Anda di halaman 1dari 29

KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEJAKSAAN AGUNG
Jl. Sultan Hasanudin Nomor 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp. (021) 7203061-63 (hunting) Fax : (021) 72792012 www.kejaksaan.go.id

“UNTUK KEADILAN DAN KEBENARAN


BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

RENCANA SURAT DAKWAAN

NOMOR. REG. PERKARA : PDS-39/TIPIDKOR/JKT.PST/2023

A. IDENTITAS TERDAKWA
Nama Lengkap : Dr. Lathifah Damayanti, M.B.A., M.M.
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/Tanggal Lahir : 53 tahun / 9 Febuari 1969
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Boulevard raya No. 1, Kelapa Gading Timur,
Kec. Kelapa Gading, Kota Jakarta Utara.
Pekerjaan : Wiraswasta (Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance
periode 2012-2022)
Pendidikan : Doktor Ilmu Manajemen
NIK : 3172064902690005

B. PENAHANAN :
Untuk kepentingan penyidikan :
1. Penahanan oleh Penyidik di Rutan sejak tanggal : 12 Januari 2023 s/d 31 Januari 2023
2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum sejak tanggal : 31 Januari 2023 s/d 12
Maret 2023
3. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta sejak
tanggal : 12 Maret 2023 s/d 11 April 2023.
4. Penahanan oleh Penuntut Umum di Rutan sejak tanggal : 11 April 2023 s/d 30 April
2023.
5. Perpanjangan Penahanan oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta sejak
tanggal : 1 Mei 2023 s/d 30 Mei 2022.
C. DAKWAAN :
KESATU.

PRIMAIR

Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH


selaku Direktur Utama dari PT Agata Jiwa Insurance yang diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-304/MBU/02/2012
Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi dan Komisaris
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance dan Surat Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-301/MBU/07/2017 Tentang
Pengangkatan Kembali Anggota-anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Agata Jiwa Insurance, bersama-sama dengan, MIFTAHUL JOSIAH alias
JOSIAH selaku pemilik dari PT Sinar Mashudi Grup Tbk yang berdasarkan Akta
Notaris Teuku Umar Nara, S.H., M.Kn. Nomor : 05 tanggal 3 Maret 1996 memiliki
saham pada PT Sinar Mashudi Grup Tbk sebanyak 75% dan selaku Beneficial Owner
dari PT Nasywa Amriansyah Multifinance (anak perusahaan PT Sinar Mashudi Grup
Tbk), berdasarkan Akta Notaris Irma Bonita, S.H., Mkn Nomor : 10 tanggal 11 Januari
2010 dengan Kepemilikan saham PT Sinar Mashudi Grup Tbk di PT Nasywa
Amriansyah Multifinance sebesar 98%, HAMDANI KRISTIADI alias HAMDANI
selaku Direktur Utama PT Nasywa Amriansyah Multifinance berdasarkan Akta
Pernyatan Keputusan Pemegang Saham PT Nasywa Amriansyah Multifinance Nomor :
5 tertangal 5 Mei 2016, ALVIAN PERMANA alias ALVIAN selaku Direktur Utama
PT Alvian Asset Management berdasarkan Akta Notaris Mahadiraja, S.H., M.Kn
Nomor : 32 tertanggal 20 Juni 2009, dan NAJWA PERMANA alias NAJWA selaku
Direktur Keuangan PT Agata Jiwa yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-304/MBU/02/2012 Tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance dan Surat Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-301/MBU/07/2017 Tentang Pengangkatan
Kembali Anggota-anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Agata Jiwa Insurance (masing-masing dilakukan Penuntutan dalam Berkas Perkara
terpisah), dalam periode waktu antara bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Oktober
2022 atau setidak-tidaknya pada waktu lain antara tahun 2016 sampai dengan tahun
2022, bertempat di Kantor PT Agata Jiwa Insurance yang beralamat di Jalan
Kebangsaan Atas No. 100, Jakarta Pusat, DKI Jakarta atau kantor PT Sinar Mashudi
Grup Tbk. yang beralamatkan di Jl. Pantai Indah Kapuk Boulevard No.1, Kamal Muara,
Kec. Penjaringan, Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Negeri Kelas I A khusus Jakarta Pusat yang berwenang memeriksa dan
mengadili berdasarkan ketentuan 35 ayat (2) Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009
Tentang Pengadian Tindak Pidana Korupsi, secara melawan hukum yaitu :

Telah menyepakati pembelian MTN PT Nasywa Amriansyah Multifinance yang tidak


memiliki investment grade untuk portofolio PT Agata Jiwa Insurance melalui KPD PT
Alvian Asset Management yang dibuat tahun 2017 yang antara lain bertentangan
dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 7 POJK Nomor 71/POJK.05/2016,
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri sejumlah Rp75.150.000.000,- (tujuh
puluh lima miliar seratus lima puluh juta rupiah) atau orang lain yaitu MIFTAHUL
JOSIAH sejumlah Rp58.450.000.000,- (lima puluh delapan miliar empat ratus lima
puluh juta rupiah) dan NAJWA PERMANA sejumlah Rp33.400.000.000,- (tiga puluh
tiga miliar empat ratus juta rupiah) atau suatu korporasi, yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara sebesar Rp267.523.500.000,- (dua ratus
enam puluh tujuh miliar lima ratus dua puluh juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau
setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut sebagaimana tercantum dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan Investigatif dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
Nomor 11/LHP/XXII/11/2022 tanggal 5 November 2022 dari Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan
cara sebagai berikut :Bahwa PT Agata Jiwa Insurance (Persero) atau yang selanjutnya
akan disebut PT Agata Jiwa Insurance merupakan perusahaan milik Negara Republik
Indonesia yang 90% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dengan modal
penyertaan dari negara sebesar Rp50.000.000.000.000 (lima puluh triliun rupiah).
Maksud dan tujuan Perseroan tersebut adalah untuk melakukan bidang usaha di bidang
asuransi, termasuk asuransi jiwa dan asuransi yang disertai dengan investasi (PAYDI)
serta pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat, untuk menandapatkan / mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH selaku Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance periode 2012-2017
diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Nomor S-304/MBU/02/2012 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Agata Jiwa Insurance tertanggal 22 Februari 2012 dan Berita Acara RUPS tahun
2012 tertanggal 16 Februari 2012 yang menyatakan bahwa susunan dewan
Komisaris dan Direksi PT Agata Jiwa Insurance periode 2012-2017 adalah
sebagai berikut :
Komisaris Utama : Putu Ardiyanti
Komisaris 1 : Ahmad Sutejo
Komisaris 2 : Alex G. Simanjuntak
Direktur Utama : Lathifah Damayanti
Direktur Keuangan dan Investasi : Najwa Permana
Direktur Restrukturisasi Bisnis : Aisyah Rahmadanti
Direktur SDM : Agnes Fadiny Sitanggang.

- Bahwa pada periode tahun 2012-2022 Terdakwa LATHIFAH DAMAYANTI


alias LATHIFAH menjabat sebagai Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance,
dan NAJWA PERMANA selaku Direktur Keuangan dan Investasi, yang
keduanya bertindak selaku Komite Investasi dengan jabatan LATHIFAH
DAMAYANTI alias LATHIFAH sebagai Ketua Komite Investasi, dan NAJWA
PERMANA sebagai Wakil Ketua Investasi.

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH diangkat kembali menjadi Direktur Utama PT Agata Jiwa
Insurance periode 2017-2022 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-301/MBU/02/2017 Tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi dan Komisaris
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance tertanggal 22 Februari
2017 dan Berita Acara RUPS tahun 2017 tertanggal 16 Februari 2017 yang
menyatakan bahwa susunan dewan Komisaris dan Direksi PT Agata Jiwa
Insurance periode 2017-2022 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Putu Ardiyanti
Komisaris 1 : Ahmad Sutejo
Komisaris 2 : Alex G. Simanjuntak
Direktur Utama : Lathifah Damayanti
Direktur Keuangan dan Investasi : Najwa Permana
Direktur Restrukturisasi Bisnis : Aisyah Rahmadanti
Direktur SDM : Agnes Fadiny Sitanggang.

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH selaku Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance bersama-sama
dengan NAJWA PERMANA selaku Direktur Keuangan dan Investasi PT Agata
Jiwa Insurance telah menyepakati pembelian efek bersifat sukuk dan/atau utang
berupa Medium Term Note (MTN) yang tidak memiliki investment grade yang
ditawarkan oleh MIFTAHUL JOSIAH, ALVIAN PERMANA, dan HAMDANI
KRISTIADI ke dalam Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) PT Alvian Asset
Management.
- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias
LATHIFAH bersama-sama dengan NAJWA PERMANA telah menyepakati
dan menerima dua tanah yang diajukan oleh MIFTAHUL JOSIAH dan
HAMDANI KRISTIADI sebagai jaminan tanpa penilaian atau pemeriksaan
kembali atas laporan appraisal atas tanah yang telah dimanipulasi harganya
secara melawan hukum sehingga terlihat seolah-olah memiliki harga yang lebih
besar dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) kedua tanah tersebut.

- Bahwa MIFTAHUL JOSIAH bersama-sama dengan HAMDANI KRISTIADI


dan ALVIAN PERMANA dalam mengelola dana dari MTN NAM telah
melakukan penyelewengan. MIFTAHUL JOSIAH bersama-sama dengan
HAMDANI KRISTIADI dan ALVIAN PERMANA telah menggunakan dana
dari MTN NAM dengan cara yang menyalahi prospektus penerbitan MTN yaitu
mengalirkan dana dari MTN NAM kepada beberapa anak perusahaan PT Sinar
Mashudi Group Tbk yang mengakibatkan kerugian bagi PT Agata Jiwa
Insurance selaku pemegang MTN NAM.

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH bersama-sama dengan NAJWA PERMANA telah bersepakat
untuk menerbitkan Surat Keterangan Lunas untuk MTN NAM setelah adanya
eksekusi jaminan dengan jumlah yang lebih rendah daripada utang MTN NAM
yang harus dilunasi setelah dijanjikan suatu keuntungan berupa saham suatu
perusahaan oleh MIFTAHUL JOSIAH. Penerbitan Surat Keterangan Lunas
tersebut menyebabkan PT Agata Jiwa Insurance mengalami kerugian sebesar
Rp267.523.500.000,- (dua ratus enam puluh tujuh miliar lima ratus dua puluh
tiga juta lima ratus ribu rupiah) atas kurang bayar PT Nasywa Amriansyah
Multifinance.

- Bahwa perbuatan-perbuatan Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI,


M.B.A., M.M. alias LATHIFAH bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH,
ALVIAN PERMANA, HAMDANI KRISTIADI, dan NAJWA PERMANA
dilakukan dengan cara melawan hukum dan telah melanggar ketentuan sebagai
berikut :
• Pasal 11 angka 11 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal yang menyatakan bahwa Manajer Investasi adalah pihak yang
kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pension, dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
• Pasal 21 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian, yang menyatakan bahwa “Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan
Reasuransi Syariah wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan
kesesuaian antara kekayaan dan kewajiban dalam menginvestasikan
kekayaan Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta.”
• POJK Nomor 43/POJK.04/2015 tanggal 28 Desember 2015 tentang
Pedoman Perilaku Manajer Investasi pada :
- Pasal 2 huruf b dan d yang menyatakan bahwa “Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, Manajer Investasi wajib
menerapkan prinsip yang meliputi: b. profesionalisme, d.
pengawasan dan pengendalian”
- Pasal 18 yang menyatakan bahwa “Manajer Investasi wajib
membuat dan melaksanakan setiap kebijakan investasi,
memberikan rekomendasi investasi, serta melakukan transaksi
untuk kepentingan Nasabah berdasarkan alasan yang rasional;”
dan
- Pasal 19 huruf a yang menyatakan bahwa “Manajer Investasi
wajib memastikan :
a. kebijakan investasi, rekomendasi investasi dan/atau transaksi
untuk kepentingan Nasabah dilakukan sesuai dengan tujuan,
batasan, dan pedoman investasi yang dimuat dalam perjanjian
pengelolaan investasi serta peraturan perundang-undangan di
sektor Pasar Modal yang terkait dengan pengelolaan investasi
• POJK Nomor 71/POJK.05/2016 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Asuransi Syariah yang disebutkan
dalam :
- Pasal 5 ayat (1) :
“Perusahaan wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
penempatan investasi.”
- Pasal 6 ayat (2) :
“Penempatan atas Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk
investasi berupa MTN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) huruf e harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. MTN terdaftar di Kustodian Sentral Efek Indonesia
b. MTN memiliki agen monitoring yang mendapatkan izin
sebagai wali amanat dari OJK; dan
c. MTN memiliki peringkat investment grade yang
dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat efek yang
diakui oleh OJK.
- Pasal 7 :
Dalam hal obligasi korporasi dan/atau MTN yang diterbitkan
oleh perusahaan pembiayaan tidak memiliki tingkat investment
grade sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan/atau
ayat (2) huruf c penempatan dapat dilakukan sepanjang :
a. memiliki peringkat 1 (satu) tingkat di bawah investment
grade; dan
b. perusahaan pembiayaan yang menerbitkan obligasi
korporasi dan/atau MTN memenuhi ketentuan tingkat
kesehatan keuangan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pembiayaan pada saat
penempatan.
• POJK Nomor 73/POJK.05/2016 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang
Baik Bagi Perusahaan Perasuransian, yang menyebutkan :
- Pasal 58 :
Dalam mengelola investasi, Direksi Perusahaan wajib
melakukan:
a. analisis terhadap risiko investasi yang antara lain meliputi
risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional serta
rencana penanggulangannya dalam hal terjadi peningkatan
risiko investasi; dan
b. kajian yang memadai dan terdokumentasi dalam
menempatkan, mempertahankan, dan melepaskan investasi.
- Pasal 59 :
Direksi Perusahaan wajib mengambil keputusan investasi secara
profesional dan mengoptimalkan nilai Perusahaan bagi
Pemangku Kepentingan khususnya pemegang polis, tertanggung,
peserta, dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat.
- Pasal 62 ayat (3) :
Pengalihdayaan pengelolaan investasi kepada pihak lain wajib
memenuhi ketentuan mengenai jenis, batasan, dan penilaian
investasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan keuangan Perusahaan;
• Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.010/2012
tahun 2012 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan
Perusahaan Reasuransi yang menyatakan :
Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi harus ditempatkan
dalam jenis:
a. deposito berjangka pada Bank, termasuk deposit on call dan
deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1
(satu) bulan;
b. sertifikat deposito yang tidak dapat diperdagangkan (non
negotiable certificate deposit) pada Bank;
c. saham yang diperdagangkan di bursa efek;
d. surat utang korporasi;
e. sukuk korporasi;
f. surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia;
g. surat berharga yang diterbitkan oleh negara selain Negara Republik
Indonesia;
h. surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia;
i. surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang
Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau
pemegang sahamnya;
j. reksa dana;
k. efek beragun aset yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi
kolektif efek beragun aset;
l. dana investasi real estat;
m. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek);
n. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan
bangunan, untuk investasi;
o. pembiayaan melalui mekanisme kerja sama dengan pihak lain
dalam bentuk pembelian piutang (refinancing);
p. emas murni; dan/atau
q. pinjaman yang dijamin dengan hak tanggungan.
• Angka 2.5 Peraturan Direksi Nomor : PD-011/DIR/2013 tanggal 2
Februari 2013 tentang Kebijakan Investasi yang menyatakan bahwa
Penempatan/pembelian setiap instrument investasi hanya diperkenankan
berdasarkan rekomendasi hasil analisis.
• Prospektus Penerbitan MTN I NAM dan MTN II NAM yang
menyatakan bahwa :
Dana hasil penerbitan MTN setelah dikurangi biaya penerbitan akan
dipergunakan untuk sebagai berikut:
1. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp845.000.000.000,- (delapan ratus
empat puluh lima miliar rupiah) atau sekitar 65% (enam puluh lima
persen) setelah dikurangi biaya penerbitan akan dipergunakan
untuk :
- Modal kerja umum terutama untuk pembiayaan kepada
nasabah.
- Pembiayaan prioritas kepada nasabah perseroan yang tengah
mengerjakan proyek pemerintah.
• Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen Pemantau MTN I NAM
tahun 2017 dan MTN II NAM
Pasal 4.2 menyatakan bahwa “Apabila Penerbit bermaksud untuk
melakukan perubahan penggunaan dana hasil penerbitan MTN, maka
penerbit wajib terlebih dahulu meminta persetujuan tertulis dari
Pemegang MTN baik melalui RUPMTN atau diluar RUPMTN.”

- Bahwa perbuatan Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M.


alias LATHIFAH bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH, S.E., M.M.,
ALVIAN PERMANA, HAMDANI KRISTIADI, dan NAJWA PERMANA
telah memperkaya diri Terdakwa sendiri sejumlah Rp75.150.000.000,- (tujuh
puluh lima miliar seratus lima puluh juta rupiah) dari hasil penjualan MTN I
NAM dan MTN II NAM yang tidak memiliki investment grade, dan
memperkaya orang lain yaitu MIFATHUL JOSIAH sebesar Rp58.450.000.000,-
(lima puluh delapan miliar empat ratus lima puluh juta rupiah) dan NAJWA
PERMANA sebesar Rp33.400.000.000,- (tiga puluh tiga miliar empat ratus juta
rupiah).

- Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI,


M.B.A., M.M. alias LATHIFAH bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH,
ALVIAN PERMANA, HAMDANI KRISTIADI, dan NAJWA PERMANA
sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas telah mengakibatkan kerugian
keuangan negara sebesar Rp267.523.500.000,00,- (dua ratus enam puluh tujuh
miliar lima ratus dua puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) atau setidak-
tidaknya sekitar jumlah tersebut sebagaimana Laporan Hasil Pemeriksaan
Investigatif dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara Nomor
11/LHP/XXII/11/2022 tanggal 5 November 2022 dari Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dengan rincian sebagai berikut :
A. Pengeluaran Dana PT AJI
Investasi KPD PT Alvian
yang digunakan untuk
MTN NAM :
1. Pembelian MTN I
NAM 2017 300.000.000.000,00
2. Pembelian MTN II
NAM 2018 197.936.250.000,00
Total Pengeluaran dana 497.936.250.000,00
B. Bunga yang harus diterima
oleh PT AJI dari MTN
NAM
1. MTN I NAM 90.000.000.000,00
2. MTN II NAM 39.587.250.000,00
Total Bunga 129.587.250.000,00
Total dana yang seharusnya
diterima PT AJI dari MTN
NAM 627.523.500.000,00
C. Penerimaan Dana PT AJI
dari MTN NAM
1. Kupon Bunga MTN I
NAM 30.000.000.000,00
2. Eksekusi Jaminan
Tanah Badung 200.000.000.000,00
3. Eksekusi Jaminan
Tanah Bandung 130.000.000.000,00
Total Penerimaan Dana PT
AJI 360.000.000.000,00
Kerugian Negara Sebesar
(A+B-C) 267.523.500.000,00

Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat (1)
jo. Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHP

ATAU;

SUBSIDAIR.

Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH


selaku Direktur Utama dari PT Agata Jiwa Insurance yang diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-304/MBU/02/2012
Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi dan Komisaris
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance dan Surat Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-301/MBU/07/2017 Tentang
Pengangkatan Kembali Anggota-anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Agata Jiwa Insurance, bersama-sama dengan, MIFTAHUL JOSIAH alias
JOSIAH selaku pemilik dari PT Sinar Mashudi Grup Tbk yang berdasarkan Akta
Notaris Teuku Umar Nara, S.H., M.Kn. Nomor : 05 tanggal 3 Maret 1996 memiliki
saham pada PT Sinar Mashudi Grup Tbk sebanyak 75% dan selaku Beneficial Owner
dari PT Nasywa Amriansyah Multifinance (anak perusahaan PT Sinar Mashudi Grup
Tbk), berdasarkan Akta Notaris Irma Bonita, S.H., Mkn Nomor : 10 tanggal 11 Januari
2010 dengan Kepemilikan saham PT Sinar Mashudi Grup Tbk di PT Nasywa
Amriansyah Multifinance sebesar 98%, HAMDANI KRISTIADI alias HAMDANI
selaku Direktur Utama PT Nasywa Amriansyah Multifinance berdasarkan Akta
Pernyatan Keputusan Pemegang Saham PT Nasywa Amriansyah Multifinance Nomor :
5 tertangal 5 Mei 2016, ALVIAN PERMANA alias ALVIAN selaku Direktur Utama
PT Alvian Asset Management berdasarkan Akta Notaris Mahadiraja, S.H., M.Kn
Nomor : 32 tertanggal 20 Juni 2009, dan NAJWA PERMANA alias NAJWA selaku
Direktur Keuangan PT Agata Jiwa yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-304/MBU/02/2012 Tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance dan Surat Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-301/MBU/07/2017 Tentang Pengangkatan
Kembali Anggota-anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Agata Jiwa Insurance (masing-masing dilakukan Penuntutan dalam Berkas Perkara
terpisah), dalam periode waktu antara bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Oktober
2022 atau setidak-tidaknya pada waktu lain antara tahun 2016 sampai dengan tahun
2022, bertempat di Kantor PT Agata Jiwa Insurance yang beralamat di Jalan
Kebangsaan Atas No. 100, Jakarta Pusat, DKI Jakarta atau kantor PT Sinar Mashudi
Grup Tbk. yang beralamatkan di Jl. Pantai Indah Kapuk Boulevard No.1, Kamal Muara,
Kec. Penjaringan, Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Negeri Kelas I A khusus Jakarta Pusat yang berwenang memeriksa dan
mengadili berdasarkan ketentuan Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Nomor 46 Tahun
2009 Tentang Pengadian Tindak Pidana Korupsi, menyalahgunakan kewenangan secara
melawan hukum yaitu :

Telah menyepakati pembelian MTN PT Nasywa Amriansyah Multifinance yang tidak


memiliki investment grade untuk portofolio PT Agata Jiwa Insurance melalui KPD PT
Alvian Asset Management yang dibuat tahun 2017 yang antara lain bertentangan
dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 7 POJK Nomor 71/POJK.05/2016,
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri sejumlah Rp75.150.000.000,- (tujuh
puluh lima miliar seratus lima puluh juta rupiah) atau orang lain yaitu MIFTAHUL
JOSIAH sejumlah Rp58.450.000.000,- (lima puluh delapan miliar empat ratus lima
puluh juta rupiah) dan NAJWA PERMANA sejumlah Rp33.400.000.000,- (tiga puluh
tiga miliar empat ratus juta rupiah) atau suatu korporasi, yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara sebesar Rp267.523.500.000,- (dua ratus
enam puluh tujuh miliar lima ratus dua puluh juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau
setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut sebagaimana tercantum dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan Investigatif dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
Nomor 11/LHP/XXII/11/2022 tanggal 5 November 2022 dari Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan
cara sebagai berikut :Bahwa PT Agata Jiwa Insurance (Persero) atau yang selanjutnya
akan disebut PT Agata Jiwa Insurance merupakan perusahaan milik Negara Republik
Indonesia yang 90% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dengan modal
penyertaan dari negara sebesar Rp50.000.000.000.000 (lima puluh triliun rupiah).
Maksud dan tujuan Perseroan tersebut adalah untuk melakukan bidang usaha di bidang
asuransi, termasuk asuransi jiwa dan asuransi yang disertai dengan investasi (PAYDI)
serta pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat, untuk menandapatkan / mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH selaku Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance periode 2012-2017
diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Nomor S-304/MBU/02/2012 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Agata Jiwa Insurance tertanggal 22 Februari 2012 dan Berita Acara RUPS tahun
2012 tertanggal 16 Februari 2012 yang menyatakan bahwa susunan dewan
Komisaris dan Direksi PT Agata Jiwa Insurance periode 2012-2017 adalah
sebagai berikut :
Komisaris Utama : Putu Ardiyanti
Komisaris 1 : Ahmad Sutejo
Komisaris 2 : Alex G. Simanjuntak
Direktur Utama : Lathifah Damayanti
Direktur Keuangan dan Investasi : Najwa Permana
Direktur Restrukturisasi Bisnis : Aisyah Rahmadanti
Direktur SDM : Agnes Fadiny Sitanggang.

- Bahwa pada periode tahun 2012-2022 Terdakwa LATHIFAH DAMAYANTI


alias LATHIFAH menjabat sebagai Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance,
dan NAJWA PERMANA selaku Direktur Keuangan dan Investasi, yang
keduanya bertindak selaku Komite Investasi dengan jabatan LATHIFAH
DAMAYANTI alias LATHIFAH sebagai Ketua Komite Investasi, dan NAJWA
PERMANA sebagai Wakil Ketua Investasi.
- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias
LATHIFAH diangkat kembali menjadi Direktur Utama PT Agata Jiwa
Insurance periode 2017-2022 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-301/MBU/02/2017 Tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi dan Komisaris
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance tertanggal 22 Februari
2017 dan Berita Acara RUPS tahun 2017 tertanggal 16 Februari 2017 yang
menyatakan bahwa susunan dewan Komisaris dan Direksi PT Agata Jiwa
Insurance periode 2017-2022 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Putu Ardiyanti
Komisaris 1 : Ahmad Sutejo
Komisaris 2 : Alex G. Simanjuntak
Direktur Utama : Lathifah Damayanti
Direktur Keuangan dan Investasi : Najwa Permana
Direktur Restrukturisasi Bisnis : Aisyah Rahmadanti
Direktur SDM : Agnes Fadiny Sitanggang.

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH selaku Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance bersama-sama
dengan NAJWA PERMANA selaku Direktur Keuangan dan Investasi PT Agata
Jiwa Insurance telah menyepakati pembelian efek bersifat sukuk dan/atau utang
berupa Medium Term Note (MTN) yang tidak memiliki investment grade yang
ditawarkan oleh MIFTAHUL JOSIAH, ALVIAN PERMANA, dan HAMDANI
KRISTIADI ke dalam Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) PT Alvian Asset
Management.

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH bersama-sama dengan NAJWA PERMANA telah menyepakati
dan menerima dua tanah yang diajukan oleh MIFTAHUL JOSIAH dan
HAMDANI KRISTIADI sebagai jaminan tanpa penilaian atau pemeriksaan
kembali atas laporan appraisal atas tanah yang telah dimanipulasi harganya
secara melawan hukum sehingga terlihat seolah-olah memiliki harga yang lebih
besar dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) kedua tanah tersebut.

- Bahwa MIFTAHUL JOSIAH bersama-sama dengan HAMDANI KRISTIADI


dan ALVIAN PERMANA dalam mengelola dana dari MTN NAM telah
melakukan penyelewengan. MIFTAHUL JOSIAH bersama-sama dengan
HAMDANI KRISTIADI dan ALVIAN PERMANA telah menggunakan dana
dari MTN NAM dengan cara yang menyalahi prospektus penerbitan MTN yaitu
mengalirkan dana dari MTN NAM kepada beberapa anak perusahaan PT Sinar
Mashudi Group Tbk yang mengakibatkan kerugian bagi PT Agata Jiwa
Insurance selaku pemegang MTN NAM.

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH bersama-sama dengan NAJWA PERMANA telah bersepakat
untuk menerbitkan Surat Keterangan Lunas untuk MTN NAM setelah adanya
eksekusi jaminan dengan jumlah yang lebih rendah daripada utang MTN NAM
yang harus dilunasi setelah dijanjikan suatu keuntungan berupa saham suatu
perusahaan oleh MIFTAHUL JOSIAH. Penerbitan Surat Keterangan Lunas
tersebut menyebabkan PT Agata Jiwa Insurance mengalami kerugian sebesar
Rp267.523.500.000,- (dua ratus enam puluh tujuh miliar lima ratus dua puluh
tiga juta lima ratus ribu rupiah) atas kurang bayar PT Nasywa Amriansyah
Multifinance.

- Bahwa perbuatan-perbuatan Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI,


M.B.A., M.M. alias LATHIFAH bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH,
ALVIAN PERMANA, HAMDANI KRISTIADI, dan NAJWA PERMANA
dilakukan dengan cara melawan hukum dan telah melanggar ketentuan sebagai
berikut :
• Pasal 11 angka 11 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal yang menyatakan bahwa Manajer Investasi adalah pihak yang
kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pension, dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
• Pasal 21 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian, yang menyatakan bahwa “Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan
Reasuransi Syariah wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan
kesesuaian antara kekayaan dan kewajiban dalam menginvestasikan
kekayaan Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta.”
• POJK Nomor 43/POJK.04/2015 tanggal 28 Desember 2015 tentang
Pedoman Perilaku Manajer Investasi pada :
- Pasal 2 huruf b dan d yang menyatakan bahwa “Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, Manajer Investasi wajib
menerapkan prinsip yang meliputi: b. profesionalisme, d.
pengawasan dan pengendalian”
- Pasal 18 yang menyatakan bahwa “Manajer Investasi wajib
membuat dan melaksanakan setiap kebijakan investasi,
memberikan rekomendasi investasi, serta melakukan transaksi
untuk kepentingan Nasabah berdasarkan alasan yang rasional;”
dan
- Pasal 19 huruf a yang menyatakan bahwa “Manajer Investasi
wajib memastikan :
a. kebijakan investasi, rekomendasi investasi dan/atau transaksi
untuk kepentingan Nasabah dilakukan sesuai dengan tujuan,
batasan, dan pedoman investasi yang dimuat dalam perjanjian
pengelolaan investasi serta peraturan perundang-undangan di
sektor Pasar Modal yang terkait dengan pengelolaan investasi
• POJK Nomor 71/POJK.05/2016 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Asuransi Syariah yang disebutkan
dalam :
- Pasal 5 ayat (1) :
“Perusahaan wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
penempatan investasi.”
- Pasal 6 ayat (2) :
“Penempatan atas Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk
investasi berupa MTN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) huruf e harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. MTN terdaftar di Kustodian Sentral Efek Indonesia
b. MTN memiliki agen monitoring yang mendapatkan izin
sebagai wali amanat dari OJK; dan
c. MTN memiliki peringkat investment grade yang
dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat efek yang
diakui oleh OJK.
- Pasal 7 :
Dalam hal obligasi korporasi dan/atau MTN yang diterbitkan
oleh perusahaan pembiayaan tidak memiliki tingkat investment
grade sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan/atau
ayat (2) huruf c penempatan dapat dilakukan sepanjang :
a. memiliki peringkat 1 (satu) tingkat di bawah investment
grade; dan
b. perusahaan pembiayaan yang menerbitkan obligasi
korporasi dan/atau MTN memenuhi ketentuan tingkat
kesehatan keuangan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pembiayaan pada saat
penempatan.
• POJK Nomor 73/POJK.05/2016 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang
Baik Bagi Perusahaan Perasuransian, yang menyebutkan :
- Pasal 58 :
Dalam mengelola investasi, Direksi Perusahaan wajib
melakukan:
a. analisis terhadap risiko investasi yang antara lain meliputi
risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional serta
rencana penanggulangannya dalam hal terjadi peningkatan
risiko investasi; dan
b. kajian yang memadai dan terdokumentasi dalam
menempatkan, mempertahankan, dan melepaskan investasi.
- Pasal 59 :
Direksi Perusahaan wajib mengambil keputusan investasi secara
profesional dan mengoptimalkan nilai Perusahaan bagi
Pemangku Kepentingan khususnya pemegang polis, tertanggung,
peserta, dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat.
- Pasal 62 ayat (3) :
Pengalihdayaan pengelolaan investasi kepada pihak lain wajib
memenuhi ketentuan mengenai jenis, batasan, dan penilaian
investasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan keuangan Perusahaan;
• Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.010/2012
tahun 2012 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan
Perusahaan Reasuransi yang menyatakan :
Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi harus ditempatkan
dalam jenis:
a. deposito berjangka pada Bank, termasuk deposit on call dan
deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1
(satu) bulan;
b. sertifikat deposito yang tidak dapat diperdagangkan (non
negotiable certificate deposit) pada Bank;
c. saham yang diperdagangkan di bursa efek;
d. surat utang korporasi;
e. sukuk korporasi;
f. surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia;
g. surat berharga yang diterbitkan oleh negara selain Negara Republik
Indonesia;
h. surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia;
i. surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang
Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau
pemegang sahamnya;
j. reksa dana;
k. efek beragun aset yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi
kolektif efek beragun aset;
l. dana investasi real estat;
m. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek);
n. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan
bangunan, untuk investasi;
o. pembiayaan melalui mekanisme kerja sama dengan pihak lain
dalam bentuk pembelian piutang (refinancing);
p. emas murni; dan/atau
q. pinjaman yang dijamin dengan hak tanggungan.
• Angka 2.5 Peraturan Direksi Nomor : PD-011/DIR/2013 tanggal 2
Februari 2013 tentang Kebijakan Investasi yang menyatakan bahwa
Penempatan/pembelian setiap instrument investasi hanya diperkenankan
berdasarkan rekomendasi hasil analisis.
• Prospektus Penerbitan MTN I NAM dan MTN II NAM yang
menyatakan bahwa :
Dana hasil penerbitan MTN setelah dikurangi biaya penerbitan akan
dipergunakan untuk sebagai berikut:
1. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp845.000.000.000,- (delapan ratus
empat puluh lima miliar rupiah) atau sekitar 65% (enam puluh lima
persen) setelah dikurangi biaya penerbitan akan dipergunakan
untuk :
- Modal kerja umum terutama untuk pembiayaan kepada
nasabah.
- Pembiayaan prioritas kepada nasabah perseroan yang tengah
mengerjakan proyek pemerintah.
• Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen Pemantau MTN I NAM
tahun 2017 dan MTN II NAM
Pasal 4.2 menyatakan bahwa “Apabila Penerbit bermaksud untuk
melakukan perubahan penggunaan dana hasil penerbitan MTN, maka
penerbit wajib terlebih dahulu meminta persetujuan tertulis dari
Pemegang MTN baik melalui RUPMTN atau diluar RUPMTN.”
- Bahwa perbuatan Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M.
alias LATHIFAH bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH, S.E., M.M.,
ALVIAN PERMANA, HAMDANI KRISTIADI, dan NAJWA PERMANA
telah memperkaya diri Terdakwa sendiri sejumlah Rp75.150.000.000,- (tujuh
puluh lima miliar seratus lima puluh juta rupiah) dari hasil penjualan MTN I
NAM dan MTN II NAM yang tidak memiliki investment grade, dan
memperkaya orang lain yaitu MIFATHUL JOSIAH sebesar Rp58.450.000.000,-
(lima puluh delapan miliar empat ratus lima puluh juta rupiah) dan NAJWA
PERMANA sebesar Rp33.400.000.000,- (tiga puluh tiga miliar empat ratus juta
rupiah).

- Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI,


M.B.A., M.M. alias LATHIFAH bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH,
ALVIAN PERMANA, HAMDANI KRISTIADI, dan NAJWA PERMANA
sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas telah mengakibatkan kerugian
keuangan negara sebesar Rp267.523.500.000,00,- (dua ratus enam puluh tujuh
miliar lima ratus dua puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) atau setidak-
tidaknya sekitar jumlah tersebut sebagaimana Laporan Hasil Pemeriksaan
Investigatif dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara Nomor
11/LHP/XXII/11/2022 tanggal 5 November 2022 dari Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dengan rincian sebagai berikut :
A. Pengeluaran Dana PT AJI
Investasi KPD PT Alvian
yang digunakan untuk MTN
NAM:
1. Pembelian MTN I NAM
2017 300.000.000.000,00
2. Pembelian MTN II NAM
2018 197.936.250.000,00
Total Pengeluaran dana 497.936.250.000,00
B. Bunga yang harus diterima
oleh PT AJI dari MTN NAM
1. MTN I NAM 90.000.000.000,00
2. MTN II NAM 39.587.250.000,00
Total Bunga 129.587.250.000,00
Total dana yang seharusnya
diterima PT AJI dari MTN NAM 627.523.500.000,00
C. Penerimaan Dana PT AJI dari
MTN NAM
1. Kupon Bunga MTN I
NAM 30.000.000.000,00
2. Eksekusi Jaminan Tanah
Badung 200.000.000.000,00
3. Eksekusi Jaminan Tanah
Bandung 130.000.000.000,00
Total Penerimaan Dana PT AJI 360.000.000.000,00
Kerugian Negara Sebesar
(A+B-C) 267.523.500.000,00

Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 jo.
Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

DAN;

KEDUA

Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH selaku Direktur Utama dari PT Agata Jiwa Insurance yang diangkat
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-
304/MBU/02/2012 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi dan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance dan
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-
301/MBU/07/2017 Tentang Pengangkatan Kembali Anggota-anggota Direksi dan
Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance, bersama-sama
dengan, MIFTAHUL JOSIAH alias JOSIAH selaku pemilik dari PT Sinar Mashudi
Grup Tbk yang berdasarkan Akta Notaris Teuku Umar Nara, S.H., M.Kn. Nomor : 05
tanggal 3 Maret 1996 memiliki saham pada PT Sinar Mashudi Grup Tbk sebanyak
75% dan selaku Beneficial Owner dari PT Nasywa Amriansyah Multifinance (anak
perusahaan PT Sinar Mashudi Grup Tbk), berdasarkan Akta Notaris Irma Bonita, S.H.,
Mkn Nomor : 10 tanggal 11 Januari 2010 dengan Kepemilikan saham PT Sinar
Mashudi Grup Tbk di PT Nasywa Amriansyah Multifinance sebesar 98%, HAMDANI
KRISTIADI alias HAMDANI selaku Direktur Utama PT Nasywa Amriansyah
Multifinance berdasarkan Akta Pernyatan Keputusan Pemegang Saham PT Nasywa
Amriansyah Multifinance Nomor : 5 tertangal 5 Mei 2016, ALVIAN PERMANA alias
ALVIAN selaku Direktur Utama PT Alvian Asset Management berdasarkan Akta
Notaris Mahadiraja, S.H., M.Kn Nomor : 32 tertanggal 20 Juni 2009, dan NAJWA
PERMANA alias NAJWA selaku Direktur Keuangan PT Agata Jiwa yang diangkat
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-
304/MBU/02/2012 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi dan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance dan
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor S-
301/MBU/07/2017 Tentang Pengangkatan Kembali Anggota-anggota Direksi dan
Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Agata Jiwa Insurance (masing-masing
dilakukan Penuntutan dalam Berkas Perkara terpisah), dalam periode waktu antara
bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Oktober 2022 atau setidak-tidaknya pada
waktu lain antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2022, bertempat di Kantor PT
Agata Jiwa Insurance yang beralamat di Jalan Kebangsaan Atas No. 100, Jakarta
Pusat, DKI Jakarta atau kantor PT Sinar Mashudi Grup Tbk. yang beralamatkan di Jl.
Pantai Indah Kapuk Boulevard No.1, Kamal Muara, Kec. Penjaringan, Jkt Utara,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Kelas I A khusus Jakarta Pusat yang berwenang memeriksa dan mengadili
berdasarkan ketentuan Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009
Tentang Pengadian Tindak Pidana Korupsi, Secara bersama-sama atau turut serta
menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar neger, mengubah bentuk, menukarkan
dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan, Perbuatan
tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH, ALVIAN
PERMANA, HAMDANI KRISTIADI, dan NAJWA PERMANA telah
melakukan tindak pidana korupsi yang telah memparkaya diri Terdakwa sendiri
sejumlah Rp58.450.000.000,- (lima puluh delapan miliar empat ratus lima
puluh juta rupiah) dari hasil penjualan MTN I NAM dan MTN II NAM yang
tidak memiliki investment grade, dan memperkaya orang lain yaitu LATHIFAH
DAMAYANTI sebesar Rp75.150.000.000,- (tujuh puluh lima miliar seratus
lima puluh juta rupiah) dan NAJWA PERMANA sebesar Rp33.400.000.000,-
(tiga puluh tiga miliar empat ratus juta rupiah).

- Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI,


M.B.A., M.M. alias LATHIFAH bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH,
ALVIAN PERMANA, HAMDANI KRISTIADI, dan NAJWA PERMANA
mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp267.523.500.000,- (dua
ratus enam puluh tujuh miliar lima ratus dua puluh juta dua ratus lima puluh
ribu rupiah) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut sebagaimana Laporan
Hasil Pemeriksaan Investigatif dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara Nomor 11/LHP/XXII/11/2022 tanggal 5 November 2022 dari Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dengan rincian sebagai
berikut :
A. Pengeluaran Dana PT AJI
Investasi KPD PT Alvian yang
digunakan untuk MTN NAM
:
1. Pembelian MTN I NAM
2017 300.000.000.000,00
2. Pembelian MTN II NAM
2018 197.936.250.000,00
Total Pengeluaran dana 497.936.250.000,00
B. Bunga yang harus diterima
oleh PT AJI dari MTN NAM
1. MTN I NAM 90.000.000.000,00
2. MTN II NAM 39.587.250.000,00
Total Bunga 129.587.250.000,00
Total dana yang seharusnya
diterima PT AJI dari MTN NAM 627.523.500.000,00
C. Penerimaan Dana PT AJI dari
MTN NAM
1. Kupon Bunga MTN I NAM 30.000.000.000,00
2. Eksekusi Jaminan Tanah
Badung 200.000.000.000,00
3. Eksekusi Jaminan Tanah
Bandung 130.000.000.000,00
Total Penerimaan Dana PT AJI 360.000.000.000,00
Kerugian Negara Sebesar
(A+B-C) 267.523.500.000,00

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH selaku Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance periode 2012-
2022 telah melakukan Tindak Pidana Korupsi dana investasi AJ Saving Plan PT
Agata Jiwa Insurance terhadap MTN NAM yang diterbitkan oleh PT Nassywa
Amriyansyah Multifinance yang menyebabkan kerugian keuangan negara
sebesar Rp267.523.500.000,- (dua ratus enam puluh tujuh miliar lima ratus dua
puluh juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Korupsi tersebut dilakukan oleh
Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH
bersama-sama dengan MIFTAHUL JOSIAH, HAMDANI KRISTIADI, dan
ALVIAN PERMANA dengan cara-cara sebagai berikut :

- Bahwa Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias


LATHIFAH selaku Direktur Utama PT Agata Jiwa Insurance bersama-
sama dengan NAJWA PERMANA selaku Direktur Keuangan dan
Investasi PT Agata Jiwa Insurance telah menyepakati pembelian efek
bersifat sukuk dan/atau utang berupa Medium Term Note (MTN) yang
tidak memiliki investment grade yang ditawarkan oleh MIFTAHUL
JOSIAH, ALVIAN PERMANA, dan HAMDANI KRISTIADI ke
dalam Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) PT Alvian Asset
Management. Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A.,
M.M. alias LATHIFAH telah membuat gentlemen aggrement dengan
MIFTAHUL JOSIAH yang pada pokoknya menyepakati pemberian
janji keuntungan kepada Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI,
M.B.A., M.M. alias LATHIFAH jika PT Agata Jiwa Insurance mau
membeli MTN NAM.

- Bahwa ketika pembelian MTN NAM telah disetujui oleh Terdakwa


LATHIFAH DAMAYANTI, MIFTAHUL JOSIAH bersama-sama
dengan HAMDANI KRISTIADI dan ALVIAN PERMANA secara
melawan hukum telah melakukan manipulasi harga tanah yang akan
dijaminkan kepada PT Agata Jiwa Insurance untuk pembelian MTN
dari PT Nassywa Amriyansyah Multifinance sehingga seolah-olah
harganya lebih besar daripada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang
terdaftar.

- Bahwa MIFTAHUL JOSIAH bersama-sama dengan HAMDANI


KRISTIADI dan ALVIAN PERMANA dalam mengelola dana dari
MTN NAM telah melakukan penyelewengan dana. MIFTAHUL
JOSIAH bersama-sama dengan HAMDANI KRISTIADI dan ALVIAN
PERMANA telah menggunakan dana dari MTN NAM dengan cara
yang menyalahi prospektus penerbitan MTN yaitu mengalirkan dana
dari MTN NAM kepada beberapa anak perusahaan PT Sinar Mashudi
Group Tbk yang mengakibatkan kerugian bagi PT Agata Jiwa
Insurance selaku pemegang MTN NAM.

- Bahwa sekitar tahun 2020, PT Nassywa Amriyansyah Multifinance


mengalami kerugian besar atas penyelewengan dana yang dilakukan
oleh MIFTAHUL JOSIAH bersama-sama dengan HAMDANI
KRISTIADI yang mengakibatkan perusahaan gagal bayar utang MTN
NAM terhadap PT Agata Jiwa Insurance. Terdakwa Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH bersama HAMDANI
KRISTIADI kemudian menyepakati untuk merestrikturisasi utang
MTN NAM yang dimiliki oleh PT Agata Jiwa Insurance selama 6 bulan
tanpa menambah denda atau bunga.
- Bahwa atas restrukturisasi utang tersebut, PT Nassywa Amriyansyah
Multifinance tetap tidak bisa membayar utangnya sampai dengan bulan
Mei 2021. Atas hal tersebut, Terdakwa Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH memutuskan untuk
mengeksekusi tanah jaminan MTN I NAM dan MTN II NAM. Ketika
tanah tersebut dieksekusi, diketahui bahwa harga tanah yang berada di
Badung yang pada Sertipikat Hak Tanggungan bernilai
Rp300.000.000.000,- (tiga ratus miliar rupiah) terjual dengan harga
lelang Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar rupiah), dan tanah
jaminan yang berada di Bandung yang pada Sertipikat Hak Tanggungan
bernilai Rp250.000.000.000,- (dua ratus lima puluh miliar rupiah)
terjual dengan harga lelang Rp130.000.000.000,- (seratus tiga puluh
miliar rupiah).

- Bahwa eksekusi jaminan tersebut hanya dapat membayar utang MTN


NAM kepada PT Agata Jiwa Insurance sebesar Rp330.000.000.000,-
(tiga ratus tiga puluh miliar rupiah) sehingga utang pokok MTN NAM
kepada PT Agata Jiwa Insurance masih terdapat kekurangan sebesar
Rp167.936.250.000,- (seratus enam puluh tujuh miliar Sembilan ratus
tiga puluh enam juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan utang
kupon bunga MTN NAM sebesar Rp99.587.250.000,- (Sembilan puluh
Sembilan miliar lima ratus delapan puluh tujuh juta dua ratus lima
puluh rupiah).

- Bahwa meskipun terdapat kekurangan, Terdakwa Dr. LATHIFAH


DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH tetap menyatakan
bahwa utang MTN NAM baik pokok ataupun kupon bunganya telah
lunas. Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias
LATHIFAH turut memerintahkan NAJWA PERMANA untuk
menyetujui penerbitan Surat Keterangan Lunas terhadap utang MTN
NAM dengan menjanjikan keuntungan kepada NAJWA PERMANA.

- Bahwa atas sepengetahuan dari Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI,


M.B.A., M.M. alias LATHIFAH, MIFTAHUL JOSIAH bersama-sama dengan
HAMDANI KRISTIADI dan ALVIAN PERMANA telah melakukan Tindak
Pidana Pencucian Uang dengan cara mengalirkan dana dari MTN NAM yang
dikorupsi dari dana investasi PT Agata Jiwa Insurance untuk pembayaran utang
PT Nassywa Amriyansyah Multifinance kepada beberapa anak perusahaan PT
Sinar Mashudi Grup Tbk dan pemberian pembiyaan kepada PT Marshil Abadi
Construction yang masih terafiliasi dengan MIFTAHUL JOSIAH. Perbuatan
MIFTAHUL JOSIAH yang diketahui atas sepengetahuan oleh Terdakwa Dr.
LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH tersebut
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa pada sekitar pertengahan Juni 2019, MIFTAHUL JOSIAH
bersama dengan HAMDANI KRISTIADI mengadakan rapat bersama
sejumlah Direktur Utama anak perusahaan milik PT Sinar Mashudi
Grup Tbk di Gedung PT Sinar Mashudi Grup yang beralamatkan di Jl.
Pantai Indah Kapuk Boulevard No.1, Kamal Muara, Kec. Penjaringan,
Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Adapun perusahaan yang
hadir dalam rapat tersebut adalah :
1. PT Cindore Health Food yang diwakili oleh Felicia Mei, BBA.
2. PT Mawar Ekstrak Scence yang diwakili oleh Maudy Narada,
S.Ak
3. PT Bara Kahuripan yang diwakili oleh Arinda Putria, S.Ak.
4. PT Lestari Adhitama yang diwakili oleh Sutejo Permai, S.Ak.
5. PT Agung Dernada yang diwakili oleh Johans Frjay, S.M.
6. PT Permai Indah yang diwakili oleh Ema Marsudhi, S.H.
7. PT Borneo New Future yang diwakili oleh Eza Gionino, S.H
8. PT Dana Silika Primatama yang diwakili oleh Melani Ricardo,
S.H
9. PT Petra Barasonta yang diwakili oleh Sasa Ahlia, S.H.
10. PT Naga Siwi Indahtama yang diwakili oleh David Eka, S.H.,
M.M

- Bahwa untuk melancarkan aksinya, MIFTAHUL JOSIAH


memerintahkan kepada beberapa Direktur Utama dari anak perusahaan
PT Sinar Mashudi Grup untuk mengirimkan Surat Tagihan Utang
kepada PT Nassywa Amriyansyah Multifinance dengan denda yang
dibuat lebih tinggi daripada aslinya. Hal ini dilakukan oleh
MIFTAHUL JOSIAH untuk membuat PT Nassywa Amriyansyah
Multifinance mengalami gagal bayar atas MTN NAM.

- Bahwa konsekuensi dari adanya penerimaan pembayaran utang dari PT


Nassywa Amriyansyah Multifinance kepada beberapa anak perusahaan
PT Sinar Mashudi Grup adalah kenaikan pendapatan yang menjadikan
MIFTAHUL JOSIAH mendapatkan kenaikan dividen dari tiap-tiap
perusahaan tersebut.
- Bahwa kejanggalan mengenai kenaikan dividen yang diterima oleh
MIFTAHUL JOSIAH sejak bulan Maret – Juli tahun 2020 menurut
Laporan Audit PPATK tertanggal 12 Oktober 2022 dijabarkan sebagai
berikut :
Tanpa Dengan
No Nama Perusahaan Pembayaran Pembayaran
Utang Utang
1. PT Bara Kahuripan 34.571.000.000,- 51.000.000.000,-
2. PT Lestari Adhitama 31.632.600.000,- 45.929.278.000,-
3. PT Agung Dernada 34.284.693.000,- 53.931.861.000,-
4. PT Permai Indah 35.408.707.000,- 53.754.615.000,-
5. PT Borneo New Future 34.000.000.000,- 52.960.206.000,-
6. PT Dana Silika 33.181.000.000,- 51.257.833.000,-
Primatama
7. PT Petra Barasonta 30.147.890.000,- 49.307.140.000,-
8. PT Naga Siwi 31.176.100.000,- 50.357.498.000,-
Indahtama
9. PT Mawar Ekstrak 42.980.500.000,- 53.410.909.000,-
Scence
10. PT Cindore Health 43.514.510.000,- 55.987.660.000,-
Total pendapatan 350.897.000.000,- 517.897.000.000,-
Total selisih 167.000.000.000,-

- Bahwa jumlah kelebihan uang yang diterima MIFTAHUL JOSIAH dari


pendapatan dividen sebesar Rp167.000.000.000,- (seratus enam puluh tujuh
miliar rupiah) telah ditarik langsung dan disimpan di brankas yang terletak di
ruang rahasia kantor milik MIFTAHUL JOSIAH yang berada di Gedung PT
Sinar Mashudi Grup Tbk yang beralamatkan di Jl. Pantai Indah Kapuk
Boulevard No.1, Kamal Muara, Kec. Penjaringan, Jkt Utara, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta untuk menghindari pelapora.

- Bahwa dana atas penyelewengan yang dilakukan oleh MIFTAHUL JOSIAH


telah ditransfer oleh MIFTAHUL JOSIAH dengan menggunakan sebuah
rekening nominee atas nama GIGA ADINATHA dengan nomor rekening 019-
012489300 yang terhubung langsung dengan HP milik MIFTAHUL JOSIAH.
Dimana, rekening tersebut merupakan sebuah rekening nominee yang
disediakan khusus oleh MIFTAHUL JOSIAH untuk digunakan sebagai media
transaksi mencurigakan.

- Bahwa untuk menghindari kecurigaan atas transaksi tersebut, MIFTAHUL


JOSIAH juga telah memberikan perintah kepada saksi ANTONIO KASEP
selaku aspri untuk melakukan setor tunai melalui Bank Raichtum KCP terlebih
dahulu, pada hari yang sama, sebelum kemudian melakukan transfer ke rekening
pribadi milik saksi Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M.
alias LATHIFAH melalui aplikasi M-banking pribadi yang terdapat dalam hp
miliknya. Adapun terhadap rekening nominee atas nama Giga Adinatha dengan
nomor rekening 019-012489300 tersebut telah terdata mutasi sebagai berikut:
1) Tanggal 10 Agustus 2021
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp 19.550.000.000,- pada
pukul 10.35 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp 19.550.000.000,- pada pukul 16.18 WIB.
2) Tanggal 23 Agustus 2021
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp17.450.000.000,- pada
pukul 08.48 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp17.450.000.000,- pada pukul 21.05 WIB.
3) Tanggal 17 September 2021
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp20.000.000.000,- pada
pukul 10.18 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp20.000.000.000,- pada pukul 19.44 WIB.
4) Tanggal 4 Oktober 2021
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp17.750.000.000,- pada
pukul 14.15 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp17.750.000.000,- pada pukul 22.18 WIB.
5) Tanggal 21 Oktober 2021
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp17.250.000.000,- pada
pukul 09.38 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp17.250.000.000,- pada pukul 18.50 WIB.
6) Tanggal 19 November 2021
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp16.225.000.000,- pada
pukul 11.14 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp16.225.000.000,- pada pukul 23.40 WIB.
7) Tanggal 14 Desember 2021
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp18.775.000.000,- pada
pukul 09.58 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp18.775..000.000,- pada pukul 20.25 WIB.
8) Tanggal 13 Januari 2022
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp15.545.000.000,- pada
pukul 10.19 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp15.545.000.000,- pada pukul 20.55 WIB.
9) Tanggal 14 Februari 2022
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp14.455.000.000,- pada
pukul 09.27 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp14.455.000.000,- pada pukul 15.19 WIB.
10) Tanggal 26 Februari 2022
- Mutasi masuk berupa setor tunai sebesar Rp10.000.000.000,- pada
pukul 08.46 WIB.
- Mutasi keluar berupa transfer M-banking ke rekening Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. dengan nomor rekening 019-
052400389 sebesar Rp10.000.000.000,- pada pukul 19.46 WIB.
11) Dengan total keseluruhan uang sebanyak Rp. 167.000.000.000

- Bahwa untuk menghindari kecurigaan, MIFTAHUL JOSIAH dengan Terdakwa


Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH dengan
sengaja melakukan transaksi secara berkala dengan jumlah dibawah limit Bank
Raichtum yaitu Rp20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah) agar tidak
dilaporkan kepada OJK.

- Bahwa uang yang dikirimkan oleh MIFTAHUL JOSIAH tersebut digunakan


untuk mendirikan sebuah perusahaan perhotelan dengan Terdakwa Dr.
LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH sebagai
seseorang yang diberi kuasa untuk mengurus terkait pendirian perusahaan
perhotelan bernama PT Moon Stone Group tersebut.

- Bahwa terhadap dana tersebut, telah dialihkan pengalokasiannya sebagai modal


untuk mendaftarkan sebuah perusahaan perhotelan bernama PT Moon Stone
Grup atas nama Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias
LATHIFAH, NAJWA PERMANA, dan MIFTAHUL JOSIAH. Selain sejumlah
dana tersebut, MIFTAHUL JOSIAH juga memberikan sejumlah saham kepada
Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH
dan NAJWA PERMANA dengan masing-masing saham sebesar 45% dan 20%
atas PT yang baru dibangunnya, dengan Terdakwa Dr. LATHIFAH
DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH sebagai Direktur Utama,
Najwa Permana sebagai Direktur keuangan, dan MIFTAHUL JOSIAH yang
memegang saham sebesar 35% selanjutnya akan bertindak sebagai salah satu
pemegang saham. Bahwa modal tersebut diketahui berasal dari bunga dividen
yang didapatkan oleh Miftahul dari pelunasan PT NAM dan juga sisa
keuntungan PT NAM dari penjualan jaminan.

- Bahwa tindakan tersebut telah dilakukan oleh Terdakwa Dr. LATHIFAH


DAMAYANTI, M.B.A., M.M. alias LATHIFAH guna menyamarkan kekayaan
yang berasal dari tindakan penyelewengan dana investasi PT Agata Jiwa
Insurance untuk MTN PT Nasywa Amriansyah Multifinance yang telah
dilakukannya dengan mengalihkan dana serta keuntungan penyelewengan
sebagai modal untuk membangun perusahaan baru.

- Bahwa atas tindakan korupsi berupa penyelewengan dana MTN dan sejumlah
tindakan lain yang dilakukannya, Terdakwa Dr. LATHIFAH DAMAYANTI,
M.B.A., M.M. alias LATHIFAH telah mendapatkan keuntungan total sebesar
Rp75.150.000.000,- (tujuh puluh lima miliar serratus lima puluh juta rupiah).

Perbuatan Terdakwa merupakan Tindak Pidana sebagaimana diatur dan


diancam pidana dalam Pasal 3 Jo. Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Jakarta, 28 April 2023


Selaku Penuntut Umum,

1. Dr. YOHANES ARDIAN, S.H., M.H.


JAKSA MADYA
NIP. 19790903 200912 2 002
2, Dr. ALVIN TAKSANA, S.H., M.H.
JAKSA MADYA
NIP. 19802103 201204 1 003

Anda mungkin juga menyukai