PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat di angkat adalah:
Bagaimanakah duduk perkara gugatan wanprestasi studi Kasus Putusan Nomor
73/Pdt.G/2013/PN SKH ? Bagaimanakah dasar pertimbangan hakim memutus gugatan
wanprestasi putusan Nomor 73/Pdt.G/2013/PN SKH?
Analisa:
Berikut ini analisis kualitatif atas putusan Majelis Hakim berkenaan dengan
pertimbangan-pertimbangan yang dijadikan dasar dalam keputusan tersebut, yaitu:
Melihat obyek perkaranya, Tergugat I pemilik sebidang tanah beserta bangunan rumah
diatasnya yaitu HGB No. 373 yang terletak / beralamat di Perum Griya Tiara Ardi Blok A-22
Desa Purbayan RT 02 / RW X kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Tanggal 23 September
1997 terjadi jual beli Penggugat dengan Tergugat I dengan melekakukan Pembayaran dengan
peralihan hak dengan Uang muka sebesar Rp 10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah) dan telah
melunasi biaya kekurangan sisa kreditnya pada tanggal 14 Januari 2009. Perjanjian tersebut
dilakukan dibawah tangan tanpa sepengetahuan pihak Tergugat II dan seharusnya Tergugat II
mengerti dan berperan akan peralihan hak yang dibuat Penggugat dengan Tergugat. Perjanjian
yang dibuat Penggugat dengan Tergugat I adalah Tergugat menerima kuasa dari Penggugat
untuk menangani seluruh proses peralihan hak atas nama Penggugat dan Tergugat sanggup
membantu Penggugat untuk menyelesaikan seluruh administrasi yang diperlukan dalam proses
pengambilalihan debitur. Tetapi kesanggupan Tergugat I tersebut telah diingkarinya karena
hingga sekarang Tergugat I telah pergi tanpa memberitahu alamatnya kepada Penggugat.
Bahwa atas tindakan atau kepergian Tergugat I tersebut Penggugat merasa dirugikan oleh
karena Penggugat tidak dapat menindaklanjuti untuk pengambilalihan debitur atau Peralihan
hak atas nama Penggugat. Dengan demikian maka secara hukum tergugat I telah melakukan
perbuatan wanprestasi yang oleh karenanya Penggugat mengajukan gugatan.
Akhirnya dari bukti- bukti yaitu Gugatan dan bukti P-1 mendorong Hakim
mengabulkan Gugatan yang dibuat oleh Penggugat.
1. Dalam pertimbangan Hakim memutus perkara, bahwa menyatakan dalam dalil
gugatannya menyatakan bahwa Tergugat dan tergugat telah membuat Perjanjian Jual
Beli dibawah tangan pada tanggal 12 September 1997 dan telah terbukti bahwa antara
Penggugat dengan Tergugat I telah sepakat mengadakan jual beli atas sebidang tanah
beserta bangunan rumah yang beralamat di Perum Griya Tiara Ardi Blok A-22 Desa
Purbayan RT 02 RW X Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo dengan Sertifikat Hak
Guna Bangunan No. 373 atas nama Tergugat I dengan cara jual beli secara over kredit
dimana Penggugat selaku pembeli membayar uang pengambilalihan kredit sebesar Rp.
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) kepada Tergugat I selaku penjual. Proses peralihan
atas obyek sengketa tidak sah menurut hukum namun kenyataannya Penggugat telah
benar-benar melunasi angsuran sampai lunas sehingga dalam kedudukannya sebagai
pembeli yang beritikad baik maka pembeli tersebut mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan hukum sesuai dengan hak yang seharusnya diperolehnya menurut hukum.
Hal yang harus dilaksanakan dalam suatu perjanjian disebut dengan prestasi. Menurut
Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata semua perjanjian harus dilaksankan dengan itikad
baik. Maksut dari itikad baik dari arti subyektif yaitu bahwa suatu perjanjian harus
dilaksankan dengan itikad baik yaitu pelaksaaannya harus berjalan dengan
mengindahkan norma- norma dan kepatuhan dan kesusilaan. Menurut Pasal 1338 ayat
(3) KUHPerdata, hakim diberikan kekuasaan untuk menghawasi pelaksanaan suatu
perjanjian jangan sampai pelaksanaan itu melanggar kepatutan atau keadilan.
2. Pembayaran Uang Muka pertama pengambilalihan / jual beli rumah atau obyek
sengketa tanggal 12 September 1997. Kuitansi Pembayaran Uang Muka kedua
pengambilalihan / jual beli rumah atau obyek sengketa tanggal 14 September 1997.
Penggugat dalam petitum gugatan angka ke-2 (dua) yang mohon dinyatakan sah
menurut hukum Surat Perjanjian tanggal 23 September 1997 tentang jual beli obyek
sengketa yaitu HGB No. 373 antara Penggugat dengan Tergugat I dan petitum angka
ke- 3 ( tiga ) yang mohon dinyatakan Tergugat I telah menerima haknya sebesar Rp.
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) sebagai uang pengambilalihan hak atas SHGB No.
373 adalah beralasan hukum.
3. Tergugat I dinyatakan telah melakukan wanprestasi, maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa oleh karena Penggugat dalam hal ini telah membeli dan membayar angsuran
terhadap obyek sengketa HGB No. 373 yang dituangkan dalam surat perjanjian
sebagaimana bukti P.1 dan selanjutnya untuk pengambilalihan rumah di Perum Tiara
Ardi Blok A-22 RT 02 RW X Purbayan Baki Sukoharjo dari Tergugat I kepada
Penggugat tersebut juga dituangkan dalam bentuk Kuitansi (P.2 sampai dengan P.4)
dan untuk angsuran yang lainnya Penggugat membayar angsuran kepada Tergugat II
sampai lunas (bukti P.5, P.6 dan P.7) atas nama Tergugat I namun sampai dengan
pelunasan proses over kredit tersebut tidak diketahuhi oleh Tergugat II dan belum
dibaliknama atas diri Penggugat, yang mana dalam hal ini Penggugat selaku pembeli
telah memenuhi hak dan kewajibannya terhadap obyek sengketa yang telah dibeli
sedangkan Tergugat I selaku penjual telah menerima haknya namun Tergugat I dalam
hal ini belum / tidak memenuhi kewajibannya selaku penjual untuk menyerahkan
sertifikat guna membalik namakan atas diri Penggugat terhadap obyek sengketa, maka
dengan belum diserahkan sertifkat obyek sengketa dari tergugat I kepada Penggugat,
maka perbuatan Tergugat I tersebut telah terbukti sebagai perbuatan ingkar janji atau
wanprestasi.
4. Akhirnya Hakim menghukum Tergugat I, II dan III.
a. Menghukum Tergugat I untuk membantu proses balik nama atas obyek
sengketa atau apabila Tergugat I tidak bersedia membantu dan atau
menandatangani surat-surat yang diperlukan dalam proses peralihan hak atas
obyek sengketa, atau apabila Tergugat I tidak hadir, maka putusan ini dapat
dianggap sebagai persetujuan untuk proses Peralihan Hak Atas obyek sengketa
dari Tergugat I kepada Penggugat.
b. Menghukum Tergugat II dan atau siapa saja yang merasa memperoleh hak dari
Tergugat II agar menyerahkan Sertifikat HGB No. 373 kepada Penggugat tanpa
syarat.
c. Menghukum Tergugat III untuk melaksanakan balik nama atas obyek sengketa
dari atas nama Tergugat I kepada Penggugat, sesuai aturan yang berlaku.
d. Membayar biaya perkara sebesarRp. 814.000,00 (delapan ratus empat belas ribu
rupiah ). Karena dalam proses persidangan Tergugat membenarkan gugatan dari
Penggugat dan tidak ada pembelaan, dan khususnya Tergugat telah benar
melakukan perbuatan Wanprestasi berdasarkan bukti.
KESIMPULAN
1. Dasar gugatan wanprestasi Putusan Nomor 73/Pdt.G/PN SKH. Pada tanggal 23
september 1997 terjualnya obyek sengketa sebuah rumah kepada Tergugat I kepada
Penggugat dengan pengambilalihan debitur KPR BTN dari Tergugat I kepada
Penggugat. Penggugat telah sanggup melunasi seluruh sisa angsuran dan denda atas
obyek sengketa dan pembayaran tunai sebesar Rp 10.000.000,00 ( sepuluh juta rupiah)
sebagai uang muka atau uang pengambilalihan hak atas obyek sengketa oleh Penggugat
untuk Tergugat, dalam surat perjanjian Tergugat I menyatakan sanggup membantu
Penggugat untuk menyelesaikan seluruh administrasi yang diperlukan dalam proses
pengambilalihan debitur. Akan tetapi kesanggupan tersebut di ingkari oleh Tergugat I,
sehingga Tergugat I telah dinyatakan melakukan wanprestasi.
2. Dasar pertimbangan hakim memutus gugatan wanprestasi putusan nomor 73/Pdt.G/PN
SKH. Hakim dalam memutus mendalilkan dan membenarkan gugatan dari penggugat.
Menyatakan sah dan berharga surat perjanjian tanggal 23 September 1997 tentang jual
beli obyek sengketa antara Penggugat dengan Tergugat I. Tergugat I telah menerima
haknya sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) sebagai uang muka atau uang
pengambilalihan hak atas obyek sengketa. Penggugat telah melunasi seluruh sisa
angsuran berikut denda atas obyek sengketa di BTN Cabang Surakarta (Tergugat II).
Hakim memutuskan Tergugat I telah melakukan wanprestasi serta menghukum
Tergugat I untuk membantu proses balik nama atas obyek sengketa atau apabila
Tergugat I tidak bersedia membantu dan atau menandatangani surat – surat yang
diperlukan dalam proses peralihan hak atas obyek sengketa, atau apabila Tergugat I
tidak hadir, maka dianggap sebagai persetujuan untuk proses peralihan Hak Atas obyek
sengketa dari Tergugat I kepada Penggugat . Menghukum Tergugat II dan Tergugat III
untuk melaksanakan balik nama atas obyek sengketa dari atas nama Tergugat I kepada
Penggugat, sesuai aturan yang berlaku. Menghukum para Tergugat secara tanggung
renteng untuk membayar biaya perkara yang sampai saat ini sebesar Rp. 814.000,-
(delapan ratus empat belas ribu rupiah).