Anda di halaman 1dari 32

BAB 19 IMBALAN KERJA

JENIS-JENIS IMBALAN KERJA

Perlakuan akuntansi atas imbalan kerja diatur dalam PSAK 24 (Revisi 2013) Imbalan Kerja.
PSAK 24 (Revisi 2013) berlaku untuk pemberi kerja mencakup:
 imbalan kerja jangka pendek (seperti: gaji, bonus, cuti berimbalan);
 pesangon;
 imbalan pascakerja (seperti: pensiun, THT); dan
 imbalan kerja jangka panjang lainnya (seperti: cuti berimbalan jangka panjang, jubilee, imbalan
cacat permanen).

2
IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK
Definis
iImbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja yang diharapkan akan diselesaikan seluruhnya
sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasa.
Imbalan kerja jangka pendek mencakup : gaji, upah, iuran jaminan sosial, cuti berimbalan, bagi laba
dan bonus, atau imbalan lainnya seperti rumah dan kendaraan dinas.
Perlakuan Akuntansi
Perlakuan akuntansi atas imbalan kerja jangka pendek : Seluruh nilai imbalan yang menjadi hak
karyawan diakui sebagai beban. Jika terdapat imbalan yang terutang maka akan diakui sebagai
liabilitas.
Perlakuan akuntansi khusus diterapkan pada cuti berimbalan dan bagi laba dan bonus. Cuti berimbalan
ada yang dapat diakumulasikan, yaitu dapat digunakan di masa depan jika cuti tahun ini tidak diambil
seluruhnya. Bagi laba dan bonus, perusahaan harus mengakui beban sebesar prakiraan pembayaran
bagi laba dan bonus, apabila:
1. terdapat kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu; dan
2. kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
Contoh 19.1 Cuti Berimbalan
PT. A memiliki 5 karyawan yang diberikan cuti berimbalan
sebesar Rp 100.000 untuk 5 hari kerja. Selama tahun 2012,
karyawan yang cuti 5 hari 1 orang sedangkan sisanya cuti 3
hari kerja.

JIKA TIDAK DIAKUMULASI


Beban cuti berimbalan 1.700.000 (5+(4x3)x100.000)
Kas 1.700.000

JIKA DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan 1.700.000 (5+(4x3)x100.000)
Kas 1.700.000
Beban cuti berimbalan 800.000 (4x2)x100.000)
Utang gaji 800.000

4
Ilustrasi Imbalan Kerja Jangka Pendek

• Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti


tahunan yang dapat diakumulasikan cuti tahunan.
• Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan
tanpa batas waktu dan harus dibayar secara tunai
ketika karyawan meninggalkan perusahaan.
• Data beberapa tahun terakhir menunjukkan.
karyawan menggunakan akumulasi cuti tahunan
mereka selama periode lebih dari dua tahun.
Pertanyaan
• Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai
tersebut diklasifikasikan sebagai imbalan kerja
jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?

Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan


memenuhi definisi manfaat jangka pendek karena
tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya
dalam waktu 12 bulan setelah jasa yang diberikan
oleh karyawan. 5
CONTOH 19.2 BAGI LABA DAN BONUS
PT Haritua memiliki kebiasaan untuk membagi bonus kepada karyawan tiap tahun. Bonus tersebut
biasanya dihitung sebesar 2% dari laba bersih. Bonus atas suatu tahun ditetapkan pada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam rangka pengesahan Laporan Keuangan tahun tersebut.
RUPS biasanya dilakukan 4 bulan setelah tanggal pelaporan yaitu bulan April tahun berikutnya.
Prakiraan laba bersih tahun 2015 adalah Rp100.000.000.000. Kebiasaan PT Haritua membagi
bonus tiap tahun menyebabkan adanya kewajiban konstruktif dan nilai bonus dapat diestimasi
sehingga pada tahun 2015 PT Haritua mengakui beban dan liabilitas sebesar Rp2.000.000.000 (2%
x Rp100.000.000.000).
Jurnal yang dicatat PT Haritua tahun 2015 adalah:
Beban Imbalan Kerja – Bonus 2.000.000.000  
Biaya yang Masih Harus Dibayar (Liabilitas)   2.000.000.000
PESANGON
Definis
iPesangon adalah imbalan yang terutang akibat pemutusan kontrak kerja (PKK), baik yang berasal
dari keputusan perusahaan (diberhentikan) ataupun keputusan karyawan atas tawaran perusahaan
(sukarela).
Perlakuan Akuntansi
Perusahaan mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih awal di antara:
1. ketika penawaran atas imbalan tersebut tidak dapat ditarik kembali; dan
2. ketika biaya-biaya terkait restrukturisasi telah diakui sesuai PSAK 57 (Revisi 2009)
Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.
Perusahaan dikatakan tidak dapat lagi menarik pesangon yang ditawarkan secara sukarela pada
waktu yang lebih awal antara:
1. ketika pekerja menerima tawaran; dan
2. ketika pembatasan (misalnya: persyaratan hukum, peraturan atau kontrakual atau pembatasan
lainnya) atas kemampuan entitas untuk menarik tawaran berlaku.
Pengukuran nilai pesangon sama dengan imbalan kerja jangka pendek (tak-terdiskonto), kecuali jika
pesangon PKK jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan, maka
diterapkan seperti imbalan kerja jangka panjang lainnya (terdiskonto). Pesangon hanya terkait
dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan, bukan terkait pertukaran jasa di masa depan.
CONTOH 19.3 PESANGON
Pada pertengahan tahun 2015 PT Haritua memutuskan melakukan pemutusan kontrak kerja (PKK)
atas 10 orang karyawannya dengan jumlah pesangon keseluruhan senilai Rp500.000.000. Selain itu,
PT Haritua juga menawarkan kepada 5 karyawan lainnya untuk berhenti secara sukarela. Setiap
karyawan yang menerima secara sukarela akan mendapatkan pesangon masing-masing
Rp60.000.000. PKK direncanakan efektif dilakukan awal tahun 2016. Jika seandainya PT Haritua
tidak mungkin lagi membatalkan penawaran PKK tersebut, maka pada akhir tahun 2015 PT Haritua
harus mengakui beban walaupun pembayaran pesangon belum direalisasi. Untuk PKK secara
sukarela, PT Haritua mengestimasi 2 dari 5 karyawan akan menerima tawaran PKK. Jumlah beban
yang harus diakui PT Haritua tahun 2015 adalah:
Pesangon 10 karyawan yang diberhentikan = Rp500.000.000
Pesangon 2 karyawan yang berhenti sukarela (@Rp60.000.000) = Rp120.000.000
Jumlah pesangon = Rp620.000.000
Oleh karena realisasi dari pesangon PKK seluruhnya baru terjadi pada tahun 2016 sedangkan
keputusan sudah dibuat pada tahun 2015, maka PT Haritua harus mengakui seluruh beban
tersebut sebagai liabilitas di Laporan Posisi Keuangan 2015, dengan jurnal:
Beban Imbalan Kerja–Pesangon 620.000.000  
Provisi   620.000.000 8
CONTOH 19.3 (LANJUTAN)
Jika sudah ada sebagian pesangon yang terealisasi di tahun 2015, maka liabilitas yang diakui
setelah dikurangi jumlah yang telah dibayar. Pada tahun 2016, ketika terjadi realisasi, maka PT
Haritua akan membuat jurnal:
Provisi 620.000.000  
Kas   620.000.000

Jika estimasi jumlah karyawan yang secara sukarela berhenti berbeda dengan realisasinya, maka
diterapkan secara prospektif pada tahun 2016, sehingga tidak diperlukan penyesuaian atas bagian
yang sudah diakui pada tahun 2015.
IMBALAN PASCAKERJA
Definisi
Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja yang disediakan perusahaan (selain pesangon) dan akan
diberikan kepada pekerja setelah menyelesaikan masa kerjanya.
Karakteristik
Berdasarkan karakteristiknya, program imbalan pascakerja terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Program Iuran Pasti, yaitu pemberi kerja membayar iuran sebesar jumlah yang sudah ditetapkan
kepada Dana Pensiun. Pada program iuran pasti, pemberi kerja tidak memiliki kewajiban hukum
atau kewajiban konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika Dana Pensiun tidak memiliki aset
yang cukup untuk membayar seluruh imbalan kerja terkait dengan jasa yang diberikan oleh pekerja
pada periode berjalan dan periode sebelumnya.
2. Program Imbalan Pasti, yaitu pemberi kerja wajib membayar sesuai dengan imbalan yang
disepakati akan diterima pekerja saat selesai masa kerja nanti. Oleh karena itu, pemberi kerja
memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika Dana
Pensiun tidak memiliki aset (dana) yang cukup untuk membayar seluruh imbalan kerja sebesar nilai
yang telah disepakati.

10
GAMBAR 19.1 KARAKTERISTIK IMBALAN PASCAKERJA

Pemberi Kerja Iuran Dana Pensiun Imbalan Pekerja

Program Iuran Pensiunan


Pasti Aset Program Tidak Pasti
Pasti

Risiko Pemberi
Kerja Risiko Pekerja

Program Imbalan Pensiunan


Tidak Pasti Aset Program Pasti
Kerja

Risiko Pemberi
Kerja
IMBALAN PASCAKERJA
Tabel 19.1 Perbandingan Program Iuran Pasti dengan Program Imbalan Pasti

  Program Iuran Pasti Program Imbalan Pasti


Besaran Iuran Tetap (Ditentukan) Tidak Ditentukan
Besaran Imbalan Tidak Ditentukan Tetap (Ditentukan)
Kewajiban Entitas Tergantung kepada Iuran yang Tergantung kepada Imbalan yang
  Disepakati Disepakati
Risiko Aktuarial Ditanggung oleh Pekerja Ditanggung oleh Pemberi Kerja
  (Pensiunan) (Entitas)
Risiko Investasi Ditanggung oleh Pekerja Ditanggung oleh Pemberi Kerja
  (Pensiunan) (Entitas)

Entitas Dana Pensiun dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:


1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), yaitu Dana Pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja
untuk menyelenggarakan program imbalan pasti atau program iuran pasti. Peserta pada DPPK
umumnya hanya karyawan pada perusahaan pendiri atau mitra pendiri.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), yaitu Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan,
baik karyawan maupun pekerja mandiri. Peserta pada DPLK terdiri dari karyawan dari berbagai 12
perusahaan (multipemberi kerja) ataupun perorangan.
IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG LAINNYA

Definisi
Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja (selain imbalan pascakerja dan pesangon)
yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan
jasanya.
Perlakuan Akuntansi
Untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya, perusahaan menghitung total nilai neto dari jumlah
berikut:
1. biaya jasa;
2. biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto; dan
3. pengukuran kembali dari liabilitas (aset) imbalan pasti neto.

Nilai neto tersebut diakui di dalam laba rugi (kecuali jika terdapat SAK lain yang mensyaratkan atau
mengizinkan jumlah tersebut termasuk dalam biaya perolehan aset).

13
PROGRAM IURAN PASTI
Definisi
Program iuran pasti adalah suatu program imbalan pascakerja di mana pemberi kerja membayar
iuran sebesar jumlah yang sudah ditetapkan kepada Dana Pensiun, tetapi jumlah imbalan yang
akan dibayarkan tidak ditentukan karena tergantung dari ketersediaan aset program. (PSAK 24
Revisi 2010)
Perlakuan Akuntansi
Pada program iuran pasti, pemberi kerja (perusahaan) akan membayar iuran atas periode (biasanya
bulanan) ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada perusahaan. Seluruh iuran yang jatuh
tempo untuk bulan tersebut dicatat sebagai beban, kecuali jika dapat dicatat sebagai perolehan aset
(persediaan atau aset tetap) sesuai ketentuan pada PSAK 14 (Revisi 2008) dan 16 (Revisi 2011).
Jika perusahaan telah membayar seluruh iuran yang jatuh tempo untuk bulan tersebut, maka tidak
ada liabilitas yang diakui pada bulan tersebut. Namun, jika perusahaan belum membayar atau baru
membayar sebagian dari iuran yang telah jatuh tempo, maka atas jumlah yang belum dibayar diakui
sebagai liabilitas.

