Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN


PERMASALAHAN KONDISI SEKTORAL

Oleh
Agung Muhtadi 041511333231
Rifqi Ramadhani Santoso 041511333264
Safana Mayasari 041511333235
Dinda Atika Putri 041511333042
Renna Prasidya Paramasti 041511333083

Universitas Airlangga
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PERMASALAHAN KONDISI
SEKTORAL” Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah yang kami
susun ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................... 2
1.3 TUJUAN MAKALAH ........................................................................ 2
1.4 MANFAAT MAKALAH .................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 3
2.1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH ............................ 3
2.2 PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL ...................................... 4
2.3 PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL ........................................ 5
2.4 PENDAPATAN REGIONAL ............................................................... 7
2.5 TEORI BASIS EKONOMI ................................................................... 9
2.6 KONSEP DAN PENGERTIAN SEKTOR UNGGULAN ................... 10
2.7 KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................. 11
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 13
3.1 PERENCAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA.............. 13
3.2 MACAM-MACAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI....16
3.3 SEKTOR-SEKTOR YANG BERPENGARUH ......................................... 17
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 23
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 23
B. SARAN ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi merupakan suatu hal yang tidak dapt kita pisahkan dalam kehidupan.
Dimana anda berada dan kapan pun anda berada pasti di situ ada suatu perekonomian, entah
itu perekonomian dagang, negara, maupun sektor publik seperti rumah sakit dan lain-lain.
Perekonomian ini semakin lama semakin berkembang setiap saatnya karena kebuthan
manusia setiap saatnya juga mengalami peningkatan dan perubahan. Contoh perubahan yang
bisa kita ambil dalam dunia nyata tentang perubahan perekonomian dialami oleh suatu negara
adalah inflasi. Hal itu juga dapat berubah dengan seketika tergantung dengan bagaiman
penanganan setiap negara menghadapi inflasi. Perkembangan dan perubahan perekonomian
di setiap negara pun juga berbeda-beda. Seperti inflasi, pada angka tertentu mungkin sudah
menjadi angka yang aman bagi negara tersebut, tetapi juga bisa menjadi malapetaka. Lalu ada
juga perubahan yang secara umum juga seperti pengangguran, kesempatan kerja, produksi,
dan sebagainya. Jika semua hal ini di tangani secara tepat maka suatu negara akan mengalami
keadaan ekonomi yang stabil dan mempengaruhi kesejahteraan kehidupan penduduk yang
ada pada negara tersebut.

Perekonomia Indonesia selama berdirinya, masih belom bisa dikatakan membaik.


Masih banyak terjadinya ketimpangan ekonomi, tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, dan
pengangguran yang cukup tinggi juga dibanding negara lain serta pendapatan perkapita yang
masih rendah. Banyak faktor-faktor dan kebijakan pemerintah mulai dari masa penjajahan
sampai sekarang yang mungkin membuat tidak efektif dan efisien dan menghambat
pertumbuhan ekonomi Indonesia kearah membaik. Hal ini bisa dipelajari atau dilihat mana
sektor-sektor yang membantu besar dalam perekonomian Indonesia dan mana sektor-sektor
yang merugikan bagi perekonomian Indoneisa.

Dalam makalah ini kita akan menjelaskan tentang perencanaan pembangunan perekonomian
di Indonesia dan meneliti tentang masalah-masalah tentang sektor-sektor yang berada di
Indonesia yang mungkin berhubungan dengan perencanaan pembangunan ekonomi di
Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembangunan ekonomi?

2. Perencaan apa saja yang dibuat untuk tujuan membangun ekonomi di Indonesia?

3. Sektor-sektor apa saja yang berpengaruh dalam perekonomian di Indonesia?

1.3 Tujuan Makalah

1. Memahami perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia.

2. Mengetahui apa saja perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia.

3. Mengetahui sektor yang berpengaruh dalam perekonomian Indonesia.

1.4 Manfaat Makalah

1. Mahasiswa dapat memahami perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia.

2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja perencanaan pembangunan ekonomi di


Indonesia.

3. Mahasiswa dapat mengetahui sektor yang berpengaruh dalam perekonomian


Indonesia.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Pembangunan Wilayah

Dalam Pembangunan suatu wilayah perencanaan adalah suatu hal yang utama sebab
dengan perencanaan yang tepat akan menimbulkan dampak positif terhadap daerah itu
sendiri. Perencanan yang tepat adalah sebuah perencanaan yang dibuat atas dasar potensi atau
keunggulan yang dimiliki daerah itu sendiri. Perencanaan juga akan menjadi bahan dalam
membuat sebuah kebijakan pembangunan yang mendukung perencanaan tersebut.
Konsep perencanaan wilayah merupakan tindak lanjut dari kegiatan perencanaan yang
dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan, permasalahan, ciri dan karateristik dari
masing-masing daerah/wilayah yang menuntut adanya campur tangan pihak pemerintah pada
tingkat wilayah. Perecanaan wilayah dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi
permasalahan dimasing-masing wilayah dan mengupayakan keseimbangan pembangunan
antar wilayah. Peran utamanya adalah mengatasi secara langsung persoalan-persoalan yang
berkenaan dengan pembangunan ditingkat wilayah.
Perencanaan wilayah mencakup pada berbagai segi kehidupan yang komprehensif dan
satu sama lain saling bersentuhan, yang semuanya bermuara pada upaya peningkatan
kehidupan masyarakat. Berbagai faktor dalam kehidupan seperti ekonomi, politik, dan sosial
serta budaya maupun adat istiadat berbaur dalam perencanaan wilayah yang cukup kompleks.
Semua faktor harus dipertimbangkan dan diupayakan berjalan seiring bahkan saling
mendukung (Miraza, 2010).
Menurut (Arsyad, 1999), fungsi-fungsi perencanaan pembangunan secara umum
adalah:
1.Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengaruh kegiatan, adanya pedoman
bagi pelaksana kegiatan-kegiatan.
2.Dengan perencanaan, dapat dilakukan dengan suatu perkiraan potensi, prospek-
prospek pengembangan, hambatan, serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa
yang akan datang.
3.Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
4.Dengan perencanaan, dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya tujuan.

3
5.Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan evaluasi.
Nugroho dalam sirojuzilam (2008) menyatakan bahwa pendekatan
perencanaan regional di titikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan
pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dan instansi-instansi dipusat
dalam melihat aspek ruang di suatu daerah. Artinya bahwa dengan adanya perbedaan
pertumbuhan dan disparitas antar wilayah, maka pendekatan perencanaan parsial adalah
sangat penting untuk diperhatikan.
Menurut Arsyad (1999), Perencanaan pembangunan ekonomi daerah memiliki beberapa
implikasi antara lain:
1.Perencanaan pembangunan ekonomi yang realistik memerlukan pemahaman tentang
hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional baik horizontal maupun vertikal
yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
2.Sesuatu yang baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah dan demikian
sebaliknya sesuatu yang baik untuk daerah belum tentu baik secara nasional.
3.Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah misalnya
administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda pada
tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu derajat
pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut.
Oleh karena itu perencanaan daerah yang efektif harus bisa menggunakan sumberdaya-
sumberdaya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat
dicapai.

2.2 Pembangunan Ekonomi Regional

Teori Pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-


faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan
bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan Boediono (1999).
Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2002), ada perbedaan dalam istilah
perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi merupakan
spontan dan terputus-putus dalam keadaan
stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada
sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka secara perlahan dan
mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Hicks mengemukakan
masalah negara terbelakang menyangkut pengembangan sumber- sumber yang tidak ada atau

4
belum dipergunakan, kendati penggunaannya telah cukup dikenal.
Pertumbuhan ekonomi merupakan target utama dalam proses pembangunan wilayah di
mana untuk mencapai ini dilakukan perencanaan yang akan diimplementasikan dalam
berbagai bentuk kegiatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Jadi
perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil
kenaikan ini akan diiringi dengan kenaikan pendapatan riil. Definisi pertumbuhan ekonomi
yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur
dengan output riil per orang Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan pendapatan
masyarakat secara keseluruhan sebagai cerminan kenaikan seluruh nilai tambah (value
added) yang tercipta disuatu wilayah.
Todaro dalam Sirojuzilam (2008), mendefinisikan pembangunan ekonomi adalah suatu
proses yang bersifat multidimensional, yang melibatkan kepada perubahan besar, baik
terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan
kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan
ekonomi.
Menurut Adisamita (2008), pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari
potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana
dan sarana pembangunan, transportasi dan kmunikasi, kemampuan pendanaan dan
pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan (kewirasuastaan), kelembagaan daerah dan
lingkungan pembangunan secara luas.

2.3 Pertumbuhan Ekonomi Regional


Pertumbuhan ekonomi dapat di nilai sebagai dampak kebijaksanaan pemerintah,
khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang
di bentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat pertumbuhan yang terjadi dan sebagai indikator penting bagi daerah untuk
mengevaluasi keberhasilan pembangunan (Sirojuzilam, 2008).
Dalam teori pertumbuhan ekonomi wilayah dilakukan analisis terhadap suatu wilayah
sejauh mana sistem ekonomi terbuka yang dimilikinya berhubungan dengan wilayah-wilayah
sekitarnya dengan melihat arus perpindahan berbagai faktor produksi yang dimiliknya.
Pembangunan dalam suatu wilayah akan mempengaruhi pertumbuhan wilayah lain dalam
bentuk permintaan sektor wilayah lain yang akan mendorong pembangunan wilayah tersebut
atau suatu pembangunan ekonomi dari wilayah lain akan mengurangi tingkat kegiatan

5
ekonomi di suatu wilayah serta interrelasi.
Kebijaksanaan Pemerintah yang menyangkut ekonomi sangat berpengaruh terhadap
Pertumbahan ekonomi wilayah itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju
pertumbuhan yang di bentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung
menggambarkan tingkat pertumbuhan yang terjadi dan sebagai indikator penting bagi daerah
untuk mengevaluasi keberhasilan pembangunan (Sirojuzilam, 2008).
Perekonomian suatu daerah dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkembangan bila
hasil dari kegiatan ekonomi disuatu tahun lebih tinggi dari pada yang dicapai pada tahun
sebelumnya, dengan kata lain pertumbuhan dapat tercipta apabila jumlah fisik barang dan
jasa yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi menjadi bertambah besar pada tahun
berikutnya.
Perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat dalam era
otonomi daerah. Hal ini cukup logis, karena dalam era otonomi daerah masing- masing
daerah berlomba-lomba meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya, guna meningkat
kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, pembahasan tentang struktur dan faktor penentu
pertumbuhan daerah akan sangat penting artinya bagi pemerintah daerah dalam menentukan
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong ekonomi di daerahnya (Sjafizal, 2008).
Pola pembangunan daerah dan sisitem perencanaan yang selama ini cenderung seragam
dikarenakan system yang sentralisasi di mana setiap kebijakan pembangunan yang dilakukan
selalu berasal dari satu arah yakni top-dwon, telah berubah menjadi lebih bervariasi
tergantung pada potensi dan permasalahan pokok yang di hadapi di daerah hal ini diakibatkan
oleh Perubahan sistem pemerintah yang sangat mempengaruhi penerapan kebijakan didaerah.
Penetapan kebijaksanaan sekarang sudah disesuaikan dengan potensi dan aspirasi yang
berkembang didaerah. Kondisi ini juga memicu persaingan antara daerah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah akan lebih cepat apabila memiliki
keuntungan absolute kaya akan sumberdaya alam dan memiliki keuntungan komparatif
apabila daerah tersebut lebih efisien dari daerah lain dalam melakukan kegiatan produksi dan
perdagangan (Sirojuzilam, 2008).
Dalam hal ini, daerah dan kabupaten kota bisa mengambil peran mendorong
perekonomiannya dengan memanfaatkan sumberdaya ekonomi didaerah (sumberdaya lokal)
berdasarkan konsep lokal dan wilayah. Tiap daerah atau wilayah mempunyai potensi lokal
yang berbeda. Dari potensi lokal inilah daerah/wilayah menggerakkan perekonomiannya,
khususnya dari sudut keunggulan yang dimiliki (Miraza, 2010)

6
Identifikasi sektor dan sub sektor yang dapat menunjukan keunggulan komparatif
daerah merupakan tugas utama pemerintah daerah sebab dengan mengetahui sektor yang
menjadi unggulan akan menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan yang tepat oleh
Pemerintah Daerah.

2.4 Pendapatan Regional


Dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi pada suatu daerah selalu dilihat
dari penyajian angka-angka pendapatan regional yang dimiliki daerah tersebut, dengan
melihat angka tersebut akan dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mengevaluasi
kebijakan pembangunan yang telah dilakukan serta bahan dalam perencanaan pembangunan.
Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produk barang-barang dan jasa-jasa
yang diciptakan dalam suatu pereokonomian dalam suatu wilayah selama satu tahun
(Sukirno, 1985). Sedangkan menurut Tarigan (2007), pendapatan regional adalah tingkat
pendapatan masyarakat pada suatu wilayah analisis. Tingkat pendapatan regional dapat di
ukur dari total pendapatan wilayah ataupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah
tersebut.
Beberapa istilah yang sering di gunakan untuk menggambarkan pendapatan regional, di
antaranya adalah:
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto
(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah
dalam jangka waktu tertentu. Pengertian nilai tambah bruto adalah nilai produk
(output) di kurangi dengan biaya antara (intermediate cost). Komponen-komponen
nilai tambah bruto mencakup kompone-komponenfaktor pendapatan (upah dan gaji,
bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dari pajak tidak langsung netto. Jadi
dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan kemudian
menjumlahkannya akan menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Sektor-sektor perekonomian berdasarkan lapangan usaha yang tercakup dalam PDRB,
yaitu:
a. Pertanian.
b. Pertambangan dan penggalian.
c. Industri pengolahan.
d. Listrik, gas dan air bersih.
e. Bangunan/konstruksi.

