Secara konseptual, ditolaknya suatu hipotesis dapat disebabkan oleh banyak hal,
1. Kondisi lingkungan (internal dan atau eksternal) yang diteliti ternyata tidak sama
dengan pengalaman empiris yang mendasari teori dan kerangka berpikir yang
dibangunnya.
2. Kesalahan dalam penarikan contoh (sampel) penelitiannya.
3. Data yang diperoleh diragukan keterandalannya, baik karena sudah kedaluwarsa
atau kurangcermat dalam pengumpulan data.
4. Kesalahan dalam analisis data, interpretasi data, atau dalam penarikan kesimpulan
5. Terlalu tingginya tingkat signifikansi yang ditetapkan, padahal untuk tingkat
signifikansi yang “biasa” sebenarnya hipotesis tersebut dapat diterima.
"hipotesis induk" atau hipotesis mayor adalah hipotesis Hipotesis Mayor
tentang kondisi umum atau keterkaitan antar seluruh
variabel bebas (independent variable) dengan variabel
dan Hipotesis
terikatnya (dependent variable). Minor
"hipotesis anakan" atau hipótesis minor adalah bagian
dari hipotesis-induk, dan tidak boleh menyimpang dari
hipotesis induknya. Hipotesis anakan, dibangun untuk
menyatakan keterkaitan antara salah satu/beberapa
variabel bebas dengan variabel terikatnya
mutu penelitian tidak diukur atau ditentukan oleh diterima
atau ditolaknya hipotesis, melainkan seberapa jauh ia mampu
menjelaskan alasan mengapa hipotesis tersebut diterima atau
ditolak. Peneliti perlu memperkuat alasan atau argumentasi
dengan data-data pendukungnya, pernyataan pakar/praktisi,
teori-baru atau hasil kajian, maupun pengalaman empiris.
Hipotesis Nol dan Hipotesis Kerja