Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyusun tugas kelompok
tentang “Peranan Bisnis di Indonesia Pada Era Reformasi”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Etika & Komunikasi Bisnis.

Penyusunan Makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, melalui
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar
yaitu Prof. Dr. Lia Amalia yang telah memberikan tugas ini, sehingga penulis bisa
memahaminya.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya hasil p enyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat me ngharapkan masukan, baik kritik maupun
saran. Demi kelengkapan dan kebaikan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis. Maupun pembaca pada umumnya.

Jakarta, Januari 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI..... ................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................2
1.5 Metodologi Penulisan ......................................................................................................2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bisnis ............................................................................................................3
2.2 Tujuan Bisnis ..................................................................................................................6
2.3 Arti Reformasi ................................................................................................................6
2.4 Bisnis Pada Era Reformasi..............................................................................................6
2.5 Tantangan Bisnis Sekarang dan Akan Datang ................................................................7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Bentuk dan Dasar Kepemilikan Bisnis ...........................................................................8
3.2 Klasifikasi Bisnis ............................................................................................................9
3.3 Aspek dan Karakteristik Bisnis ......................................................................................10
3.4 Elemen dan Intilijen Bisnis ............................................................................................12
3.5 Etika dan Komunikasi Bisnis .........................................................................................17
3.6 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis ...........................................................................................18
3.7 Peran Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dalam Dunia Bisnis .........................................23
3.8 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis di Indonesia ...................................................25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis merupakan aktivitas (yang menjual barang atau jasa) yang mendatangkan keuntungan
dan dikenal oleh kaum muda hingga kaum tua. Pada era globalisasi saat ini, masyarakat
indonesia khususnya para kaum muda masih bingung dengan manfaat dan tujuan dari bisnis.
Padahal, jika kita memahami bisnis, kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan
dalam aktivitas bisnis tersebut. Jika kita serius dalam menjalankan bisnis, maka bisnis
tersebut akan berkembang.

Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia
menduduki angka yang sangat fantastis. Namun, pemerintah belum bisa mengatasi problema
tersebut. Jika ada lapangan kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-bondong untuk
menjadi pegawai yang diimpikan, tetapi pekerjaan tidak hanya sebagai pegawai saja, masih
banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan misalnya pewirausaha atau pengusaha. Dan salah
satunya adalah dengan membuka bisnis. Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah ini
yang berjudul “ Etika & Komunikasi Bisnis”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1. Apa yang dimaksud dengan bisnis?
2. Apa tujuan bisnis?
3. Apa peranan bisnis di Indonesia pada Era Reformasi
4. Apa bentuk dan dasar kepemilikan bisnis?
5. Apa klasifikasi bisnis?
6. Apa aspek dan karakteristik bisnis?
7. Apa elemen dan intelijen bisnis?
8. Apa etika dan komunikasi bisnis?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai ialah:
1. Mendeskripsikan definisi bisnis.
2. Mendeskripsikan tujuan bisnis
3. Mendeskripsikan peranan bisnis di Indonesia pada era reformasi.
4. Mendeskripsikan bentuk dan dasar kepemilikan bisnis.
5. Mendeskripsikan klasifikasi bisnis.
6. Mendeskripsikan aspek dan karakteristik bisnis.
7. Mendeskripsikan elemen dan intelijen bisnis.
8. Mendeskripsikan etika dan komunikasi bisnis.

1.4 Manfaat Penulisan


Penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang berharga
bagi penulis maupun pembaca. Adapun manfaat yang diharapkan penulis yaitu:
1. Dapat menjadi bahan referensi untuk bahan pembelajaran.
2. Dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca tentang bisnis.
3. Dapat memenuhi tuntutan tugas Etika & Komunikasi Bisnis
4. Dapat menjadi salah satu sarana pengetahuan.

1.5 Metodologi Penulisan


Dalam karya tulis ini, digunakan metode studi pustaka yaitu metode penulisan karya ilmiah
dengan mengumpulkan bahan-bahan, materi-materi, data-data, dan informasi-informasi yang
diperoleh dari buku-buku, situs-situs internet atau jurnal yang tersedia.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bisnis


Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari
bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis
dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik
dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital
yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya
bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi
pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras
dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat
umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga
penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan
usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya
"bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang
dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang
tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Definisi bisnis dapat dimengerti dari definisi beberapa tokoh, seperti:
1. Menurut Mahmud Machfoedz , Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan

3
menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Menurut Brown dan Petrello (1976), “Business is an institution which produces goods and
services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka
lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sambil memperoleh laba.

3. Menurut Steinford ( 1979), “Business is all those activities involved in providing the goods and
services needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang
menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat
dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki
badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha
seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan
Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.

4. Menurut Griffin dan ebert (1996), “Business is an organization that provides goods or services
in order toearn provit”. Sejalan dengan definisi tersebut, aktifitas bisnis melalui penyediaan
barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan
menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih besar
dari total biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk
melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan skala
usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar.

5. Menurut Hughes dan Kapoor, “Business is the organized effort of individuals to produce and
sell for a provit, the goods and services that satisfy societies needs. The general term business
refer to all such efforts within a society or within an industry. Maksudnya Bisnis ialah suatu
kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa
guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri.
Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam menjalankan
kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.

4
6. Menurut Allan Afuah (2004), Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk
menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sember daya
menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.

7. Menurut Glos, Steade dan Lowry (1996), Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang
diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang
menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard
serta kualitas hidup mereka.

8. Menurut Musselman dan Jackson (1992), Suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan
keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan diorganisasikan untuk terlibat
dalamaktivitastersebut.

Persamaan dan Perbedaan yang terdapat dalam Definisi:


Persamaan :
Pada umumya definisi bisnis yang dikutip oleh para ahli bisnis cenderung sama yakni bisnis
adalah kegiatan usaha yang terorganisasi untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Dan bertujuan menghasilkan profit (laba), yang kemudian laba tersebut
digunakan untuk usaha meningkatkan laba atau perusahaan yang lebih besar lagi.
Perbedaan :

Perbedaan :
Perbedaan definisi yang dikutip para ahli bisnis tidak begitu menonjol. hanya terdapat
perbedaan dalam kutipan “Hughes dan Kapoor” dengan yang lain terdapat pernyataan “orang
yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko artinya bisnis itu
mengandung resiko yang harus ditanggung oleh pelaku bisnis tersebut yakni laba atau rugi.

5
2.2 Tujuan Bisnis
Setiap Bisnis atau perusahaan berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang
diperlukan oleh konsumen produk dapat berupa barang atau jasa. Tujuan perusahaan membuat
produk adalah untuk mendapatkan laba, yakni imbalan yang diperoleh perusahaan dari
penyediaan suatu produk bagi konsumen. 4 faktor produksi dalam perusahaan :

1. Sumber Daya Alam


2. Sumber Daya Manusia
3. Modal, dan Informasi

2.3 Arti Reformasi


Reformasi artinya adalah suatu perubahan pada suatu sistem yang telah ada pada suatu
masa.Reformasi sering juga diartikan sebagai perubahan secara drastis untuk perbaikan di bidang
sosial,politik atau agama dalam suatu masyarakat atau negara.Di Indonesia pernah mengalami
yang dinamakan reformasi yaitu pada mei 1998 yang melibatkan ribuan mahasiswa dari seluruh
Indonesia yang menginginkan perubahan besar dengan berdemo untuk menjungkalkan Presiden
Soeharto yang sudah berkuasa selama 32 tahun lamanya.Hal ini terjadi karena rakyat sudah
mulai bosan dengan gaya kepemimpinan Soeharto.Rakyat sudah mulai tidak percaya dengan
rezim orde baru.Reformasi pun tarjadi mei 1998 dan harus dibayar mahal dengan adanya korban
jiwa mahasiswa yang berdemo dan ratusan bahkan ribuan korban luka-luka.Tetapi perjuangan
mahasiswa yang berdemo tidak sia-sia karena pada akhirnya Presiden Soeharto menyataka
mundur pada mei 1998.

2.4 Bisnis Pada Era Reformasi


Masa reformasi menggenggam harapan bagi perbaikan Indonesia kedepannya disbanding
era pendahulunya. Namun harapan terkadang bersebrangan dengan kenyataan. Melihat masa
reformasi konsep korporatokrasi yang digagas John Perkins layak untuk diutarakan sebagai
analisa. Korporatokrasi menunjukkan bahwa dalam rangka membangun imperium global, maka
berbagai korporasi besar, bank dan pemerintahan bergabung menyatukan kekuatan financial dan
politiknya untuk memaksa masyarakat dunia mengikuti kehendak mereka. Istilah korporatokrasi
dapat digunakan untuk menunjukkan betapa korporasi atau perusahaan besar dalam

6
kenyataannya dapat mendikte, bahkan kadang-kadang membeli pemerintahan untuk meloloskan
keinginan mereka.
Meredupnya peran Negara dikarenakan sorotan public yang begitu besar dan arus
tuntutan reformasi yang menghendaki pembagian kekuasaan. Pemerintah yang berkuasa
sepanjang era Reformasi merupakan aliansi koalisi sehingga dalam menjalankan kekuasannya
tidak bias serta merta apa yang diinginkan itu yang dilakukan. Masa Habibie (era transisi dengan
dukungan dari Golkar & militer) Masa Abdurahman Wahid (poros tengah kalangan partai
Islam), Masa Megawati (PDIP), Masa Susilo Bambang Yudhoyono (koalisi besar Demokrat
7,45% suara nasional, Golkar, PKS, PBB) memperlihatkan bagaimana pemerintah harus
melakukan kompromi dalam menjalankan roda kekuasaannya.
Masa reformasi memperlihatkan bagaimana kepentingan Bisnis mampu mempengaruhi
domain politik. Konglomerat yang dibesarkan oleh Orde Baru, tumbuh sendiri, ataupun korporat
besar asing mampu mempengaruhi pemerintah yang memerlukan pilar ekonomi untuk
menunjang kepemimpinannya. Contoh dari korporatokrasi dapat dilihat pada Peraturan Presiden
No. 77/2007 tentang kepemilikan modal, pihak asing diperbolehkan memiliki 95% kepemilikan
di bidang pembangkit tenaga listrik, jasa pengeboran minyak dan gas bumi, penguasahaan air
minum. Peraturan ini memberikan aturan legal bagi perusahaan asing untuk menguasai sendi-
sendi vital bangsa.

2.5 Tantangan Bisnis Sekarang dan Akan Datang


Bisnis harus mengikuti perubahan yang terjadi. Perusahaan bisnis yang berhasil dan
orang bisnis harus beradaptasi dengan perubahan. Mereka yang tidak beradaptasi
seringkali gagal. Televisi dan teknologi komputer memuhgkinkan bisnis memperoleh informasi
sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan perubahan. Kecenderungan dan tantangan yang
akan datang adalah kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, kebutuhan untuk -
meningkatkan produktivitas, dan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan (social
responsibility).

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bentuk dan Dasar Kepemilikan Bisnis


Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada beberapa
bentuk yang dianggap umum:

1. Perusahaan perseorangan: Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya


dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak
terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang
harus menanggung seluruh kerugian itu.

2. Persekutuan: Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama
mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan,
setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan.
Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.

3. Perseroan: Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan
diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta
perusahaan.

4. Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan
anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah
anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi
merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

8
3.2 Klasifikasi Bisnis
Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe dan sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan
dengan cara yang berbeda-beda. Satu dari banyak cara yang dapat digunakan adalah dengan
mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan
keuntungan.

 Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah
atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh
manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
 Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan
keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis
jasa adalah konsultan dan psikolog.
 Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara
produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-
konsumen adalah distributor atau pengecer. lihat pula: Waralaba
 Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang
mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
 Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan
pengelolaan modal.
 Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali
properti intelektual (intelellectual property).
 Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan
biasanya didanai oleh pemerintah.
 Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual,
menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
 Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara
mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.