14
PROGRAM IMBALAN PASTI
Definis
iProgram iuran pasti adalah suatu program imbalan pascakerja di mana pemberi kerja wajib membayar
sesuai dengan imbalan yang disepakati bagi perkerja saat selesai masa kerja nanti. (PSAK 24 Revisi
2010)
Karakterisitik
Pada program imbalan pasti, perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstruktif untuk
memenuhi pembayaran imbalan pada saat pekerja pensiun, yang disebut Kewajiban Imbalan Pasti.
Perusahaan menyisihkan dana yang dibayarkan melalui iuran secara periodik kepada Dana
Pensiun. Dana tersebut diakumulasikan dan diinvestasikan sebagai Aset Program. Program
imbalan pasti yang menyisihkan dana untuk pembayaran imbalan disebut funded, jika sebaliknya
disebut unfunded.
Perlakuan Akuntansi
Perlakuan akuntansi atas program imbalan pasti telah mengalami revisi sesuai ketentuan pada
PSAK 24 (Revisi 2013) yang menggantikan PSAK 24 (Revisi 2010). Akuntansi untuk program
imbalan pasti lebih kompleks karena membutuhkan adanya asumsi aktuaria untuk mengukur
liabilitas dan beban yang harus diakui, serta kemungkinan menimbulkan keuntungan dan kerugian
aktuaria. 15
KEWAJIBAN IMBALAN PASTI (DEFINED
BENEFIT OBLIGATION)
Kewajiban Imbalan Pasti merupakan imbalan yang akan dibayarkan di masa depan atas jasa
pekerja periode berjalan dan periode-periode lalu. Kewajiban masa depan tersebut diukur pada
tanggal pelaporan sebesar nilai kini (present value) menggunakan tingkat diskonto, yang
selanjutnya disebut dengan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP). Nilai ini dihitung oleh
aktuaris secara berkala dengan asumsi keuangan dan demografi terkini.
Faktor-faktor yang memengaruhi Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (Gambar 19.2) meliputi sebagai
berikut ini.
1. Biaya jasa, mencakup biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan keuntungan atau kerugian atas
penyelesaian (settlement).
2. Biaya bunga.
3. Pengukuran kembali (remeasurement), mencakup keuntungan dan kerugian aktuarial.

16
GAMBAR 19.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NILAI KINI
KEWAJIBAN IMBALAN PASTI DAN NILAI WAJAR ASET PROGRAM

Biaya Jasa:
• Biaya Jasa Kini
• Biaya Jasa Lalu
• Keuntungan (Kerugian) atas
Nilai Kini Kewajiban Imbalan
Penyelesaian
Pasti (NKKIP)
Biaya Bunga
Remeasurement (Keuntungan
dan
Kerugian Aktuarial)

Pendapatan Bunga
Biaya Iuran atau Penarikan
Nilai Wajar Aset Program
Remeasurement (Keuntungan
(NWAP)
dan
Kerugian Aktuarial) 17
ASET PROGRAM (PLAN ASSET)
Aset Program adalah dana yang disediakan untuk membayar Kewajiban Imbalan Pasti. Aset Program
tersebut dikelola secara terpisah di Dana Pensiun. Aset Program diukur pada tanggal pelaporan
sebesar nilai wajar (fair value), disebut dengan Nilai Wajar Aset Program (NWAP).
Faktor-faktor yang memengaruhi Nilai Wajar Aset Program adalah sebagai berikut.
1. Pendapatan bunga.
2. Iuran atau penarikan.
3. Pengukuran kembali (remeasurement), mencakup Keuntungan dan Kerugian Aktuarial.

Ketika terjadi keuntungan (kerugian) aktuarial, baik atas NKKIP atau NWAP, maka keuntungan
(kerugian) tersebut diakui langsung sebagai penghasilan komprehensif lain (other comprehensif
income).

18
NILAI LIABILITAS DAN BEBAN YANG
DIAKUI
Tujuan dari akuntansi atas program imbalan adalah bagaimana mengakui dan mengukur nilai liabilitas
di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan nilai beban di Laporan Laba Rugi. Berbeda dengan
program iuran pasti, nilai liabilitas yang diakui di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) bukanlah
sejumlah iuran yang terutang pada akhir periode pelaporan, melainkan nilai defisit atau surplus atas
aset terhadap nilai kewajiban pada program imbalan pasti. Nilai yang diakui sebagai liabilitas di
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah sebesar jumlah bersih dari:
1. nilai kini kewajiban imbalan pasti (NKKIP) pada akhir periode pelaporan;
2. dikurangi: nilai wajar aset program (NWAP) pada akhir periode pelaporan.
Jika NKKIP > NWAP maka akan menghasilkan defisit (liabilitas), sedangkan
jika NKKIP < NWAP akan menghasilkan surplus (aset) di Laporan Posisi Keuangan (Neraca).
Jika mengalami surplus, maka nilai aset yang diakui di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah
terendah antara:
1. nilai surplus; atau
2. batas atas aset.
Nilai beban yang diakui pada Laporan Laba Rugi ,dihitung sebesar nilai bersih dari:
1. biaya jasa;
2. ditambah (dikurang): beban (pendapatan) bunga bersih.
KERTAS KERJA
Kertas kerja terdiri atas dua bagian utama, yaitu jurnal umum dan memo. Jurnal umum berfungsi
sebagai pedoman penjurnalan oleh perusahaan, sedangkan memo merupakan posisi aset dan
liabilitas terkait program yang ada di Dana Pensiun. Perusahaan tidak mencatat aset dan liabilitas
pada kolom memo, melainkan hanya sebagai controlling account dan mengakui selisih bersihnya
saja dalam laporan posisi keuangan.
Untuk keperluan identifikasi, nilai dalam kertas kerja positif berarti saldonya debit, sedangkan saldo
kredit ditulis negatif. Setiap baris harus seimbang antara debit dan kredit, kecuali saldo awal
dan saldo akhir. Perlu diingat bahwa debit atau kredit pada kertas kerja ini bukanlah jurnal. Debit
dan kredit yang harus seimbang merupakan penerapan prinsip sebab-akibat.

20
CONTOH 19.4 KERTAS KERJA TAHUN 2015
PT Haritua memiliki program pascakerja imbalan pasti untuk karyawannya. Pada tahun 2015, posisi
saldo terkait program tersebut adalah sebagai berikut.
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti—Awal 2015 Rp100.000.000
Nilai Wajar Aset Program—Awal 2015 100.000.000
Beban Jasa Kini 15.000.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran yang dibayarkan perusahaan pada Dana Pensiun 12.000.000
Imbalan pensiun yang dibayarkan oleh Dana Pensiun 8.000.000
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti—Akhir 2015 125.000.000
Nilai Wajar Aset Program—Akhir 2015 111.000.000

21
Tabel 19.2 Kertas Kerja Tahun 2015

JURNAL UMUM MEMO

2015 Penghasilan
Beban Kas Komprehensif Liabilitas NKKIP NWAP
Lain

Saldo Awal         (100.000.000) 100.000.000


Biaya Jasa Kini 15.000.000       (15.000.000)  
Biaya Bunga 10.000.000 (10.000.000)
Pendapatan Bunga (10.000.000) 10.000.000
Iuran (12.000.000) 12.000.000
Imbalan 8.000.000 (8.000.000)
Remeasurement— 8.000.000 (8.000.000)
Rugi Aktuarial
Remeasurement— 3.000.000 (3.000.000)
Rugi Aktuarial
Jumlah Tahun Berjalan 15.000.000 (12.000.000) 11.000.000 (14.000.000)
Saldo Akhir     11.000.000 (14.000.000) (125.000.000) 111.000.000

22
Beban 15.000
Pendapatan Komprehensif Lain 11.000
Kas12.000
Liabilitas 14.000

Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (125.000)
Aset Program 111.000
Net Liabilitas manfaat pensiun (28.000)
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain - kerugian 11.000

23
CONTOH 19.4 (LANJUTAN)

Tabel 19.2 Kertas Kerja Tahun 2015

JURNAL UMUM MEMO


          Keuntungan
        Nilai Kini & Kerugian
2015
    Penghasilan   Kewajiban Aktuarial
    Komprehensif   Imbalan Belum
Beban Kas Lain Liabilitas Pasti Diakui
Saldo Awal         (100.000.000) 100.000.000
Biaya Jasa Kini 15.000.000       (15.000.000)  
Biaya Bunga 10.000.000       (10.000.000)  
Pendapatan Bunga (10.000.000)         1.000.000
Iuran   (12.000.000)       12.000.000
Imbalan         8.000.000 (8.000.000)
Remeasurement—     8.000.000   (8.000.000)  
Rugi Aktuarial            
Remeasurement—     3.000.000     (3.000.000)
Rugi Aktuarial            

Jumlah Tahun Berjalan 15.000.000 (12.000.000) 11.000.000 (14.000.000)    


Saldo Akhir     11.000.000 (14.000.000) (125.000.000) 111.000.000

Nilai saldo akhir pada kolom memo dan jurnal umum akan menjadi saldo awal pada kertas kerja
tahun 2016.
BIAYA JASA LALU
Biaya Jasa Lalu adalah perubahan NKKIP akibat perusahaan melakukan amendemen pada
program imbalan pasti yang ada atau jika terjadi kurtailmen. Jika perusahaan memperhitungkan
Biaya Jasa Lalu, maka komponen biaya tersebut harus dibebankan langsung pada periode lebih
awal antara:
1. ketika rencana amendemen atau kurtailmen terjadi; atau
2. ketika perusahaan mengakui biaya restrukturisasi terkait amandemen atau kurtailmen tersebut.

25
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Pada imbalan kerja jangka pendek, pesangon, dan imbalan pascakerja iuran pasti yang lebih
sederhana, masalah penyajian dan pengungkapan tidak diatur spesifik karena sudah diatur secara
umum pada PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan. Sementara itu, terkait karyawan
kunci diatur pada PSAK 7 (Revisi 2010) Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Untuk masalah
ketidakpastian pada Pesangon diatur pada PSAK 57 (Revisi 2009). Bagian berikut membahas
penyajian dan pengungkapan khusus untuk program imbalan pasti.

26
PENYAJIAN
Saling Hapus
Pada perusahaan tertentu memiliki lebih dari satu program imbalan pasti, maka aset pada suatu
program dapat saling dihapuskan dengan liabilitas pada program lain jika perusahaan memiliki hak
secara hukum untuk menggunakan surplus suatu program untuk menutupi kewajiban pada program
lain. Selain itu, perusahaan juga bermaksud menyelesaikan kewajiban tersebut dengan dasar
bersih atau merealisasikan surplus suatu program dan menyelesaikan kewajiban program lain
secara bersamaan.
Klasifikasi Aset dan Liabilitas
Aset atau liabilitas yang timbul pada program imbalan pasti tidak diatur penyajiannya apakah
masuk ke aset lancar atau tidak lancar, liabilitas jangka pendek atau jangka panjang. Namun,
karena sifat program yang jangka panjang, sebagian besar perusahaan mengklasifikasikan
sebagai tidak lancar atau jangka panjang.
Komponen Keuangan dari Beban
Beban pada program imbalan pasti terdiri atas berbagai komponen biaya seperti biaya jasa kini,
biaya bunga, dan bahkan pendapatan dari hasil investasi aset program. PSAK 24 (Revisi 2013)
tidak mengatur apakah masing-masing komponen tersebut, khususnya biaya keuangan,
disajikan terpisah dengan komponen lainnya pada Laporan Laba Rugi Komprehensif.
ILUSTRASI 19.1 PENYAJIAN LIABILITAS
IMBALAN PASTI
Catatan/
Notes 2013 2012
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas lain-lain─pihak ketiga 19 822 682
Pendapatan ditangguhkan 22 2,364 1,954
Liabilitas pajak tangguhan 10d 3,268 2,868
Provisi 116 73
Liabilitas imbalan kerja 21 2,977 2,741
Utang jangka panjang, setelah
dikurangi bagian jangka pendek:
─ Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain 23 12,885 14,219
─ Surat berharga yang diterbitkan 24 13,261 14,82
─ Utang sewa pembiayaan 974 925

Jumlah liabilitas jangka panjang 36,667 38,282

Sumber: Laporan Keuangan PT Astra International Tbk, 2013


PENGUNGKAPAN
Perusahaan harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk mengevaluasi sifat program imbalan pasti dan dampak keuangan atas perubahan program
selama periode tersebut. Pengungkapan tersebut di antaranya mencakup: gambaran umum
program, kebijakan akuntansi terkait pengakuan Keuntungan dan Kerugian Aktuarial, rekonsiliasi
nilai awal dan akhir atas saldo NKKIP dan NWAP, dan lain-lain. Selain pengungkapan yang
disyaratkan PSAK 24 (Revisi 2013), juga disyaratkan pengungkapan berdasarkan PSAK 7 (Revisi
2009), yaitu mengungkapkan informasi mengenai transaksi pihak-pihak berelasi dengan program
imbalan pascakerja dan imbalan pascakerja untuk personel manajemen kunci. Berikut adalah contoh
pengungkapan pada program imbalan pasti pada bagian kebijakan akuntansi.

29
ILUSTRASI 19.2 PENGUNGKAPAN
PROGRAM IMBALAN PASTI
Grup memiliki program pensiun imbalan pasti bagian dari liabilitas imbalan pensiun.
dan iuran pasti.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan
Program pensiun imbalan pasti adalah dengan mendiskontokan estimasi arus kas di
program pensiun yang menetapkan jumlah masa depan dengan menggunakan tingkat
imbalan pensiun yang akan diterima oleh bunga obligasi pemerintah jangka panjang
karyawan pada saat pensiun, yang biasanya pada akhir periode pelaporan dalam mata
tergantung pada beberapa faktor, seperti uang Rupiah sesuai dengan mata uang di
umur, masa kerja dan jumlah kompensasi mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan
(Dana Pensiun Astra 1- DPA 1). yang memiliki jangka waktu yang sesuai
dengan liabilitas imbalan pensiun yang
Program pensiun iuran pasti adalah program bersangkutan.
pensiun dimana Grup akan membayar iuran
tetap kepada sebuah entitas terpisah (Dana Keuntungan dan kerugian aktuarial yang
Pensiun Astra 2 - DPA 2). timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam
asumsi-asumsi aktuarial langsung diakui
Grup diharuskan menyediakan imbalan seluruhnya melalui pendapatan komprehensif
pensiun minimum yang diatur dalam UU No. lainnya. Akumulasi keuntungan dan kerugian
13/2003, yang merupakan liabilitas imbalan aktuarial dilaporkan di saldo laba.
pasti. Jika imbalan pensiun sesuai dengan UU
No. 13/2003 lebih besar dari program pensiun
yang ada, selisih tersebut diakui sebagai

Sumber: Laporan Keuangan PT Astra International Tbk, 2013


IKHTISAR PEMBELAJARAN
1. Jenis imbalan kerja terdiri atas imbalan kerja jangka pendek, pesangon pemutusan kontrak kerja, imbalan
pascakerja, dan imbalan kerja jangka panjang lainnya.
2. Perlakuan akuntansi atas imbalan kerja jangka pendek sangat sederhana karena tidak memerlukan
perhitungan aktuaria dan tidak didiskontokan.
3. Jika perusahaan melakukan PKK, maka nilai pesangon terkait harus diakui sebagai beban pada tahun yang
lebih awal antara biaya restrukturisasi terkait telah diakui atau pemaparan rencana PKK kepada karyawan yang
terdampak. Apabila perusahaan menawarkan karyawan untuk melakukan pengunduran diri secara sukarela,
pesangon harus diakui pada tahun yang lebih awal antara biaya restrukturisasi terkait telah diakui atau ketika
perusahaan tidak dapat membatalkan PKK. Nilai pesangon diukur berdasarkan jumlah pekerja yang diperkirakan
akan menerima tawaran tersebut.
4. Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja yang disediakan perusahaan (selain pesangon) dan akan diberikan
kepada pekerja setelah menyelesaikan masa kerjanya.
5. Program Iuran Pasti adalah program di mana pemberi kerja membayar iuran sebesar jumlah yang sudah
ditetapkan kepada Dana Pensiun dan pemberi kerja tidak memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
untuk membayar iuran lebih lanjut jika Dana Pensiun tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh
imbalan kerja terkait dengan jasa yang diberikan oleh pekerja pada periode berjalan dan periode sebelumnya.
Risiko ketidakpastian atas kecukupan dana ditanggung oleh pekerja.
6. Program Imbalan Pasti adalah suatu program di mana pemberi kerja wajib membayar sesuai dengan imbalan
yang disepakati akan diterima perkerja saat selesai masa kerja nanti. Oleh karena itu, pemberi kerja memiliki
kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika Dana Pensiun tidak memiliki 31
aset (dana) yang cukup untuk membayar seluruh imbalan kerja sebesar nilai yang telah disepakati.
IKHTISAR PEMBELAJARAN
7. Perlakuan akuntansi untuk program imbalan pasti lebih kompleks karena membutuhkan adanya asumsi
aktuaria untuk mengukur liabilitas dan beban yang harus diakui.
8. PSAK 24 (Revisi 2013) hanya memperkenankan satu pendekatan dalam pengakuan Keuntungan dan
Kerugian Aktuarial yaitu diakui sebagai Penghasilan Komprehensif Lain.
9. Biaya Jasa Lalu langsung dibebankan pada periode lebih awal antara terjadinya rencana amandemen atau
kurtailmen atau perusahaan telah mengakui biaya restrukturisasi terkait amandemen atau kurtailmen tersebut.
10. Aset suatu program dapat saling dihapuskan dengan liabilitas pada program lain jika perusahaan memiliki
hak secara hukum dan bermaksud untuk saling hapus.

Anda mungkin juga menyukai