PENGETAHUAN
Dosen pengampu:
Kelompok 5:
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah menganugrahkan Rahmat
dan karunianya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“pembentukan dan pengembangan pengetahuan“ guna memenuhi salah satu tugas yanag telah di
tentukan. Kami menyadari sepenuhnya atas segala keterbatasan kemampuan yang dimiliki
sehingga sangat mungkin makalah ini mempunyai banyak kelemahan. Dalam konteks inilah
kritik dan saran menjadi bagian sangat penting bagi kami penyempurnaan penulisan selanjutnya.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca semuanya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dewasa ini menunjukan pada makin cepatnya perubahan dalam segala
bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi
yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru
dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin
pentingnya kualitas SDM merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan
tersebut, dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan
mengembangkan SDM
Sehubungan dengan itu peran Ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya
dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini
berarti Pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang
berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang
ekonomi telah menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan
usahanya, dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi
pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut
Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat menentukan, oleh karena itu perolehan
dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik dalam konteks peningkatan kinerja
organisasi. Langkah ini dipandang sebagai sesuatu yang sangat strategis dalam
menghadapi persaingan yang mengglobal, sehingga pengabaiannya akan merupakan
suatu bencana bagi dunia bisnis, oleh karena itu diperlukan cara yang dapat
mengintegrasikan pengetahuan itu dalam kerangka pengembangan SDM dalam
organisasi. Dari sinilah istilah manajemen pengetahuan berkembang sebagai suatu
bagian penting dan strategis dalam pengelolaan SDM pada Perusahaan/organisasi.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau
kenyataan konkret secara kritis. Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling
kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat
konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal
seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum membedakan
antara penampakan dengan kenyataan.
Dimensi ontologis konteks pengetahuan pada dasarnya berasal dari individu. Oleh
karena itu, bila kita sering kali mendengar istilah penciptaan pengetahuan organisasi, pada
dasarnya bukan diciptakan oleh organisasi karena organisasi tidak dapat menciptakan
pengetahuan. Pengetahuan yang terdapat di dalam organisasi merupakan hasil kreasi dari
orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
Pengetahuan yang telah tercipta tersebut selanjutnya dikristalisasi sebagai bagian dari
jaringan pengetahuan organisasi. Proses perluasan pengetahuan yang sudah terkristalisasi
tersebut selanjutnya diperluas untuk mendapatkan justifikasi, baik pada tingkat internal
organisasi maupun ke tingkat antarorganisasi dan bahkan dengan para stakeholder
organisasi. Pengjustifikasian terhadap pengetahuan yang telah terbentuk tersebut diperlukan
untuk mengetahui kelayakan pengetahuan organisasi tersebut sehingga dapat digunakan
untuk mengkreasi inovasi-inovasi baru dalam organisasi.
Epistemologi adalah cabang dari filsafat yang berkaitan dengan teori pengetahuan.
Epistemologi mempelajari tentanghakikat dari pengetahuan, justifikasi dan rasionalitas
keyakinan.
Perbedaan antara tacit knowledge dengan explicit knowledge dapat dipahami dalam
beberapa hal, antara lain: pengetahuan yang bersifat subjektif (tacit) cenderung bersifat
implisit, fisikal, dan subjektif, sementara pengetahuan yang bersifat objektif (explicit)
cenderung eksplisit, metafisikal dan objektif. Tacit knowledge diciptakan “di sini (here) dan
sekarang (now)” di dalam suatu konteks yang lebih spesifik, praktis. Explicit knowledge
adalah mengenai peristiwa atau objek “di sana (there) dan kemudian (then)” dan lebih
berorientasi kepada teori yang bebas dari konteks.
Pengetahuan tidak tercipta sendiri, tapi harus dilakukan rancang bangun pengetahuan
yang diawali dari data, informasi, pengetahuan, dan wisdom. Pada ranah tingkatan yang
paling dasar, pengetahuan sebenarnya diciptakan oleh individu atau perorangan yang ada di
dalam organisasi, karena organisasi pada dasarnya tidak dapat menciptakan pengetahuan
tanpa individu atau perorangan yang ada di dalam organisasi yang bersangkutan.
Fungsi organisasi adalah memberi dukungan kepada kreativitas individu yang ada di
dalam organisasi atau menyediakan suatu konteks bagi individu untuk menciptakan
pengetahuan.
Dalam mananjemen pengetahuan terdapat terminologi proses yang bervariasi,
sebagaimana diungkapkan oleh Tiwana (2000), yang membagi dalam tiga proses utama,
yaitu akuisisi, sharing, dan utilitasi pengetahuan. De Jannet (1996, dalam Erikson, 2006)
menyebutkan peristilahan knowledge creaton, knowledge interpration, knowledge
dissemination and use, serta knowledge retention and refinement sebagai proses utama
dalam manajemen pengetahuan. Peristilahan tersebut dapat dikonsepsikan sebagai berikut.
1. knowledge akuisisi, penambahan pengetahuan dalam perspektif manajemen pengetahuan
yang berorientasi pada pengetahuan yang dibutuhkan organisasi
2. knowledge sharing, tahapan deseminasi dan menyediakan pengetahuan pada saat yang
tepat untuk karyawan yang membutuhkan.
3. knowledge utillitation, penggunaan pengetahuan untuk menangai berbagai masalah dalam
berbagai situasi.
4. knowledge creation, proses pengembangan dan penciptaan skill, understanding, dan
relationship.
5. knowledge interpration, perusahaan yang menjalankan proses bisnisnya dan
meningkatkan daya saing berdasarkan pengetahuan.
6. knowledge dissemination and use, pengetahuan yang telah dirancang bangun dan dapat
digunakan.
7. knowledge retention and refinement, proses penyimpanan dan updating pengetahuan
dalam sistem sehingga siap didistribusikan atau diakses pengguna.
Disamping istilah tersebut, masih banyak istilah yang lain yang sering digunakan
dalam uraian manajemen pengetahuan, diantaranya adalah seperti berikut.
1. tacit knowledge, pengetahuan yang terletak di otak atau melekat dalam diri seseorang
yang diperolehnya melalui pengalaman dan pekerjaan.
2. explicit knowledge, segala bentuk pengetahuan yang sudah direkam dan
didokumentasikan, sehingga lebih mudah didistribusikan dan dikelola.
3. intellectual capital, pengetahuan yang mentransformasikan bahan-bahan mentah dan
membuatnya menjadi bernilai, yang terdiri dari human capital, structural capital, dan
customer capital.
Secara praktis, pengelolaan pengetahuan melalui empat proses utama, yaitu proses
akuisisi pengetahuan, proses distribusi dan berbagi pengetahuan, proses pengembangan dan
pemanfaatan pengetahuan, serta proses pemeliharaan pengetahuan.
Penyelarasan informasi pada ranah internal dan eksternal dimulai dengan melakukan
analisis SWOT pada organisasi dan faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan
organisasi sehingga dapat ditentukan sasaran dan strategi organisasi untuk mencapai sasaran
tersebut. Faktor kunci sukses pada suatu organisasi adalah sebagai berikut.
1. pangkalan data yang sudah divalidasi
2. adanya asosiasi organisasi profesi yang relevan
3. aadanya perangkat yang dapat menunjang seluruh kegiatan
4. adanya motivasi dan inovasi yang tumbuh di lingkungan organisasi
5. koordinasi antarbidang dan subbidang
Hasil dari analisis SWOT yang telah dilakukan, terdapat sejumlah tantangan nyata yang
harus dihadapi oleh suatu organisasi.
1. Banyaknya lembaga atau organisasi sejenis.
2. Asosiasi profesi peneliti makin kritis terhadap organisasi.
3. Banyaknya tenaga profeional.
4. Banyaknya prasyrat dari duniaa usaha dan industri
5. banyaknya lembaga sejenis yang mempunyai program pengembangan profesi secara
konsisten.
6. Banyaknya dunia usaha dan industri yang belum sesuai dengan kebutuhan organisasi.
7. masyarakat makin kritis terhadap layanan organisasi.
8. berlakunya era pasar bebas (globalisasi)
9. perubahan para user akibat reformasi/gesekan nilai.
10.Derasnya arus IPTEK
11.Banyaknya lembaga dokumentasi, informasi, dan perputakaan terutama perguruan tinggi
yang sudah memiliki fasilitas lengkap.
12.belum semua bidang keahlian punya asosiasi profesi.
Dalam upaya pencarian berbagai praktik di luar organisasi dengan menggunakan patok
duga dengan cepat menggambarkan sebuah organisasi yang mampu keluar dari kultur dan
kebiasaan yang mengikat selama ini. Hal tersebut dapat dicapai karena patok duga dapat
membantu organisasi dalam hal sebagai berikut.
Investasi teknologi umumnya akan lebih relevan di dalam organisasi yang memiliki
skala menengah sampai ke skala yang besar. Pendekatan organik umumnya lebih praktis
bagi organisasi yang berskala menengah ke bawah (Sangkala, 2007). Selanjutnya, Sangkala
megemukakan dan menjelaskan dan merinci infrastruktur pada intinya, seperti yang
dijelaskan berikut ini.
1. Penggunaan internet dalam manajemen pengetahuan
Penggunaan internet dalam aktivitas manajemen pengetahuan sangat membantu
pekerjaan karena beberapa keunggulannya.
a. Mampu memfasilitasi penyebaran informasi dengan lebih cepat
b. Mampu menciptakan sebuah pasar dimana pembeli dan penjual dapat bertemu di
dalam ruang maya, tanpa harus bertemu secara fisik
c. Memfasilitasi interaksi manusia sehingga memungkinkan terjadi transfer informasi
dan bahkan penciptaan pengetahuan
d. Dapat menghilangkan diskriminasi antara perusahaan global dengan perusahaan yang
berskala menengah dan kecil
e. Memungkinkan perusahaan untuk menemukan diri mereka kembali
f. Menawarkan peluang pasar yang signifikan
g. Dapat digunakan untuk mengelola sistem penyimpanan dengan efektif
h. Memungkinkan sumber daya dan kemampuan organisasi secara strategik dicapai
i. Memberikan konsumen informasi harga
j. Memotong waktu dan biaya dari rangkaian suplai
k. Menyediakan jangkauan pemasaran global
l. Memfasilitasi jaringan dan penciptaan pengetahuan dengan efektif
m. Memungkinkan one-to-one marketing
2. Intranet dan ekstranet
Banyak sarana manajemen pengetahuan yang tersedia di pasar, seperti video
conferencing, groupware, electronic data interchange, share database, dan alat-alat lain
berupa sistem berbasis pengetahuan. Selain itu, internet juga memberikan akses untuk
mempublikasikan informasi kepada perusahaan lain dan sektor-sektor lainnya.
Menurut Bergeron (2003) berbagai bentuk aplikasi teknologi yang secara signifikan dapat
membantu tahap-tahap aktivitas manajemen pengetahuan sehingga berlangsung dengan
efektif dan efisien, antara lain sebagai berikut.
a. Tahap penciptaan/pengakusisian, bentuknya berupa alat-alat penulisan, interface tools,
penangkap data, pendukung keputusan, simulasi, database profesional, program
aplikasi yang spesifik, database, pattern matching, groupware, pengontralan kosa
kata, infrastruktur, dan alat grafik.
b. Tahap permodifikasian, bentuknya berupa alat-alat penulisan, pendukung keputusan,
infrastruktur.
c. Tahap penggunaan, bentuknya berupa interface tools, visualisasi, pendukung
keputusan, simulasi, program aplikasi khusus, database, pattern matching,
groupware, infrastruktur, dan sarana web.
d. Tahap pengarsipan, bentuknya berupa sarana database, katalog, pengontrol kosa kata,
infrastruktur.
e. Tahap pentransferan, bentuknya berupa groupware, infrastruktur.
f. Tahap pengaksesan, bentuknya berupa interface tools, database, pattern matching,
groupware, pengontrolan kosa kata, infrastruktur.
g. Tahap penghapusan, bentuknya berupa sarana database, infrastruktur.
3. Piranti Lunak/groupware
Berbagai bentuk groupware antara lain saran mengarang bersama, whiteboard elektronik,
video konfrensi, form online, email, layar online dan multimodal konfrensi.
4. Penyesuain pola
Sarana penyesuaian pola (pattern matching) mempunyai ciri-ciri utama berasal dari
bidang inteligent artificial, yang menyediakan berbagai aspek manajemen pengetahuan.
Pattern matching adalah teknologi utama dari sistem keahlian, yatu program yang dapat
membantu manusia membuat keputusan, terutama di dalam kondisi yang tidak pasti.
Sistem keahlian juga berguna membantu para ahli bekerja dalam proses seperti diagnosis
medis. Sekali proses disaring ke dalam aturan, logikanya dapat dimasukkan ke dalam
lingkungan standar pemegroman atau dimasukkan sebagai grafis diagram keputusan.
5. Database
Database bagi sistem manajemen pengetahuan memberikan memori jangka panjang
memiliki berbagai macam, nama, tergantung atas strukturnya, isi, gunanya, dan jumlah
data yang dapat dimuat.
6. Pengontrol kosa kata
Dari perspektif bisnis, pengontrol kosa kata sangat penting karena ia menentukan
mudahnya karyawan dan manajer menyimpan dan menemukan kembali informasi di
dalam alat manajemen pengetahuan.
7. Database profesional
Database profesional atau database komersil dan mesin pencari memberi kontribusi pada
tahap pengakusisian pengetahuan secara virtual di setiap organisasi. Organisasi dengan
akses ke database profesional dapat menghemat waktu dan uang karena tidak perlu
menyianyiakan waktunya hanya untuk menemukan dimana letak informasi tersebut
berada.
8. Program aplikasi khusus
Proses manajemen pengetahuan secara khusus difasilitasi melalui groupware dan aplikasi
jaringan lainnya. Oleh karen itu, ratusan aplikasi program khusus dapat digunakan dalam
membantu karyawan untuk mengurangi waktu maupun kesalahannya.
9. Simulasi
Simulasi merupakan alat yang sempurna menggambarkan proses yang kompleks ke
dalam suatu cara yang lebih mudah dipahami.
F. Perekaman Data, Visualisasi, dan Penulisan
Dalam upaya perekaman, visualisasi dan penulisan data agar tacit knowledge menjadi
explicit knowledge dan kreasi pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dalam organisasi, yang
menurut Sangkala (2007) dijelaskan berikut ini.
1. Penangkap atau perekaman data
Menangkap data, mendapatkan informasi secara akurat dan efisien ke dalam mesin-
bentuknya dapat dibaca, apakah sebuah keseluruhan daftar gaji atau catatan dari hasil
pertemuan komunitas yang terakhir-secara khusus merupakan hal yang paling menantang
dari bagian memulai manajemen pengetahuan.
Untuk material cetak di dalam kantor, teknologi optical character recognition, dan
scanner dapat digunakan untuk mengubah teks yang tercetak ke mesin yang dapat
membaca teks, catatan whiteboard dan kamera digital dapat menyimpan. Demikian juga
tape record, dapat digunakan untuk menangkap suara yang dapat ditranskripkan
kemudian.
2. Visualisasi
Data yang telah terekam dari berbagai sumber, misalnya sebuah slide persentasi dengan
histogram dan gambar lainnya biasanya dihargai dan efektif dibandingkan dengan
presentasi dalam bentuk teks dengan objek yang sama. Grafik dan animasi dapat
mengurangi waktu yang diperlukan bagi karyawan untuk mengatasi proses yang
kompleks, dan memungkinkan orang yang tidak ahli untuk mampu menguji keakuratan
hubungan yang mungkin tidak dapat dijelaskan dengan tabel data.
3. Penulisan
Data yang telah direkam, kemudian divisualisasikan, dimasukkan ke database. Mesin
pengubah teks ke percakapan bermanfaat mengubah percakapan ke bentuk tayangan teks
di layar yang disebut dengan text-to-speech (TTS)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen pengetahuan pada saat sekarang ini sangat diperlukan agar perusahaan yang
didirikan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Dengan mempunyai pengetahuan yang
luas kita dapat mengetahui semua informasi yang benar dan valid sehungga perusahaan tidak
keliru dalam mengambil tindakan dalam mengembangkan bisnisnya. Oleh sebab itu pengetahuan
harus dibentuk dan di kembangkan oleh setiap pemimpin maupun karyawan yang ada di suatu
perusahaan.
Daftar pustaka
http://www.sarjanaku.com/2011/01/makalah-manajemen-pengetahuan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi