Dugaan Korupsi.
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah menjadi
sorotan masyarakat. Asuransi jiwa tertua di Indonesia itu mengalami
tekanan likuiditas sehingga ekuitas perseroan tercatat negatif Rp23,92
triliun pada September 2019. Selain itu, Jiwasraya membutuhkan uang
sebesar Rp32,89 triliun untuk kembali sehat.
Indikasi kejanggalan itu betul, karena hasil audit Kantor Akuntan Publik
(KAP) PricewaterhouseCoopers (PwC) atas laporan keuangan 2017
mengoreksi laporan keuangan interim dari laba sebesar Rp2,4 triliun
menjadi hanya Rp428 miliar.
PT Asuransi Jiwasraya
Permasalahan kasus Jiwasraya sudah terjadi
sejak tahun 2000. Dari tahun ke tahun Jiwasraya
mengalami masalah keuangan hingga tahun
2020 kasusnya baru terungkap. Jiwasraya
mengalami tekanan likuiditas sehingga ekuitas
perseroan tercatat negatif. Faktor yang terjadi
ada kecurangan di perusahaan Jiwasraya, laporan
keuangan perusahaan yang di nilai tidak
transparan, salah satunya Laba perseroan sejak
2006 disebut semu karena melakukan rekayasa
akuntansi (window dressing). Selain itu, Jiwasraya
banyak menempatkan dana investasi pada aset-
aset yang beresiko.
PT ASABRI
Permasalahan PT ASABRI salah satunya
mengenai pengelolaan dana investasi, banyak
saham-saham yang beresiko. Setelah itu ASABRI
melakukan perbaikan pada investasinya namun
belum semua diselesaikan.