Anda di halaman 1dari 5

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Kasus Pelanggaran GCG pada PT. Indosat Multimedia

Oleh:

Rifky Chaidir Rachman (023161061)

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
2019
Kasus Pelanggaran GCG pada PT. Indosat Multimedia (IM3)

IM3 diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember
2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat
direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar.
750 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan
rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut.

Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi
negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi. Manajemen juga
melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan
manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak
pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam
kasus tersebut. Secara rinci berita yang dikutip dalam suatu media tertentu, dijabarkan
sebagai berikut:

Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya Manusia Direktorat
Jenderal Pajak, Djangkung Sudjarwadi, menyatakan bahwa Ditjen Pajak akan mengusut
laporan adanya penggelapan pajak yang dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3). Menurut
master hukum dari Harvard Law School tersebut, adanya laporan dari Wakil Ketua Komisi VI
Dewan Perwakilan Rakyat, M Rosyid Hidayat, bahwa IM3 telah menggelapkan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 174 miliar, merupakan informasi yang harus ditindak
lanjuti aparat Ditjen Pajak. Dalam pandangan Djangkung, informasi apapun yang berkaitan
tentang penyimpangan pajak, baik yang dilakukan wajib pajak maupun aparat pajak sendiri
akan ditindak lanjuti secara serius oleh pihak Ditjen Pajak.

Adanya bantahan dari Direktur Utama IM3, Yudi Rulianto, kata Djangkung, tidak
menyebabkan permasalahan menjadi selesai. Pengusutan tetap diperlukan untuk mencari
tahu duduk permasalahan yang sebenarnya dengan memeriksa wajib pajak yang
bersangkutan dan memeriksa kebenaran laporan atau pengaduan yang diterima. Hal ini
sesuai dengan amanah Undang-Undang No 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa Ditjen Pajak berwenang melakukan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban wajib pajak.
Proses pengusutan tersebut, menurut Djangkung, saat ini sudah dilimpahkan ke Kantor
Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini dikarenakan kantor pusat IM3 berada di wilayah
kerja Kanwil VII. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, M Rosyid Hidayat mengungkapkan kecurigaan
adanya dugaan korupsi pajak atau penggelapan pajak yang dilakukan PT Indosat Multimedia
(IM3). Rosyid mengungkapkan, IM3 melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) ke kantor Pajak untuk
tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Untuk SPT masa PPN 2001 yang dilaporkan
ke kantor pajak pada Februari 2002 dilaporkan bahwa total pajak keluaran tahun 2001
sebesar Rp 846,43 juta. Sedangkan total pajak masukan sebesar Rp 66,62 miliar sehingga
selisih pajak keluaran dan masukan sebesar Rp 65,77 miliar. Sesuai aturan, jika pajak masukan
lebih besar dari pajak keluaran, maka selisihnya dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena
itu, IM3 melakukan restitusi sebesarRp65,7 miliar.
Menurut Rasyid, selintas memang tidak terjadi kejanggalan dari hal tersebut. Namun, jika
lampiran pajak masukan dicermati, IM3 menyebut adanya pajak masukan ke PT Indosat
sebesar Rp 65,07 miliar. Namun setelah dicek ulang, dalam SPT Masa PPN PT Indosat, ternyata
tidak ditemukan angka pajak masukan yang diklaim IM3. Padahal seharusnya angka Pajak
Masukan IM3 tersebut muncul pada laporan pajak keluaran PT Indosat untuk tahun buku yang
sama. Bahkan, PT Indosat hanya melaporkan pajak keluaran sebesar Rp 19,41 miliar yang
sebagian besar berasal dari transaksi dengan PT Telkom bukandengan IM3.

Hal serupa juga dilakukan pada 2002, bahkan nilainya lebih besar. Untuk SPT Masa PPN 2002
per Desember 2002, IM3 melaporkan kelebihan pajak masukan sebesar Rp 109 miliar.
Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) nomor 00008/407/02/051/03 uang
tersebut.

Analisis :
Dalam kasus PT. Indosat Multimedia (IM3) tersebut dijelaskan bahwa IM3 diduga melakukan
penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN), pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat
tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi dan manajemen juga
melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan
manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak
pihak dan pemerintah. Jika memang terbukti melakukan hal tersebut jelas PT. Indosat
Multimedia (IM3) telah melanggar prinsip-prinsip Good Corporate Governence (GCG). GCG
merupakan prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawabannya kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada
umumnya.

Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah dapat mempertanggungjawabkan


keputusan yang diambilnya, dan keputusan tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi
shareholders lainnya. Karena itu proses pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan
harus sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparency, accountability, responsibility,
independency dan fairness. Dalam kasus tersebut, PT. Indosat Multimedia (IM3) melanggar
beberapa prinsip GCG, yaitu diantaranya:

1. Prinsip Transparansi

Para pengelola perusahaan mempunyai kewajiban untuk menjalankan prinsip keterbukaan


dalam proses keputusan dan penyampaian informasi secara lengkap, benar, dan tepat waktu
kepada semua pemangku kepentingan. Dalam kasus ini, PT. Indosat Multimedia (IM3) dinilai
tidak menyediakan informasi yang material dan relevan. Selain itu, perusahaan tidak
mengungkapkan informasi secara lengkap dan benar dalam kasus ini, yaitu pihak manajemen
perusahaan melakukan penipuan akuntansi dan melakukan manipulasi laba yang
menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga berdampak merugikan banyak pihak dan
pemerintah.
2. Prinsip Akuntabilitas
Para pengelola perusahaan berkewajiban untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Dalam kasus ini, PT. Indosat
Multimedia (IM3) tidak dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar, pihak manajemen perusahaan melakukan manipulasi laba dan melakukan
penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) ke kantor pajak. PT. Indosat Multimedia (IM3) tidak
memperdulikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain, sehingga
tidak terciptanya kinerja yang berkesinambungan dalam perusahaan.

3. Prinsip Responsibilitas
PT. Indosat Multimedia (IM3) tidak mematuhi peraturan perundang-undangan dalam hal
melakukan manipulasi laba dan penggelapan pajak yang dilakukan oleh pihak manajemen
yang bekerjasama dengan para pejabat tinggi, otoritas terkait dan auditor dari akuntan publik.

4. Prinsip Independensi
Terkait dengan masalah pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara
dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi, PT. Indosat Multimedia (IM3)
melanggar prinsip independensi yaitu keadaan dimana para pengelola dalam mengabil suatu
keputusan bersifat professional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan dan bebas dari
tekanan/pengaruh darimanapun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip pengelolaan yang sehat. Dalam hal ini PT. Indosat Multimedia (IM3) tidak
dikelola secara independen, terpengaruh atas suatu kepentingan tertentu dan memiliki
perbedaan kepentingan sehingga dapat terlihat adanya kinerja buruk dari perusahaan yang
merugikan para penanam modal dan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai