Oleh:
WULAN ELISTIA
(1910070160005)
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2020
1. PENGERTIAN HIPOTESIS
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan
secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo
yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan,
kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang
kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat
tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya.
Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja
menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis
telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.
Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti,
yakni hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk
pada menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau
tidak. Jika apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian
terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara itu, pengujian hipotesis statistik berarti
menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan
data sampel tersebut dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.
a. Pengertian Hipotesis menurut beberapa ahli:
1. (Fraenkel Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto,(1996: 13)
Hipotesis ini adalah suatu prediksi tentang kemungkinan hasil dari suatu
penelitian. Lebih lanjut hipotesis ini merupakan jawaban yang bersifa sementara
terhadap suatu permasalahan yang diajukan di dalam penelitian.Hipotesis ini
belum tentu benar.Benar atau tidaknya sebuah hipotesis itu tergantung dari hasil
pengujian data empiris.
2. Menurut Suharsimi Arikunto (1995:71)
Hipotesis ini didefinisikan ialah sebagai alternative dugaan jawaban yang
dibuat oleh penelitian bagi problematika yang diajukan di dalam penelitian.
Dugaan jawaban itu adalah suatu kebenaran yang sifatnya sementara,yang tentu
akan diuji kebenarannya itu dengan data yang dikumpulkan dengan melalui
penelitian.Dengan kedudukan tersebut maka hipotesis tersebut dapat berubah menjadi
kebenaran, namun juga tentu dapat tumbang dari kebenaran.
3. (Moh.Nazir, 1998: 182).
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian
yang kebenarannya itu harus diuji dengan secara empiris.
b. Karakteristik Hipotesis
c. Manfaat Hipotesis
Memberikan batasan serta juga memperkecil jangkauan penelitian dan juga
kerja penelitian.
Mensiagakan peneliti itu kepada kondisi fakta serta juga hubungan antar fakta,
yang kadangkala itu bisa hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
Sebagai alat yang sederhana di dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
itu tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting serta menyeluruh.
Sebagai panduan di dalam pengujian dan juga penyesuaian dengan fakta serta
antar fakta.
d. Pengujian Hipotesis
Donald Ary et al (dalam Arief Furchan , 1982 ; 133) dan juga Yati Riyanto
(1996:16-17) untuk menguji hipotesis peneliti perlu:
Menarik kesimpulan mengenai konsekuensi yang akan bisa atau dapat diamati
apabila hipotesis tersebut benar
Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan eksperimentasi,
pengamatan, atau juga prosedut lain yang diperlukan untuk dapat menunjukan
apakah akibat-akibat itu terjadi atau pun tidak
Menerapkan metode ini dan juga mengumpulkan data yang dapat atau bisa
dianalisis untuk menunjukan apakah hipotesis itu didukung oleh data atau juga
tidak.
2. SYARAT HIPOTESIS
Sebuah hipotesis tersebut haruslah dapat dirumuskan dengan singkat, padat serta
jelas
Sebuah hipotesis tersebut juga harus dapat menunjukkan adanya suatu hubungan
antara dua atau juga lebih variabel
Sebuah hipotesis tersebut haruslah juga berdasarkan pada pendapat, yakni teori-
teori dari para ahli atau juga hasil penelitian yang relevan.
3. JENIS-JENIS HIPOTESIS
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini merupakan sebuah dugaan yang tidak membutuhkan uji
statistika, disebabkan karna tujuan dari hipotesis ini ialah untuk mendapatkan
jawaban dari masalah yang sedang diteliti.
Hipotesis penelitian ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, diantaraya sebagai
berikut :
2. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah hipotesis operasional dan di terjemahkan kedalam bentuk
angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti.
Seorang peneliti melakukan sebuah penelitian pada sebuah restoran itu dengan nama
Bakso Pedas di kota Jakarta , mengenai apakah bakso yang digunakan di restoran
itu mengandung bahan-bahan berbahaya seperti boraks atau tidak.
Di dalam penelitian itu kemudian digunakan variabel tunggal, bakso yang terdapat di
restoran Bakso Pedas Jakarta, maka hipotesis yang digunakan ini merupakan
hipotesis tunggal.
Dengan berdasarkan teori yang digunakan, terdapat dua pilihan hipotesis yang bisa
dibuat peneliti tersebut, diantaranya sebagai berikut :
H0 : Bakso yang terdapat di restoran Bakso Pedas Jakarta itu mengandung boraks.
H1 : Bakso yang ada di restoran Bakso Pedas Jakarta itu tidak mengandung boraks.
Seorang peneliti juga melakukan penelitian mengenai loyalitas dari pendukung klub
sepak bola Persebaya dibandingkan dengan loyalitas dari pendukung Persija.
Apakah pendukung dari masing-masing klub sepak bola itu mempunyai loyalitas
yang sama atau juga tidak.
Peneliti tersebut dapat atau bisa membuat rumusan masalah mengenai: Apakah
pendukung klub sepak bola Persebaya dan Persija mempunyai tingkat loyalitas yang
sama?
Peneliti tersebut bisa atau dapat membuat rumusan masalah yakni : Apakah
sinetron : “Orang Ketiga” itu memengaruhi gaya dari remaja laki-laki di dalam
berpakaian?
Penelitian itu juga menggunakan variabel jamak. yakni Variabel pertama; sinetron
“Orang Ketiga”, serta variabel kedua; gaya remaja laki-laki di dalam berpakaian.
H1 : Sinetron “Orang Ketiga” itu tidak memengaruhi gaya berpakaian remaja laki-
laki .
5. TIPE KESALAHAN
Sugiyono (2008: 88) menyatakan bahwa dalam menaksir populasi berdasarkan data
sampel kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu:
o Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang
benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan
.
o Kesalahan tipe II, adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan .
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau menerima
hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:
Apabila kedua jenis kesalahan tersebut dinyatakan dalam bentuk probabilitas didapatkan
hal-hal berikut:
a. Kesalahan jenis I disebut kesalahan α yang dalam bentuk penggunaannya disebut
sebagai taraf nyata atau taraf signifikan (level of significant). 1 - α disebut sebagai
tingkat keyakinan (level of confidence), karena dengan itu kita yakin bahwa
kesimpulan yang kita buat adalah benar, sebesar 1 - α.
b. Kesalahan jenis II disebut kesalahan β yang dalam bentuk penggunaannya disebut
sebagai fungsi ciri operasi (operating characteristic function). 1 - β disebut sebagai
kuasa pengujian karena memperlihatkan kuasa terhadap pengujian yang dilakukan
untuk menolak hipotesis yang seharusnya ditolak.
7. LANGKAH PENGUJIAN
Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan
hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar.
Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal
ini berapa besarnya kesalahan yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut
disebut sebagai kritis pengujian (critical region of test) atau penolakan (region of
rejection).