Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“RANCANGAN TATA RUANG TOKO DALAM BISNIS


RITEL”

Dosen Pengampu:
Ibu Rusniati S.E., M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 9
Cristyan Salim 1810312610002
Eza Oktrianor 1810312610027
Saputra Ramadhani 1810312610032
Muhammad Reza Saputra 1810312610045

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BANJARMASIN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Rancangan Tata Ruang Toko dalam bisnis Ritel ”
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Rancangan Tata
Ruang Toko dalam bisnis Ritel” bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Selain
itu, Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Rusniati S.E., M.Si Pada mata kuliah Manajemen Ritel.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rusniati S.E., M.Si Selaku
dosen pada mata kuliah Manajemen Ritel yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 10 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................................5
BAB 2..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1 Tata Ruang Toko.......................................................................................................6
2.2 Tujuan Perancangan Toko........................................................................................6
2.3 Jenis-jenis Rancangan Toko......................................................................................7
2.4 Area-area Khusus.....................................................................................................8
2.5 Perencanaan Ruangan Toko.....................................................................................9
2.6 Lokasi Departemen................................................................................................10
2.7 Teknik Penyajian Barang Dagangan........................................................................12
2.8 Penciptaan Suasana...............................................................................................14
BAB 3................................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk merancang suatu tata ruang toko yang baik, maka para perancang
toko harus menyeimbangkan beberapa sasaran-sasaran yang sering kali konflik.
Pertama, tata ruang toko hendaknya menggoda para pelanggan disekitar toko
untuk membeli lebih banyak barang-barang perdagangan daripada yang
sebenarnya telah mereka rencanakan. Salah satu metode adalah untuk
mengungkapkan kepada pelanggan dengan suatu tata ruang toko yang
memfasilitasi suatu pola lalu lintas yang spesifik. Metode yang lainnya untuk
membantu para pelanggan bergerak melalui toko adalah dengan menyediakan
variasi. Toko seharusnya dipenuhi dengan sedikit tempat kesenangan dan cela-
celah yang menggoda para pembelanja untuk berkeliling-keliling disekitarnya.
Seorang perancang toko tidak perlu dipenuhi dengan ruang setapak yang dipenuhi
dengan lorong panjang diantara rak-rak dan papan rak.
Berbagai tingkatan dan jalan yang landai akan menambahkan variasi. Jika
lantai harus rata, paling tidak display yang tinggi dapat divariasikan guna
menghindari suatu penyajian yang monoton. Suatu sasaran yang kedua dari suatu
tata ruang toko yang baik adalah dengan menyediakan suatu keseimbangan
diantara memberikan kepada pelanggan dengan ruang yang memadai dimana
untuk berbelanja dan secara produktif dengan cara menggunakan sumber daya
yang mahal, sering kali sumber daya yang langka ini untuk barang-barang
perdagangan. Suatu toko dengan banyak orang yang menciptakan suatu rasa
keceriaan dan dengan penuh harapan, meningkatkan pembelian. Akan tetapi
suatu toko dengan terlalu banyak rak dan display dapat menyebabkan para
pelanggan menjadi bingung atau bahkan tersesat. Para peritel harus mencoba
untuk membuat toko mereka fleksibel sehingga pengaturan dapat menjadi mudah
untuk menciptakan tata ruang toko.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan perancangan toko?
2. Seperti apa tata ruang dan rancangan toko?
3. Apa saja yang termasuk dalam area khusus?
4. Apa saja teknik penyajian barang dagangan?
5. Bagaimana cara penciptaan suasana belanja?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tujuan
perancangan toko, tata ruang dan rancangan toko, area khusus, teknik penyajian
barang dagangan dan penciptaan suasana belanja sehingga kita dapat
memahaminya dengan baik dan benar.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini memberikan manfaat untuk menambah wawasan
mahasiswa dan umum dalam memahami sebuah studi tentang Manajemen Ritel
terutama pada masalah teori Rancangan Tata Ruang Toko dalam bisnis Ritel

5
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Tata Ruang Toko
Untuk mengembangkan tata ruang toko yang bagus, perancangan toko
harus menyeimbangkan beberapa tujuan yang seringkali menjadi konflik.
Contohnya, tata ruang toko harus memungkinkan pelanggan untuk memutari toko
dan membeli lebih banyak barang daripada yang direncanakan. Namun, jika tata
ruang terlalu rumit, pelanggan bisa kesulitan untuk mendapatkan barang yang
mereka cari dan memutuskan untuk tidak berlangganan di toko itu.

