Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HUKUM BISNIS

Kasus Beras Maknyuss PT. IBU

Dosen Pengampu
Dorojatun Prihandono, S. E., M. M., Ph. D.
Disusun oleh :
Kelompok 12
Ikhsan maulana (7311419080)
Firman dwi oktaviano (7311419091)
Ahmad Fajar Fauzi (7311419094)
Hendita Irza Permana (7311419112)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam saya
sampaikan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah
SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang
paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenaNya kami dapat
menyelesaikan tugas penrencanan bisnis ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah perencanaan bisnis.
Dalam proses penyusunan tugas kali ini kami sedikit menemui hambatan, namun dengan
kerja keras yang kami lakukan akhirnya dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh
karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya
bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Kuningan, 3 November 2020

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I Pendahulun
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 4
BAB II Pembahasan
2.1 Kronologi Kasus Beras Maknyuss PT. IBU............................................................ 5
2.2 Landasan Teori......................................................................................................... 6
2.3 Solusi ....................................................................................................................... 7
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 8
Daftar Pustaka................................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beras adalah salah satu bahan makanan makanan pokok sehari-hari penduduk Indonesia
yang merupakan sumber energi, protein juga sumber vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi
kesehatan. Permintaan akan beras terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk
yang ditunjukkan dengan hasil pertanian beras. Tingkat konsumsi beras nasional relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan bahan pangan pokok lainnya. Menjamin persediaan bahan pokok
secara merata dalam jumlah yang mencukupi dan harga yang terjangkau oleh rakyat banyak,
perbaikan penghasilan petani produsen dan peningkatan  produksi dengan peningkatan
produktivitas adalah bagian dari tugas  pemerintah.
Beras dibutuhkan banyak orang dan orang ingin beras yang banyak. Hal ini tampak dari
total konsumsi beras masyarakat yang cenderung meningkat. Lebih dari 14 juta rumah tangga
petani menggantungkan hidup dari sektor perberasan (BPS, 2013: 10). Bahkan transmisi
ekonomi beras mampu menyasar hingga ke inflasi dan tingkat kemiskinan. Intervensi
pemerintah pun hadir untuk melindungi pelaku ekonomi beras dari risiko,  baik harga maupun
perubahan iklim. Namun sayang, manfaatnya banyak dinikmati pedagang perantara karena
sistem distribusi yang belum efisien hingga isu kartel beras.
Mutu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk  bersangkutan yang
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang telah
dikeluarkan (Prawirosentono, 2001). Menurut pihak konsumen, mutu sesuatu barang akan
ditentukan oleh harapan konsumen atas biaya yang harus ditanggung oleh konsumen apabila dia
membeli barang tersebut di satu pihak dengan harga  barang tersebut di pihak lain.
Persaingan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, dalam hal ini menyebabkan
adanya persaingan yang sangat baik antara para perusahaan dengan perubahan lingkungan pasar
yang menginginkan perusahaan untuk melakukan perubahan baik dari dalam maupun luar
perusahaan dan mampu dalam mengembangkan keunggulan bersaing jangka pendek dan panjang
yang akan menjadi keunggulan suatu perusahaan.
Untuk mencapai keunggulan bersaing dalam perusahaan harus mampu mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas operasional yang akan terlihat pada laporan keuangan yang baik agar dapat

3
memajukan perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing. Meningkatnya persaingan
antara perusahaan, dengan perubahan teknologi dan melihat ketidakpastian dalam ekonomi dunia
merupakan faktor eksternal yang harus dihadapi dalam menjalankan suatu perusahaan dengan
beberapa tujuan yang akan meningkatkan perusahaan.
Atas dasar persaingan dan keinginan mendapatkan profit yang besar sering terjadi
kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan beras dimana mereka melakukan manipulasi pada
produknya. Kualitas yang dijelaskan oleh perusahaan tidak sesuai dengan kualitas asli pada
barangnya. Kesulitan menentukan kualitas beras yang baik menjadikan celah bagi perusahaan
untuk melakukan manipulasi komposisi dan kualitas beras.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kronologi atau penyebab yang terjadi pada kasus Beras PT IBU (Indo Beras
Unggul)
2. Bagaimana hubungan antara kasus dengan landasan teori hukum
3. Bagaimana penyelesaian kasus beras PT IBU (Indo Beras Unggul)

1.3 Tujuan
1. Menganalisis kronologi atau penyebab yang terjadi pada kasus Beras PT IBU (indo beras
unggul
2. Untuk mengetetahui hubungan antara kasus dengan landasan teori hukum
3. untuk mengetahui bagaimana penyelesaian kasus beras PT IBU (indo beras unggul)

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kronologi Kasus Beras Maknyuss PT. IBU


PT. IBU (indo beras unggul) merupakan perusahaan lini dari perusahaan besar yaitu PT
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food). Perusahaan ini memproduksi beberapa merek seperti
beras maknyuss, cap ayam jago, rojo lele, pulen wangi, superior dan merek lainnya.
Pada hari Kamis 20 Juli 2017 bareskrim Polri melakukan penggerebekan gudang beras PT
IBU (Indo Beras Unggul). Penggrebebakan tersebut menemukan sejumlah kecurangan yang
dilakukan oleh PT Indo Beras Utama (PT IBU) terkait kualitas merek Beras Maknyuss. Salah
satunya, ditemukan 21 kemasan beras merk berbeda produksi PT IBU yang tidak sesuai dengan
kualitas dari beras tersebut. Dari pemeriksaan di dua laboratorium milik Bareskrim Polri, hasil
mengatakan bahwa seluruh kualitas dari beras tersebut tidak sesuai dengan kemasan dan
ketentuan yang berlaku.
SNI (Standar Nasional Indonesia) telah menetapkan bahwa mutu beras dibagi menjadi
beberapa tingkatan, yakni premium, medium I, medium II, dan medium III. Untuk kategori
premium, pecahan beras dalam satu kemasan beras tidak boleh lebih dari 15%. Dalam kasus
beras PT IBU, beras merek Superior dalam kemasan berasnya tertera tulisan ‘Premium Quality'
tetapi produk beras tersebut tidak memenuhi standar premium. Pecahan beras yang diproduksi
perusahaan tersebut telah mencapai 50%. Itu sudah melewati standar beras premium yang tidak
boleh lebih dari 15%.
Kasus lainnya yaitu dalam kontrak antara pihak indomaret dengan PT IBU. Dalam
kontraknya, kedua belah pihak sudah mengatur soal hak dan tanggung jawab perusahaan PT IBU
untuk memenuhi orderan sesuai yang diinginkan Indomaret. Dalam kasusnya PT IBU telah
menyelewengkan isi kontrak tersebut. Dalam isi kontraknya, pihak Indomaret meminta kepada
PT IBU dalam produknya yaitu varietas Rojolele. Tetapi produk yang diterima isinya bukan
varietas Rojolele. Ini tentunya produk yang diterima tidak sesuai dengan yang disebutkan di
perjanjian kontrak yang telah dibuat.
Dari Penyelidikan yang terus berlangsung, akhirnya bareskrim Polri menetapkan Direktur
Utama PT Indo Beras Unggul (IBU) Trisnawan Widodo sebagai tersangka. Ia dianggap

5
bertanggung jawab atas kecurangan yang dilakukan PT IBU dalam memproduksi beras.
Pengadilan Negeri Bekasi memvonis 1 tahun 4 bulan penjara terhadap Trisnawan.

2.2 Landasan Teori


Kualitas Kontrol (QC) adalah prosedur atau seperangkat prosedur yang dimaksudkan untuk
memastikan bahwa produk yang diproduksi atau layanan yang dilakukan melekat untuk
didefinisikan satu set kualitas kriteria atau memenuhi persyaratan dari klien atau pelanggan. Di
Indonesia, kualitas suatu barang telah disepakati dan diberi nama SNI.
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional dan Berlaku secara Nasional. (PP 102 Tahun 2000). SNI memang adalah satu-
satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis
dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI
dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:
a. Openess (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat
berpartisipasi dalam pengembangan SNI;
b. Transparency (transparansi): Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan
dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan
sampai ke tahap penetapannya . Dan dapat dengan mudah memperoleh semua informsi
yang berkaitan dengan pengembangan SNI;
c. Consensus and impartiality (Konsensus dan Tidak Memihak): Tidak memihak dan
konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan
secara adil;
d. Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan
karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e. Coherence: Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan
pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar
perdagangan internasional; dan

6
f. Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi pembangunan agar
memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya
saing perekonomian nasional dalam indonesia.

2.3 Solusi
Dari permasalahan tersebut ada beberapa solusi yang dapat diambil. Yang pertama adalah
menyelesaikannya secara musyawarah. Pihak yang merasa dirugikan dapat bermusyawarah
secara baik-baik dan mencari titik temu antar kedua belah pihak sehingga dapat dihasilkan
sebuah keputusan yang tidak merugikan kedua belah pihak. Yang kedua adalah menyerahkan
kasus ke meja hijau dengan cara menuntut perusahaan untuk mempertanggung jawabkan
perbuatannya.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap badan usaha memiliki aturan dalam pelaksanaan produksi dan penjualannya. Aturan
tersebut menjadi pedoman dalam pelaksanaan usahanya. Tidak dibenarkan untuk melakukan
tindak kecurangan. Jika ditemukan terjadi kecurangan maka pihak perusahaan bisa dituntu oleh
konsumen ke pihak ynag berwajib. Sehingga siapa saja pihak yang melanggar perjanjian atau
aturan akan mendapatkan konsekuensinya.

8
Daftar Pustaka
https://tirto.id/polisi-beberkan-sejumlah-kecurangan-beras-maknyuss-pt-ibu-cvlt [diakses
pada 1 November 2020]

Anda mungkin juga menyukai