Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PELAKSANAAN KULIAH KERJA PROFESI HUKUM (KKPH)

TENTANG
TUGAS DAN WEWENANG SERTA PERTANGGUNGJAWABAN
SEORANG NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI (AJB).

Oleh :
RAHMAT KAMALUDIN
010118196

Bagian Hukum Ketatanegaraan

Di Bawah Bimbingan
MAHIFAL, SH.,MH

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSAAN KULIAH KERJA PROFESI HUKUM

(KKPH)

Menyetujui,

Kepala Bagian Kantor Dosen Pembimbing Kuliah Kerja


Kenotariatan Profesi Hukum

Sawitri Hadiprayitno, SH Mahifal, SH.,MH

Mengetahui,

Dekan Fakultas Hukum


Universitas Pakuan

Dr. Yenti Garnasih, S.H., M.H.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH) yang dilaksanakan di Kantor

Kenotariatan Sawitri Hadiprayitno, SH Jl. Pandu Raya No.11C,

RT.06/RW.014,Tegal Gundil, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor. Tujuan penulisan

laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk Kelulusan Kuliah Kerja Profesi

Hukum (KKPH) mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pakuan. Sehubungan

dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Yenti Garnasih, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Pakuan;

2. Ibu Dr. Hj. Dwi Andayani Bs, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Hukum;

3. Bapak Eka Ardianto Iskandar. S.H., M.H selaku Wakil Dekan Bidang SDM

dan Keuangan Fakultas Hukum Universitas Pakuan;

4. Bapak Ari Wuisang, S.H., M.H. selaku Kepala Bagian Hukum

Ketatanegaraan yang sudah memberi masukan mengenai tempat KKPH dan

atas persetujuannya;

5. Ibu Mahifal, SH., MH selaku Dosen Pembimbing KKPH yang telah

membantu mengarahkan serta mengoreksi penyusunan laporan ini;

6. Ibu Sawitri Hadiprayitno, SH selaku Kepala Bagian Kantor Kenotariatan;

ii
7. Seluruh Staf Kantor Kantor Kenotariatan yang telah membantu demi

kelancaran penyelesaian laporan Kuliah Kerja Profesi Hukum ini;

8. Bapak/Ibu Dosen Staf pengajar Program Studi Ilmu Hukum Universitas

Pakuan yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama

perkuliahan berlangsung;

9. Staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pakuan

10. Kedua orangtua yang selalu memberikan dukungan, do’a serta selalu

memberikan bantuan baik moril maupun materil;

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan Kuliah Kerja Profesi Hukum ini masih

jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak guna perbaikan.

Bogor, Juni 2021

Rahmat Kamaludin

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Dasar Hukum........................................................................................ 2
C. Tugas Pokok dan Fungsi....................................................................... 3
D. Kedudukan............................................................................................ 3

BAB II ANALISIS............................................................................................ 5
A. Analisis Pelaksanaan, Tugas, Wewenang, dan Fungsi Kantor Notaris
Sawitri Hadiprayitno,SH....................................................................... 5
B. Analisis dari Segi Empiris Hubungan Tugas, Fungsi dan Wewenang
Kantor Notaris Sawitri Hadiprayitno,SH dan Masyarakat................... 8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 11


A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta

autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (“UU

30/2004”) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004

tentang Jabatan Notaris (“UU 2/2014”) atau berdasarkan undang-undang

lainnya. Demikian pengertian notaris yang tercantum dalam Pasal 1 angka

1 UU 2/2014.

Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH) merupakan mata kuliah

wajib yang harus diambil atau dijalankan oleh mahasiswa/I di Fakultas

Hukum Universitas Pakuan. Mata kuliah ini berlangsung selama 64 jam

atau sebesar 2 sks. Untuk tempat sendiri ditentukan oleh mahasiswa/i

asalkan masih berhubungan dengan Fakultas Hukum.

Latar belakang atau alasan penulis memilih tempat Kuliah Kerja

Profesi Hukum (KKPH) di Kantor Notaris adalah karena berkaitan dengan

Konsentrasi Hukum yang dipilih oleh penulis. Yaitu konsentrasi

ketatanegaraan dan alasan lainnya adalah untuk menambah praktek

lapangan langsung yang menambah ilmu di bidang kenotariatan yang

berhubungan dengan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN).

1
B. Dasar Hukum

Awal mula sebelum adanya Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004

tentang Jabatan Notaris sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 2

tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU 30 tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris. Lebih dulu diatur dalam Peraturan Jabatan Notaris .

Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris memuat pengertian tentang

Notaris, “Notaris itu adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang

untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan

ketetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau dikehendaki

oleh yang berkepentingan agar dinyatakan dalam suatu akta otentik,

menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan dari pada itu

memberikan grosse, salinan dan kutipannya kesemua itu sebegitu jauh

pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak pula ditugaskan atau

dikecualikan kepada pejabat atau orang lain”.

Dan dalam tugasnya sebagai Pejabat Umum atau Ketentuan

mengenai pemberian wewenang pembuatan akta otentik berdasarkan pada

pasal 1868 KUHPerdata yang berbunyi “Suatu akta otentik ialah suatu

akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang-undang oleh atau

dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu, di tempat

dimana akta itu dibuat”.

2
C. Tugas Pokok dan Fungsi

1) Mencatat atau membukukan akta-akta di bawah tangan dengan

mendaftar dalam buku khusus (waarmerking), biasanya disebut

dengan klapper.

2) Membuat duplikat dari asli surat dibawah tangan berupa salinan

yang memuat uraian.

3) Fotokopi yang diharus dicocokan dengan aslinya agar bisa

melakukan legalisir.

4) Memberikan pembelajaran hukum kepada masyarakat yang

berkaitan dengan pembuatan akta.

5) Membuat risalah lelang.

6) Membetulkan akta apabila kurang sesuai yang berhubungan

dengan pertanahan dan terdapat pada minuta akta yang telah di

tanda tangan, dengan membuat berita acara (BA) dan memberikan

catatan tentang hal tersebut padaminuta akta asli yang

menyebutkan tanggal dan nomor BA pembetulan, dan salinan

tersebut dikirimkan ke para pihak (pasal 51 UUJN).

D. Kedudukan

Kedudukan atau posisi seorang Notaris adalah sebagai sebagai

pejabat pembuat akte otentik atau dapat juga disebut sebagai pejabat

umum, sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 2 Ayat 1 Undang-

Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 30

3
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Seorang Notaris sendiri akan

dilantik apabila mengajukan kepada Kantor Wilayah (KANWIL) sesuai

dengan Surat Keputusan Direktorat Administrasi Hukum Umum dan akan

dilantik oleh Kepaala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM.

4
BAB II

ANALISIS

A. Analisis Pelaksanaan, Tugas, Wewenang, dan Fungsi Kantor Notaris

Sawitri Hadiprayitno,SH

Seorang Notaris sebagai Pejabat Umum dalam hal menjalankan Tugas,

Wewenang dan Fungsi harus selalu berpedoman pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku yaitu kode etik Notaris. Peraturan ini

dikeluarkan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia yang selanjutnya

akan disebut “Perkumpulan” berdasar keputusan Kongres Perkumpulan

dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-

undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib

ditaati oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan dan semua orang yang

menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris, termasuk di dalamnya para

Pejabat Sementara Notaris, Notaris pengganti pada saat menjalankan

jabatan.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pejabat umum tentunya

seorang Notaris berpedoman kepada peraturan perundang-undangan

Undang maupun kode etik yang berlaku. Ketentuan yang menjadi

pedoman dalam Kantor Notaris Sawitri Hadiprayitno,SH antara lain :

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPER)

5
2) UU Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana

telah diubah dengan UU Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan

Atas UU 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

3) Kode Etik Notaris

Adapun struktur organisasi dari Kantor Notaris Sawitri

Hadiprayitno,SH, antara lain seperti berikut (dalam bentuk bagan

dibawah ini) :

Selama melaksanakan Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH) di

Kantor Notaris Sawitri Hadiprayitno,SH. Penulis memperhatikan

bahwa semua Notaris beserta staff menjalakan tugas dan fungsi

sebagaimana peraturan yang berlaku. Notaris sebagai pejabat umum

bertugas atau berwenang untuk membuat, beberapa hal dibawah ini :

1) Surat Balik Nama

2) Surat Pengosongan Rumah

3) Pernyataan Murni

4) Membuat Kuasa dan Persetujuan

5) Membuat Warkah

6) Menulis Klapper

7) Membuat AJB

Disini saya sebagai penulis, akan berfokus pada pembahasan point

ke 7 yaitu Akta Jual Beli (AJB). Merupakan sebuah akta otentik untuk

peralihan hak atas tanah dan bangunan. Pembuatan AJB sudah diatur

6
sedemikian rupa melalui Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

(Perkaban) No. 08 Tahun 2012 Tentang Pendaftaran Tanah.