9
3.3 Aspek dan Karakteristik Bisnis
Aspek – Aspek Bisnis:
 Modal Dasar : disini yang dimaksud dengan modal dasar bukan hanya berbentuk uang
akan tetapi bisa juga berbentuk keterampilan. Dengan keterampilan yang anda miliki
anda sudah bisa memulai bisnis dan uang sebagai penyokong dan penyangga bisnis
anda
 Biaya Operasional : Barula di poin ini kita bicara uang. Disini kita harus sangat jeli
dan memperhitungkan bagaimana suatu bisnis itu terbangun serta berjalan dengan
lancer agar bisa mengalami kemajuan dan mendapatkan keuntungan yang semakin
besar lagi.
 Keuntungan (laba) : setelah menguraikan mengenai modal dasar serta biaya
operasional dalam menjalakan bisnis maka mulailah bisnis terbangun dan berjalan
disitu kita bisa menghitung apakah bisnis ini mempunyai keuntungan jika secara terus-
menerus bisnis tidak mengalami kemajuan dan keuntungan, alangkah baiknya jika
anda berhenti berbisnis.
 Modal Investasi Kedepan : keuntungan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu bisnis
dan apa langkah selanjutnya ? dalam artian setelah bisnis telah kembali modalnya
bagaimana seorang pebisnis itu mengembangkan modal awalnya dan menabung
keuntungan yang telah kita dapat dari bisnis yang sudah dijalani.

Karakteristik Sistem Bisnis


Kompleksitas keberagaman ketidakpastian dan dinamika perubahan yang selalu terjadi
menjadikan dunia bisnis penuh dengan tantangan. Tantangan – tantangan tersebut tentunya
menjadikan system bisnis itu menjadi dinamis. Beberapa karakteristik bisnis sebgai berikut :

 KOMPLEKSITAS DAN KEANEKARAGAMAN


Yaitu bisnis yang muncul dengan berbagai sector dengan beberapa kelompok industry .
Masing –masing industry yang terkumpul didalamnya terdapat perusahaan –perusahaan yang
bervariasi dalam bentuk kepemilikan, volume bisnis, struktur modal, dan lingkup aktivitasnya,
serta gaya manjemen yang diterapkan .Contohnya, pembuat perkakas elektrik, dan produk –
produk elektronik .

10
Kompleksitas yang dihadapi oleh perusahaan – perusahaan yang sudah go public atau go
internasional memiliki perbedaan dengan tantangan yang dihadapi oleh produk local. Selain
menghadapi perbedaan dalam perilaku konsumen , perusahaan global juga menghadapi
kendalaekonomis, misalnya penetapan tariff dan kuota untuk ekspor dan impor oleh Negara
tujuan .

 SALING KETERGANTUNGAN
Yaitu masing –masing perusahaan dalam operasinya selalu membutuhkan dan dibuthkan
oleh perusahaan lain . hasil yang diproduksi oleh sebuah perusahaan akan menjadi input bagi
perusahaan lain, demikian juga sebaliknya. Maka dari itu perusahaan tidak akan bisa eksis atau
terkenal tanpa bekerja sama dengan perusahaan lain
Ketergantungan juga dapat dilihat dari penyebaran wilayah produk. Perusahaan yang
berada dalam suatu Negara, dan ingin meningkatkan permintaan produknya tentu akan
mempertimbangkan untuk menjualnya keluar negeri jika pasar dalam negeri melebihi kapasitas
atau permintaan yang terbatas. Dalam hal ini perusahaan harus bekerja sama dengan asosiasi/
lembaga-lembaga perdagangan untuk membantu memasarkan produknya.

 PERUBAHAN DAN INOVASI


Perubahan dan inovasi sangat diperlukan dalam bisnis terutama dalam menghadapi
perubahan lingkungan bisnisyang cepat. Namun dalam pengertiannya adalah perusahaan yang
tidak mampu menawarkan produknya sesuai dengan selera konsumen, maka produknya pasti
akan secara tidak langsung ditinggalkan oleh pelangganya. Perubahan dan inovasi dalam bisnis
bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi konsumen, Karena adanya perubahan lingkungan,
seperti pendapatan yang tetap , trend atau model yang berubah, serta gaya hidup dan
perkembangan teknologi yang semakin canggih.

11
3.4 Elemen dan Intilijen Bisnis
Elemen bisnis:
Elemen bisnis yang utama dan merupakan sumber daya yang kompetitif bagi sebuah bisnis
terdin dari empat elemen utama, yaitu modal, bahan-bahan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan
keterampilan manajemen. Walaupun masih terdapat elemen-elemen yang lain, namun elemen-
elemen tersebut masih mendominasi dalam sistem bisnis.

 Modal (capital)
Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang
digunakan dalam menjalanakan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang
memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun
perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah bisnis diperlukan untuk memperoleh faktor-
faktor produksi, seperti bahan baku dan upah tenaga kerja. Yang menjadi persoalan di
sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat diperlukan,
akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan
dapat berhasil (sukses).
Modal dalam bisnis dapat diperoleh dari berbagai sumbeg yaitu modal sendiri, modal
pinjaman melalui perbankan, dan modal patungan (kerja sama). Masing-masing sumber
modal tersebut memiliki keterbatasan dalam penggunaan dan risiko tanggungan.
Perusahaan yang memiliki modal yang besar tidak serta merta merupakan bisnis yang
sukses atau sebaliknya, perusahaan dengan modal kecil tidak berarti peluangnya untuk
sukses sangat kecil. Yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana mengelola (manage)
sumber daya capital sebagai elemen yang produktif untuk pengembangan bisnis.

 Bahan-bahan (materials)
Bahan-bahan merupakan semua sumber alam, termasuk tanah, kayu, mineral, dan
minyak. Sumber alam tersebut disebut juga sebagai faktor produksi yang diperlukan
dalam melaksanakan aktivitas bisnis untuk diolah dan menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Di Indonesia, sumber daya alam seperti disebutkan di
atas sangatlah berlimpah. Ketersediaan sumber daya alam tersebut diharapkan mampu
dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis di tanah air

12
Untuk mencapai keunggulan bisnis, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan
ketersediaan bahan material yang berlimpah. Kualitas dari bahan tersebut juga harus
dipertimbangkan, karena kualitas bahan baku yang dipergunakan akan berdampak pada
kualitas porduk yang dihasilkan. ]ika produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang
tinggi, maka loyalitas pelanggan akan tetap terjaga. Dengan demikian keuntungan dalam
jangka panjang dapat dicapai.

Jenis bahan baku yang diperlukan dalam operasi bisnis dapat dikelompokkan dalam dua
jenis, yaitu bahan baku utama (especial raw material), dan bahan baku tambahan
(additional raw material). Bahan baku utama adalah bahan baku yang pokok atau harus
tersedia untuk untuk digunakan dalam rnenciptakan barang atau jasa. Misalnya, dalam
proses pembuatan mi instan, perusahaan membutuhkan bahan baku tepung terigu, minyak
sayur, dan garam. Demikian juga dalam pembuatan benang, perusahaan me-merlukan
bahan baku kapas. Sedangkan bahan baku tambahan adalah bahan baku yang digunakan
untuk mendukung proses penciptaan barang atau jasa. Dalam contoh tadi, perusahaan
membutuhkan plastik pembungkixs atau penyedap rasa untuk melengkapi keberadaan
dari produk utama.

 Sumber Daya Manusia (Human Resource)


Karyawan merupakan salah satu sumber daya dan sekaligus input yang berharga yang
dimiliki oleh perusahaan. Dalam suatu perusahaan, antara pekerja dan pemimpin
memiliki kepentingamkepentingan tersendiri. Para pekerja menginginkan adanya imbalan
berupa upah atau gaji yang layak dari hasil kerja mereka. Sementara pemilik bisnis
menginginkan adanya kinerja yang tinggi yang ditunjukkan oleh besarnya omzet
penjualan dan laba. Pertentangan dua kepentingan ini sering kali menimbulkan konflik di
dalam perusahaan itu sendiri.
Dalam mengantisipasi tantangan lingkungan persaingan bisnis di masa menduatang,
perusahaan perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan kompetensi melalui Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dipekerjakan di lingkungan organisasi/perusahaan. Antisipasi
itu harus dilakukan seiring dengan kegiatan menetapkan kualifikasi SDM dalam

13
perencanaan SDM sesuai dengan persyaratan jabatan/pekerjaan yang membutuhkan SDM
baru di masa depan, yang perlu diawali dengan menetapkan kualifikasi SDM yang
memiliki kemampuan bisnis secara umum.

Intelijen bisnis

Menurut Richard Coombs Intelijen Bisnisadalah sebuah alternatif terminologi bagi Competitive
Intelligence. Definisinya adalah kegiatan-kegiatan monitoring lingkungan eksternal sebuah
perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan bagi proses pembuatan kebijakan
perusahaan tersebut. (Richard Coombs ,Competitive intelligence handbook. University Press
ofAmerica, Bab I).
Edward David (2000) berpendapat bahwa evolusi Sistem Informasi Eksekutif dan DSS telah
berkembang menjadi konsep Business Intelligence (Intelejen Bisnis), yaitu suatu cara untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengorganisasikan, membentuk ulang, meringkas data serta
menyediakan informasi, baik berupa data aktifitas bisnis internal perusahaan, maupun data
aktifitas bisnis eksternal perusahaan termasuk aktifitas bisnis para pesaing yang mudah diakses
serta dianalisis untuk berbagai kegiatan manajemen.
Istilah ”Intelejen Bisnis” mengandung arti melakukan kegiatan penyelidikan dalam dunia bisnis
dengan menggunakan konsep-konsep dan metode dunia inteljen militer yang diaplikasikan dalam
dunia bisnis secara sistematis dan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah, serta dilakukan secara
terbuka, berbeda dengan istilah ”spionase bisnis” yang kegiatan penyelidikannya dilakukan
secara rahasia, ilegal dan tertutup, misalnya pencurian data penting di perusahaan tertentu.
Dengan Business Intelligence, manajemen akan mendapatkan informasi yang berkualitas dari
kegiatan bisnisnya secara tepat waktu, akurat dan reliabel melalui saluran komunikasi data,
sehingga memudahkan pimpinan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang penting
dan bersifat strategis, seperti tujuan jangka panjang perusahaan, pengembangan perusahaan serta
tujuan khusus yang akan dicapai perusahaan, Semakin tinggi tingkat kompetisi antar perusahaan,
maka peranan Business Intelligence menjadi semakin penting.

Aktifitas Bisnis Intelejen

Business Intelligence menyakut berbagai aktifitas diantaranya;


 Studi perusahaan pesaing produk sejenis dan strategi memenangkan persaingan.

14
 Mengelola informasi mengenai data statistik pelanggan potensial, area potensial, kondisi
ekonomi, sosial budaya dan politik lingkungan dunia usaha.

 Pengamatan daerah operasi bisnis untuk kepentingan strategis perusahaan untuk


mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal perusahaan.

 Analisa Pasar mengenai jumlah dan area peredaran produk yang diminati oleh pelanggan,
ancaman dan peluang yang ada, masa depan produk, tendensi pasar dll.

Cliff Nelson (1997) dari PT. Oracle Indonesia menjabarkan prinsip-prinsip Business
Intelligence dibangun berdasarkan karakteristik-karakteristik baru, yaitu:
1. Keterbukaan : Kemajuan konsep-konsep bisnis seperti E-Commerce, E-Business atau E-
Government, menuntut adanya peningkatan nilai keterbukaan informasi, salah satunya
disebabkan oleh pemanfaatanWorld Wide Web (WWW) di dunia internet yang berdampak
pada tuntutan bagi para pimpinan perusahaan untuk senantiasa menyajikan dan sekaligus
melindungi kepemilikan informasi rahasia perusahaan, melalui aplikasi-aplikasi teknologi
yang tepat guna. Selain itu juga dapat membantu manajemen puncak untuk
menggunakan Business Intelligence dengan cara tak terbatas dalam menjalankan manajemen
bisnis sehari-hari. Hal ini didukung oleh pertumbuhan pelanggan dan pengguna internet di
Indonesia yang pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 800.000 pelanggan dan 7.550.000
pengguna, dengan dukungan sekitar 135 ISP (Internet Service Provider) – sumber : APJII
(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)

2. Sensitivitas Waktu : Dengan diimplementasikan konsep on-line computing dilingkungan


perusahaan untuk mendukung proses bisnisnya, maka kebutuhan akan informasi menjadi
bersifat peka waktu (time-sensitive). Seperti inilah yang dituntut oleh seorang pimpinan
perusahaan modern untuk mengelola rangkaian entitas bisnis, karena eratnya relevansi
waktu dengan informasi operasional yang akurat dalam proses pengambilan keputusan
bisnis.

3. Ketepatan : Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsipBusiness Intelligence dalam


sebuah computer networkdiperlukan ketepatan data atau informasi, baik yang bersumber
dari internal maupun dari eksternal perusahaan, sehingga sangat dimungkinkan suatu
perusahaan benar-benar dengan mudah mengekstraksi informasi secara on-line dengan

15
tepat, seperti prakiraan penjualan, logistik dan manajemen mata rantai suplai, tingkah laku
dan kepuasan konsumen, analisa biaya dan manajemen finansial, perencanaan sumberdaya
manusia dan pengembangan produk.

4. Saling Ketergantungan : Untuk benar-benar efisien dan terdepan dalam persaingan bisnis,
para pemimpin bisnis perlu untuk mengikuti perkembangan di sekitar perusahaannya.
Bukan hanya perkembangan yang terjadi di dalam perusahaan sendiri, tetapi juga
perkembangan di luar perusahaannya, termasuk di dalamnya mitra bisnis, pelanggan dan
pemasok. Dengan adanya tingkat ketergantungan tersebut, manajemen puncak perlu
menjaga mitra bisnis mereka dalam suatu extended enterprise, yang selalu mengikuti segala
gerakan-gerakan strategis yang menentukan arah bisnis.

5. Tipe Data : Pandangan tradisional, bahwa informasi korporat kebanyakan berbasis teks
(text-based)merupakan pandangan yang sudah usang, karena kenyataan yang ada saat ini
pangkalan data atau Data Warehousing di suatu perusahaan tidak dibatasi hanya berupa data
tekstual, akan tetapi terdiri dari berbagai tipe data dengan format yang berbeda, seperti
video, audio, tekstual dan data spasial. Hal ini tentu meningkatkan kekayaan informasi
dari manajemen informasi perusahaan dan sejalan dengan tuntutan dalamBusiness
Intelligence, karena keberadaannya telah memperluas batas-batas analisa dan presentasi data
untuk mendukung sistem informasi eksekutif, apalagi data multimedia tersebut ditampilkan
dengan berbasis internet. Oleh karena itu para desainer Business Intelligence System perlu
mewaspadai perkembangan ini, agar Executive information layer dapat memanfaatkan
beragam tipe data tersebut dan menggunakannya untuk meyakinkan dalam proses
pengambilan keputusannya.

Business Intelligence berguna pula untuk meninjau bagaimana informasi internal dan informasi
eksternal institusi atau perusahaan secara autentik, sehingga dapat menggerakkan strategi-strategi
bisnis, melaui proses pengambilan keputusan yang handal, baik ketika melakukan perencanaan,
pengorganisasian maupun pada tahap implementasi dan pengendalian, sehingga institusi atau
perusahaan mampu memenangkan persaingan bisnisnya di era manajemen.

16
3.5 Etika dan Komunikasi Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.

Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral
masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita
dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung
dengan penalaran yang bagus atau jelek.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Komunikasi bisnis
Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki
tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau
sinyal. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:

 Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
 Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator
dan komunikan.
 Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam
tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.

17
 Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka,
menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara
bersamaan.
 Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti
atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.

Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga
formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen

3.6 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk
mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah
timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi
perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:

1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau
mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang
yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang
diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang
berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2. Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan.
Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika
prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan
kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.

18
Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip tidak berniat jahat


Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang
ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.

4. Prinsip keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis.
Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada
konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.

5. Prinsip hormat pada diri sendiri


Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat
dan prinsip keadilan.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.

Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar
yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.

19
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :

 Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik


intern perusahaan maupun dengan eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra .

Namun, dalam etika bisnis ada prinsip-prinsip yang dinilai Adiwarman Karim, Presiden Direktur
Karim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :

 Kejujuran Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi


mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu
kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di
tengah persaingan bisnis.
 Keadilan - Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada
karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan
mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan

20
harga,misalnya
dengan tidak mengambil untung yang merugikan konsumen.
 Rendah Hati - Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam
mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk
bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki
kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi,
tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar
terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
 Simpatik - Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di depan
klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis
anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
 Kecerdasan - Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi
bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan
keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu
mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang
mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau dipandang baik Sebagai pebisnis,
anda jangan mematok diri pada aturan-aturan yang berlaku. Perhatikan juga norma,
budaya atau agama di tempat anda membuka bisnis. Suatu cara yang dianggap baik di
suatu Negara atau daerah, belum tentu cocok dan sesuai untuk di terapkan di Negara
atau daerah lain. Hal ini penting kalau ingin usaha berjalan tanpa ada gangguan.

Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang
kokoh.Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan
yangdilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :

21
1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik
intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
3. Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
4. Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga
yang tidak dapat ditawar lagi. Seorang konsumen yang tidakpuas, rata-rata akan mengeluh
kepada 16 orang di sekitarnya.

22
3.7 Peran Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dalam Dunia Bisnis

Indonesia yang kaya akan SDA maupun SDM membuat negara ini menjadi ladang emas bagi
para wirausaha yang bergerak dalam bisnis usaha mikro, kecil, menengah. Tercatat sampai
dengan tahun 2013, 99% dari total perusahaan yang ada di Indonesia didominasi oleh usaha
mikro, kecil dan menengah dimana sektor ini mampu membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar
99 juta penduduk Indonesia, atau lebih dari 97% dari total pekerja. Bahkan 57% dari Gross
Domestik Bruto Indonesia merupakan sumbangsih dari sektor usaha ini, dan pemerintah
diharapkan semakin mendukung langkah setiap warga negaranya untuk menjadi wiraswasta dan
mendirikan usaha mikro, kecil, dan menengah di negaranya. Dengan adanya dukungan
pemerintah, diharapkan jumlah pekerja produktif dari sektor ini semakin meningkat. Di sisi lain,
sektor UKM juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja melalui
investasi skala besar maupun kecil dalam bidang teknologi. UKM terbilang sangat fleksibel
karena dengan skala bisnis yang lebih kecil dianggap lebih mampu bertahan dengan perubahan
kondisi ekonomi global.
Berikut ini adalah peran dan pentingnya bisnis usaha sektor mikro, kecil, dan menengah, tidak
hanya di Indonesia tapi juga di negara lain:

1. Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah memegang peranan penting dalam
perkembangan ekonomi suatu negara karena beberapa kontribusinya seperti
industrialisasi sekaligus pengembangan wilayah kabupaten, menciptakan peluang kerja
lebih besar, distribus pemasukan lebih merata, penggunaan sumber daya yang lebih
melimpah, tambahan valuta asing, terciptanya kerjasama dengan beberapa industri yang
sudah berdiri dan pelatihan wirausaha.
2. Berkembangnya industri baru di wilayah tertinggal maupun pedesaan dan juga
meningkatkan peluangn kerja. Salah satu negara selain Indonesia dimana jumlah pekerja
melimpah dan membutuhkan pelatihan kewirausahaan adalah Filipina. Sektor usaha ini
lebih cepat membuka lapangan pekerjaan di daerah berdirinya perusahaan tersebut, dan
dapat dikatakan memberikan keseimbangan pada sektor ekonomi dan ekuitas dalam
distribusi pemasukan.
3. Sektor usaha mikro, kecil dan menengah lebih mudah mengikuti tren atau inovasi terbaru,
dimana dapat menciptakan produk yang hanya bersifat sementara dan menawarkannya ke

23
pasaran untuk dapat bersaing. Sektor usaha ini memiliki tendensi untuk menjadi lebih
inovatif dalam mengembangkan terobosan di bidang teknologi sebagai pionir
perkembangan terbaru.
4. UKM dapat secara efektif meningkatkan konten lokal atau menambahkan nilai tertentu
dibandingkan barang-barang jadi yang diproses dan dijual oleh perusahaan-perusahaan
besar.
5. Bisnis mikro, kecil, dan menengah dikenal sangat ahli dalam memaksimalkan
keterbatasan sumber daya dan dapat bekerja sama dengan perusahaan besar sebagai
penyuplai bahan baku mentah yang belum diproses maupun barang setengah jadi.
6. Selain itu, mereka juga dapat bertindak sebagai pelatihan bagi kemampuan wirausaha dan
inovasi. Sektor usaha mikro, kecil dan menengah memegang peranan penting dalam
kemajuan komunitas atau area tertentu dan juga dapat memberikan kontibusi signifikan
dalam program pengembangan wilayah tertentu yang digunakan sebagai basis usaha.

24
3.8 Contoh Pelanggaran Etika Bisnis di Indonesia (PT. Lapindo Brantas)

Manusia berperan paling aktif dalam mengubah tatanan Lingkungan. Manusia bisa dengan cepat
mengubah Lingkungan, namun karena perbuatan manusia pula lah Lingkungan menjadi berubah
bahkan dapat berdampak merusak bagi Lingkungan maupun ekosistem didalamnya.

Hubungan manusia dengan lingkungan tidak dapat dipisahkan, karena manusia bergantung
kepada alam, pun sebaliknya, alam pun membutuhkan campur tangan manusia untuk dipelihara
sehingga tercipta satu bentuk simbiosis.

Dalam hubungan manusia dan alam, terdapat etika – etika yang perlu diperhatikan. Namun pada
kenyataannya manusia masih menyalahi etika dalam mengelola lingkungan. Seperti halnya
bencana Lumpur Lapindo yang terjadi di Porong Sidoarjo pada tahun 2007 silam. PT Lapindo
Brantas dianggap melakukan pelanggaran etika dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi
dan gas.

Di lain sisi seharusnya, kita tidak dapat menutup mata begitu saja terhadap kerusakan lingkungan
yang telah enam tahun terakhir ini memberikan kerusakan, dan mengakibatkan kecemasan pada
setiap manusia di sekitarnya. Lumpur panas yang menyembur di dekat sumur gas Lapindo
Brantas Inc. di Porong, Sidoarjo. Sampai dengan saat ini lumpur bercampur gas metana, yang
kita ketahui gas metana adalah gas beracun telah menebarkan sengsara serta kerusakan yang
akibat semburan lumpur tersebut sudah menenggelamkan beberapa desa dan mengakibatkan
kerusakkan struktur tanah hingga 3 km dari pusat semburan, tidak menutup kemungkinan apabila
tetap dibiarkan menerus menyembur, lumpur tersebut dapat menenggelami lebih banyak desa-
desa sekitarnya.

Penyebab Terjadinya Bencana Menurut Para Ahli

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ilmuwan dari berbagai negara menyimpulkan
bahwa luapan lumpur adalah akibat dari proses pengeboran eksplorasi gas yang dilakukan PT.
Lapindo Brantas. Tim yang dipimpin oleh Richard Davies dari Universitas Durham, Inggris, itu
menyatakan, data yang dirilis Lapindo yang menjadi dasar bukti baru timnya bahwa pengeboran
menyebabkan luapan lumpur. Dan melalui serangkaian konferensi internasional yang

25
diselenggarakan oleh pihak yang netral, diperoleh hasil akhir bahwa kesalahan operasi Lapindo
dianggap para ahli sebagai penyebab semburan Lumpur panas di Sidoarjo.

Akan tetapi pihak Lapindo dan beberapa geolog menganggap bahwa semburan Lumpur
diakibatkan oleh gempa bumi Yogyakarta yang terjadi dua hari sebelum Lumpur menyembur
pada tanggal 29 Mei 2006. Sementara sebagian ahli menganggap bahwa hal itu tidak mungkin
karena jarak yang terlalu jauh dan skala gempa yang terlalu kecil. Mereka, melalui berbagai
penerbitan di jurnal ilmiah yang sangat kredibel, justru menganggap dan menemukan fakta
bahwa penyebab semburan adalah kesalahan operasi yang dilakukan oleh Lapindo. Lapindo telah
lalai memasang casing, dan gagal menutup lubang sumur ketika terjadi loss dan kick, sehingga
Lumpur akhirnya menyembur. (Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580
kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9-5/8 inchi)

Puluhan ahli datang dari seluruh penjuru dunia membahas enam makalah tentang masalah
Lapindo yang dipaparkan oleh para presenter, baik dari pihak Lapindo maupun para pakar
independen. Dan karena para ahli yang berada di pihak Lapindo tetap berkeras dengan pendirian
mereka, untuk memperoleh kepastian pendapat dari para ahli dunia tersebut dengan cara voting,
menggunakan metoda langsung angkat tangan. Hasilnya, tidak diragukan lagi bahwa sebagian
besar peserta yang hadir berpendapat bahwa penyebab semburan adalah karena pengeboran yang
disebabkan oleh Lapindo. Hasil konferensi ini mestinya cukup untuk meyakinkan publik,
pemerintah, dan penegak hukum di Indonesia bahwa Lapindo merupakan pihak yang harus
bertanggung jawab dalam Bencana ini. Kesimpulan ini juga diharapkan bisa segera
menghentikan berbagai upaya Lapindo untuk menghindar dari kewajiban, serta segera memenuhi
hak dari korban Lumpur.

Pandangan Etika Bisnis Tentang Kejadian Lumpur Lapindo

Dari Uraian kasus diatas diketahui bahwa kelalaian yang dilakukan PT. Lapindo Brantas
merupakan penyabab utama meluapnya lumpur panas di Sidoarjo, akan tetapi pihak Lapindo
malah berdalih dan enggan untuk bertanggung jawab. Jika dilihat dari sisi etika bisnis, apa yang
dilakukan oleh PT. Lapindo Berantas jelas telah melanggar etika dalam berbisnis. Dimana PT.
Lapindo Brantas telah melakukan eksploitasi yang berlebihan dan melakukan kelalaian hingga

26
menyebabkan terjadinya bencana besar yang mengakibatkan kerusakan parah pada lingkungan
dan sosial.

Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan PT. Lapindo membuktikan bahwa PT. Lapindo rela
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan. Dan keengganan PT. Lapindo untuk
bertanggung jawab membuktikan bahwa PT. Lapindo lebih memilih untuk melindungi aset-aset
mereka daripada melakukan penyelamat dan perbaikan atas kerusakan lingkungan dan sosial
yang mereka timbulkan.

Hal yang dilakukan oleh PT. Lapindo telah melanggar prinsip – prinsip etika yang ada. Lapindo
Brantas Inc. melakukan pengeboran gas melalui perusahaan kontraktor pengeboran PT. Medici
Citra Nusantara yang merupakan perusahaan afiliasi Bakrie Group. Kontrak itu diperoleh Medici
dengan tender dari Lapindo Brantas Inc. senilai US$ 24 juta. Namun dalam hal perijinannya
telah terjadi kesimpang siuran prosedur dimana ada beberapa tingkatan ijin yang dimiliki oleh
lapindo. Hak konsesi eksplorasi Lapindo diberikan oleh pemerintah pusat dalam hal ini adalah
Badan Pengelola Minyak dan Gas (BP MIGAS), sementara ijin konsensinya diberikan oleh
Pemerintah Propinsi Jawa Timur sedangkan ijin kegiatan aktifitas dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah (Pemda) Kabupaten Sidoarjo yang memberikan keleluasaan kepada Lapindo untuk
melakukan aktivitasnya tanpa sadar bahwa Rencana Tata Ruang (RUTR) Kabupaten Sidoarjo
tidak sesuai dengan rencana eksplorasi dan eksploitasi tersebut.

Dampak dari luapan lumpur yang bersumber dari sumur di Desa Renokenongo, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur sejak 29 Mei 2006 ini telah mengakibatkan
timbunan lumpur bercampur gas sebanyak 7 juta meter kubik atau setara dengan jarak 7.000
kilometer, dan jumlah ini akan terus bertambah bila penanganan terhadap semburan lumpur tidak
secara serius ditangani. Lumpur gas panas Lapindo selain mengakibatkan kerusakan lingkungan,
dengan suhu rata-rata mencapai 60 derajat celcius juga bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan
fisik masyarakat yang tinggal disekitar semburan lumpur. Tulisan lingkungan fisik diatas adalah
untuk membedakan lingkungan hidup alami dan lingkungan hidup buatannya, dimana dalam
kasus ini Daud Silalahi menganggap hal ini sebagai awal krisis lingkungan karena manusia
sebagai pelaku sekaligus menjadi korbannya. Rusaknya lingkungan fisik tersebut sudah
dirasakan berbagai pihak selama ini antara lain

27
1. Lumpuhnya sektor industri di Kabupaten Sidoarjo. Sebagai mana diketahui Sidoarjo
merupakan penyangga Propinsi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya dalam sektor
industri. Hingga kini sudah 25 sektor usaha tidak dapat beroperasi yang berakibat
hilangnya mata pencaharian ribuan karyawan yang bekerja pada sektor industri tersebut.
2. Lumpuhnya sektor ekonomi sebagai akibat rusaknya infrastruktur darat seperti rusaknya
jalan, jalan tol dan jalur ekonomi darat lainnya seperti jalur transportasi kereta api dll.
3. Kerugian di sektor lain seperti pertanian, perikanan darat dll. Sejauh ini sudah
diidentifikasi luas lahan pertanian berupa lahan sawah yang mengalami kerusakan,
menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian Soetarto Alimoeso
mengatakan area pertanian di Sidoarjo, Jawa Timur, yang terkena luapan lumpur Lapindo
seluas 417 hektare. Lumpur telah menggenangi duabelas desa di tiga kecamatan, tak
kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur, menggenangi sarana dan prasarana publik,
Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan
merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak
lumpur ini, serta memindah paksakan sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa
mengungsi.
4. Dampak sosial kehidupan masyarakat disekitar seperti sarana tempat tinggal, pendidikan,
kesehatan, sarana air bersih dll. Bahwa efek langsung lumpur panas menyebabkan infeksi
saluran pernapasan dan iritasi kulit. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lumpur tersebut juga
mengandung bahan karsinogenik yang bila berlebihan menumpuk dalam tubuh dapat
menyebabkan kanker dan akumulasi yang berlebihan pada anak-anak akan
mengakibatkan berkurangnya kecerdasan.
5. Hasil uji laboratorium juga menemukan adanya kandungan Bahan Beracun dan
Berbahaya yaitu kandungan (B3) yang sudah melebihi ambang batas. Hasil uji kualitas
air lumpur Lapindo pada tanggal 5 Juni 2006 oleh Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jawa
Timur, menunjukkan bahwa uji laboratorium dalam air tersebut terdapat kandungan
fenol. Kontak langsung dengan kulit dapat mengakibatkan kulit seperti terbakardan gatal-
gatal. Fenol bisa berakibat menjadi efek sistemik atau efek kronis jika fenol masuk ke
dalam tubuh melalui makanan. Efek sistemik fenol bisa mengakibatkan sel darah merah
pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginjal. Hal ini
menunjukkan bahwa selain dampak kerusakan lingkungan fisik, lumpur panas tersebut

28
juga mengakibatkan ancaman lain yaitu efek kesehatan yang sangat merugikan dimasa
yang akan datang dan hal ini justru tidak diketahui oleh masyarakat korban pada
umumnya.

Prinsip etika bisnis mengenai keadilan distributif juga dilanggar oleh PT. Lapindo, karena
perusahaan tidak bertindak adil dalam hal persamaan, prinsip penghematan adil, dan keadilan
sosial. PT. Lapindo pun dinilai tidak memiliki kepedulian terhadap sesama manusia atau
lingkungan, karena menganggap peristiwa tersebut merupakan bencana alam yang kemudian
dijadikan alasan perusahaan untuk lepas tanggung jawab. Dengan segala tindakan yang
dilakukan oleh PT. Lapindo secara otomatis juga berarti telah melanggar etika kebajikan.

29
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi alam seperti minyak bumi, gas batu bara,
dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan potensi yang sangat melimpah jika sumberdaya
tersebut di eksploitasi. namun bukan eksploitasi besar-besaran yang dimaksudkan tetapi
eksploitasi yang berwawasan dengan lingkungan dan sesuai etika.

Sebaiknya kepada mereka yang berkecimpung dalam dunia industri terutama dalam bidang
pengeksploitasian sumber daya alam agar lebih berhati-hati dalam mengeksploitasi dan
memperhatikan dampak dari eksploitasi dan eksplorasi yang dilakukanya itu.

Dari berbagai uraian di atas tentang kasus eksplorasi lingkungan secara berlebihan yang
dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas dapat disimpulkan bahwa :

1. Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
2. Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan PT. Lapindo membuktikan bahwa PT. Lapindo
rela menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan,
3. Kasus Lumpur lapindo ditinjau dari segi etika baik teori deontologi, utilitarisme, serta
keadialan, dinilai sangat tdk beretika karena merugikan masyarakat Porong Sidoarjo.

SARAN
Berdasarkan data geologi cekungan Jawa Timur Bagian Utara dan dampak yang ditimbulkan
oleh semburan Lumpur Lapindo maka kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi
di daratan Provinsi Jawa Timur termasuk kegiatan yang berisiko menimbulkan bencana.

Oleh karenanya berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pada
Pasal 40 (3) bahwa Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggi yang

30
menimbulkan bencana dilengkapi dengan analisis risiko bencana sebagai bagian dari usaha
penanggulangan bencana sesuai dengan kewenangannya.

Hal ini dipertegas oleh Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana pada Pasal 12 ayat (1) bahwa Setiap kegiatan pembangunan yang
mempunyai risiko tinggi menimbulkan bencana, wajib dilengkapi dengan analisis risiko bencana
dan (2) Analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan
persyaratan analisis risiko bencana melalui penelitian dan pengkajian terhadap suatu kondisi atau
kegiatan yang mempunyai risiko tinggi menimbulkan bencana.
Untuk itu disarankan agar pemerintah:
1. Meninjau kembali sistem pengawasan atas kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas,
dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang timbul,
2. Memperketat perizinan eksplorasi dan ekploitasi migas di daratan, di antaranya
menambahkan Dokumen Analisa Risiko yang berisi upaya pengelolaan, evaluasi dan
pemantaun terhadap ancaman semburan lumpur dan risiko yang timbul lainnya. Dalam
pembuatan dokumen analisa risiko ini harus melibatkan otoritas lokal (pemerintah
setempat) dan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi,
3. Melakukan sosialisasi peningkatan kapasitas masyarakat terkait pentingnya kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi mingas bagi pembangunan nasional
4. Khusus di sekitar Patahan Aktif Watukosek diperlukan peninjauan kembali aktivitas
pembangunan di wilayah ini dan diberlakukan Moratorium kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi migas. (*)
*) Pakar geologi ITS dan Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI)
ITS Surabaya.

31
DAFTAR PUSTAKA
1. www.google.com
2. www.wikipedia.com
3. http://www.antarajatim.com/lihat/berita/111022/7-tahun-lumpur-lapindo
4. http://underground-paper.blogspot.com/2012/02/makalah-etika-bisnis-pt-lapindo.html
5. http://kesmasuh.blogspot.com/2013/05/makalah-etika-bisnis-kasus-pt-lapindo.html
6. http://restieokti.blogspot.com/2012/10/kasus-lapindo-sebagai-suatu-bisnis-tak_26.html
7. http://biruhitam17.blogspot.com/2011/11/pelanggaran-etika-bisnis-lumpur-panas.htmL
8. http://adesyams.blogspot.com/2009/09/tentang-etika-bisnis.html
9. http://www.gudono.com/apps/forums/topics/show/3251070
10. Ancaman Luapan Lumpur Sidoarjo, Kompas, 2/12/2006Divisi Humas Lapindo Brantas,
Siaran Pers Lapindo Brantas: Memanfaatkan lumpur alami, Sidoarjo, 7 Juli 2006Ediar
Usman, M. Salahuddin, DAS. Ranawijaya dan Juniar P. Hutagaol, Lokasi Pengendepan
Akhir dan Evaluasi
11. https://marthasuzan.wordpress.com/2013/09/01/artikel-kegagalan-etika-bisnis-pt-lapindo/
12. http://www.etunas.com/web/pengantar-bisnis-intelejen.htm

32

Anda mungkin juga menyukai