Anda di halaman 1dari 2

PUTUSAN NOMOR 810/K/PDT/2015

Penggugat : Wiriadi Koswara


Tergugat : 1. Taruna Mardadi K, Taruna Baskoro, Yulianti Isabela, Agustina
Putra Bugis, dan Taruna Iwan P.
2. Taruna Hari Djaja; dan
3. Pemerintah Bandung (Walikota Bandung).

POKOK PERKARA

Wiriadi Koswara memiliki tanah dan bangunan pada Jl. Anggrek Nomor 41 Bandung
secara sah dibuktikan dengan SHM No 853/Cihapit GS 13 Agustus 1981. Tanah
tersebut dibeli dari Ny. Soesinah Soedarsono dengan AJB 21 April 2005 Nomor
35/2005 yang dibuat dihadapan Notaris Ano Muhamad Nasrudin, S.H. yang didahului
dengan Surat Kuasa dan Pengikatan Jual Beli tgl 3 Mei 1994 Nomor 13 dihadapan
Liana Nugraha selaku Notaris.

Wiriadi membeli tanah tersebut dengan keadaan rumah masih dihuni oleh keluarga
dari Ny. Yohana Sumayku alm. Diketahui Ny. Sumayku menghuni rumah tersebut
berdasarkan izin menghuni dari Kantor Urusan Perumahan (KUP) Bandung tgl 31 Juli
1954 yang diperbarui pada tanggal 29 Nov 1961. Surat izin hunian menghuni milik
Ny.Sumayku dicabut berdasarkan Keputusan Kepala Urusan Perumahan Bandung tgl
13 Feb 1975 No. 04/KPTS/1975 yang diperkuat oleh putusan banding sengketa
perumahan tgl 17 Juli 1978.

Berdasarkan hal tersebut, KUP Bandung sejak 1984 telah meminta Ny Sumayku
untuk melaksanaan keputusan diatas, yakni mengosongkan dan menyerahkan rumah jl
Anggrek Nomor 41 tersebut kepada pemilik sah yakni Nyonya Soesinah, tetapi para
tergugat tida melakukannya. Mendagri pun berdasarkan PP No. 55 Tahun 1987,
Putusan No. 04/KPTS/75, Surat Keputusan Walikota Bandung 11 Juli 1978 Nomor
11673/78 jo. Surat Mendagri tanggal 10 Desember 1982 Nomor 181.232/I/825/SJ,
dimana keseluruhannya adalah surat keputusan yang sah, meminta agar pihak-pihak
yang dimaksud segera melaksanakan putusan banding sengketa perumahan yang
dimaksud.

Penggugat sebagai pemilik sah atas tanah dan bangunan jalan anggrek nomor 41
Bandung mengetahui siapa saja yang berhak mendapatkan hakk atas rumah tersebut.
Penggugat sebagaimana dalam Putusan Banding sebelumnya pun mewajibkan pemilik
rumah memberi ganti rugi dalam bentuk uang ontak selama 5 tahun dengan nilai: 50
Jt x 5 Tahun + 50 Jt Uang transportasi pindah, total adala 300Jt.

Penguasaan atas rumah tersebut oleh para tergugat merupakan peruatan melaan
hukum, sehingga tergugat dihukum untuk memayar uang paksa sebesar 1jt perhari
setiap hari lalai menyerahkan rumah tersebut sejak diputuskannya putusan pengadilan
sebelumnya.

EKSEPSI

Tergugat merasa gugatan Penggugat Kabur Menerapkan Pihak, karena berdasarkan


yurisprudensi Mahkamah Agung RI, penerapan pihak merupakan syarat formal,
apabila leih dari seorang subjek hukum dan masing-masing memiliki kepentingan,
tida dapat disatukan satu sama lain untuk digabung sebagai para tergugat.
Tergugat juga merasa bahwa gugatan Penggugat Kekurangan Pihak dimana D Joni,
Rosa, dan Widiajanto, berdasaran Surat Ijin Menghuni tertanggal 26 Agustus 1954
dan 18 Novemer 1961, merupakan penghuni tetap yang juga punya hak yang sama
tetapi tidak dimasukkan ke dalam perkara ini. Selain itu, tergugat juga merasa Ny.
Soesinah selaku penjual patut ditarik piha agar dapat membuktikan apakah benar
terdapat jual beli antara Ny. Soesinah dengan Penggugat sekaligus Ny. Soesinah
diperiksa pula agar dapat diperiksa asal-usul kepemiliannya.

Tergugat menanggap bahwa gugatan Penggugat Error in Subjecto karena penggugat


memohon agar putusan Kantor Urusan Perumahan Kota Bandung Nomor
04/KPTS/75 tertanggal 13 Februari 1975 (dimana penggugat tidak tercantum sebagai
pihak manapun dalam putusan tersebut) untuk ditindak lanjuti pelaksanaan
pengosongannya tetapi disisi lain penggugat merasa memiliki objek yang
disengketakan berdasarkan pembelian tahun 2005.

Tergugat melihat bahwa putusan KUPP Bandung No. 04/KPTS/75 tertanggal 13


Februari 1975 telah Daluwarsa sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri
Sosial Nomor 11 Tahun 1977 Pasal 8 ayat 1,2,3 Jo. Pasal 967 KUHPerdata.

EKSEPSI TURUT TERGUGAT

Turut Tergugat merasa gugatan masih kurang pihak (Plurium litis consortium)
karena adanya Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 10 Desemer 1982 Nomor
181.232/1/825/SJ sebagai salah satu dasar dari gugatannya, sehingga Kemendagri
juga harus masuk sebagai pihak terperkara. Selain itu, para notaris yani Muhamad
Nasrudin dan Liana Nugraha juga harus masuk sebagai piha dalam perkara kakrena
mereka yang membuat akte jual beli dan surat uasa pengikatan jual beli.

DALAM REKOVENSI

Pihak Taruna Mardadi merasa bahwa Akta Jual Beli Nomor 35 Tahun 2005 antara
Wiriadi Koswara dengan Nyonya Soesinah dianggap tidak memiliki kekuatan hukum
karena terdapat unsur-unsur yang tidak dapat dibenaran secara hukum/berasal dari
causa yang tidak halal karena Pihak Taruna Mardadi telah tinggal di objek yang
disengketakan selama 59 Tahun dan Nyonya Soesinah maupun Wiriadi Koswara
dalam gugatan konvensi poin 3 secara jelas mengetahui hal tersebut

PERTIMBANGAN HAKIM

Hakim sepakat bahwa penggugat tidak ikut menggugat semua yang menguasai tanah
objek sengketa dan menolak permohonan kasasi Wiriadi Koswara.

Anda mungkin juga menyukai