbitkan oleh kantor
pertanahan kota medan tertanggal 16 oktober 2002,maka saat ini objek tanah beserta
rumah tersebut terdaftar atas nama tergugat . Sejak tahun 2005 sampai dengan
sekarang,tanah beserta rumah tersebut dikuasi oleh tergugat dan tergugat saat ini
tinggal di objek tanah dan rumah yang dimaksud. Bahwa tergugat memperoleh hak
kepemilikan atas sebidang tanah seluas 300m 2 beserta 1 unit rumah yang berdiri
diatasnya yang terletak di komplek taman setia budi indah blok YY no
165,Kelurahan Tanjung Rejo,Kecamatan medan sunggal,Kota Medan. Bahwa
tergugat menitipkan sementara sertifikat serta dokumen lain terkait kepemilikan
maupun peralihan atas objek dimaksud kepada alm.laksamana adiyaksa (
Suami/ayah para penggugat).

Agustina : ( Disambung ) benar.. yang disampaikan oleh rekan saya, Sekitar bulan Agustus
2021, klien kami mendengar berita bahwa Alm.Laksamana Meninggal Dunia,Bahwa
Setelah mendengar kabar tersebut, klien kami mendatangi kediaman
Alm.Laksamana Adiyaksa dan bertemu dengan ibu Ruth, bahwa maksud kedatangan
klien kami selain mengucapkan belasungkawa,klien kami juga menanyakan kepada
ibu Ruth mengenai keberadaan sertifikat hak milik serta dokumen lain perihal objek
dalam perkara ini. Bahwa Ibu Ruth awalnya bersedia mengembalikan sertifikat
dimaksud beserta dengan dokumen lainnya, namun ibu Ruth meminta waktu dengan
alasan masih dalam masa berkabung.
Rivaldo : (disambung) benar sekali pak mediator.., Setelah lewat beberapa bulan, sejak
pertemuan saya dengan para penggugat, saya terus menanyakan realisasi
pengembalian sertifikat hak milik beserta dokumen lain yang berkaitan dengan
kepemilikan objek dalam perkara tersebut. Dalam pertemuan berikutnya, Para
penggugat tidak bersedia menyerahkan sertifikat hak milik terkait objek perkara
tersebut dengan alasan yang tidak jelas.

Monica : ( Disambung ) ya benar.. Pak/Bu mediator, Bahkan juga kami juga pernah
memberikan somasi kepada para penggugat secara kekeluargaan menyerahkan
sertifikat dan seluruh dokumen terkait dengan objek dalam perkara tersebut.

Amendo : baik.., Berarti sertifikat hak milik tersebut, atas nama tergugat ?, tetapi tergugat
menitipkan sertifikat hak milik tersebut beserta dokumen terkait kepada
Alm.Laksamana Adiyaksa,lalu tergugat mendatangi para tergugat untuk meminta
sertifikat beserta dokumen terkait ?, tapi para penggugat tidak mau menyerahkannya
karena alasan yang tidak jelas. Benar Begitu para tergugat ?

Rivaldo and Partners : ( Mengucapkan secara bersama-sama ) Benar , Pak Mediator…

Amendo : Baik, Lalu Bagaimana Tanggapan para penggugat ?, terhadap sertifikat yang
dititipkan oleh tergugat kepada Alm.Laksamana Adiyaksa, dan perbuatan Para
penggugat yang tidak mempunyai alasan yang jelas terhadap pengembalian sertifikat
hak milik tersebut beserta dokumen terkait. Seperti yang disampaikan oleh para
tergugat ?

Markus : Ya, kami juga mengetahui bahwa tergugat telah menitipkan


sertifikat kepada almarhum, namun yang jadi permasalahan adalah
bahwa tergugat telah menyangkal akta pengakuan yang dibuat,
dan hal itulah yang menjadi alasan kami untuk tidak menyerahkan
sertifikat dan dokumen dalam objek perkara tersebut. Benar
begitukan pak.. ?

Vina : ia benar, Bahwa Akta notaris merupakan Akta Otentik dan


merupakan perjanjian yang mengikat para pihak yang
membuatnya, Akta pengakuan Nomor 04 tanggal 19 Mei 2010
adalah akta yang dibuat oleh tergugat dan Alm. Laksamana
Adiyaksa sebagai para penghadap dan merupakan pihak yang
mengikat diri sehingga Akta pengakuan Nomor 04 tanggal 19 mei
2010 mengikat kepada tergugat dan Alm. Laksamana Adiyaksa.

