Anda di halaman 1dari 23

BISNIS INTERNASIONAL

KEKUATAN SOSIOKULTURAL

Disusun Oleh:
 Bella Averina (041611333235)
 Puspita Ramadhani (041611333244)
 Nanda Fatimah S. S. (041611333255)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan melengkapi tugas mata
kuliah Bisnis Internasional.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dari segala pihak yang sudah
memberikan tugas ini kepada kami, sumber- sumber yang membantu penyusunan makalah ini,
serta dukungan dari keluarga dan teman- teman sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam proses penulisannya, penulis menemui beberapa kesulitan dalam menjabarkan
materi atas keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan saran sangat kami hargai guna
penyempurnaan makalah.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pengkajian ilmu
pengetahuan lebih lanjut dalam lingkup lingkungan ekonomi dan mendorong penulisan yang akan
datang.

Surabaya, 1 April 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..…….
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kultur……………………………………………………………………….
2.2 Kultur Memengaruhi Semua Fungsi Bisnis…………………………………………….
2.3 Komponen Sosiokultural……………………………………………………………….
2.4 Estetika………………………………………………………………………………….
2.5 Sikap dan Keyakinan…………………………………………………………………...
2.6 Agama………………………………………………………………………………….
2.7 Kultur Material………………………………………………………………………….
2.8 Bahasa…………………………………………………………………………………..
2.9 Organisasi Kemasyarakatan…………………………………………………………….
2.10 Memahami Kultur Nasional…………………………………………………………..
BAB III HASIL PENELITIAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….
4.2 Saran………………………………………………………………………………..….
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebudayaan adalah Keseluruhan kepercayaan, aturan, teknik, kelembagaan, dan
barang-barang perkakas buatan manusia yang mencirikan penduduk manusia. Apabila orang-
orang bekerja di dalam masyarakat dan budaya yang berbeda dari budaya mereka sendiri,
masalah-masalah yang mereka hadapi berhubungan dengan seperangkat budaya akan lebih
diperumit oleh sejumlah perangkat budaya yang mereka temukan dalam tiap-tiap pasar luar
negerinya.
Sayangnya terlalu sering terjadi orang yang akrab hanya dengan satu pola budaya
mungkin percaya bahwa mereka mempunyai kesadaran terhadap perbedaan budaya di tempat
lain, padahal sebenarnya tidak demikian. Kecuali mereka memiliki kesempatan untuk
melakukan perbandingan-perbandingan dengan budaya-budaya lain, mereka barangkali
bahkan tidak sadar pentingnya ciri-ciri budayanya sendiri. Mereka juga mungkin tidak
mengetahui kenyataan bahwa banyak masyarakat menganggap budayanya sendiri lebih unggul
daripada semua budaya lainnya (etnosentrisitas).
E.T. Hall, seorang ahli antropologi terkenal, menyatakan bahwa untuk mempelajari
karakteristik budaya-budaya sehingga dapat beradaptasi dengannya dapat dicapai hanya
dengan dua cara, yaitu menghabiskan seumur hidup di sebuah negara atau menjalani suatu
program pelatihan yang sangat canggih dan ekstensif yang mencakup karakteristik-
karakteristik utama dari sebuah budaya, termasuk bahasa. Program dimaksud harus lebih dari
sekedar penjelasan singkat mengenai kebiasaan/adat istiadat sebuah negeri, tetapi hendaknya
merupakan studi mengenai apakah budaya itu dan apa yang dilakukannya, membedakan
beberapa pengetahuan dari berbagai cara di mana perilaku manusia telah dilembagakan dalam
sebuah negeri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kultur?
2. Bagaimana pengaruh kultur terhadap fungsi bisnis?
3. Bagaimana cara memahami kultur nasional?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kultur.
2. Untuk mengetahui pengaruh kultur terhadap fungsi bisnis.
3. Untuk memahami kultur nasional.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kultur


Sebagian besar antropolog memandang bahwa kultur sebagai gabungan kepercayaan,
peraturan, teknik, lembaga, dan artefak yang menggambarkan karakteristik populasi manusia.
Dengan kata lain, kultur adalah pandangan individu terhadap dunia, peraturan sosial, dan
dinamika antarpersonal yang mengarakteristikkan sekelompok orang dalam waktu dan tempat
tertentu.
Selain itu, sebagian besar antropolog juga setuju bahwa:
1. Kultur adalah hasil dari belajar, bukan pembawaan sejak lahir.
2. Beragam aspek kultur saling terkait.
3. Kultur digunakan bersama.
4. Kultur mendefisinikan batasan-batasan dari kelompok yang berbeda.
Pelaku bisnis internasional dapat belajar untuk hidup dalam kultur yang berbeda
dengan cara menyadari bahwa terdapat kultur yang berbeda dengan kulturnya sendiri. Lalu
mereka harus mempelajari karakteristik-karakteristik kultur baru tersebut, sehingga mereka
bisa beradaptasi terhadap kultur-kultur tersebut.
2.2 Kultur Memengaruhi Semua Fungsi Bisnis
1. Pemasaran
Dalam pemasaran, beragamnya sikap dan nilai mengharuskan banyak perusahaan
menggunakan bauran pemasaran yang berbeda di pasar-pasar yang berbeda. Contohnya di
Jepang, Procter & Gamble (P&G) menggunakan iklan untuk sabun Camay dengan
menampilkan seorang pria bertemu dengan seorang wanita untuk pertama kalinya dan
membandingkan kulit wanita tersebut dengan tekstur boneka porselen yang cantik. Meskipun
iklan tersebut dapat diterima di Amerika Selatan dan Eropa, tetapi di Jepang hal tersebut justru
dianggap menghina karena perilaku dari pria tersebut dianggap tidak terpelajar atau kasar. Hal
ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dari P&G mengenai kultur bisnis.
Selain itu, setiap elemen pemasaran perlu dipertimbangkan relevansi kulturalnya.
Contohnya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa musik latar belakang pada iklan yang tidak

6
konsisten dengan isi iklan akan meningkatkan pengenalan terhadap iklan tersebut, tetapi
mungkin akan menghasilkan respon yang negatif.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Kultur nasional juga merupakan kunci yang menentukan untuk mengevaluasi para
manajer. Di Amerika Serikat, hasil umumnya merupakan kriteria bagi pemilihan dan promosi
eksekutif. Tetapi di Inggris, seorang manajer Amerika mengeluh karena orang-orang
dipromosikan dengan mempertimbangkan sekolah yang telah diselesaikan dan latar belakang
keluarganya, bukan karena keberhasilannya.
3. Produksi dan Keuangan
Permasalahan personalia dapat muncul sebagai akibat dari perbedaan sikap terhadap
penguasa, yang merupakan variable sosiokultural yang lain. Orang-orang Amerika latin secara
tradisional telah menganggap manajer sebagai panutan, tokoh otokratis yang bertanggung
jawab atas kesejahteraan mereka. Ketika para manajer Amerika yang terbiasa dengan gaya
kepemimpinan partisipasif dipindahkan ke Amerika Latin, mereka harus menjadi lebih
otoriter. Jika tidak, mereka akan dianggap lemah dan tidak kompeten oleh para karyawannya,
sehingga mereka akan menghadapi kesulitan serius agar printahnya dilaksanakan.
Para manajer produksi menemukan bahwa sikap terhadap perubahan dapat
berpengaruh serius terhadap penerimaan metode produksi baru; bahkan para bendaharawan
mengetahui ampuhnya kekuatan sosiokultural, ketika mengadakan pendekatan kepada bank-
bank local, dengan dipersenjatai neraca yang bagus, mereka mengetahui bahwa bank-bank
tersebut lebih mementingkan siapa mereka daripada berapa kuat perusahaan mereka.
Salah satu alasan timbulnya permasalahan keuangan Disney di Paris adalah sikap
arogan dan tidak sensitive dari para eksekutif Disney terhadap budaya bisnis Eropa.
2. 3 Komponen Sosiokultural
Sudah cukup jelas bahwa agar dapat berhasil dalam membina hubungan degan
orang-orang dari negara lain, pelaku bisnis internasional harus mempelajari kultur. Mereka
harus memiliki pengetahuan berdasarkan fakta yang sebenarnya cukup mudah diperoleh,
tetapi mereka juga harus bersikap sensitif mengenai perbedaan-perbedaan kultural, dan hal
ini yang ternyata cukup sulit.

7
Berikut ini adalah komponen dari kultur yang telah di setujui oleh para ahli:
1. Estetika
2. Sikap dan Keyakinan
3. Agama
4. Kultur Material
5. Bahasa
6. Organisasi Sosial
7. Pendidikan
8. Katrakteristik Legal
9. Struktur Politik
2. 4 Estetika
Estetika adalah rasa keindahan dan selera yang tinggi akan suatu kultur dan
diekspresikan dalam seni, drama, musik, cerita rakyat, dan tarian.
1. Seni
Salah satu ketertarikan pelaku bisnis Internasional adalah aspek formal seni, warna,
dan bentuk dikarenakan arti simbolis yang disampaikannya. Warna dapat menipu
karena warna memiliki arti yang berbeda antar kultur yang satu dengan yang lain.
Selain itu, pemasar juga harus berhati-hati terhadap simbol-simbol tertentu karena
setiap wilayah pasti memiliki arti yang berbeda-beda.
Mempelajari apakah ada preferensi estetika lokal untuk bentuk yang bisa memengaruhi
desain produk, paket, atau bahkan bangunan perusahaan merupakan sesuatu yang
penting. Gaya bangunan Amerika yang terbuat dari baja dan kaca di tengah kawasan
dengan arsitektur oriental yang kental akan terus menjadi pengingat bagi penduduk
lokal mengenai kehadiran pendatang.
2. Musik dan Cerita Rakyat
Iklan musikal secara umum sangat populer di seluruh dunia, tetapi selera musik
sangat bervariasi dan pemasar harus mengetahui jenis musik apa yang disukai masing-
masing pasar. Oleh karena itu, iklan yang menggunakan balada di Amerika Serikat
mungkin akan memperoleh penerimaan lebih baik dibandingkan dengan nada bolero
di Meksiko atau samba di Brasil. Namun, jika pengiklan ingin meraih pasar anak muda

8
lewat produk yang dipatenkan di Amerika Serikat, musik asal Amerika Serikat bisa
membantu menguatkan citra produk tersebut.
Mereka yang ingin mendalami suatu kultur juga perlu memperlajari cerita
rakyatnya, yang dapat menyingkap cara hidup masyarakat. Penggunaan cerita rakyat
yang salah juga bisa mengakibatkan perusahaan kehilangan pangsa pasar.
Di banyak wilayah, perusahaan-perusahaan lokal berhasil bersaing dengan afiliasi
asingnya dengan menggunakan cerita rakyat pribumi dalam bentuk slogan dan
peribahasa. Kisah dan cerita rakyat merupakan sesuatu yang berharga untuk
mempertahankan perasaan kesatuan sebagai sebuah kelompok. Mengetahui kisah dan
cerita rakyat adalah indikasi bahwa seseorang merupakan bagian dari suatu kelompok,
dan orang yang tidak mengenal dongen tersebut dapat diketahui bahwa orang tersebut
adalah pendatang.
2.5 Sikap dan Keyakinan
Setiap kultur memiliki serangkaian sikap dan keyakinan yang mempengaruhi hampir
semua aspek perilaku manusia dan membantu menciptakan keteraturan dalam masyarakat dan
individu di dalamnya. Semakin banyak manajer mengenal sikap-sikap tertentu, mereka akan
semakin siap untuk memahami mengapa orang bersikap seperti yang mereka lakukan, terutama
saat reaksi mereka berbeda dari harapan manajer dalam berhubungan dengan orang-orang dari
kulturnya sendiri.
Di antara beragam sikap dan keyakinan dari sebuah kultur, beberapa di antaranya sangat
penting bagi pelaku bisnis, terutama sikap terhadap waktu, terhadap pencapaian dan pekerjaan,
dan terhadap perubahan.
1. Sikap Terhadap Waktu
Sikap terhadap waktu di setiap daerah berbeda-beda, tergantung dari karakteristik
kultural daerah tersebut. Contoh, sikap waktu di Jerman pasti berbeda dengan yang
ada di Brasil.
2. Sikap Terhadap Pencapaian dan Pekerjaan
Beberapa kasus terjadi yaitu saat iming-iming uang lembut tidak berhasil
mempertahankan pegawai (terjadi backward-bending). Aspek lain dari sikap
terhadap pekerjaan adalah prestise yang terkait dengan jenis pekerjaan tertentu.

9
3. Sikap Terhadap Perubahan
Pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dasar beberapa agama terkenal dunia akan
memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai beragamnya sikam orang
antara negara yang satu dengan yang lain.
2.6 Agama
Agama merupakan komponen penting kultur, bertanggung jawab terhadap sikap dan
kepercayaan yang berpengaruh kepada perilaku manusia. Pengetahuan mengenai prinsip-
prinsip dasar beberapa agama terkenal akan memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai mengapa sikap orang sangat beragam antara negara yang satu dengan yang lain.
Orang Eropa dan Amerika dipercaya memandang pekerjaan sebagai kebaikan moral dan
menganggur merupakan hal yang tidak disukai. Pandangan ini sebagian berasal dari
1. Etika kerja Protestan
Diajarkan oleh Luther dan Calvin, yang percaya bahwa memuja Tuhan melalui
kerja keras dan sikap hemat merupakan tugas manusia.
2. Etika kerja Konghucu
Mengarahkan pada kerja keras dan sikap hemat, mirip dengan etika kerja protestan.
Orang-orang dari dunia Barat akan bertemu dengan gagasan yang sama sekali berbeda
tentang Tuhan, manusia dan kenyataan di dalam agama-agama Asia yaitu :
1. Hindu
Hindu percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini merupakan bagian proses
abadi kematian dan kelahiran kembali (samsura) dan bahwa jika seseorang
(atmans) berpindah dari satu tubuh ke tubuh laun. Mereka percaya bahwa jiwa
seseorang dapat dibebaskan dari siklus samsura dan mencapai kebahadiaan abadi
(nirwana) melalui.
- Yoga (pembersihan pikiran dan tubuh)
- Ketaatan beribadah kepada Tuhan.
- Bekerja dengan giat dan patuh kepada hukum dan adat istiadat (dharma)
dari kasta mereka.
1) orang yang telah memiliki pekerjaan dan harta benda sendiri petani,
nelayan, pedagang, dan lain-lain.
2) Kasta Sudra, pelayan bagi ketiga kasta di atasnya.

10
Sedangkan di luar sistem kasta tersebut, ada pula istilah:

1. Kaum Paria, golongan orang rendahan yang tugasnya melayani para


Brahmana dan Ksatria.
2. Kaum Candala, golongan orang yang berasal dari Perkawinan Antar Warna,
bangsa asing.Sistem kasta sangat penting bagi manajer sebab kasta
merupakan dasar pembagian sosial tenaga kerja.
1) Kasta Brahmana, orang yang mengabdikan dirinya dalam urusan
bidang spiritual seperti sulinggih, pandita dan rohaniawan. Selain
itu disandang oleh para pribumi.
2) Kasta Ksatria, para kepala dan anggota lembaga pemerintahan.
Seseorang yang menyandang gelar ini tidak memiliki harta pribadi
semua harta milik negara.
3) Kasta Waisya,
2. Buddha
Berawal di India sebagai bentuk reformasi agama Hindu. Gauatama
mengajarkan bahwa dengan meniadakan nafsu, pengikutnya dapat mencapai
penceraham dan keluar dari eksistensinya menuju nirwana. Ia menentang
keberadaan sistem kasta.
3. Jainisme
Kepercayaan Jain dibangun oleh Mahavira, seorang penganut Buddha
kontemporer. Mengajarkan bahwa tidak ada pencipta, tidak ada Tuhan, dan tidak
ada prinsip yang absolut. Melalui kepercayaan yang benar, perilaku yang baik dan
pengetahuan mengenai jiwa, penganut Jain dapat menyucikan dirinya sendiri,
bebas dari samsura, dan mencapai nirwana.
4. Sikh (India)
Kepercayaan dari kelompok etnis India, persaudaraan militer, dan
pergerakan politik yang didirikan oleh Nanak, yang berusaha mencari jembatan
antara Hindu dan Islam. Sikh mempercayai keberadaan datu Tuhan, tetapi juga
menerima konsep Hindu mengenai samsura, karma, dan pembebasan spiritual.

5. Konghucu

11
Konghucu dapat dikategorikan sebagai agama sejak Confucius membangun
filosofinya berdasarkan gagasan bahwa setiap kenyataan merupakan aturan yang
sudah ditetapkan oleh langit. Prinsip yang dianut :
1. Jen : prinsip kasih tanpa syarat kepada orang lain dan penanaman yang
merupakan penghargaan itu sendiri.
2. Li : menanamkan sopan santun dan kelembutan di setiap tingkah laku
dan mungkin mencakup penekanan bangsa Cina terhadap kesopanan dan
penghormatan kepada orang tua.
6. Taoisme (Cina)
Diciptakan oleh Lao-tzu, seorang penganut Konghucu kontemporer. Ada
kemungkinan bahwa dia adalah sebuah antologi. Menyatakan bahwa setiap orang
memiliki energi pria dan wanita (yin dan yang) yang mengatur alam semesta.
Tujuan dari meditasi dan ritual Taoisme adalah untuk membebaskan diri dari
berbagai gangguan dan menjadi kosong yang memungkinkan kekuatan alam
semesta untuk bertindak.
7. Shinto (Jepang)
Shinto adalah agama asli Jepang. Menerangkan awal mulanya kekaisaran
Jepang sebagai ketetapan alam semesta, dan bahwa kaisar dipercaya memiliki
status dewa.
8. Islam
Agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam mengajarkan
bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan
rasulutusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad
adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Kewajiban spirituak dasar umat Muslim terdiri dari lima rukun islam:
1. Membaca syahadat
2. Mendirikan sholat lima waktu dengan menghadap kiblat di Mekkah
3. Membayar zakat
4. Berpuasa di bulan ramadhan
5. Naik haji ke Mekkah bagi yang mampu

12
Rukun islam mungkin saja dapat merepotkan bagi manajer asing.
Contohnya, berpuasa sampai senja selama bulan Ramadha menyebabkan output
merosot secara tajam, dan ketentuan untuk sholat lima waktu dalam satu hari juga
berdampak pada produktivitas karena ketika seorang pekerja Muslim mendengar
suara adzan, mereka berhenti mengerjakan apa pun yang sedang mereka lakukan
dan sholat di mana pun mereka berada.
9. Anismisme
Kepercayaan bahwa semua yang ada di alam ini-termasuk makhluk hidup seperti
pepohonan dan tanaman bahkan semua yang ada seperti batu atau sungai-memiliki roh atau
sifat ketuhanan.
2.7 Kultur Material
Kultur material mengacu pada semua benda buatan manusia dan berkaitan dengan
bagaimana orang membuat sesuatu (teknologi) dan siapa yang membuat apa dan mengapa
Teknologi sangat penting dalam meningkatkan standar hidup dan merupakan faktor utama
dalam strategi kompetitif perusahaan-perusahaan multinasional. Keunggulannya antara lain :
1. Memungkinkan perusahaan menjadi lebih kompetitif.
2. Dapat dijual (melalui lisensi atau kontrak manajemen).
3. Memungkinkan perusahaan memperoleh kondisi investasi pasar asing yang lebih
baik dari biasanya.
4. Memungkinkan perusahaan dengan posisi kepemilikan saham minoritas mengatur
suatu usaha gabungan dan mempertahankannya sebagai penarik pasar untuk input
yang berada pada tahap setengah proses produksi - tetapi bukan joint venture.
5. Dapat mengubah pembagian kerja internasional.
Adanya efek bumerang adalah salah satu alasan mengapa perusahaan terkadang
takut untuk menjual teknologinya ke luar negeri. Efek bumerang merupakan situasi ketika
teknologi yang dijual kepada perusahaan di negara lain digunakan untuk memproduksi
barang pesaing dari penjual teknologi tersebut.

13
2.8 Bahasa
1. Bahasa Percakapan
Bahasa adalah kunci bagi kebudayaan, dan tanpa bahasa, orang menemukan dirinya
terisolasi dari semua hal kecuali lingkaran budaya.pada saat yang sama, dalam
mempelajari suatu bahasa, orang tidak dapat memahami nuansa - nuansa, arti ganda
dari kata – kata,dan bahasa sehari – hari,kecuali mereka juga mempelajari aspek –
aspek lain dari budaya itu.
2. Bahasa Menggunakan Budaya
Bahasa percakapan memisahkan budaya persisi seperti hambatan – hambatan fisik.
Faktanya,tidak ada yang menyamai bahasa percakapan untuk membedakan suatu
budaya dari budaya lain. Apabila ada dua bahasa percakapan dalam suatu Negara, maka
aka nada dua budaya yang terpisah (belgia); apabila ada empat bahasa percakapan,
maka aka nada empat kebudayaan (swiss) dan seterusnya.
3. Bahasa Asing
Bangsa – bangsa yang dulunya merupakan koloni umumnya menggunakan bahasa
bekas penjajah mereka. Dengan demikian, bahasa prancis adalah lingua franca atau
bahasa “penghubung” dari bekas jajahan prancis dan belgia di afrika, lingua franca
merupakan suatu bahasa asing yang digunakan untuk berkomunikasi antar budaya yang
berbeda dari suatu Negara yang memiliki bahasa yang berbeda.
4. Bahasa Inggris, Bahasa Penghubung Bisnis
Penggunaan bahasa inggris sebagai lingua franca bisnis telah berkembang
demikian cepat di eropa sehingga lebih dari setengah orang bdewasa di uni eropa dapat
berbicara dalam bahasa inggris.
5. Harus Berbicara Dalam Bahasa Lokal
Meskipun semakin banyak para pelaku bisnis berbicara dalam bahasa inggris,ketika
mereka membeli, mereka memaksa untuk melakukan bisnis dengan bahasa mereka
sendiri.
● Bahasa Yang Tidak Diucapkan
Komunikasi nonverbal,seperti gerak isyarat dan bahasa tubuh.
● Gerak Isyarat

14
Meskipun gerak isyarat merupakan bentuk komunikasi lintas budaya yang tidak
lazim,bahasa isyarat berbeda dari satu wilayah ke wilayah lain. Misalnya orang
Amerikadan sebagian besar orang eropa memahami isyarat jempol keatas berarti
“baiklah” tetapi diselatan yunani hal itu menyampaikan pesan untuk mana penggunaan
jari tengah dihindari.
6. Bahasa Pemberian Hadiah
Pemberian hadiah adalah aspek penting dalam perilaku kehidupan setiap pelaku
bisnis, baik dinegaranya maupun diluar negeri. Etika atau bahasa pemberian hadiah
bervariasi antar budaya, sama seperti bahasa ucapan yang digunakan.
● Hadiah –Hadiah Yang Dapat Diterima
Contohnya orang jepang menggunakan pemberian cendera mata untuk
menyampaikan perhatian dan tenggang rasa seseorang kepada
penerimanya,yang telah beberapa waktu, akan membangun percaya diri dan
keyakinan terhadap si pemberi.
● Hadiah Atau Suap
Skandal – skandal pembayaran yang dipermasalahkan ( oleh pers disebut
skandal suap ) membeberkan praktik pemberian hadiah yang sangat mahal
maupun uang kepada para pejabat pemerintah yang posisinya bagus sebagai
imbalan atas kebaikan khusus, seperti pesanan besar dan proteksi.
Suap yaitu pemberian atau pembayaran untuk membujuk si penerima guna
melakukan sesuatu yang illegal bagi si pemberi. Pemerasan merupakan
pembayaran untuk menjaga agar si penerima tidak menimbulkan bahaya bagi
si pembayar.
2.9 Organisasi Kemasyarakatan
Setiap masyarakat memiliki suatu struktrur atau organisasi yang pengaturan hubungan
yang terpola, yang mendefinisikan dan mengatur cara dengan mana anggotanya berinteraksi
satu sama lain. Para antropolog pada umumnya mempelajari aspek budaya penting ini dengan
membaginya menjadi dua golongan kelembagaan, yaitu yang berdasarkan pertalian keluarga
dan yang berdasarkan asosiasi bebas dari individu – individu.

15
1. Pertalian Keluarga
Keluarga adalah unit dasar kelembagaan yang berdasarkan pada pertalian
keluarga. Tidak seperti keluarga Amerika, yang pada umumnya terdiri atas orang
tua dan anak – anak mereka, keluarga – keluarga di banyak Negara, terutama di
Negara – Negara berkembang. Diperluas untuk memasukkan anggota keluarga
berdasarkan darah dan perkawinan.
2. Asosiasi
Unit – Unit social yang tidak didasarkan pada hubungan keluarga, yang
dikenal sebagai asosiasi oleh para antropolog, mungkin dibentuk berdasarkan usia,
gender atau minat yang sama.
Usia, para produsen barang – barang konsumen cukup menyadari
pentingnya membuat segmentasi pasar berdasarkan kelompok usia, yang seringkali
bersifat lintas budaya. Fakta ini telah memungkinkan para agen pemasaran untuk
berhasil dalam menjual produk – produk seperti pakaian dan rekaman ke pasar –
pasar muda – mudi
Gender, dengan berubahnya suatu Negara menjadi menjadi Negara
industry,maka lebih banyak wanita yang memasuki bursa lapangan kerja, dan
dengan demikianmenjadi penting dalam perekonomian. Tren ini emndapat
dorongan lebih lanjut ketiak gerakan wanita untuk persamaan gender menyebar ke
masyarakat yang secara tradisional didominasi pria di Negara – Negara yang
kurang maju.
2.10 Memahami Kultur Nasional
1. Indivudualisme Versus Kolektivisme
Menurut Hofstede, orang – orang didalam budaya kolektivisme merupakan
bagian dari kelompok yang seharusnya menjaga mereka dari imbalan loyalitas,
sementara orang – orang didalam budaya individualism hanya diharapkan untuk
mengurus mereka sendiri dan keluarga dekat mereka.
2. Jarak Kekuasaan Besar Versus Kecil
Jarak kekuasaan adalah sejauh mana anggota – anggota masyarakat
menerima distribusi kekuasaan yang tidak merata di antara individu. Di lain pihak

16
gaya kepemimpinan manajemen partisipatif kemungkinan besar akan produktif
untuk organisasi di Negara yang memiliki jarak kekuasaan yang kecil.
3. Penghindaran Ketidakpastian Yang Kuat Versus Yang Lemah
Kiranya jelas bahwa perubahan organisasi di Negara – Negara yang memiliki
tingkat penghindaran yang tinggi atas ketidakpastian kemungkinan besar akan
menerima penolakan yang kuat dari karyawan, sehingga implementasi perubahan
sulit dilaksanakan.
4. Maskulinitas Versus Femininitas
Ini adalah tingkat dengan mana nilai – nilai dominan dalam suatu masyarakat
menekankan ketegasan, akuisisi uang dan status,seta pencapaian penghargaan
organisasional yang simbolis maupun yang kelihatan, (maskulinitas) dibandingkan
dengan tingkat dengan mana nilai – nilai tersebut menekankan pada hubungan
perhatian terhadap orang lain, dan kualitas hidup secara keseluruhan (femininitas).

17
BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1 Profil Perusahaan
Procter & Gamble Co. (P&G, NYSE: PG) merupakan perusahaan internasional yang
memproduksi barang konsumen yang bergerak cepat. Kantor pusat P&G terletak di Cincinnati,
Ohio, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan tahun 1837. Perusahaan ini mempekerjakan
140.000 pekerja pada tahun 2005. Saat ini, P&G merupakan saingan dari Unilever.
P&G didirikan oleh William Procter, seorang pembuat lilin, dan James Gamble, seorang
pembuat sabun. Keduanya menjadi ipar ketika menikah dengan kakak beradik Olivia dan
Elizabeth Norris.[2] Ide pendirian usaha bersama ini dirintis oleh Alexander Norris, mertua
mereka, yang mengadakan pertemuan di mana ia membujuk Procter dan Gamble untuk
menjadi partner bisnis. Pada tanggal 24 Agustus1837, sebagai hasil dari pertemuan tersebut,
Procter & Gamble didirikan. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi P&G
pada tiap tahunnya.
Pada tanggal 24 Agustus 1858-1859, penjualan P&G berhasil mencapai $1 juta. Di titik
ini, P&G memiliki sekitar 80 karyawan yang bekerja di sana. Pada masa Perang Saudara
Amerika Serikat, P&G memenangkan kontrak untuk menyuplai sabun dan lilin kepada Tentara
Union. Selain memberikan profit tambahan, kontrak tersebut secara tidak langsung juga
memperkenalkan prodk P&G ke tentara-tentara di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Pada tahun 1880, Procter & Gamble mulai memasarkan sebuah produk baru berupa sabun
yang dapat mengambang di atas air. Perusahaan menyebut sabun itu sebagai Ivory. William
Arnett Procter, cucu dari William Procter, mulai mengembangkan program bagi hasil ke tenaga
kerja P&G pada tahun 1887. Dengan memberikan saham kepada pekerja, ia secara tepat
memperkirakan risiko mogok kerja (Strike) dari pekerja menjadi kecil.
Perusahaan mulai membangun pabrik di lokasi lain di seantaro Amerika Serikat seiring
dengan meningkatnya demand. Perusahaan juga mulai melakukan diversifikasi produk. Pada
tahun 1911, P&G memproduksi Crisco, sejenis minyak yang terbuat dari lemak nabati alih-
alih lemak binatang. Ketika radio menjadi populer pada tahun 1920-an dan 1930-an,
perusahaan menyeponsori beberapa acara. Acara-acara yang disponsori oleh P&G ini di
kemudian hari disebut sebagai acara "opera sabun".

18
Perusahaan juga mengembangkan usahanya ke negara lain, baik dalam hal manufaktur
maupun penjualan produk, dan menjadi sebuah perusahaan internasional saat mengakuisisi
Thomas Hedley Co., sebuah perusahaan yang berbasis di Newcastle upon Tyne, Inggris.
Akibat akuisisi ini, P&G memiliki jaringan yang kuat dengan wilayah Barat Daya Inggris. Di
saat yang sama, P&G juga banyak meluncurkan produk-produk baru dan mulai
mengembangkan produksinya ke area baru. Perusahaan memperkenalkan deterjen "Tide" pada
tahun 1946 dan "Prell" pada tahun 1947. Pada 1955, P&G mulai menjual pasta gigi pertama
yang mengandung fluoride, yang dikenal sebagai "Crest". Pada tahun 1955, perusahaan
melebarkan sayap usahanya dengan membeli Charmin dan mulai memproduksi tissu toilet dan
produk kertas lainnya. Pada tahun 1960 perusahaan meluncurkan "Downy" pelembut pakaian
dan "Bounce" pada tahun 1972.
Salah satu produk inovatif yang diluncurkan P&G adlaah "Pampers" yang pertama kali
dijual pada tahun 1961. Produk popok sekali pakaisudah diluncurkan sebelumnya oleh Johnson
& Johnson, namun kurang populer. Produk ini menyediakan alternatif popok bayi yang ketika
itu banyak menggunakan kain yang lebih mudah bocor dan sulit dibersihkan.
P&G juga membeli beberapa perusahaan dan mendiversifikasi lini produknya serta secara
signifikan meningkatkan profit. Akuisisi ini termasuk pembelian Folgers Coffee, Norwich
Eaton Pharmaceuticals (produsen Pepto-Bismol), Richardson-Vicks, Noxell (Noxzema), Old
Spice, Max Factor, Iams, serta beberapa lainya. Pada tahun 1994 perusahaan mengalami
kerugian besar akibat skandal yang dilakukan Bankers Trust. Pada tahun 1996 P&G juga
terkena skandal ketika Food and Drug Administration menyetujui produk baru perusahaan,
Olestra, untuk diluncurkan ke pasar. Produk ini adalah produk pengganti lemak untuk
memasak chip kentang dan makanan lainnya. Ketika itu, produk ini diketahui dapat memicu
anal leakage dan masalah gastrointestinal pada manusia.
Pada tahun 2005, P&G mengumumkan akuisisi Gillete, dan membentuk perusahaan barang
konsumen yang bergerak cepat terbesar kedua di dunia, dan menjadi saingan dari Unilever.
Akuisisi ini disetujui oleh Uni Eropa dan Federal Trade Commission, dengan syarat P&G
menjual merek-merek yang menjual produk sejenis dengan merek yang baru dibeli. P&G
setuju dan menjual SpinBrush, Rembrandt, Right Guard, Soft & Dri, dan Dry Idea. Kedua
perusahaan secara resmi digabung pada 1 Oktober 2005. Pada tahun 2008, P&G

19
mengembangkan usahanya pada industri rekaman dengan melakukan sponsorship bersama
Tag Records, sebagai bentuk endorsement untuk TAG Body Spray.
Pada 24 Agustus 2009, sebuah perusahaan farmatik yang berbasis di Inggris, Warner
Chilcott, mengumumkan bahwa mereka telah membeli bisnis obat-resep P&G senilai $3,1
miliar.
3.2 Pembahasan
Di Jepang, Procter & Gamble (P&G) menggunakan iklan untuk sabun Camay dengan
menampilkan seorang pria bertemu dengan seorang wanita untuk pertama kalinya dan
membandingkan kulit wanita tersebut dengan tekstur boneka porselen yang cantik. Meskipun
iklan tersebut dapat diterima di Amerika Selatan dan Eropa, tetapi di Jepang hal tersebut justru
dianggap menghina karena perilaku dari pria tersebut dianggap tidak terpelajar atau kasar.
Tetapi, P&G tetap menggunakan iklan tersebut meskipun sudah diperingatkan oleh agen
periklanan.
Iklan Camay lain yang tidak diterima di Jepang menceritakan kisah seorang wanita
Jepang yang sedang mandi saat suaminya melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Wanita itu
lalu memberi tahu suaminya mengenai sabun kecantikannya yang baru, tetapi suaminya
mengelus lembut bahu istrinya dan memberikan sinyal bahwa busa sabun bukanlah hal yang
ada dalam pikirannya. Meskipun iklan ini dapat di terima di Eropa, tetapi di Jepang tidak dapat
diterima sama sekali, karena di sana, sikap suami yang mengganggu privasi istrinya dianggap
sebagai sikap yang tercela.
P&G jyga melakukan kesalahan karena kurangnya pengetahuan mengenai kultur bisnis.
Perusahaan memperkenalkan detergen Cheer dengan mendiskon harganya, tetapi ternyata hal
ini jutsru menurunkan reputasi detergen tersebut. Tidak seperti di Eropa dan Amerika Serikat,
sekali hrga sebuah produk diturunkan, maka akan susah untuk menaikkan lagi harga produk
tersebut. Distributor besar merasa diasingkan karena mereka menghasilkan uang lebih sedikit
akibat margin yang rendah. Selain itu, ternyata P&G juga tidak menyadari bahwa ibu0ibu
rumah tangga di Jepang berbelanja di 50.000 atau lebih toko kelontong yang dekat dengan
tempat tinggal mereka. Pengecer kecil tersebut menjual 30 persen dari semua detergen yang
dibeli di Jepang. Para pengecer memiliki ruang rak yang terbatas dan tidak mau mengisi rak
mereka dengan produk diskon karena keuntungan yang mereka peroleh lebih rendah.

20
Meskipun untuk mencari informasi mengenai kultur Jepang akan memakan waktu dan
biaya, ternyata P&G adalah perusahaan yang cepat belajar dari kesalahan. Delapan tahun
setelah kesulitann yang dialaminya dengan detergen Cheer, perusahaan ini kembali masuk ke
pasar sabun, yang saat itu didominasi oleh dua perusahaan besar asal Jepang dengan produk
yang peduli terhadap konsumen, Kao dan Lion Corporation. Hanya dalam waktu dua tahun,
P&G mampu menguasai 20 persen pangsa pasar.
Ada yang berbeda dari strategi mereka kali ini. Saat kantor pusat meminta afiliasi di
Jepang mencari pasar baru untuk produk dari perusahaan yang unggul di negara lain di dunia,
P&G-Jepang mengirimkan peneliti untuk mempelajari kebiasaan mencuci piring di Jepang.
Mereka menemukan bahwa rumah tangga Jepang menggunakan detergen lebih banyak dari
yang dibutuhkan untuk mencuci piring. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen menginginkan
sabun yang lebih kuat seperti yang diciptakan oleh laboratorium P&G. Pesan pemasarannya
sederhana, yaitu ”sedikit Joy membersihkan dengan lebih bersih dan lebih lembut di tangan.”
Pengecer juga menginginkan produk tersebut karena P&G melakukan strategi yang
berbeda dengan strategi pemasaran Cheer. Contohnya, kali ini margin keuntungan untuk
pengecer tinggi. P&G juga memanfaatkan kelemahan produk pesaing asal Jepang: botol-botol
berleher panjang milik produk mereka memakan banyak tempat,tetapi botol Joy berbentuk
silinder yang ringkas dan hanya memerlukan sedikit ruang di toko,gudang,dan truk-truk
pengantar. Seorang pembeli untuk jaringan toko besar di Jepang memperkirakan bahwa botol
tersebut meningkatkan efisiensi distribusi toko hingga 40 persen.
Promosi iklan P&G juga membuat senang para pengecer Jepang. Agen periklanan yang
menangani promosi Joy mendesain iklan televisi yang menampilkan seorang pelawak terkenal
yang mampir ke rumah-rumah secara tidak terduga bersama dengan kru kamera untuk menguji
Joy dengan cara mencuci piring – piring kotor di rumah yang didatang. Kamera fokus pada
kotoran berminyak di penggorengan yang penuh air. Hanya dengan setetes Joy,kotoran minyak
tersebut benar – benar hilang. Produsen sabun di jepang menmuka bahwa lebih dari 70 persen
pengguna Joy mulai menggunakan produk ini setelah kemunculan iklan tersebut. “ kami salah
mengonsumsikan bahwa orang jepang tidak begitu peduli mengenai kemampuan sabun pencuci
piring untuk menghilangkan kotoran berminyak,” kata manajer merek sabun pencuci piring
Kao. P&G yang telah mempelajari bagian dari kultur Jepang mengenai hat tersebut tentu
mengetahuinya.

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kultur adalah pandangan individu terhadap dunia, peraturan sosial, dan dinamika
antarpersonal yang mengarakteristikkan sekelompok orang dalam waktu dan tempat
tertentu. Kultur sangat mempengaruhi fungsi bisnis. Pemahaman seorang pelaku bisnis
terhadap kultur di suatu negara sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam melakukan
kegiatan bisnis internasional.
Dalam melakukan pemasaran yang melintasi batas-batas negara dituntut suatu
interaksi dengan orang-orang dan lembaga-lembaga serta organisasi yang dikelola dalam
lingkungan kebudayaan yang berbeda. Nilai-nilai yang penting bagi sekelompok orang
mungkin tidak begitu berarti bagi kelompok lain. Sebagai contoh, sikap, dan persepsi khas
orang-orang Amerika terhadap berbagai macam hal mungkin sekali berbeda dengan ide
dan pandangan bangsa lain untuk suatu hal tertentu. Singkatnya, diantara bangsa-bangsa
terhadap perbedaan yang sangat berarti dan mencolok dalam sikap, kepercayaan, ritual,
motivasi, persepsi, moralitas, kebenaran, dan takhayul. Disamping itu masih banyak lagi
perbedaan karakter kebudayaan yang dapat kita sebut satu per satu hampir tanpa batas.
Perbedaan kebudayaan sangat mempengaruhi perilaku pasar. Oleh karena itu, pemasar
internasional sangat perlu untuk sungguh-sungguh mengenal ciri khas kebudayaan negara-
negara yang dengannya mereka mengadakan hubungan bisnis.
B. Saran
Untuk bisa sukses dalam hubungannya di luar negeri, pelaku bisnis internasional
harus menjadi pembelajar kultur. Mereka tidak hanya harus memiliki pengetahuan
mengenai fakta, tetapi mereka juga harus menjadi orang yang sensitif terhadap kultur.
Kultur berdampak terhadap semua bidang fungsional perusahaan.

22
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Kasta
 https://id.wikipedia.org/wiki/Islam
 http://alirohan.blogspot.co.id/2011/11/budaya-dalam-pemasaran-internasional.html

23

Anda mungkin juga menyukai