Anwar Borahimah menyatakan, suatu akta untuk dapat disebut akta

otentik harus memenuhi kriteria-kriteria, berikut: “dibuat dengan

bentuk yang telah ditentukan oleh Undang-Undang, oleh dan di

hadapan pejabat berwenang, mempunyai kekuatan pembuktian yang

sempurna, dan apabila kebenarannya disangkal, maka penyangkal

harus membuktikan mengenai ketidakbenaran tersebut”.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai Akta Jual Beli (AJB),

definisi dari Jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang

melahirkan kewajiban atau perikatan untuk memberikan sesuatu, yang

dalam hal ini terwujud dalam bentuk penyerahan kebendaan yang

dijual oleh penjual, dan penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual.

Dasar hukum yang mengatur mengenai AJB sendiri sudah diatur

dalam Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang No. 5/1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) jo. Pasal 37 ayat (1) Peraturan

Pemerintah No. 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah (PP 24/1997) di

mana peralihan hak atas tanah yang terjadi karena jual beli perlu

didaftarkan dengan menggunakan akta yang dibuat di hadapan PPAT.

AJB merupakan bukti sah bahwa hak atas tanah sudah beralih kepada

pihak lain.

7
Membahas mengenai fungsi daripada Akter Jual Beli (AJB) dibagi

kedalam 3 fungsi, yaitu

1) Sebagai bukti transaksi jual beli properti (rumah atau tanah)

yang sah dengan kesepakatan harga dan ketentuan yang

disetujui kedua belah pihak.

2) Menjadi bukti perkara ketika salah satu pihak gagal

memenuhi kewajibannya.

3) Sebagai bukti kedua belah pihak memenuhi hak dan

kewajibannya masing-masing.

B. Analisis dari Segi Empiris Hubungan Tugas, Fungsi dan Wewenang

Kantor Notaris Sawitri Hadiprayitno,SH dan Masyarakat

Dalam menjalankan tugas seorang Notaris harus memperhatikan

peraturan perundang-undangan, kode etik notaris, dan norma-norma yang

berlaku di sekitar masyarakat. Karena Notaris merupakan pejabat umum

yang tugas dan wewenangnya adalah melayani masyarakat atau

melakukan pelayanan publik pada bidang pertanahan maupun akta.

Maka jika dilihat dari pengertian menurut Undang-Undang No 25

Tahun 2009, Pelayanan publik diartikan sebagai kegiatan atau rangkaian

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,

jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik. Disini penulis akan membahas lebih

8
dalam mengenai tanggungjawab seorang Notaris dalam pembuatan Akta

Jual Beli (AJB).

Notaris berwenang membuat akta autentik mengenai semua

perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan

perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan

untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal

pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, Salinan dan

kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga

ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang

ditetapkan oleh undang-undang.

Apabila terdapat pihak-pihak dalam hal ini bilmana dihubungkan

dengan masyarakat yang merasa dirugikan oleh keputusan yang

dikeluarkan oleh Notaris, maka masyarakat tersebut dapat meminta

pertanggungjawaban kepada Notaris yang bersangkutan dalam

akuntabilitasdari Notaris sebagai sebuah lembaga yang mewakili negara untuk

mengurus kepentingan privat.

Masyarakat atau pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh AJB

yang dikeluarkan oleh Notaris maka dapat menempuh melalui jalur hukum

perdata, terdapat jalur hukum pidana yang dapat ditempuh oleh pihak yang

merasa dirugikan dengan adanya akta jual beli yang dikeluarkan oleh

notaris adalah laporan pidana ke kepolisian. Hal ini ditujukan untuk

melaporkan dan membuktikan adanya unsur pidana yang mengajukan

pihak-pihak dalam pembuatan akta jual beli telah melakukan tindak pidana

9
atau turut serta melakukan tindak pidana dalam pembuatan akta jual beli

atas tanah bersertipikat seperti penipuan, pemalsuan, penipuan dan

penggelapan.

Kesalahan akan prosedural biasanya sering terjadi, dalam penulisan

akta misalnya tidak meneliti identitas penghadap, tidak memeriksa dokumen

pendukung akta secara saksama ataupun tidak memenuhi syarat-syarat untuk

peresmian suatu akta seperti membacakan akta dapat menimbulkan gugatan

perdata terhadap Notaris oleh pihak yang dirugikan. Namun, dapat menjadi

tindak pidana apabila Notaris memalsukan data dalam akta tersebut.

Undang-Undang Jabatan Notaris maupun di dalam Peraturan Jabatan

Pejabat Pembuat Akta Tanah tidak mengatur mengenai ketentuan pidana, namun

tanggung jawab Notaris/PPAT secara pidana dikenakan jika Notaris/PPAT

tersebut melakukan perbuatan pidana yang melanggar hukum.

10
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1) Notaris adalah seorang pejabat umum yang tugas, wewenang dan

fungsinya harus berpedoman kepada Undang-Undang dan Kode Etik

Notaris.

2) Ketentuan yang menjadi pedoman dalam Kantor Notaris Sawitri

Hadiprayitno,SH antara lain :

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPER)

b) UU Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana telah

diubah dengan UU Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU

30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

c) Kode Etik Notaris

3) AJB sendiri sudah diatur dalam Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang No.

5/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) jo. Pasal

37 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah

(PP 24/1997).

Akter Jual Beli (AJB) dibagi kedalam 3 fungsi, yaitu

4) Sebagai bukti transaksi jual beli properti (rumah atau tanah)

yang sah dengan kesepakatan harga dan ketentuan yang

disetujui kedua belah pihak.

11
5) Menjadi bukti perkara ketika salah satu pihak gagal

memenuhi kewajibannya.

6) Sebagai bukti kedua belah pihak memenuhi hak dan

kewajibannya masing-masing.

7) Akter Jual Beli (AJB) dibagi kedalam 3 fungsi, yaitu

a) Sebagai bukti transaksi jual beli properti (rumah

atau tanah) yang sah dengan kesepakatan harga dan

ketentuan yang disetujui kedua belah pihak.

b) Menjadi bukti perkara ketika salah satu pihak gagal

memenuhi kewajibannya.

c) Sebagai bukti kedua belah pihak memenuhi hak dan

kewajibannya masing-masing.

8) Tanggungjawab seorang Notaris dalam pembuatan Akta

adalah besar maka Notaris harus lebih teliti dalam

pembuatannya, apabila masyarakat atau pihak-pihak terkait

merasa dirugikan dapat menempuh melalui jalur hukum

perdata, dan jalur hukum pidana

B. Saran

1) Masyarakat atau pihak yang merasa dirugikan harus

bersikap berani untuk mengajukan gugatan terhadap

Notaris yang melanggar prosedural maupun melakukan

pemalsuan data-data.

12
2) Notaris harus lebih teliti dalam membuat akta maupun

melakukan pengisian mengenai data-data yang akan

tercantum dalam akta tersebut

13
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan :

__________Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU

30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

__________Undang-Undang No. 5/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria (UUPA)

__________Peraturan Pemerintah No. 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah

Jurnal :

Muyyassar, Dkk. 2019. "Pertanggungjawaban Hukum Notaris Terhadap

Pengingkaran Akta Jual Beli Tanah Bersetipikat Oleh Pihak Yang

Dirugikan". Vol. 3(1) April 2019, pp.147-166.

Farazenia Aulia, Dkk. “Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Akta Jual Beli

Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Lunas Yang Hasil

Pembayarannya Dikembalikan Kepada Pihak Pembeli (Studi Kasus

Putusan Majelis Pengawas Pusat Notaris Nomor

04/B/MPPN/VII/2019)”. Hal 1-21.

Website :

Pramesti Ayu Jata Tri, 2017. “Lingkup Kerja Notaris”.

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl4598/lingkup-

kerja-notaris/. Diakses pada 4 Juni 2021, Pukul 15:00.


Libera. “Ingin Membeli Tanah? Ketahui Tahapan yang Perlu Dilalui Dalam

Proses Jual Beli Tanah”. https://libera.id/blogs/ini-tahapan-membuat-

surat-perjanjian-jual-beli-tanah/. Diakses pada 4 Juni 2021, Pukul

15:45.

Timomor Arin Rachmi. “Panduan Lengkap Mengenal hingga Mengurus AJB!”.

https://www.rumah123.com/panduan-properti/membeli-properti-72840-

panduan-lengkap-mengurus-ajb-id.html. Diakses pada 4 Juni 2021,

Pukul 17:45.
LAMPIRAN
1. Surat persetujuan Kepala Bagian Hukum Ketatanegaraan

2. Surat penunjukan Pembimbing KKPH

3. Surat ke Instansi

4. Surat jawaban dari instansi

5. Dokumentasi KKPH

Anda mungkin juga menyukai