Rossi : Benar sekali, bahkan pengikatan para pihak dalam akta


pengakuan nomor 04 tanggal 19 mei 2010 tidak dapat ditolak
ataupun di ingkari dengan dalil perasaan semata,apalagi tidak ada
fakta hukum yang menyatakan tergugat tidak pernah membuat
dan menandatangani akta pengakuan tersebut. Padahal Akta
pengakuan Nomor 04 tanggal 19 mei 2010 yang dibuat oleh
tergugat dan Alm.Laksamana Adiyaksa belum pernah dibatalkan
ataupun dilakukan pembatalan.

Ruth : (Menyambung Pembicaraan ) Benar Pak/Bu Mediator,


berdasarkan akta pengakuan tersebut,jelas dan terang bahwa
objek dalam perkara tersebut merupakan hak milik kami para
penggugat senagai ahli waris dari Alm. Laksamana Adiyaksa

Rivaldo : (disambung dengan sedikit kesal ) tapi ingat..sertifikat itu


tercantum atas nama saya bu, anda menjelaskan seolah-olah
sertifikat hak milik tersebut adalah milik anda sepenuhnya..!,
padahal tidak..!

Amendo : kepada tergugat,dimohon untuk menghargai penggugat yang


sedang memberikan tanggapannya, kepada kedua belah pihak,
dimohonkan untuk mengendalikan dirinya,supaya mediasi kita ini
memiliki titik temunya dan masalahanya dapat diselesaikan secara
damai, benar begitu ?

Kedua belah pihak : Baik, Pak/Bu mediator…

Amendo : baik, kepada penggugat dipersilahkan untuk melanjutkan pendapatnya..

Romauli : baik akan saya lanjutkan, jadi begini, alasan penggugat untuk tidak menyerahkan
sertifikat hak milik beserta dokumen tersebut bukan tidak ada, melainkan ada,
alasannya tentu akta nomor 04 tanggal mei 2010 yang mengikat pihak tergugat
dengan Alm.Laksamana Adiyaksa. Akan tetapi kami juga tidak senang dengan
perbuatan tergugat yang melaporkan klien kami ke polisi dengan tuduhan
penggelapan sertfikat hak milik. Oleh karena itu tindakan tergugat tersebut telah
melupakan begitu saja akta pengakuan yang telah mengikat dirinya dengan
almarhum. Dan mengklaim secara sepihak tanpa dasar bahwa tergugat adalah
pemilik dari objek tanah dan bangunan dalam perkara tersebut.

Amendo : baik…, berarti para penggugat mempunyai alasan yang jelas untuk tidak
menyerahkan sertifikat hak milik beserta dokumen terkait dalam objek perkara
tersebut ?, benar begitu ?

Ruth And Partners : ( mengucapkan secara Bersama-sama) Benar pak/Bu, mediator


Amendo : Baik, Lalu bagaimana dengan tanggapan para tergugat, yang dikatakan bahwa anda
telah melaporkan penggugat I dengan tuduhan pengelapan sertifikat hak milik
dikepolisian resor medan besar ?

Agustina : Kami mengakui keterangan dari para penggugat, bahwa kami bertindak seolah-
olah sebagai pemilik atas obyek dalam perkara ini. Tapi kami Punya alasan Pak
Mediator.., bahwa sesungguhnya sesuai dengan dokumen kepemilikan hak atas tanah
yaitu sertifikat Hak milik Nomor : 2558 yang diterbitkan oleh Kantor
Pertanahan Kota Medan tertanggal 16 Oktober 2002, Obyek
perkara dalam perkara ini adalah milik Klien saya sebagai tergugat
dan secara terang para penggugat telah mengakui bahwa alas hak
atas obyek perkara dalam perkara ini adalah atas nama tergugat .
Dan kami mengakui Tindakan klien kami yang telah melaporkan
Penggugat I di Kepolisian resort Medan, klien kami melakukan
Upaya pelaporan kepolisian karena ingin berusaha mencari
keadilan hukum., mengingat sertifikat hak milik sertifikat Hak milik
Nomor : 2558 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan
tertanggal 16 Oktober 2002. Atas nama Tergugat yang berada
dalam penguasaan Penggugat I. Yang Sudah jelas juga bahwa
kepemilikan sah obyek dalam perkara ini adalah milik tergugat I.

Monica : Benar pak mediator kami juga mempunyai dasar hukumnya,


yaitu berdasarkan pasal 32 ayat 1 peraturan pemerintah republik
Indonesia nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah,telah
menjelaskan bahwa :
“ Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis
yang termuat di dalamnya,sepanjang data fisik dan data yuridis
tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku
tanah hak yang bersangkutan”

Rivaldo : ( disambung Dengan nada suara yang tegas ) Oleh karena itu, saya
tidak lah benar melakukan kesalahan dan atau itikad tidak baik,
serta saya tidak merugikan para penggugat. Karena saya adalah
pemilik yang sah dari obyek dalam perkara ini. Walaupun saya
menggunakan uang milik almarhum.Laksamana Adiyaksa tapi
bagaimanapun sertifikat hak milik tersebut adalah atas nama saya.
Sehingga hak tanah dan bangunan dalam sertifikat tersebut adalah
milik saya.
Amendo : baik, setelah mendengarkan keterangan dan tanggapan dari kedua belah pihak, Untuk
menyelesaikan permasalahan ini, maka selanjutnya saya memberikan kesempatan
bagi para penggugat dan Para Tergugat untuk mengajukan usulan mengenai
permasalahan masalah ini. Kira-kira siapa yang terlebih dahulu mau mengemukakan
usulannya ?

Ruth : Baik Pak/Bu Mediator, sebenarnya kami ingin menyelesaikan masalah ini dengan
penuh pengertian dan secara kekeluargaan,akan tetapi tergugat tidak sabar dan
langsung mengambil keputusan yang kurang tepat dan membuat kami menjadi malu
dihadapan orang lain. Oleh karena itu.. kami akan mengembalikan sertifikat hak
milik nomor 2558 yang diterbitkan oleh kantor pertanahan kota medan tanggal 16
oktober 2002 terdaftar atas nama tergugat. Jikalau Para tergugat mau mencabut
laporannya di kepolisian, Serta Mengembalikan uang milik almarhum. Laksamana
Adiyaksa yang digunakan untuk membeli obyek dalam perkara tersebut.

Ernarita : ( disambung ) dan tergugat harus mau secara bersama-sama membatalkan Akta
Notaris sebagai berikut:
1. Akta Pengakuan No 4 tanggal 19 mei 2010 yang diperbuat di hadapan notaris Sri
rambah Mulyati Sembiring,SH
2. Akta surat kuasa tertanggal 19 Mei 2010 yang dibuat di hadapan notaris Sri
Rambah Mulyati Sembiring,SH.

Amendo : baik.. Bagaimana Tanggapan Kepada Tergugat terhadap upaya damai yang
disampaikan oleh penggugat ?, lagipula tergugat memiliki hubungan yang baik
terhadap Almarhum. Laksamana Adiyaksa,benar begitu ?

Rivaldo : Benar, Pak/Bu Mediator, saya sudah mendiskusikan hal ini dengan kuasa hukum
saya, dan saya sebagai tergugat menerima solusi dari para penggugat. yang
menyatakan bahwa saya akan mengembalikan uang milik almarhum Laksamana
Adiyaksa yang digunakan untuk membeli obyek tanah dan bangunan dalam perkara
tersebut dan saya akan membayar secara tunai. Serta mencabut laporan dari
kepolisian, tapi saya mau saya dan para penggugat harus membuat dan
menandatangani perjanjian perdamaian yang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku, serta mau secara Bersama-sama membatalkan akta notaris yang dimaksud.
Dan para penggugat harus mencabut gugatannya, serta mengembalikan sertifikat hak
milik tanah dan bangunan beserta dengan dokumen terkait kepada klien kami dengan
keadaan yang utuh.

Amendo : Baiklah, Apakah pihak Para Penguggat dan pihak tergugat sepakat ?

Markus : Sebelumnya, Izinkan kami untuk berdiskusi dulu Pak mediator..


Amendo : Dipersilahkan

( Para Penguggat Berdiskusi sejenak)

Ruth : baik, Setelah kami berdiskusi, kami sepakat dengan upaya damai dari para tergugat
Pak Mediator.

Amendo : Bagaimana dengan Tergugat apakah sepakat juga dengan upaya damai dari para
penggugat sebelum nya ?

Rivaldo : Kami Sepakat, Bu/Pak mediator.

Mediator : Baik Karena Kedua belah pihak telah memberikan solusi dan sama-sama sepakat
terhadap solusi yang diberikan. Maka mediasi dari kedua belah pihak dinyatakan
berhasil. Dan memperoleh hasil perdamaian. Dengan ini, dan kedua belah pihak
harus memperoleh dan melaksanakan yang menjadi hak dan kewajibannya.dengan
ini Mediasi dinyatakan selesai. Terimakasih

Para Penggugat
&Tergugat : Baik Pak/Bu Mediator Terimakasih atas waktunya. ( berjabat
tangan dan meninggalkan ruangan mediasi )

Selesai

Anda mungkin juga menyukai