NIM : B.111.20.0263
1. Apa perbedaan antara problem identification research dan problem solving research
dalam riset pemasaran?
Jawab :
a. Riset Identifikasi Masalah (problem identification research)
Marketing Research yang dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan, meskipun
masalah tersebut tidak harus terjadi saat ini tetapi memiliki kemungkinan besar akan muncul
di masa yang akan datang. Sebagai contoh antara lain:
• Riset Potensi Pasar
• Riset Pangsa Pasar
• Riset kesan terhadap suatu produk
• Riset Karakteristik Pasar
• Riset mengenai penjualan
• Riset trend bisnis
• Riset peramalan
b. Riset Mengatasi Masalah (problem solving research)
Marketing Research yang dilakukan untuk membantu memecahkan masalah yang lebih
spesifik dalam kasus pemasaran. Sebagai contoh antara lain:
• Riset segmentasi
• Riset mengenai produk (pengujian kemasan, posisi merk dan pengujian posisi).
• Riset mengenai harga (pentingnya harga dalam pemilihan merk, kebijakan mengenai harga,
respon konsumen terkait perubahan harga).
• Riset mengenai promosi (anggaran promosi yang optimal, bauran promosi yang optimal,
keputusan mengenai media, evaluasi efektivitas iklan).
• Riset mengenai distribusi ( menentukan tipe distribusi, lokasi retail dan outlet grosir,
perilaku saluran distribusi).
2. Riset pemasaran bersifat objektif dan sistematis, jelaskan maksudnya!
Jawab : Sistematik dan obyektif mengandung arti bahwa riset pemasaran menggunakan
beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis sehingga hasilnya dapat diterima atau
dipahami semua pihak. Penggunaan beberapa tahap dalam riset pemasaran ini diperlukan
untuk menjamin agar informasi yang dihasilkan benar-benar valid. Namun demikian perlu
dipahami bahwa tahap-tahap dalam riset pemasaran tidak bersifat baku sehingga tahapan
yang dimaksudkan sebagai kerangka yang memudahkan dan menjamin hasil riset sesuai
dengan yang diharapkan.
Riset pemasaran terdiri dari 10 tahap yaitu:
1. Menetapkan masalah riset
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh periset dalam menetapkan masalah riset adalah:
1. Memperoleh pandangan klien mengenai masalah yang sebenarnya terjadi
2. Mempertimbangkan sumber dan jenis informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh klien
3. Mengkombinasikan masukan informasi dari pihak klien dengan periset