Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu Etika Profesi

Analisis Kasus PT. Megasari Makmur “HIT”

OLEH
Si Made Ngurah Purnaman
C4C019003

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PENDDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
PURWOKERTO
2019
Kasus PT. PT Megasari Makmur

Kita tahu bahwa pada saat ini banyak sekali produk produk obat nyamuk, salah satunya
yang terkenal adalah Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT.Megasari Makmur.
Obat nyamuk ini pun pertama kali di produksi pada tahun 1996. Selain obat nyamuk, PT
Megasari Makmur juga memproduksi banyak produk lainnya seperti pengharum ruangan dan
juga tisu basah. Obat nyamuk HIT ini pun terkenal sebagai obat nyamuk yang murah dan
lebih tahan lama. Oleh sebab itulah obat nyamuk HIT ini terkenal di kalangan masyarakat
indonesia.
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT. Megarsari Makmur dinyatakan ditarik
dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini
Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan
pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan
syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker
lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat
berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan
Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT
yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi
ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur
ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu
seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan,
setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT

Analisis Kasus
Dari kasus di atas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis dilihat
dari sudut pandang ekonomi yaitu perusahaan di untungkan tetapi banyak orang yang di
rugikan dan perusahaan tidak memenuhi dari prinsip dari etika bisnis yaitu prinsip kejujuran.
Perusahaan tidak terbuka dan memenuhi syarat-syarat bisnis dan Mengesampingkan aspek
kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya. Obat anti
nyamuk yang beredar di pasaran saat ini mengandung zat bernama Diklorvos yaitu zat
turunan Chlorine yang sudah dilarang penggunaannya.
Pandangan Sesuai Teori Etika
Teori Utilitarianisme
Menurut teori ini, perbuatan yang etis adalah perbuatan yang memberi manfaat untuk
banyak orang. Pada kasus HIT, yakni penjualan obat anti nyamuk yang mengandung zat
berbahaya, pihak yang diuntungkan adalah perusahaan dan distributor. Sedangkan pihak yang
dirugikan adalah pembeli produk HIT yang tanpa mereka ketahui HIT mengandung zat yang
berbahaya. Jika dinilai dari kriteria utilitarianisme yakni kebahagiaan yang dirasakan jumlah
terbesar, maka masalah penjualan obat anti nyamuk HIT tidak sesuai atau belum berdasar
prinsip utilitarianisme. Perbandingan antara pihak yang diuntungkan dengan pihak yang
dirugikan lebih banyak pihak yang dirugikan. Jadi, masalah penjualan HIT bertentangan
dengan teori etika utilitarianisme. Selain itu, penjualan HIT tidak sesuai dengan prinsip etika
ke empat yaitu saling menguntungkan karena dalam hal ini ada pihak yang dirugikan. Karena
ada prinsip yang dilanggar, dapat dikatakan perilaku ini juga melanggar etika bisnis.

Teori Deontologi
Menurut teori ini, perbuatan yang baik bukan dinilai dari akibat atau tujuannya, namun
karena perbuatan itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Kewajiban perusahaan
menurut UUD pasal 7 ayat 2 perusahaan berkewajiban memberikan informasi yang benar,
jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Dengan kata lain, perbuatan yang baik adalah
perbuatan yang dilakukan karena kewajiban dan perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang
dilarang untuk dilakukan. PT Megasari Makmur selaku produsen HIT jelas sudah melanggar
kewajiban tersebut. HIT yang dijual mengandung Diklorvos bahan yang berbahaya bagi
kesehatan. Jadi, kasus HIT yang menjadi masalah ini juga bertentangan dengan teori
deontologi. Hal ini juga tidak sesuai dengan prinsip kedua yaitu prinsip kejujuran karena
penjual tidak dengan terbuka memenuhi syarat-syarat bisnis. Karena ada yang dilanggar,
perilaku tersebut dapat dikatakan melanggar etika bisnis.
Teori hak
Menurut teori ini, perbuatan yang etis adalah perbuatan yang tidak menyalahi atau
melanggar hak-hak orang lain. Setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan dengan baik,
sehingga perbuatan yang etis harus memperlakukan orang lain dengan baik, tidak boleh ada
hak-hak yang dilanggar.
Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen juga mengatur
tentang hak konsumen pada pasal 4 yang berisi “ hak konsumen adalah hak atas kenyamanan,
keamanan,
dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan /atau jasa serta hak atas informasi yang
benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”. Dalam hal ini PT
Megasari Makmur melalaikan tanggung jawabnya kepada konsumen karena produk HIT
yang di produksi dapat membahayakan keselamatan konsumennya. Jadi, perilaku bisnis PT
Megasari Makmur tersebut juga bertentangan dengan teori hak. Selain itu, PT Magasari
Makmur melanggar prinsip ketiga yaitu prinsip keadilan, karena apa yang dilakukan tidak
dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga hal ini termasuk pelanggaran etika bisnis.

Teori Keutamaan
Menurut teori ini, etis atau tidaknya suatu perilaku adalah jawaban dari hati nuraninya
sendiri. Atas dasar teori keutamaan, PT Megasari Makmur sebagi produsen HIT dapat
dikatakan bertentangan dengan teori keutamaan. Karena PT Pharos secara sadar
memproduksi HIT yang jelas-jelas mengandung Diklorvos yang dapat membahayakan
kesehatan konsumennya. Selain itu PT Megasari Makmur juga melanggar prinsip ke empat
dan ke lima yaitu prinsip saling menguntungkan dan prinsip integritas moral, karena produk
yang di hasilkan PT Megasari Makmur berupa HIT dapat membahayakan konsumen.
Sehingga ini merupakan pelanggaran etika bisnis.

Kesimpulan
Jika sebuah perusahaan ingin memproduksi sebuah produk haruslah produk tersebut
yang aman dan tidak membahayakan bagi penggunanya. Jangan hanya karena sebuah produk
bisa menyebabkan penyakit malahan kematian. Yang terpenting dari sebuah produk adalah
kenyamanan, kesehatan bagi penggunanya bukan karena harga nya yang murah tapi kualitas
serta kejujuran dari sebuah produk tersebut. Hal ini merupakan sudah melanggar dalam etika
bisnis karena tidak jujur dalam memproduksi sebuah produk. Dan untuk para konsumen juga
jangan melihat suatu produk dari harganya saja. Karena harga yang murah dan tahan lama
lalu kita beli tanpa kita lihat dulu bahan yang terkandung di dalamnya.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/gandiwijaya/5ca99a04a8bc150ad13ff783/kasus-pelanggaran-
etika-bisnis-oleh-pt-megasari-makmur?page=all

Anda mungkin juga menyukai