Anda di halaman 1dari 12

HUKUM ATAS KEKAYAAN

INTELEKTUAL
KASUS DESAIN INDUSTRI KOTAK
KEMASAN PIA LEGONG VS PIA
JANGER
Kelompok 3
Kronologi Kasus

Pia Legong 29 Agustus Dengan ketenaran yang Hantje pun


didirikan 2008 dimiliki oleh Pia Legong, melayangkan
pemilik Pia Legong mendorong pelaku usaha lain gugatan ke
pada tahun mendaftarkan ingin berbuat curang demi Pengadilan Niaga
desainnya ke mendompleng produk Pia
2006 Direktorat Jenderal Legong yaitu pemilik dari
Surabaya dengan
mengguat pemilik Pia
Hak atas Kekayaan produk Pia Janger. Pemilik Pia Janger yaitu Antonius
Intelektual dengan Janger tersebut meniru desain dan Iriene
Nomor ID 0 025 729-D dari kemasan Pia Legong
Tidak terima, Pia Janger lalu mengajukan kasasi. Majelis kasasi mengoreksi putusan dengan menghapus hukuman ganti rugi
tersebut.

18 September 2013
Pengadilan Niaga Tidak terima, Pia
Surabaya Janger lalu
menyatakan Pia mengajukan kasasi.
Legong sebagai Majelis kasasi
pemilik desain yang mengoreksi
sah sedangkan Pia putusan dengan
Janger harus menghapus
menarik penjualan hukuman ganti rugi
dan membayar tersebut.
kerugian Hantje
sebesar Rp 2 miliar
Pertimbangan Putusan

Pertimbangan Hukum Hakim yang menolak Permohonan Kasasi dari Para Pemohon Kasasi
dalam Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 18K/Pdt.Sus HKI/2014 antara
sengketa desain industri Pia Legong dengan desain industri Pia Janger akibat tidak adanya
unsur kebaruan. Sebagaimana unsur kebaruan atau biasa disebut Asas Novelty terdapat
didalam pasal 2 Undang Undang Nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri yang mengatur
bahwa Desain Industri dianggap baru apabila pada Tanggal Penerimaan, Desain Industri
tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. Pengungkapan
tersebut adalah pengungkapan Desain Industri yang sebelum: a ) tanggal penerimaan; atau
b)tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas; c) telah diumumkan
atau digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia Hakim memberikan pertimbangan bahwa
desain industri Pia Legong terdaftar lebih dahulu pada tahun 2010. Sedangkan desain industri
Pia Janger baru akan melakukan pendaftaran pada tahun 2013. Sudah sepantasnya hakim
memutuskan pelanggaran desain industri kepada Pia Janger.
Putusan Hakim

01 Putusan Pengadilan Niaga Surabaya (Studi Kasus Putusan Pengadilan Niaga Surabaya
No.06/HKI.Desain Industri/2013/PN.Niaga Sby)

•Menolak tuntutan provisi Pemilik Pia Legong;


•Mengabulkan gugatan Pemilik Pia Legong untuk sebagian;
•Menyatakan Hentje sebagai pemilik yang sah atas hak desain industri sesuai
Sertifikat Desain Industri Nomor ID 0 025 792-D
•Menghukum Antonius Y. Sako dan Irine Hermawatirin secara bersama-sama untuk
membayar biaya perkara sebesar Rp2.008.000,00
Putusan Hakim
02 Putusan Mahkamah Agung (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor:
18K/Pdt.Sus-HKI/2014)

•Memperbaiki amar Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya Nomor
06/HKI.DESAIN INDUSTRI/ 2013/PN.-Niaga Sby, tanggal 18 September 2013
•Menolak permohonan provisi Pemilik Pia Legong seluruhnya;
•Mengabulkan gugatan Hentje untuk sebagian
•Menolak gugatan Pemilik Pia Legong selain dan selebihnya; Menghukum Para Tergugat/Para
Pemohon Kasasi secara bersamasama untuk membayar biaya perkara dalam tingkat pertama
dan dalam tingkat kasasi sebesar Rp5.000.000,00
Analisa Putusan
Pada putusan dari kedua pengadilan tersebut disebutkan bahwa pengadilan tingkat kasasi
lebih ringan daripada tingkat pertama, hal ini dikarenakan pemohon kasasi/tergugat
terdahulu meminta Majelis Hakim untuk mempertimbangkan putusan mengenai ganti rugi
terhadap termohon kasasi/ penggugat terdahulu mengingat usaha Pia Janger adalah
usaha yang berskala kecil, dan juga mengingat tuntutan ganti rugi dirasa sangat dini
karena belum adanya putusan dan tanggapan dari Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan
Intelektual mengenai gugatan keberatas oleh pemilik Pia Legong. Hal itu juga didukung
karena pihak penggugat/termohon kasasi tidak mampu membuktikan adanya kerugian
yang diderita akibat pelanggaran yang dilakukan oleh pihak Pia Janger. Karena syarat
untuk menuntut ganti rugi adalah adanya pembuktian mengenai besar-kecilnya kerugian
dari pihak yang merasa dirugikan.
Analisis Kasus Berdasarkan UUDI
Bahwa ditemukan permasalahan adanya
dugaan pelanggaran HAKI atas desain
industri sebagaimana dimaksud Pasal 54 Analysis
ayat 1 Undang-undang RI Nomor 31 Tahun
berdasarkan laporan, penyidik
2000 atas kotak kemasan Pia Legong milik melakukan proses penyelidikan
Penggugat pada tanggal 23 Januari 2013
terkait dugaan membuat,
memakai, menjual dengan
kemasan kotak pia janger yang
mirip dengan kemasan kotak Pia
Hentje adalah pendesain kotak kemasan yang telah
Legong yang sudah mempunyai
dimohonkan pendaftarannya tanggal 15 Februari 2010 dengan
Hak Desain Industri
nomor permohonan A00 2010 00536 dan sudah terdaftar
dibawah nomor ID 0 025 792 – D, untuk itu diberikan hak
eksklusif selama 10 Tahun sejak tanggal penerimaannya (Pasal
5 dan 9 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2000);
kesimpulan
Pertama, unsur kebaruan atau biasa disebut Asas Novelty terdapat didalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000
tentangDesain Industri yang mengatur bahwa Desain Industri dianggap baru apabila pada Tanggal Penerimaan, Desain
Industri tersebuttidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya.Pengungkapan tersebut adalah
pengungkapanDesain Industri yang sebelum:a) tanggal penerimaan; ataub) tanggal prioritas apabila Permohonan
diajukan dengan Hak Prioritas;c) telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia. Kedua, Akibat
Hukum Pelanggaran Desain Industri yang sudah terdaftar yaitu dapat dilakukan secara perdata dengan mengajukan
gugatan ganti kerugian dan penghentian semua perbuatan membuat,memakai, menjual, mengimpor, mengekspor,
dan/atau mengedarkan barangsebagaimana diatur di dalam pasal 46 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000
tentang Desain Industri dan selain itu dapat dilakukan secara pidana dengan pidana penjara dan/atau denda sebagaimana
diatur di dialam pasal 54
KOTAK KEMASAN PIA LEGONG VS PIA JANGER
THANKS

Anda mungkin juga menyukai