TUGAS TENTANG
Disusun oleh :
Nim : 3320109
KASUS JIWASRAYA
1. Permasalahan
Kondisi keuangan perusahaan asuransi Jiwasraya sebenarnya mulai terpuruk sejak tahun
2002 akibat krisis ekonomi, hingga akhirnya tidak mampu membayar polis para nasabah.
Terungkapnya kasus salah kelola usaha PT Asuransi Jiwasraya (Jiwasraya) telah menyita
perhatian publik. Jiwasraya berdiri sejak masa pemerintahan Hindia Belanda pada 31 Desember
1859 dan berubah menjadi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) pada 21 Agustus 1984. Dalam
perjalanannya, kondisi usaha Jiwasraya sempat membaik pada tahun 2011 meski turut
terdampak krisis ekonomi tahun 1998.
Namun demikian, ketiadaan likuiditas membuat Jiwasraya mengalami gagal bayar klaim
nasabah JS Saving Plan sebesar Rp802 miliar pada Oktober 2018 dan mencapai Rp12,4 triliun per
Desember 2019. Buruknya keuangan Jiwasraya dikarenakan perusahaan membeli saham-saham
lapis kedua dan ketiga menjelang tutup kuartal atau tutup tahun untuk mempercantik laporan
keuangan (window dressing). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan harga saham
tempat Jiwasraya berinvestasi selalu melompat menjelang tutup tahun, dan kemudian saham
tersebut dijual lagi pada 2 Januari tahun berikutnya. Karena saham yang dibeli di bawah harga
pasar, maka pada laporan keuangan akhir tahun akan tercatat hasil investasi Jiwasraya
menguntungkan laba semu.
Dua terdakwa kasus dugaan korupsi dana investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Benny
Tjokro dan Heru Hidayat, tak hanya divonis hukuman penjara seumur hidup.
Benny selaku Direktur Utama PT Hanson International Tbk dan Heru selaku Komisaris Utama
PT Trada Alam Minera Tbk turut divonis membayar uang pengganti. Nominal uang pengganti
yang harus dibayar begitu fantastis, mencapai Rp 16,8 triliun.
Terdakwa Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro mengelola 'underlying' 21 reksadana pada
13 manajer investasi diperkaya sebesar Rp 12,157 triliun sehingga masing-masing mendapat Rp
6,078 triliun.
Keuntungan dua terdakwa tersebut yang dihitung sebagai kerugian negara berdasarkan
Laporan Hasil Pemeriksaan Investigatif BPK RI senilai Rp 16.807.283.375.000.
Banyak nasabah yang dirugikan oleh kasus Jiwasraya yang berimbas pada gagal bayar.
Bahkan dirinya menyebut angkanya mencapai 1.000 lebih nasabah yang merugi akibat hal ini.
Lebih dari 1.000 (nasabah). Totalnya itu ada Rp16 triliun. Kalau yang Rp13 triliun yang sudah
jatuh tempo. Menurut Rudy, dari jumlah tersebut cukup banyak juga yang merupakan warga
negara asing. Salah satu yang paling banyak menjadi nasabah dari asuransi Jiwasraya adalah
nasabah asal Korea Selatan dengan angka sekitar 475 nasabah.
4. Peran pemerintah
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berupaya
menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang mengalami tekanan likuiditas akibat gagal
bayar polis saving plan.
Beberapa cara yang dilakukan pemerintah untuk meyelesaikan permasalahan ini. Berikut
rinciannya:
Otoritas Jasa Keuangan berencana melakukan reformasi pada industri asuransi. Hal ini
berkaca pada keberhasilan reformasi perbankan, maka reformasi pada industri keuangan non
perbankan pun dinilai perlu dilakukan.
2. Restrukturisasi
Upaya penyelesaian yang kedua adalah dengan melakukan restrukturisasi pada keuangan
perseroan. Rencananya upaya restrukturisasi Jiwasraya ini akan dilakukan pada akhir bulan ini
atau paling lambat Februari 2020.
Adapun restrukturisasi Jiwasraya dengan melakukan penerbitan utang oleh anak usaha
Jiwasraya Putra. Dana restrukturisasi ini akan digunakan membayar polis nasabah Jiwasraya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk membentuk Lembaga Penjamin Polis (LPS).
Pembentukan lembaga berkaca dari kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya yang kemudian
memunculkan banyak temuan baru.Tujuan lembaga ini untuk menjamin agar uang nasabah bisa
dikembalikan jika terjadi masalah pada perusahaan.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana untuk membentuk panitia khusus (pansus)
untuk menyelesaikan permasalahan Jiwasraya.
Pembentukan pansus ini seiring dengan sudah banyaknya laporan dari maayarakat yang
mengadukan soal kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ke Komisi VI yang salah
satu mitra kerjanya adalah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan seluruh BUMN
Salah satu cara yang akan dilakukan lagi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) adalah upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan melepaskan aset-aset Jiwasraya
sehingga menambah keuangan perseroan. Meskipun hingga saat ini belum dijelaskan aset apa
yang berpotensi untuk dilepas.
Saya lihat dari kasus ini OJK tidak melakukan pengawasan yang ketat sehingga terjadi
permasalahan yang telah banyak merugikan nasabh dan pemerintah.
Saya berharap ke depan tidak ada lagi kasus yang pada akhirnya merugikan kita semua,
khususnya masyarakat pengguna jasa asuransi, serta menurunnya kepercayaan publik terhadap
otoritas yang punya kewenangan.
6. Solusi
1. Restrukturisasi utang
Salah satu cara menyelamatkan Jiwasraya adalah dengan melakukan restrukturisasi utang.
Langkah -langkah pertama itu adalah langkah restrukturisasi utang-utang dari Jiwasraya
khususnya untuk yang saving plan.
Solusi keempat adalah melakukan penjualan portofolio saham. Ini bisa dilakukan dengan
melihat apakah ada saham yang biaa dijual dengan harga hang baik.
5. Solusi alternatif lain berupa obligasi rekapitalisasi (bond recap) untuk menambal modal
Asuransi Jiwasraya sebagaimana yang telah diberikan kepada bank umum pada 1999. Dengan
obligasi rekapitalisasi itu, Asuransi Jiwasraya akan memperoleh bunga kupon yang merupakan
pendapatan.