Antara
Yuliansyah bin Noransyah, sebagai…………………….PENGGUGAT
Melawan
Kepada Yth,
Dengan hormat,
Dengan ini mengajukan jawaban dengan dasar dan alasan sebagai berikut :
1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil gugatan Penggugat, kecuali yang diakui secara tegas
dan/atau tidak bertentangan dengan dalil Tergugat ;
2. Bahwa benar, Penggugat dan Tergugat telah menikah yang dilaksanakan di hadapan Pejabat
Pencatat Nikah sebagaimana ternyata dari Buku Kutipan Akta Nikah Nomor: 129/16/III/2012
yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Medan Perjuangan Kabupaten Medan,
Provinsi Sumatera Utara ;
3. Bahwa benar, Tergugat mengucapkan shighat ta’liq talak sebagaimana tercatat dalam buku
nikah tersebut di atas ;
4. Bahwa benar, Penggugat dan Tergugat mengambil tempat tinggal di Jalan Matah II Komplek
Permata Jingga RT. 07 RW. 03, Kelurahan Karang Taruna, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten
Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan sebagai tempat tinggal Bersama ;
5. Bahwa benar, selama perkawinan, antara Penggugat dengan Tergugat tidak dikaruniai anak
6. Bahwa benar, Tergugat mengajukan Gugatan Cerai Ghoib atau cerai Talak Ghaib di Pengadilan
Agama Pelaihari dengan Nomor 33/Pdt.G/2020/PA.Plh tertanggal 12 Mei 2020 dengan Akta
Cerai Nomor 027/AC/2020/PA.Plh tertanggal 28 Mei 2020 ;
7. Bahwa benar antara Penggugat dan Tergugat sepakat bahwa rumah tempat tinggal dijadikan
harta Bersama ;
8. Bahwa pada posita poin 5, Tergugat membantah (verweer) Penggugat menyatakan bahwa
peran serta Tergugat ikut membantu mengelolakan keuangan rumah tangga dan ikut andil
membantu membayar cicilan dikala keuangan Penggugat yang sewaktu-waktu tidak tercukupi
adalah tidak benar, karena selama berkedudukan dengan Tergugat sekira tahun 2012 – 2014
Penggugat tiap tiap kali mendapatkan hasil dari pengerjaan proyek Penggugat justru Tergugat
tidak pernah mengetahui berapa penghasilan didapat oleh Penggugat selaku pemborong yang
mana penghasilan tiap-tiap pengerjaan proyek Penggugat dikelola dan dinikmati oleh
Penggugat sendiri karena Penggugat sama sekali tidak pernah menyampaikan ataupun
bercerita kepada Tergugat apalagi hingga memberi hasil kerjaan proyek kepada Tergugat
selaku istri Penggugat yang merupakan kewajiban Penggugat menafkahi Tergugat dan
kalaupun ditanyakan oleh Tergugat, Penggugat mengatakan “curiga mulu” kepada Tergugat ;
10. Bahwa pada posita poin 8 Tergugat membantah (verweer), bahwa laporan Tergugat tersebut
menurut Penggugat bukanlah tindak pidana maka secara tegas Tergugat membantahnya
bahwa Laporan Tindak Pidana yang dilakukan oleh Tergugat selaku Pelapor dan Penggugat
selaku Terlapor di Polsek Pelaihari dengan Tanda Bukti Laporan Nomor : TBL / 13 / VIII / 2022
/ KALSEL / RES TALA / SEK PELAIHARI Tanggal 26 Agustus 2022 telah terpenuhi pasal 385
KUH Pidana tentang “Penyerobotan Hak Milik Tanah.”
10.1. Bahwa rumah Tergugat yang terletak di Jalan Matah II Komplek Permata Jingga
RT. 07 RW. 03, Kelurahan Karang Taruna, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten
Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan telah di gadaikan oleh Penggugat
kepada pihak lain (penerima gadai) sebelum Laporan ke Kepolisian dibuat oleh
Tergugat ;
11. Bahwa pada poin 10, Penggugat mohon kepada Majelis Hakim menetapkan setengah
bagian dari harta bersama……dan seterusnya hingga pembagian melalui proses penjualan
secara lelang bahwa permohonan Penggugat tersebut menurut hemat Tergugat terlalu
Prematur menyimpulkan setengah dari harta bersama menjadi bagian hak dari Penggugat.
Tergugat menolak dengan tegas bahwa hutang Penggugat tersebut Tergugat sama sekali
tidak mengetahui dan tentunya hutang Penggugat tidak ada persetujuan dari Tergugat ;
“Tindakan terhadap harta bersama oleh suami atau istri harus mendapat
persetujuan suami istri.”
Mahkamah Agung RI lebih lanjut berpendapat bahwa, karena belum ada persetujuan istri
maka tindakan seorang suami yang membuat perjanjian atas harta bersama adalah tidak
sah menurut hukum.
Lebih lanjut, Pasal 1337 KUH Perdata menerangkan bahwa suatu sebab adalah terlarang,
apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan dengan kesusilaan baik
atau ketertiban umum. Sementara, ketentuan Pasal 36 ayat (1) UU
Perkawinan mengharuskan penggunaan harta bersama dilakukan suami atau istri atas
dasar persetujuan kedua belah pihak. Artinya, jika ditafsirkan secara a contrario, Pasal 36
ayat (1) UU Perkawinan melarang penggunaan harta bersama tanpa persetujuan dari
pasangan suami/istri
Oleh karena itu, hutang yang dibuat oleh Penggugat tanpa sepengetahuan dan tanpa
persetujuan Tergugat, tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada Tergugat (utang
pribadi tidak dapat diambil pelunasannya dari harta pribadi pasangan), dan tidak dapat
diambil pelunasannya dari harta bersama (akibat tidak adanya persetujuan) ;
12. Bahwa di Tahun 2015 Tergugat mengetahui Penggugat nikah Kembali secara diam diam maka
sejak itupula Penggugat tinggal dengan istri barunya maka sejak itu pula Penggugat tidak mau
tahu urusan rumah tangga lagi dengan Tergugat hingga untuk mencicil / membayar angsuran
rumah, Penggugat tidak mau tahu hingga menelantarkan kehidupan Tergugat tanpa menafkahi
diri Tergugat. Dengan keadaan demikian Tergugat berusaha bertahan hidup sendirian tanpa
bantuan Penggugat hingga membayar cicilan rumah dilakukan oleh Tergugat untuk itu menurut
Tergugat pun permohonan Penggugat untuk pembagian setengahnya masih Prematur karena
pembagian harta Bersama tidak serta merta mengikuti aturan normative, harus memperhatikan
pula peran Tergugat yang begitu berusaha sekuat tenaga mempertahankan rumah Tergugat
dengan membayar cicilan / angsuran tiap – tiap bulannya kepada Bank BTN tanpa bantuan dari
Penggugat hal inilah yang dirasa oleh Tergugat tidak tercapainya rasa keadilan dan kepatutan
apa yang dimohonkan oleh Penggugat maka pantaslah Tergugat memperoleh hak nya lebih
besar dari Penggugat, “ Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MARI) Nomor 266
K / AG / 2010 “
Gugatan Rekonvensi
1. Bahwa apa yang dikemukakan oleh Penggugat Rekonvensi dalam jawaban dipandang pula
sebagai bagian dari dalil dalam gugatan Rekonvensi ini ;
Petitum Tergugat
Bahwa berdasarkan uraian tersebut, maka gugatan Penggugat Rekonvensi telah memenuhi
maksud Pasal 105 Kompilasi Hukum lslam, maka Tergugat Konvensi / Penggugat Rekonvensi
memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Agama Pelaihari yang memeriksa dan mengadili
perkara ini, kiranya berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut :
Dalam Konvensi :
Dalam Rekonvensi :
Demikian Jawaban gugatan dan gugatan Rekonvensi kami ajukan dan atas pertimbangan serta
perkenan diucapkan terimakasih.-
Wasssalamualaikum. Wr. Wb
Hormat kami,