2.2 Tujuan Perancangan Toko


Bila sedang merancang atau merancang kembali toko, para manajer
memenuhi 4 (empat) tujuan:
1. Rancangan harus sesuai dengan kesan dan strategi
Untuk memenuhi tujuan pertama, para manajer ritel harus menentukan
pelanggan target dan kemudian merancang toko yang melengkapi kebutuhan
pelanggan. Contohnya, warehouse store club memiliki atap tinggi dengan kisi-
kisi logam dan lantai beton, bukan menggunakan ubin atau keramik. Mereka
menggunakan itu untuk mempertahankan suatu kesan.
2. Rancangan harus mempengaruhi perilaku konsumen secara positif
Untuk memenuhi tujuan kedua dalam mempengaruhi keputusan pelanggan
untuk membeli, para peritel terfokus pada masalah rancangan toko dan
perencanaan ruangan. Bayangkan toko pangan yang dirancang seperti toko
khusus wanita atau galeri seni yang terlihat seperti toko ban. Toko pangan
diatur untuk memudahkan pelanggan mencari bahan makanan yang
diperlukan. Tiap butik dirancang dalam rancangan bebas agar pelanggan bisa
melihat-lihat barang dagangan dengan leluasa dan nyaman. Perilaku membeli
ini juga dipengaruhi oleh lingkungan toko. Tanda-tanda tertentu dirancang
untuk menarik perhatian. Misalnya toko Bread Talk menarik perhatian
konsumen karena bau kue abonnya.
3. Rancangan harus mempertimbangkan biaya-biaya dan nilai

6
Beberapa toko pangan menempatkan produk mereka dekat pintu masuk toko
karena memiliki kesempatan lebih besar untuk dibeli daripada kategori-
kategori barang lain dan menciptakan suasana yang nyaman. Ritel
mengembangkan peta yang disebut planogram yang menjelaskan lokasi
barang berdasarkan keuntungan dan faktor-faktor lain. Bila
mempertimbangkan masalah suasana rancangan toko, para peritel harus
menimbang biaya-biaya untuk strategi tersebut dan masalah-masalah
ketertarikan pelanggan.
4. Rancangan harus fleksibel
Fleksibilitas bisa memiliki dua bentuk, kemampuan untuk memindahkan
komponen toko secara fisik dan kemudahan pada komponen yang bisa
dimodifikasi. Saat ini, sebagian besar toko dirancang dengan fleksibilitas
untuk pikiran. Contohnya, toko buku Gramedia menggunakan konsep baru
yang inovatif dengan pengaturan barang yang bagus dan fleksibilitas
rancangan.

2.3 Jenis-jenis Rancangan Toko


Terdapat beberapa rancangan toko antara lain:
• Kisi-Kisi
Tata letak kisi-kisi (grid lay out) biasanya digunakan pada toko obat dan
sebagian besar toko pangan. Kisi-kisi terdiri dari gondola panjang untuk
barang-barang dan lorong-lorong dengan pola berulang. Kisi-kisi bukanlah
susunan yang bagus secara estetika, tapi bagus sekali untuk perjalanan belanja
dimana konsumen perlu mengitari keseluruhan toko dengan mudah mencari
produk yang ingin mereka beli.
• Arena Lomba
Tata letak arena lomba (racetrack) memudahkan tujuan untuk membuat
pelanggan mengunjungi berbagai departemen. Tata letak arena lomba juga
dikenal sebagai Loop, adalah jenis rancangan toko yang memberikan lorong
utama untuk memudahkan jalannya pelanggan dengan akses ke pintu masuk
toko. Lorong ini memutar melalui toko dengan memberi akses ke semua
departemen.

7
• Bentuk Bebas
Tata letak bentuk bebas (free form layout) juga dikenal sebagai tata ruang
butik, menyusun perlengkapan tetap dan lorong secara simetris. Ini biasanya
digunakan pada toko khusus kecil atau pada departemen-departemen di toko
besar. Di lingkungan yang relaks atau santai ini, pelanggan merasa seperti ada
di rumah seseorang yang memudahkan belanja dengan jalan-jalan. Suasana
yang nyaman seperti itu tidaklah murah. Toko ini mengorbankan beberapa
ruang penyimpanan dan etalase untuk menciptakan lingkungan yang lebih
luas. Namun, jika tata letak bentuk bebas dirancang dengan teliti, biaya yag
tinggi bisa diimbangi dengan penjualan dan keuntungan yang tinggi karena
pelanggan merasakan suasana santai selayaknya mereka berada di rumah.

2.4 Area-area Khusus


Selain area dimana sebagian besar barang-barang dipamerkan dan
disimpan, ada juga toko yang menyiapkan area-area khusus yaitu area di dalam
toko yang dirancang untuk mendapatkan perhatian pelanggan. Area-area ini
meliputi:
• Etalase Ujung
Etalase ujung (end cop) adalah etalase yang terletak di ujung lorong yang
dirancang untuk menarik perhatian konsumen. Namun, penggunaan etalase
ujung tidak selalu diperlukan tergantung pada kebutuhan dan kesinambungan
dengan program-program promosi yang dijalankan oleh toko.
• Lorong Promosi
Lorong promosi (promotional aisle) adalah lorong yang digunakan untuk
memamerkan barang-barang yang sudah dipromosikan. Contohnya, Indeks
menggunakan lorong promosi untuk menjual barang-barang musiman, seperti
halaman berumput dan kebun di musim panas dan dekorasi Natal di musim
gugur.
• Perlengkapan Tetap yang Berdiri Bebas dan Patung Model
Perlengkapan ini diletakkan di lorong, dirancang untuk mendapatkan perhatian
pelanggan dan membawanya ke departemen atau bagian yang memajang
barang dagangan tersebut.

8
• Jendela
Meskipun jendela adalah benda eksternal pada toko, jendela bisa menjadi
komponen penting dari tata ruang toko. Bila digunakan dengan tepat, etalase
jendela bisa membantu menarik pelanggan untuk masuk ke dalam toko.
• Area Utama Penjualan
Area utama penjualan (point of sale area) adalah tempat di dalam toko dimana
pelanggan bisa membeli barang-barang. Area ini bisa menjadi bagian yang
paling berharga dari toko, karena pelanggan sering menunggu di sana sampai
transaksi selesai. Saat menunggu antrean kasir di toko, perhatikan bagaimana
orang-orang mengambil barang-barang seperti baterai, permen, silet dan
majalah. Apakah mereka membutuhkan barang-barang ini? Tidak juga, tapi
menunggu membuat mereka bosan, sehingga mereka menghabiskan waktu
untuk belanja.
• Dinding
Mengingat ruangan ritel seringkali langka dan mahal, beberapa ritel telah
berhasil meningkatkan kemampuan mereka untuk menyimpan stok tambahan,
memamerkan barang-barang dan memberikan pesan kreatif dengan
memanfaatkan ruangan dinding. Barang-barang bisa digabungkan dengan
etalase, foto atau gambar yang memperlihatkan barangnya.

2.5 Perencanaan Ruangan Toko


Para perencana toko harus menyesuaikan perkiraan awal dengan dasar lima
faktor sebagai berikut.
1. Bagaimana keuntungan barang-barang itu? Pendekatan analisis untuk
mengalokasikan pengeluaran promosi barang juga bisa untuk pengalokasian
ruangan ini. Dalam situasi ini ritel memberikan ruangan untuk SKU guna
memaksimalkan keuntungan kategori barang. Toko harus mengadakan
percobaan dengan alokasi ruangan rak yang berbeda sampai toko
menemukan kombinasi yang memaksimalkan keuntungan. Sistem alokasi
dengan penataan ruangan yang optimal adalah bagian dari program.
2. Bagaimana hasil inventaris terencana dan perbandingan persediaan dengan
penjualan akan memengaruhi berapa banyak SKU yang dimasukkan dalam

9
saham? Penting untuk diketahui bahwa tingkat inventaris bulaman (seperti
pada rencana anggaran barang) berbeda-beda sesuai dengan permintaan
musiman, liburan dan sebagainya. Pembeli dan perencana toko harus
menentukan ruangan dengan dasar kebutuhan mereka. Mereka juga harus
memperkirakan jumlah barang yang disimpan di etalase dengan jumlah
barang yang menjadi persediaan.
3. Bagaimana barang akan dipamerkan? Akankah kemeja itu dipamerkan
dengan gantungan atau dilipat dan menaruhnya di meja? Para pelanggan bisa
dengan lebih mudah memeriksa barang di gantungan, tapi metode ini butuh
ruang yang lebih luas.
4. Akankah lokasi barang tertentu menarik pelanggan ke toko, sehingga
memudahkan pembelian? Pada bagian ini, kita menguji bagaimana para ritel
menempatkan departemen dan barang-barang khususnya untuk memudahkan
pembelian produk.
5. Bagian apa yang ingin ritel tekankan? Andaikan seorang pembeli telah
memutuskan bahwa musim ini lebih menekankan pada kemeja rajutan
daripada pada kemeja tenunan. Pembeli membeli barang yang sesuai dan
merencanakan iklan tambahan. Hasilnya, kemeja rajutan juga harus bisa
menerima ruang pameran dan penjualan tambahan.

2.6 Lokasi Departemen


Makin luas jalan menuju departemen, makin bagus lokasinya. Sayangnya,
setiap departemen tidak dapat ditempatkan di lokasi terbaik. Ritel harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang memenuhi permintaan dengan hubungan
antar departemen pada saat menentukan lokasinya.
 Keuntungan Lokasi yang Sesuai
Lokasi terbaik pada toko tergantung pada lokasi lantai dan lokasinya yang
sesuai dengan lorong, pintu masuk, eskalator, dan sebagainya. Mengingat
laki-laki umumnya bukan pembelanja yang sabar seperti halnya wanita.
Banyak toko besar menempatkan departemen 1Iaki-laki di lantai dekat pintu
masuk supaya proses berbelanja menjadi lebih mudah.
 Produk Mendadak

10
Produk mendadak adalah produk yang dibeli tanpa rencana sebelumnya,
seperti minyak wangi dan kosmetika di departement store dan majalah di
supermarket. Mereka hampir selalu diletakkan di bagian depan toko. Di
mana barang-barang tersebut bisa dilihat oleh setiap orang dan menarik
orang-orang ke toko tersebut.
 Area Tujuan atau Permintaan
Disebut sebagai area tujuan permintaan karena permintaan untuk produk atau
jasa mereka diciptakan sebelum pelanggan sampai di tujuan mereka. Jadi,
mereka tidak membutuhkan lokasi utama.
 Kebutuhan Musiman
Beberapa departemen perlu lebih fleksibel dari yang lain. Contohnya,
sangatlah berguna untuk mencari jas musim hujan di dekat pakaian olah raga.
 Karakteristik Barang secara Fisik
Departemen-departemen yang memerlukan banyak ruangan seperti furnitur,
seringkali diletakkan di lokasi yang kurang diinginkan. Beberapa
departemen, seperti sepatu membutuhkan penyimpanan yang lebih mudah
terjangkau.
 Departemen yang Berdekatan
Beberapa toko menggabungkan departemen-departemen terpisah untuk
memudahkan pembelian barang lebih dari satu dengan menggunakan analisis
keranjang pasar. Tokotoko dirancang sesuai dengan cara pelanggan membeli
barang.
 Lokasi Barang dalam Departemen: Penggunaan Planogram
Untuk menentukan di mana barang harus diletakkan dalam suatu
departemen, ritel membuat peta yang disebut dengan planogram. Planogram
adalah suatu diagram yang dibuat dari foto, hasil komputer atau gubahan
yang menggambarkan di mana setiap SKU harus ditempatkan. Dalam
membuat planogram dibutuhkan seni dan ilmu pengetahuan. Seni digunakan
terkait dengan dampak visual dan penyajian barang dagangan, sedangkan
ilmu pengetahuan terkait dengan analisis keuangannya. Seorang pembuat
planogram harus menyeimbangkan dua unsur ini dalam membuat planogram
yang terbaik untuk toko. Teknologi untuk planogram yang menggunakan

11
komputer dapat menjadi rumit tapi juga dapat menjadi hal yang sangat
sederhana.

Planogram juga berguna untuk barang-barang yang tidak sesuai di gondola


pada toko makanan atau toko diskon. Contohnya, Hypermart melengkapi para
manajernya dengan foto dan diagram-diagram bagaimana barang-barang harus
dipamerkan.
Saat penentuan ruangan untuk barang atau departemen, manajer ritel harus
memperhatikan dampak keuntungan pada semua departemen. Ingat, bahwa
tujuannya adalah untuk memaksimalkan keuntungan toko, bukan hanya satu
departemen khususnya.

2.7 Teknik Penyajian Barang Dagangan


Terdapat beberapa metode bagi ritel untuk menyajikan barang secara efektif
bagi pelanggan. Untuk memutuskan apa yang terbaik untuk situasi khusus, para
perencana toko harus memperhatikan empat masalah: pertama dan mungkin yang
paling penting, barang harus dipamerkan dengan cara sedemikian rupa sesuai
dengan kesan toko. Kedua, para perencana toko harus memperhatikan sifat
produk. Ketiga, kemasan seringkali menentukan bagaimana produk dipamerkan.
Contohnya, toko diskon menjual mur dan baut dalam kemasan kecil, sedangkan
toko perangkat keras masih menjual secara ritel. Meskipun harga per unit lebih
tinggi untuk produk yang dijual dalam kemasan, namun karena tidak memiliki
tenaga penjual yang cukup untuk menimbang dan membungkus barang-barang
tersebut dijual dalam kemasan. Keempat, kemungkinan keuntungan produk yang
akan diterima peritel akan mempengaruhi keputusan untuk memamerkan barang
dagangan. Barang dagangan dengan kemungkinan keuntungan besar akan
dipajang di tempat yang strategis.
• Penyajian yang Terorientasi pada Pemikiran
Beberapa ritel menggunakan penyajian yang terorientasi pada pemikiran
suatu metode yang menyajikan barang-barang berdasarkan pada ide khusus
atau kesan toko. Contohnya, pakaian wanita seringkali dipajang untuk
memberi kesan atau pemikiran keseluruhan.

12
• Penyajian Gaya atau Jenis Barang
Mungkin teknik pengaturan stok yang paling umum adalah dengan gaya atau
barang. Toko diskon, toko makanan, toko perangkat keras dan toko obat
menggunakan metode ini untuk hampir setiap kategori barang. Banyak ritel
pakaian menggunakan teknik ini. Bila pelanggan mencari jenis barang
khusus. Seperti sweater, mereka berharap menemukan semua barang di
lokasi yang sama.
• Penyajian Warna
Teknik penyajian yang berani adalah dengan warna. Contohnya di bulan-
bulan musim dingin, toko pakaian wanita bisa memamerkan semua pakaian
dengan warna putih untuk memberitahu pelanggan bahwa toko itu adalah
“tempat” untuk membeli baju untuk liburan musim dingin.
• Penentuan Harga
Strategi ini membantu pelanggan mencari barang dengan mudah pada harga
yang ingin mereka bayar. Contohnya, kemeja laki-laki bisa diatur menjadi
tiga grup penjualan yaitu dengan harga paling mahal, menengah dan murah.

• Pengaturan Barang secara Vertikal


Cara umum lain untuk mengatur barang adalah dengan pengaturan barang
secara vertikal. Barang disajikan secara vertikal dengan menggunakan
dinding dan gondola yang tinggi. Pelanggan banyak belanja seperti mereka
membaca koran dari kiri ke kanan, menuruni tiap kolom atas ke bawah. Toko
bisa mengatur toko secara efektif untuk mengikuti gerakan alami mata.
• Pengaturan Barang Tonasi
Teknik ini adalah teknik memamerkan barang dimana banyak barang
dipamerkan bersama. Teknik ini digunakan untuk meningkatkan kesan harga
toko. Ritel berharap para pelanggan akan memperhatikan barang itu dan
tertarik.
• Penyajian di Bagian Depan
Metode ini adalah metode dengan memamerkan barang dimana ritel
menunjukkan bagian produk agar bisa menarik para pelanggan. Para ritel
membuat cover buku di billboard agar bisa diperhatikan pelanggan.

13
• Perlengakapan Tetap
1. Rak lurus, terdiri dari pipa panjang yang diberi penyangga ke lantai.
Meskipun rak lurus bisa menampung banyak pakaian, sangatlah sulit bagi
pelanggan untuk menentukan gaya atau warna khusus.
2. Gantungan melingkar, adalah tempat gantungan melingkar yang memiliki
tumpuan di bawah. Meskipun lebih kecil dari rak lurus, tapi dirancang
untuk bisa memuat jumlah barang maksimum. Karena mudah digerakkan
dan efisien, alat ini ditemukan di sebagian besar jenis toko pakaian.
3. Gantungan empat arah, memiliki dua gantungan menyilang yang tegak
lurus dengan yang lain pada suatu tumpuan. Saat ini memuat banyaj
barang dan pelanggan bisa melihat pakaian secara keseluruhan. Namun,
alat ini jarang digunakan. Semua barang pada satu deret gantungan harus
mempunyai gaya dan warna yang sama dan pelanggan bisa bingung.
4. Gondola, alat ini serbaguna. Gondola bisa digunakan di toko makanan dan
untuk memamerkan handuk, sprei dan alat-alat rumah tangga di
departement store. Pakaian terlipat juga bisa ditaruh di gondola.

2.8 Penciptaan Suasana


Penciptaan suasana berarti rancangan lingkungan melalui komunikasi
visual, pencahayaan, warna, music dan wangi-wangian untuk merancang respons
emosional dan perseptual pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam
membeli barang.
• Komunikasi Visual
Komunikasi visual yang terdiri dari grafik, papan tanda, efek panggung baik
di toko dan di jendela akan membantu meningkatkan penjualan dengan
memberikan informasi tentang produk dan menyarankan pembeli barang.
1. Menggabungkan papan tanda dan grafik dengan kesan toko. Papan tanda
dan grafik harus bertindak sebagai jembatan antara barang dan pasar
sasaran. Warna dan nadanya harus saling melengkapi. Warna yang tidak
menyenangkan secara keseluruhan secara visual akan merusak etalase
yang bagus dan mengurangi daya tarik terhadap barang.

14
2. Memberikan informasi pelanggan. Papan tanda dan grafik yang bersifat
informatif membuat barang lebih diinginkan. Contohnya, Atthelete’s Foot
menggunakan cetakan berdiri untuk menjelaskan lima langkah proses
pengepasan. Proses dimulai dari men-scanner kaki, memastikan dan
pengepasan kaki setiap pelanggan. Setelah menganalisis tingkat kegiatan
pelanggan, staf penjualan membantu mereka memilih sepatu yang tepat
dan menentukan cara terbaik untuk manalikan sepatu agar pas di kaki.
3. Menggunakan papan tanda dan grafik sebagai penyaji. Ini adalah cara
yang bagus untuk menggabungkan tema dan barang untuk penyajian
keseluruhan yang menarik. Pertahankan papan agar papan tanda dan
grafik tetap cerah. Terlupakan kabur atau samar-samar dan penuh dengan
percikan air akan lebih meremehkan kesan toko daripada menjual barang.
4. Batasi penggunaan salinan papan tanda. Penggunaan lambang yang tepat
sangatlah penting untuk keberhasilan papan tanda. Lambang yang berbeda
memberi pesan dan juga suasana hati yang berbeda. Ciptakan efek teater
dan panggung. Bagian dari teater adalah efek khusus yang
menggabungkan unsur-unsur lain. Untuk meningkatkan ketertarikan toko
dan kesan toko, ritel mengambil ide dari teater, contohnya dengan
menggunakan kain warna, poster atau foto grafik yang memiliki corak
berani.
·
• Pencahayaan
1. Soroti barang dagangan
Sistem pencahayaan yang bagus membantu menciptakan ketertarikan
pada toko. Pada saat yang sama, pencahayaan harus memberikan
pembawaan warna yang tepat untuk barang. Pemusatan barang sebaiknya
dilakukan dengan memberikan cahaya khusus untuk bagian atau barang
tertentu. Penggunaan pencahayaan ini bisa menarik perhatian pelanggan.
2. Buat suasana tenang dan pertahankan kesan
Biasanya departement store dan toko-toko di Indonesia menggunakan
lampu pijar untuk memberikan kesan hangat dan menyenangkan. Sumber
cahaya menarik perhatian terhadap barang dan etalase. Rancangan

15
pencahayaan yang biasa digunakan pada toko-toko di Eropa cenderung
lebih terang, dingin dan minimal daripada di Amerika, yang menciptakan
suasana dan kesan yang sangat berbeda daripada pencahayaan lampu pijar
yang lebih lembut.
3. Sembunyikan kekurangan
Pencahayaan bisa menyembunyikan kesalahan dan rancangan toko yang
kurang bagus. Di Sogo pencahayaan produk sangat tinggi dibandingkan
dengan toko-toko lain.

• Warna
Penggunaan warna yang kreatif bisa meningkatkan kesan ritel dan
membantu menciptakan suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa warna-
warna hangat (merah dan kuning) menghasilkan efek psikologis dan fisiologis
yang berlawanan dari warna-warna dingin (biru dan hijau), yang berlawanan pada
spectrum warna. Warna hijau dan biru adalah warna tenang, damai dan
menyenangkan. Warna-warna dingin paling efektif bagi ritel dalam menjual
produk-produk dengan harga yang mahal atau jasa seperti yang ada pada kantor
dokter gigi.
Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi barang dagangan.
Warna juga menciptakan daya tarik dan sangat dapat melahirkan penjualan.
Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian,
menciptakan semangat dan merangsang setiap orang untuk bertindak. Warna
memiliki tenaga dan dapat berdampak pada mood atau rasa setiap orang.
Warna dapat memberikan beberapa makna misalnya merah: hidup dan
bergerak, impresi kedekatan, emosi yang kuat. Oranye: hangat, impresi
kedekatan, waktu menuai, vitalitas, membuat makanan dan interior yang lebih
menarik. Kuning: hangat, impresi kedekatan, berkesan matahari tenggelam,
menarik untuk dilihat. Biru: adem, kalem, impresi jarak, menginspirasikan
kesegaran alam. Hijau: adem, seimbang, harmoni, impresi jarak,
menginspirasikan kesegaran alam. Merah muda: mungil. Meran marun:
kekayaan. Ungu: misteri, berhubungan dengan loyalitas dan keseriusan.

16
• Musik
Banyak keputusan untuk membeli berdasarkan emosi dan bau memiliki
dampak yang besar pada emosi kita. Bau, lebih dari indera yang lainnya adalah
penentu perasaan gembira, kelaparan, menjijikkan dan nostalgia. Penelitian
menunjukkan bahwa wangi-wangian memiliki dampak positif pada pembelian
dan kepuasan pelanggan. Penelitian lain menyatakan bahwa meskipun ada
tidaknya wangi-wangian dapat mempengaruhi penilaian dan perilaku konsumen
tentang toko. Sifat wangi-wangian tersebut tidak menjadi hal yang penting. Toko-
toko yang menggunakan wangi-wangian bisa meningkatkan pengalaman
berbelanja subjektif pelanggan dengan membuat mereka merasa bahwa mereka
menghabiskan sedikit waktu untuk melihat barang atau menunggu tenaga
penjualan atau antrean di kasir.

• Aroma
Aroma, bau atau wangi-wangian merupakan salah satu dari elemen
atmosfer toko yang secara sengaja dihadirkan dalam lingkungan restoran sebagai
salah satu daya tarik bagi pengunjung. Di dalam sistem panca indera, aroma
dianggap sebagai sesuatu yang paling lekat berkaitan dengan respons emosional.
Persepsi dan interpretasi aroma merupakan peristiwa kompleks yang melibatkan
perpaduan respons biologis, psikologis dan ingatan. Hal ini menyebabkan aroma
di dalam lingkungan ritel menjadi suatu variabel yang penting untuk dipelajari,
sebab tingkat keharumannya dipercaya memungkinkan untuk memancing suatu
reaksi emosional tertentu dari konsumen.
Banyak keputusan membeli yang didasarkan pada emosi dan bau memiliki
dampak yang besar pada emosi konsumen. Bau, lebih dari indera yang lainnya,
adalah penentu perasaan gembira, kelaparan, jijik dan nostalgia. Penelitian
menunjukkan bahwa wangi-wangian memiliki dampak positif pada pembelian
dan kepuasan pelanggan. Sedangkan penelitian lainnya menyatakan bahwa
meskipun ada tidaknya wangi-wangian mempengaruhi penilaian dan perilaku
konsumen tentang toko, sifat wangi-wangian tersebut tidak menjadi hal penting.

17
Toko-toko yang menggunakan wangi-wangian bisa meningkatkan pengalaman
berbelanja subjektif pelanggan dengan membuat mereka merasa menghabiskan
sedikit waktu untuk melihat barang atau menunggu tenaga penjualan atau antrean
di kasir.
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa lingkungan dengan aroma
tertentu memiliki pengaruh terhadap perilaku dan penilaian positif dari subjek
penelitian, akan tetapi sifat aroma tidak menjadi masalah dalam hal ini. Tetapi
pemberian aroma dapat gagal dalam memberikan pengaruh yang diinginkan jika
aroma tersebut tidak sesuai dengan pilihan atau harapan konsumen, sehingga
ketika peritel tidak ingin mengambil resiko maka pemilihan aroma harus
melewati pertimbangan yang matang sebelum peritel menerapkannya sebagai
stimulus untuk lingkungan tokonya.

18
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tata ruang toko yang bagus membantu pelanggan mencari dan membeli
barang. Terdapat banyak jenis tata ruang yang biasanya digunakan oleh ritel. Gird
design adalah yang terbaik untuk toko dimana pelanggan diharapkan menjelajahi
toko secara keseluruhan, seperti toko makanan dan toko obat. Tata letak arena
balap lebih umum digunakan di departement store. Tata letak bentuk bebas
biasanya ditemukan di toko khusus yang kecil dan dalam departement store yang
besar. Area-area khusus, banyaknya stok dan dinding memiliki tujuan yang unik
tapi harus digabungkan untuk menciptakan tema yang menyatu.
Lokasi departement store harus ditentukan oleh keuntungan keseluruhan
dan tujuan hasil inventaris, jenis produk, perilaku konsumen dalam membeli,
hubungan dengan barang-barang di departement store lain dan karakteristik fisik
pada barang tersebut. Planogram digunakan untuk memperhitungkan alokasi
ruangan dan menentukan penggunaan ruangan yang palin produktif. Beberapa
trik perdagangan bisa membantu ritel menyajikan barang untuk memudahkan
penjualan. Para ritel harus memutuskan jenis perlengkapan toko yang tepat untuk
digunakan dalam tujuan tertentu. Para ritel memanfaatkan berbagai bentuk grafik,
papan tanda dan efek teater untuk memudahkan penjualan. Strategi-strategi
mencakup pencahayaan, warna, music dan wangi-wangian.

19
DAFTAR PUSTAKA

Utami, Christina Whidya. 2017. “Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi


Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia, Edisi 2”. Jakarta, Penerbit
Salemba Empat.

20

Anda mungkin juga menyukai