Analisis perkara :
Penggugat yakni PT. Grande family view merupakan suatu badan hukum yang sah
menurut hukum Indonesia, badan hukum tersebut bergerak dalam bidang pembangunan
perumahan, sehingga dapat dikatakan bahwa penggugat merupakan kreditur.
Tergugat yakni Albert Limantara adalah seorang debitur, hal ini dapat dikatakan
demikian, karena Albert Limantara melaksanakan pemesanan satu unit apartement dengan harga
pemesanan Rp. 4.356.000.000,. Dalam surat pemesanan tersebut telah disepakati tentang cara
pembayaran yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Namun, dalam pelaksanaannya, debitur hanya membayar uang muka pertama saja yakni
sejumlah Rp. 576.000.000, dan pembayaran selanjutnya tidak pernah diberikan lagi, hingga
pihak kreditur memberikan surat somasi kepada debitur, namun debitur tetap tidak membayar
ansuran sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, sehingga debitur dianggap kabur dan
menghilang. Sehingga debitur dianggap melakukan ingkar janji atau wanprestasi.
Sehingga krediturpun mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Surabaya, dengan
memohon kepada hakim untuk menganggap debitur batal melakukan pemesanan satu unit
apartemen tersebut.
Analisis putusan :
Menurut pasal 1266 BW apabila suatu perikatan timbal balik, kreditur dapat menuntut
pemutusan/pembatalan perikatan melalui hakim. Sehingga dalam putusan tersebut hakim
membatalkan perikatan pemesanan unit apartemen tersebut. Kewajiban debitur yang telah
melakukan wanprestasi antara lain adalah debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika masih
dapat dilakukan atau pembatalan disertai pembayaran ganti rugi kerugian, hal ini tercantum
dalam pasal 1267 BW, sehingga dalam putusannya hakim mengabulkan gugatan kreditur tentang
pembayaran denda pembayaran dan debitur wajib membayar biaya perkara ketika debitur
dinyatakan bersalah, sehingga dalam putusannya biaya perkara dibebankan kepada debitur.