Anda di halaman 1dari 8

“Kasus Korupsi PT Jiwasraya (Persero)”

Kelas :
Akuntansi B Malam 2021

Dosen :
Ida Ayu Ratih Manuari,SE, M.Si

Nama Kelompok :

I Gusti Bagus Agung Hendrawan P (02)/2102622010205


I Kadek Sastrawan (03)/2102622010206
I Gede Ryan Arsana Praditya (05)/2102622010208
Khatina Angelica (21)/2102622010224

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
A. Profil Perusahaan PT. Asuransi Jiwasraya
PT. Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di sektor
asuransi. Artinya, pemilik Jiwasraya adalah pemerintah Indonesia. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), asuransi adalah pertanggungan yaitu perjanjian antara dua pihak.
Pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak lain berkewajiban memberikan
jaminan sepenuhnya pada pembayar iuran bila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama
atau barang miliknya sesuai perjanjian yang dibuat. Jiwasraya memiliki sejarah panjang, lebih
dari seabad sebelum Indonesia merdeka.
Sejarah singkat Jiwasraya Dikutip dari situs resmi Jiwasraya, berikut ini berbagai perubahan
nama dan status Jiwasraya beserta periode waktunya:
1. NILLMIJ (31 Desember 1859)
Jiwasraya bermula dari Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente
Maatschappij van 1859 (NILLMIJ) yang berdiri pada 31 Desember 1859. NILLMIJ
adalah perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali ada di Indonesia, atau Hindia
Belanda pada saat itu. NILLMIJ didirikan dengan Akte Notaris William Hendry
Herklots Nomor 185.
2. PT Perusahaan Pertanggungan Djiwa Sedjahtera (17 Desember 1960) Perusahaan
asuransi jiwa milik Belanda yang ada di Indonesia dinasionalisasi pada 1957.
Nasionalisasi perusahaan asuransi tersebut sejalan dengan program Indonesianisasi
perekonomian Indonesia. Nasionalisasi NILLMIJ van 1859 dilakukan pada 17
Desember 1960 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1958. NILLMIJ
diubah namanya menjadi PT Pertanggungan Djiwa Sedjahtera.
3. Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera (1 Januari 1961) Sebanyak 9
perusahaan asuransi jiwa milik Belanda dengan inti NILLMIJ van 1859 dilebur menjadi
satu perusahaan bernama Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera.
Keputusan tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 214 Tahun
1961 yang ditetapkan pada 1 Januari 1961.
4. Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Djasa Sedjahtera (1 Januari 1965) Nama
Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera diubah menjadi Perusahaan Negara
Asuransi Djiwa Djasa Sedjahtera. Perubahan nama tersebut berdasarkan Keputusan
Menteri PPP Nomor BAPN 1-3-24 pada 1 Januari 1965.
5. Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraja (1 Januari 1966) Perusahaan Negara Asuransi
Djiwa Djasa Sedjahtera berubah nama menjadi Perusahaan Asuransi Djiwasraja. Dasar
hukum perubahan nama tersebut adalah PP No. 40 Tahun 1965. Kemudian PT
Pertanggungan Djiwa Dharma Nasional dikuasai oleh pemerintah Indonesia dan
berintegrasi ke dalam Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraja. Integrasi kedua
perusahaan tersebut berdasarkan SK Menteri Urusan Perasuransian Nomor 2/SK/66
pada 1 Januari 1966.
6. PT. Asuransi Jiwasraya (21 Agustus 1984) Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraya
berubah status dan nama menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Jiwasraya.
Perubahan status dan nama tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 1972 pada 23 Maret 1973 dengan Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 12 tahun
1973. Kemudian Anggaran Dasarnya diubah dan ditambah dengan Akta Notaris Sri
Rahayu Nomor 839 Tahun 1984 Tambahan Berita Negara Nomor 67 pada 21 Agustus
1984 menjadi PT Asuransi Jiwasraya. Baca juga: BNI: Jiwasraya Sudah Lunasi Utang
Pada 31 Desember 2019 7.
7. PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (14 Juli 2003) Berdasarkan Undang-undang Nomor 1
Tahun 1995, diubah dan ditambah terakhir dengan Akta Notaris Imas Fatimah Nomor
10 Tanggal 12 Mei 1988. Dan Akte Perbaikan Nomor 19 Tanggal 8 September 1998
yang telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Nomor 1671 tanggal 16 Maret
2000. Dan Akte Perubahan Notaris Sri Rahayu Prasetyo Nomor 03 tanggal 14 Juli 2003
nama PT Asuransi Jiwasraya diubah menjadi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Anggaran Dasar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) telah beberapa kali diubah dan
ditambah, terakhir dengan Akta Notaris Netty Maria Machdar Nomor 74 tanggal 18
November 2009. Sebagaimana surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
AH.01.10.01078 tanggal 15 Januari 2010. Dan Akta Nomor 155 tanggal 29 Agustus
2008 yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia
Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan AHU-96890.AH.01.02 tahun 2008 tanggal
16 Desember 2008.