7
f. Perdagangan, hotel dan restoran.
g. Pengangkutan dan komunikasi.
h. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
i. Jasa-jasa.
2.Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga pasar. PDRN dapat
diperoleh dengan cara mengurangi PDRB dengan penyusutan. Penyusutan yang
dimaksud disini adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-barang modal
(mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lainnya) karena barang modal tersebut
dipakai dalam proses produksi. Jika nilai susut barang- barang modal dari seluruh
sektor ekonomi dijumlahkan, hasilnya merupakan penyusutun keseluruhan.
3.Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya faktor. Jika pajak tidak
langsung netto dikeluarkan dari PDRN atas dasar harga pasar, maka di dapatkan
produk regional netto atas dasar biaya faktor produksi. Pajak tidak langsung meliputi
pajak penjualan,bea ekspor.bea cukai dan pajak lain- lain,kecuali pajak pendapatan
dan pajak perseroan.
Perhitungan pendapatan regional metode langsung dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan (Tarigan,2007), yaitu:
1. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)
Pendekatan pengeluaran adalah penentuan pendapatan regional dengan
menjumlahkan seluruh nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang di produksi
di dalam suatu wilayah. Total penyedian barang dan jasa dipergunakan untuk
konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (investasi), perubahan stok dan
ekspor netto (ekspor-impor).
2. Pendekatan produksi (prodiction approach).
Perhitungan pendapatan regional berdasarkan pendekatan produksi dilakukan
dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan oleh tipa-tiap sektor
produksi yang ada dalam perekonomian. Maka itu, untuk menghitung pendapatan
regional berdasarkan pendapatan produksi, maka pertama-tama yang harus dilakukan
ialah nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor diatas. Pendapatan regional
diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai prodiksi yang diciptakan oleh tiap-tiap
sektor diatas. Pendapatan regional diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai
produksi yang tercipta dari tiap-tiap sektor.
3. Pendekatan penerimaan (income approach).

8
Dengan cara ini pendapatan regional di hitung dengan menjumlahkan pendapatan
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang-barang dan jasa-
jasa, jadi yang di jumlahkan adalah: upah dan gaji, surplus usaha ,penyusutan, dan
pajak tidak langsung netto.

2.5 Teori Basis Ekonomi (Economi Base Theory)


Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama perumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa
dari luar daerah (Arsyad 1999).
Menurut Tarigan (2007), menyatakan bahwa teori basis ekonomi mendasarkan
pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh besarnya
peningkatan ekspor dari daerah sumber.
Ekonomi Base berdasarkan pendekatan dengan berasumsi bahwa lokal ekonomi dapat
dibagi menjadi dua sektor besar yaitu :
1. Sektor basis (non-lokal sektor), yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik
pasar domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri yang berarti daerah secara tidak
langsung mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dalam daerah serta mampu
mengekspor barang maupun jasa keluar daerah itu sendiri.
2.Sektor non basis (lokal sektor), yaitu sektor atau kegiatan yang mampu melayani pasar
dalam daerah tersebut.
Aktivitas basis memiliki peranan sebagai penggerak utama (primer mover) dalam
pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayan ke wilayah lain akan
semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut, dan demikian sebaliknya. Setiap perubahan
yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda (multiplier effect) dalam
perekonomian regional (Adisasmita, 2005).
Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena
mempunya keuntungan kompetitif (competitife advantage) yang cukup tinggi. Sedangkan
sektor non basis adalah sektor-sktor lainya yang kurang potensial tetapi berfungsi sebagai
penunjang sektor basis atau service industries (Sjafrizal, 2008).
Perbedaan sektoral dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
diakibatkan oleh kebijakan pembangunan yang didasarkan pada potensi daerah. Semakin
besar peranan potensi sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terhadap pembentukan
atau pertumbuhan PDRB di suatu daerah, maka semakin tinggi laju pertumbuhan PDRB

9
daerah tersebut.

2.6 Konsep dan Pengertian Sektor Unggulan


Pengertian sektor unggulan pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan,
baik itu perbandingan berskala international, regional, maupun nasional. Pada lingkup
internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut mampu bersaing dengan
sektor yang sama dengan Negara lain. Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat
di kategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing
dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun
domestik.
Menurut Tumenggung (1996) memberi batasan bahwa sektor unggulan adalah sektor
yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantages) dan keunggulan kompetitif
(competitiv advantage) dengan produk sektor sejenis dari daerah lain serta mampu
memberikan nilai manfaat yang lebih besar. Sedangkan Mawardi (1997) mengartikan sektor
unggulan adalah sektor yang memiliki nilai tambah yang besar terhadap perekonomian lain,
serta memiliki permintaan yang tinggi, baik pasar lokal maupun pasar ekspor.
Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi sektor
prioritas, yakni (1) sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan
yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek permintaan
tersebut; (2) karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi
produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas; (3) harus terjadi
peningkatan investasi kembali dari hasil- hasil produksi sektor yang menjadi prioritas
tersebut, baik swasta maupun pemerintah; (4) sektor tersebut harus berkembang, sehingga
mampu memberi pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya.
Data PDRB merupakan informasi yang sangat penting untuk mengetahui output pada
sektor ekonomi dan melihat pertumbuhan di suatu wilayah tertentu (provinsi/kabupaten/kota).
Dengan bantuan data PDRB, maka dapat di tentukannya sektor unggulan (leading sector) di
suatu daerah/wilayah. Sektor unggulan adalah satu grup sektor/subsektor yang mampu
mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di suatu daerah terutama
melalui produksi, ekspor dan penciptaan lapangan pekerjaan, sehingga identifikasi sektor
unggulan sangat penting terutama dalam rangka menetukan prioritas dan perencanaan
pembangunan ekonomi di daerah.

10
2.7 Kerangka Pemikiran
Adanya perbedaan laju pertumbuhan ekonomi antar daerah satu dengan daerah lainnya
merupakan fenomena yang umum dijumpai, terutama dinegara berkembang. Namun tentunya
bukan sebuah alasan yang tepat untuk kemudian membiarkan situasi tersebut terus
berlangsung. Perbedaan tingkat pembangunan tersebut dipengaruhi oleh banyak hal seperti
ketersediaan sumberdaya alam, tenaga kerja, luas daerah, pasar ekspor, kebijakan pemerintah
dan faktor-faktor lainnya.
Pertumbuhan pendapatan suatu daerah ditentukan dengan bagaimana daerah yang
bersangkutan berperan sebagai eksportir bagi daerah sekitarnya. Menurut teori basis ekonomi
kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi kegiatan basis dan non basis. Sektor basis
merupakan sektor pasar dari dalam maupun dari luar sedangkan sektor non basis adalah
sektor yang hanya melayani pasar didaerah sendiri.
Analisis tentang faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah dibutuhkan untuk
perumusan kebijakan pembangunan ekonomi yang tepat pada daerah tersebut dimasa
mendatang. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka, kebijakan yang tepat dapat
dibuat sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada wilayah itu.
Perkembangan PDRB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator penting
untuk melihat sebereapa besar pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator yang di gunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil
pembangunan. Oleh karena itu strategi pembangunan di upayakan untuk menggali potensi
yang ada, agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di daerah.
Berdasarkan data informasi yang terkandung dalam PDRB, maka dapat dilakukan
beberapa analisis untuk memperoleh informasi tentang:
1.Klasifikasi Pertumbuhan Sektor
Analisis ini diperlukan untuk mengidentifikasi posisi perekonomian suatu daerah
dengan mengacu pada perekonomian daerah yang lebih tinggi. Hasil analisis akan
menunjukkan posisi sektor dalam PDRB yang di klasifikasikan atas sektor maju dan
tumbuh pesat, sektor potensial atau masih dapat berkembang, sektor relatifi tertinggal,
dan sektor maju tapi tertekan. Berdasarkan klasifikasi ini dapat dijadikan dasar bagi
penentu kebijakan pembangunan atau posisi perekonomian yang dimiliki terhadap
perekonomian daerah yang menjadi referensi.
2.Sektor basis dan non basis
Kegiatan ekonomi berdasarkan teori ekonomi basis diklasifikasikan kedalam dua

11
sektor, yaitu sektor basis dan non basis. Analisis ini diperlukan untuk mengidentifikasi
kegiatan ekonomi daerah yang bersifat ekspor dan non ekspor dan mengetahui laju
pertumbuhan sektor basis dari tahun ke tahun. Pertumbuhan beberapa sektor basis
akan menentukan pembangunan daerah secara keseluruhan, Peningkatan pendapatan
tidak hanya menyebabkan kenaikan permintaan terhadap sektor non basis, tetapi juga
akan meningkatkan permintaan terhadap sektor non basis yang berarti juga
mendorong kenaikan investasi sektor non basis.
3.Perubahan dan Pergeseran Sektor
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor pada
perekonomian suatu daerah. Hasil analisis akan menggambarkan kinerja sektor-
sektor dalam PDRB suatu daerah dibandingkan wilayah referensi. Apabila
penyimpangan positif, maka dikatakan suatu sektor dalam PDRB memiliki
keunggulan kompetitif atau sebaliknya.
Pembangunan yang berorientasi pada pencapaian target sektoral,
keberhasilannya dapat dilihat dari kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan perekonomian mengakibatkan terjadinya perubahan
perkembangan pembangunan suatu daerah.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambungan yang mencakup keputusan-


keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Sedangkan menurut Yulius Nyerere
perencanaan merupakan proses memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan karena
tidak semua yang diinginkan itu dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan.
Perencanaan adalah sebuah konsep yang terencana dan disusun secara sistematis oleh suatu
badan tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan
kegiatan, selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan
dan haruslah diimplementasikan.

Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan


keputusan secara sistematis mengenai apa yang diharapkan terjadi seperti peristiwa, keadaan,
suasana dan sebagainya. Perencanaan bukanlah masalah kira-kira, manipulasi atau teoritis
tanpa fakta atau data yang kongkrit melainkan persiapan perencanaan harus dinilai.
Perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu program.

Sedangkan pembangunan menurut Siagian adalah suatu rangkaian usaha


pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Menurut
Rostow pembangunan adalah transformasi dari negara terbelakang menjadi negara maju dan
dapat dijelaskan melalui urutan tingkatan atau tahap. Menurut La Peire pembangunan adalah
usaha yang secara sistematis direncanakan dan dilakukan untuk mengubah situasi dan kondisi
masyrakat ke taraf yang lebih sempurna. Sedangkan menurut Gouled salah satu bentuk
perubahan sosial dan modernisasi adalah bentuk khusus dari pembangunan sedangkan
industrialisasi adalah salah satu segi dari pembangunan. Pembangunan adalah perubahan
kearah kondisi yang lebih melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Pembangunan

13
adalah pembaharuan yang juga merupakan suatu bentuk perubahan ke arah yang dikehendaki
tetapi lebih terkait dengan nilai-nilai atau sistem nilai.

Pembangunan Jangka Panjang boleh dikatakan telah berhasil meletakkan landasan


yang kuat bagi pembangunan Jangka Panjang berikutnya. Adapun tujuan Pembangunan
Jangka Panjang adalah mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir batin
dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur dalam negara kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Rumusan yang luas tersebut dapat kita
sebut tujuan normatif atau visi normatif dari pembangunan nasional. Dalam rangka
pencapaian tujuan normatif Pembangunan Jangka Panjang tersebut di rumuskan pula sebagai
sasaran umum ialah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang
maju dan mandiri.

Tujuan pembangunan yang lebih spesifik adalah

1. Pembangunan sumber daya insani merupakan tujuan pertama kali dari kebijakan
pembangunan

2. Perluasan produksi yang bermanfaat

3. Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan prioritas pada 3 hal yakni terciptanya
lapangan kerja, sistem keamanan yang luas dan pembagian kekayaan dan pendapatan
yang merata.

4. Pembangunan yang seimbang yakni harmonisasi antar daerah berbeda dalam satu
Negara dan antar sektor ekonomi

5. Teknologi baru yakni berkembangnya teknologi tepat guna yang sesuai kondisi dan
aspirasi negara

6. Berkurangnya ketergantungan pada dunia luar dan dengan semakin menyatunya


kerjasama yang solid dalam Negara.

14
Dengan melihat kedua pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa
Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang
melibatkan berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber
daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan,
wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu dan upaya untuk mengantisipasi
ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi
proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur
keberhasilan proses pembangunan.

Perencanaan pembangunan memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan berbagai cara,
ciri-ciri usaha perencanaan pembangunan adalah

1. Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi.

2. Meningkatnya pendapatan perkapita.

3. Merubah struktur ekonomi.

4. Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat.

5. Pemerataan pembangunan.

Pemerintah Indonesia memberikan prioritas yang tinggi kepada perkembangan ekonomi


dan sosial di seluruh negara Indonesia. Pemerintah telah menetapkan sejumlah target
ambisius yang direncanakan tercapai pada tahun 2025. Target-target ini mencakup:

o masyarakat yang tertib, maju, damai dan berkeadilan sosial


o populasi yang kompetitif dan inovatif

o demokrasi yang adil

o perkembangan sosial dan kesetaraan antara semua orang dan daerah

15
o menjadi kekuatan ekonomi dan diplomatik yang berpengaruh di skala global

3.2 Macam-macam Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Untuk mencapai target-target yang ada pada pembahasan sebelumya maka,


pemerintah telah menyusun tiga rencana pembngunan yang saling terkait dan saling
tergantung antara satu dengan lainnya. Ini adalah rencana tersebut:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)


2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

3. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Pertama, RPJPN adalah rencana yang paling penting secara hirarkis dan mencakup
periode 2005 hingga 2025. Untuk meningkatkan efisiensi dan perencanaan, rencana jangka
panjang ini dibagi menjadi empat tahap, setiap tahap berlangsung selama lima tahun.
Keempat tahap itu adalah empat rencana RPJMN yang berjangka menengah dan sejajar
dengan masa jabatan pemerintah. Melalui rencana jangka menengah ini, pemerintahan yang
berbeda diberi kebebasan untuk menentukan prioritas dalam proses pembangunan ekonomi
asalkan masih sejalan dengan rencana jangka panjang atau RPJPN. Kini, RPJMN 2010-2014
(tahap kedua dari RPJPN) sedang dijalankan oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Rencana MP3EI diluncurkan pada tahun 2011 dengan tujuan untuk menunjang percepatan
dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.

Seksi ini memberikan garis besar ketiga rencana pembangunan pemerintah tersebut yang
mencakup peranan penting untuk sektor swasta melalui kemitraan publik-swasta dengan
pemerintah Indonesia.

1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL (RPJPN 2005-2025)

16
Rencana jangka panjang pemerintah yang ambisius ini digunakan sebagai titik tolak
untuk seluruh masyarakat Indonesia (pemerintah, masyarakat dan bisnis) untuk mencapai
tujuan nasional seperti yang telah direncanakan dan diformulasikan oleh pemerintahan
terpilih di Indonesia. Rencana pembangunan jangka panjang ini berjalan hingga 2025 dan
dibagi beberapa rencana berjangka menengah serta ditunjang oleh MP3EI.

2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN 2010-


2014)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) adalah


tahap kedua pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-
2025). Rencana ini merupakan asas tunggal kementerian dan lembaga pemerintah
menyangkut perumusan Rencana Strategis mereka. Pemerintah daerah harus
mempertimbangkan rencana ini ketika merumuskan rencana pengembangan daerah.

3. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI


INDONESIA (MP3EI)

MP3EI adalah sebuah masterplan yang diluncurkan pemerintah Indonesia pada tahun
2011. Dalam rencana tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran
tujuh hingga delapan persen per tahun mulai 2013. Hal itu bertujuan untuk menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar pada 2025. Masterplan ini
mencakup investasi senilai USD 470 miliar yang sebagian besar akan ditawarkan kepada
swasta melalui program kerja sama pemerintah-swasta.

3.3 Sektor-sektor yang Berpengaruh dalam Perekonomian Indonesia

1. SEKTOR PERTANIAN DAN PERTERNAKAN.

Indonesia merupakan negara agraris, sehingga sebagian besar rakyat indonesia


bermata pencarian sebagai petani dan peternak. Adapun kontribusi sektor pertanian
dan peternakan terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia
Sektor ini mencakup sub sector tanaman, bahan makanan, tanaman perkebunan,

17
peternakan, kehutanan dan periakanan. Sampai dengan tahun 2003 ini sector pertanian
masih merupakan andalan dalam membentuk perekonomian Jombang, sekalipun
peranannya cenderung mengecil. Pada tahun 2000 sektor pertanian memberi
kontribusi sebesar 42,05% dan pada tahun 2003 mengecil lagi menjadi 38,16%.
Subsektor terbesar dalam membentuk PDRB sector pertanian adalah sub sector bahan
makanan dengan memberikan peran sebesar 27,83% (tahun 2003) terhadap PDRB.
Sedangkan subsektor lainnya seperti tanaman perkebunan, peternakan kehutanan dan
perikanan masing-masing memberikan peran sebesar 3,89%, 5,541%, 0,62%, dan
0,40%.

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Indonesia dapat
menjadi negara maju apabila memiliki sumber daya manusia yang unggul dalam
menangani masalah sumber daya alam. Banyak pertambangan di Indonesia dimiliki
oleh perusahaan asing sehingga kurang membantu untuk sebagai penambahan devisa
ekonomi negara. Peran industri pertambangan semakin penting bagi perekonomian
negara-negara di dunia termasuk di Indonesia. Dewan Internasional Pertambangan
dan Mineral (ICMM) melaporkan baru-baru ini melaporkan bahwa pada 2010 nilai
nominal produksi mineral dunia meningkat empat kali dibanding tahun 2002 senilai
$474 miliar. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan yang tinggi
dalam perekonomian China, India dan kekuatan ekonomi berkembang lainnya.

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN (MANUFAKTUR)

Sektor industri yang berkembang sampai saat ini ternyata masih didominasi
oleh industri padat tenaga kerja, yang biasanya memiliki mata rantai relatif pendek,
sehingga penciptaan nilai tambah juga relatif kecil. Akan tetapi karena besarnya
populasi unit usaha maka kontribusi terhadap perekonomian tetap besar. Terdapat tiga
unsur pelaku ekonomi yang mendukung perkembangan sektor industri, yaitu Badan
Usaha Milik Swasta ( BUMS ), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pengusaha
kecil / menengah, serta koperasi ( PKMK ). Mencermati hasil pembangunan dan

18
perkembangan industri selama 30 tahun dan juga dalam rangka mencari jalan keluar
akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, maka sasaran pembangunan industri untuk
masa 2005 sampai dengan 2009 ditetapkan sebagai berikut :
1) Sektor industri manufaktur (nonmigas) ditargetkan tumbuh dengan laju rata – rata
8,56 persen per tahun. Target peningkatan kapasitas utilasi khususnya subsektor
yang masih berdaya asing sekitar 80 persen.

2) Target penyerapan tenaga kerja dalam lima tahun mendatang adalah sekitar 500
ribu per tahun (termasuk industri pengolahan migas).

3) Terciptanya iklim usaha yang lebih kondusif baik bagi industri yang sudah ada
maupun investasi baru dalam bentuk tersedianya layanan umum yang baik dan
bersih dari KKN, sumber – sumber pendanaan yang terjangkau, dan kebijakan
fiskal yang menunjang.

4) Peningkatan pangsa sektor industri manufaktur di pasar domestik, baik untuk


bahan baku maupun produk akhir.

5) Meningkatnya volume ekspor produk manufaktur dalam total ekspor nasional.

6) Meningkatnya proses alih teknologi dari foreign direct investment (FDI)

7) Meningkatnya penerapan standarisasi produk industri manufaktur sebagai faktor


penguat daya saing produk nasional.

8) Meningkatnya penyebaran sektor industri manufaktur ke luar Pulau Jawa,


terutama industri pengolahan hasil sumber daya alam.

4. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN.

Seperti yang kita lihat sekarang, di setiap daerah yang ada di Indonesia
memiliki hotel dan retoran atau rumah makan. Dan tidak dapat di ragukan lagi,
sebagian besar yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia adalah kegiatan
perdagangan, namun tingkat konsumsi di Indonesia juga cukup besar. Upaya yang
dapat dilakukan pemerintah dan perusahaan
- Membutuhkan keahlian khusus dalam pengembangan kemampuan di bidang
tersebut.

19
- Mampu melihat peluang – peluang yang ada sehingga dapat mengikuti
perkembangan zaman.
- Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan
menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan
sektor yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel,
dan restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan,
pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi
pertumbuhan di sektor ini.
- Pemerintah berperan dalam mempromosikan sektor – sektor yang ada di
dalam negeri, sehingga para konsumen lebih memilih usaha di dalam negeri.

5. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI.

Pemerintah tetap optimistis sektor komunikasi dan transportasi dapat menjadi


penyumbang pertumbuhan tertinggi tahun depan, meskipun pertumbuhan sektor
komunikasi diperkirakan mengalami kejenuhan. Bambang PS Brodjonegoro, Kepala
Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, mengatakan tahun depan tren
komunikasi turun, tetapi transportasi tetap tinggi sehingga pertumbuhannya bisa
12,1%.Menurutnya, tanda-tanda jenuhnya pertumbuhan sektor komunikasi terlihat
dari kinerja perusahaan telekomunikasi yang jalan di tempat tahun ini. Sektor tersebut
dinilai sulit berkembang tahun depan karena belum terlihat berbagai inovasi yang
dilakukan, sehingga akan berdampak pada pertumbuhannya.

Sektor yang mungkin akan memberikan dampak cukup baik terhadap


pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah transportasi. Hal ini terlihat dari terus
meningkatnya pertumbuhan sektor jasa angkutan udara, darat, dan laut yang terkait
dengan arus distribusi barang antarwilayah.

6. SEKTOR JASA

20
Tidak hanya barang yang dapat diperdagangkan namun jasa atau kemampuan
pun dapat diperjual belikan misalnya seperti, perusahaan asuransi, travel, akuntan
publik, guru, dan masih banyak lagi. Pandangan positif terhadap sektor jasa
- Mampu meningkatkan kulitas SDM Indonesia.
- Banyaknya usaha – usaha di bidang jasa sehingga membuka lapangan
pekerjaan.
- Mempermudah kegiatan manusia
- Menambah pendapatan Negara
- Banyak membutuhkan tenaga kerja manusia sehingga mengurangi
pengangguran.

Pandangan negatif terhadap sektor jasa :


- Manusia menjadi saling bersaing melakukan segala cara untuk mendapat
posisi terbaik.
- Membuat manusia malas berusaha karena adanya kemudahan yang diberikan
oleh peusahaan jasa.

7. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang merupakan sector


penunjang seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang
mendorong aktivitas seluruh sector kegiatan industri, ternyata
perkembangannya cukup pesat. Hampir seluruh kegiatan di sector listrik
dan air bersih dimonopoli oleh pemerintah, sehingga sector ini bisa bebas
dari persaingan bisnis apapun.

8. SEKTOR KONTRUKSI

Hadirnya perusahaan-perusahaan industri pengolahan yang bakal beroperasi di


Tuban membawa pengaruh positif pada sektor konstruksi. Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Tuban mencatat, sektor ini mengalami lonjakan pertumbuhan lumayan
menjanjikan setahun terakhir. “ Prosentase pertumbuhannya mencapai 15,64 persen.
Meningkat jauh dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8,24 persen,” jelas
Bambang Indarto, Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten Tuban, Rabo (12/12). Tahun-
tahun sebelumnya, lanjut Bambang Indarto, laju pertumbuhan sektor konstruksi selalu
fluktuatif. Pada 2007 pertumbuhannya tercatat hanya sampai 5,79 %.

21
9. SEKTOR KEUANGAN, REAL ESTAT DAN JASA PERUSAHAAN

Pada rilis PDB Indonesia kemarin (5/2), salah satu sektor ekonomi yang
mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa
Perusahaan. Sektor ini mencatat pertumbuhan 7.56% di tahun 2013, cukup jauh diatas
sektor-sektor lainnya. Pertumbuhan ini menandai meningkatnya peran sektor tersebut
dalam perekonomian Indonesia saat ini. Sektor Properti Indonesia.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut pengertiannya, Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan


tahapan-tahapan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial dalam suatu lingkungan, wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu dan upaya

22
untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai
peran arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai
sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan.

Keberhasilan pembangunan suatu negara terletak pada pelaku utama atau subjek dari
aktivitas pembangunan ekonomi itu sendiri dan sektor-sektor yang ada dalam perekonomian
di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar untuk berlangsungnya perencanaan
pembangunan di Indonesia. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan berakibat pada
kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara karena dengan adanya pembangunan
ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.

B. Saran

Untuk mendukung keberhasilan suatu perencaan pembangunan ekonomi, suatu negara


sebaiknya mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya
modal, serta keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di negaranya. Sumber daya manusia
sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi melalui jumlah dan kualitas
penduduk. Dengan memiliki modal, sumber-sumber ekonomi yang potensial dapat diubah
menjadi sumber daya ekonomi rill. Dan dengan memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor
produksi, pengetahuan, dan teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat
membantu usaha peningkatan produksi.

Daftar Pustaka
http://www.indonesia-investments.com/id/proyek/rencana-pembangunan-pemerintah/item305

http://lewokedaerik.blogspot.co.id/2012/10/pada-haketnya-perencanaan-merupakan.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31468/4/Chapter%20II.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai