berpengaruh terhadap neraca perusahaan? Provisi adalah liabilitas yang belum pasti jumlah maupun waktunya. Yang membedakan provisi dengan liabilitas jangka pendek lainnya adalah mengenai waktu dan jumlahnya yang belum pasti. Umumnya entitas mengetahui peristiwa masa lalu yang mengakibatkan adanya kewajiban kini. Namun dalam kasus tertentu, dibutuhkan pendapat ahli untuk menentukan kewajiban kini yang timbul. Misalnya : untuk kasus hukum, diperlukan pendapat ahli hukum atau pengacara untuk menentukan jumlah kewajiban dan kemungkinan menang atau kalahnya suatu perkara. Beberapa contoh provisi adalah sebagai berikut : 1. Warranty (Garansi) Warranty expense/liabilities timbul dari peristiwa masa lalu yaitu penjualan produk, megakibatkan timbulnya kewajiban kini yang membutuhkan aliran sumberdaya untuk melunasinya, namun jumlah klaim dan kapan klaim dilakukan masih belum pasti. Maka entitas wajib mencatat provisi dengan dasar pengalaman masa lalu terkait penjualan produk yang sama. Contoh kasus : PT ABC menjual produk berupa CD player. Berdasarkan pengalaman masa lalu diperoleh fakta bahwa untuk rata-rata 1000 produk yang dijual dalam setahun : a) Biaya untuk klaim garansi kerusakan berat adalah sebesar Rp. 10.000.000 dengan probabilitas 10% b)Biaya untuk klaim garansi kerusakan berat adalah sebesar Rp. 20.000.000 dengan probabilitas 30% c) Probabilitas pelanggan tidak melakukan klaim adalah 60%.
Dari fakta di atas dapat dihitung estimasi biaya
garansi sebesar 10% (10.000.000) + 30% (20.000.000) + 60% (0) = Rp. 7.000.000. dan entitas dapat menjurnal : Warranty Expense 7.000.000 Warranty Payable (Provisi) 7.000.000
2. Perkara Hukum (Law Suit)
PT XYZ sedang mengalami perkara pengadilan karena masalah hak cipta dan posisi perkara memberatkan perusahaan. Berdasarkan pendapat hukum pengacara perusahaan didapat 3 kemungkinan hasil dari perkara tersebut sebagai berikut : a) PT XYZ harus membayar penalty sebesar $ 1,000,000 dalam jangka waktu 2 tahun (probabilitas : 60%, peluang terjadinya paling mungkin). b)PT XYZ harus membayar penalty sebesar $ 2,000,000 dalam jangka waktu 3 tahun (probabilitas 10%, worst scenario). c) PT XYZ harus membayar penalty sebesar $ 500,000 dalam jangka waktu 1 tahun (probabilitas 30%, best scenario). d)Dengan tingkat bunga diskonto 5%, maka besarnya provisi yang dapat diakui entitas dapat diukur sebagai berikut :
Dibulatkan menjadi $ 860,000, maka jurnal yang
dicatat adalah : Legal Expense 860,000 Legal obligation (Provisi) 860,000
3. Onerous Contract (Kontrak Memberatkan)
Adalah kontrak dimana biaya yang tak dapat terhindarkan untuk melaksanakan kontrak tersebut melebihi manfaat yang diperoleh. Contoh : PT DEF menyewa tanah dan bangunan dari PT RST selama 4 tahun dengan bentuk sewa operasi dan menjalankan produksinya di tempat itu. Pada tahun ke 2, PT DEF karena pertimbangan tertentu memindahkan pabriknya ke tempat lain, namun tidak dapat membatalkan sewa operasi dengan PT RST untuk sisa 2 tahun. Demikian juga PT DEF tidak dapat menyewakan tanah dan bangunan tersebut kepada pihak lain (sublease). Karena kondisi tersebut maka PT DEF dapat mencatat sisa beban sewa 2 tahun tersebut sebagai provisi pada tanggal neraca. 4. Restrukturisasi Restrukturisasi menimbulkan kewajiban konstruktif berupa pembayaran pesangon untuk karyawan yang di-PHK atau dipindahtugaskan. Entitas dapat mencatat provisi atas kewajiban konstruktif yang timbul jika entitas telah memiliki rencana formal yang detail terkait restrukturisasi yang meliputi :
a) Bisnis atau bagian usaha yang akan ditutup
b)Lokasi utama yang dipengaruhi c) Lokasi, fungsi, dan perkiraan jumlah tenaga kerja yang diberikan kompensasi atas pemutusan hubungan kerja d)Pengeluaran yang akan terjadi e) Saat penerapan rencana tersebut 2. ?
3. Pertimbangan perusahaan dalam mengakui provisi
4. Mengapa transaksi yang diukur dengan nilai wajar dibebankan sebagai biaya periode berjalan, sedangkan untuk yang diukur denngan nilaiwjaar dikapitalisasi? 5. Penyebab provisi? 6. Mengapa perusahaan perlu melakukan restrukturisasi? 7. Perbedaan provisi dan kontijensi 8. Liabilitas kontijensi dicantumkan CALK. 9. Pada intinya provisi dan kontinjensi biasanya merupakan utang/liabilitas. Sebenarnya setiap provisi adalah bagian dari kontijensi, namun terminologi kontijensi ini digunakan IFRS untuk kewajiban dan aset yang tidak diakui di laporan keuangan. Jadi, agak berbeda pengertiannya