a) Visi Misi Jiwasraya

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mempunyai visi misi sebagai berikut:


A. Visi
Visi Jiwasraya menjadi perusahaan asuransi jiwa yang sehat dan tangguh.
A. Misi
Berikut ini sejumlah misi dari Jiwasraya:
1. Menjalankan usaha asuransi jiwa dengan orientasi pelanggan.
2. Menyediakan kanal distribusi yang luas berbasis IT dengan didukung SDM yang
profesional.
3. Menciptakan nilai bagi shareholder dan stakeholder lainnya.
4. Menjalankan usaha yang sustainable dengan menjunjung nilai-nilai tata kelola
perusahaan yang baik.

b) Dewan komisaris
Dewan Komisaris PT Asuransi Jiwasraya saat ini adalah:
- Dasuki Amsir (Komisaris Utama & Independen)
- Scenaider Clasein Hasudungan Siahaan (Komisaris)
- Mudjiharno M. Sudjono (Komisaris Independen)

c) Dewan direksi
Dewan Direksi PT Asuransi Jiwasraya saat ini adalah:
- Angger P. Yuwono (Direktur Utama)
- Fabiola Noralita Sondakh (Direktur Restrukturisasi Bisnis)
- R. Mahelan Prabantarikso (Direktur Kepatuhan, Manajemen Risiko, dan SDM)
- Ryan Diastana Firman (Direktur Keuangan dan Investasi)
d) Logo Perusahaan

Logo Jiwasraya (Oktober 2002-12 Oktober Logo Jiwasraya (13 Oktober 2014-
2014) sekarang)

e) Alamat Kantor Pusat


JL. Ir. H. Juanda No. 34, Jakarta Pusat
DKI Jakarta 10120
P : 3845031
asuransi[at]jiwasraya.co.id
customer_service[at]jiwasraya.co.id

B. Kronologi Kasus Korupsi Jiwasraya


PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah menjadi sorotan masyarakat. Asuransi jiwa tertua di
Indonesia itu mengalami tekanan likuiditas sehingga ekuitas perseroan tercatat negatif Rp23,92
triliun pada September 2019. Selain itu, Jiwasraya membutuhkan uang sebesar Rp32,89 triliun
untuk kembali sehat.
Ternyata, kasus Jiwasraya merupakan puncak gunung es yang baru mencuat. Jika dirunut,
permasalahan Jiwasraya sudah terjadi sejak tahun 2000-an. Berikut kronologi kasus Jiwasraya:
a. Tahun 2006
Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan ekuitas Jiwasraya tercatat
negatif Rp3,29 triliun.
b. Tahun 2008
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini disclaimer (tidak menyatakan pendapat)
untuk laporan keuangan 2006-2007 lantaran penyajian informasi cadangan tidak dapat diyakini
kebenarannya. Defisit perseroan semakin lebar, yakni Rp5,7 triliun pada 2008 dan Rp6,3 triliun
pada 2009.
c. Tahun 2010-2012
Jiwasraya melanjutkan skema reasuransi dan mencatatkan surplus sebesar Rp1,3 triliun pada
akhir 2011. Namun, Kepala Biro Perasuransian Isa Rachmatawarta menyatakan metode
reasuransi merupakan penyelesaian sementara terhadap seluruh masalah. Sebab, keuntungan
operasi dari reasuransi cuma mencerminkan keuntungan semu dan tidak memiliki keuntungan
ekonomis.
Karenanya, pada Mei 2012, Isa menolak permohonan perpanjangan reasuransi. Laporan
keuangan Jiwasraya 2011 disebut tidak mencerminkan angka yang wajar. Pada 2012,
Bapepam-LK memberikan izin produk JS Proteksi Plan pada 18 Desember 2012. JS Proteksi
Plan dipasarkan melalui kerja sama dengan bank (bancassurance). Produk ini ikut menambah
sakit perseroan lantaran menawarkan bunga tinggi, yakni 9 persen hingga 13 persen.
d. Tahun 2014
Di tengah permasalahan keuangan, Jiwasraya menggelontorkan sponsor untuk klub sepakbola
asal Inggris, Manchester City.
e. Tahun 2017
Kondisi keuangan Jiwasraya tampak membaik. Laporan keuangan Jiwasraya pada 2017 positif
dengan raihan pendapatan premi dari produk JS Saving Plan mencapai Rp21 triliun. Selain itu,
perseroan meraup laba Rp2,4 triliun naik 37,64 persen dari tahun 2016. Perlu diketahui,
sepanjang 2013-2017, pendapatan premi Jiwasraya meningkat karena penjualan produk JS
Saving Plan dengan periode pencairan setiap tahun.
f. Tahun 2018
Direktur Pengawasan Asuransi OJK, Ahmad Nasrullah menerbitkan surat pengesahan
cadangan premi 2016 sebesar Rp10,9 triliun. Pada bulan yang sama, Direktur Utama Jiwasraya
Hendrisman Rahim dan Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo dicopot. Nasabah mulai
mencairkan JS Saving Plan karena mencium kebobrokan direksi lama.
Mei 2018, pemegang saham menunjuk Asmawi Syam sebagai direktur utama Jiwasraya. Di
bawah kepemimpinannya, direksi baru melaporkan terdapat kejanggalan laporan keuangan
kepada Kementerian BUMN.
Indikasi kejanggalan itu betul, karena hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP)
PricewaterhouseCoopers (PwC) atas laporan keuangan 2017 mengoreksi laporan keuangan
interim dari laba sebesar Rp2,4 triliun menjadi hanya Rp428 miliar.
Agustus 2018, Menteri BUMN Rini Soemarno mengumpulkan direksi untuk mendalami
potensi gagal bayar perseroan. Ia juga meminta BPK dan BPKP untuk melakukan audit
investigasi terhadap Jiwasraya.
Oktober-November 2018, masalah tekanan likuiditas Jiwasraya mulai tercium publik.
Perseroan mengumumkan tidak dapat membayar klaim polis jatuh tempo nasabah JS Saving
Plan sebesar Rp802 miliar. Pada November, pemegang saham menunjuk Hexana Tri Sasongko
sebagai Direktur Utama menggantikan Asmawi Syam.
Hexana mengungkap Jiwasraya membutuhkan dana sebesar Rp32,89 triliun untuk memenuhi
rasio solvabilitas (RBC) 120 persen. Tak hanya itu, aset perusahaan tercatat hanya sebesar
Rp23,26 triliun, sedangkan kewajibannya mencapai Rp50,5 triliun. Akibatnya, ekuitas
Jiwasraya negatif sebesar Rp27,24 triliun. Sementara itu, liabilitas dari produk JS Saving Plan
yang bermasalah tercatat sebesar Rp15,75 triliun.
g. Tahun 2019
November 2019, Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir mengaku
melaporkan indikasi kecurangan di Jiwasraya ke Kejaksaan Agung (Kejagung). Hal itu
dilakukan setelah pemerintah melihat secara rinci laporan keuangan perusahaan yang dinilai
tidak transparan.
Kementerian BUMN juga mensinyalir investasi Jiwasraya banyak ditaruh di saham-saham
gorengan. Hal ini yang menjadi satu dari sekian masalah gagal bayar klaim Asuransi Jiwasraya.
Selain Kejagung, Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta juga menaikkan status pemeriksaan
dari penyelidikan menjadi penyidikan pada kasus dugaan korupsi.
Desember 2019: Penyidikan Kejagung terhadap kasus dugaan korupsi Jiwasraya menyebut ada
pelanggaran prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi. Jaksa Agung ST Burhanuddin bahkan
mengatakan Jiwasraya banyak menempatkan 95 dana investasi pada aset-aset berisiko
Imbasnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut memantau perkembangan penanganan
perkara kasus dugaan korupsi di balik defisit anggaran Jiwasraya
Pada Rabu (8/1), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengumumkan pernyataan resmi terkait
skandal Jiwasraya. Salah satunya, laba perseroan sejak 2006 disebut semu karena melakukan
rekayasa akuntansi (window dressing). Hasil pemeriksaan BPK akan menjadi dasar bagi
Kejagung mengambil putusan terhadap orang-orang yang bertanggung jawab atas kondisi
Jiwasraya.
C. Jumlah Kerugian Kasus Korupsi Jiwasraya
Jakarta, Senin (9 Maret 2020) - Kerugian negara dalam kasus Jiwasraya adalah sebesar
Rp16,81 Triliun. Ketua BPK, Agung Firman Sampurna, menyerahkan Laporan Hasil
Pemeriksaan Investigatif dalam rangka Penghitungan Kerugian Negara atas Pengelolaan
Keuangan dan Dana Investasi pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Tahun 2008 s.d. 2018
kepada Jaksa Agung di Kantor Kejaksaan Agung RI pada tanggal 9 Maret 2020 pukul 14.00
WIB.
Pemeriksaan Investigatif dalam rangka Penghitungan Kerugian Negara atas Pengelolaan
Keuangan dan Dana Investasi pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Tahun 2008 s.d. 2018
dilakukan untuk menindaklanjuti permintaan Kejaksaan Agung tanggal 30 Desember 2019.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, BPK menyimpulkan adanya penyimpanganpenyimpangan
terhadap peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait atas proses
perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan investasi saham dan reksa dana di PT Asuransi
Jiwasraya (Persero).
Penyimpangan-penyimpangan tersebut mengakibatkan terjadinya kerugian keuangan negara
pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sebesar Rp16,8 triliun yang merupakan nilai investasi
saham dan reksa dana yang perolehannya dilakukan tidak sesuai ketentuan dan per 31
Desember 2019 masih dimiliki oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
D. Terdakwa Kasus Korupsi Jiwasraya
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi DKI Jakarta telah menjatuhkan vonis kepada enam
terdakwa kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Empat terdakwa yaitu mantan
Direktur Utama Asuransi Jiwasraya (AJS) Hendrisman Rahim, mantan Direktur Keuangan
AJS Hary Prasetyo, Kepala Divisi Investasi dan Keuangan AJS Syahmirwan, dan Direktur PT
Maxima Integra Joko Hartono Tirto, telah dijatuhi vonis terlebih dahulu pada 12 Oktober 2020.
Sedangkan, dua terdakwa lainnya yaitu Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Heru Hidayat
dan Direktur Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro, baru dijatuhi vonis
oleh majelis hakim, Senin (26/10/2020).
Keenamnya, mendapatkan vonis yang sama yaitu kurungan penjara seumur hidup. Hukuman
yang diterima para terdakwa pun bervariasi, ada yang lebih berat dan ada yang sama seperti
tuntutan yang diajukan oleh jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Agung sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. (2023). “Jiwasraya”. Diambil kembali dari id.wikipedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Jiwasraya, diakses pada tanggal 24 Mei 2023.
Admin. (2021). “Sejarah Jiwasraya”. Diambil kembali dari jiwasraya.co.id:
https://www.jiwasraya.co.id/sejarah-jiwasraya, diakses pada tanggal 24 Mei 2023.
BPK RI. (2020). “kerugian negara kasus jiwasraya rp16,81 triliun”. Diambil kembali dari
bpk.go.id: https://www.bpk.go.id/news/kerugian-negara-kasus-jiwasraya-rp1681-triliun.
Diakses pada tanggal 24 Mei 2023.
Dani Prabowo. (2020). "Vonis Lengkap 6 Terdakwa Jiwasraya yang Diganjar Hukuman
Seumur Hidup”. Diambil kembali dari kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/27/15011141/vonis-lengkap-6-terdakwa-
jiwasraya-yang-diganjar-hukuman-seumur-hidup. Diakses pada tanggal 24 Mei 2023
CNN Indonesia. (2020). "Kronologi Kasus Jiwasraya, Gagal Bayar Hingga Dugaan Korupsi".
Diambil kembali dari cnnindonesia.com:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200108111414-78-463406/kronologi-kasus-
jiwasraya-gagal-bayar-hingga-dugaan-korupsi. Diakses pada tanggal 24 Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai