Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERILAKU INDIVIDU MANUSIA DAN KELOMPOK


DALAM ORGANISASI
(MATA KULIAH: PERILAKU ORGANISASI)

Dosen Pengampu:

Nurmaines Adhyka, SKM, MARS

Oleh:

Kelompok 3

Wulan Elistia 1910070160005

Battau 1910070160007

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. kami menyampaikan terima kasih kepada Nurmaines Adhyka, SKM, MARS
selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku Organisasi  yang masih memberikan
kepercayaan dan pengarahan kepada kami. Serta tidak lupa juga kami  mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan seperjuangan yang sudah memberikan dukungannya untuk
pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.

Makalah ini akan membahas tentang Perilaku Individu Manusia dan Perilaku kelompok
dalam organisasi. kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, kepada para
pembaca di mohon untuk kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang telah membacanya.

Padang, 9 Oktober 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................    2
DAFTAR ISI ...............................................................................................................    3

BAB I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah ................................................................................... 4
1.2  Rumusan Masalah ..............................................................................................4
1.3  Tujuan Penulisan.................................................................................................5

BAB  II  PEMBAHASAN


2.1 Karakteristik Individu.........................................................................................6
2.2 Kompetensi individu dalam organisasi................................................................12
2.3 Teori pembentukan kelompok ............................................................................13
2.4 Bentuk-bentuk kelompok ....................................................................................14
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok..........................................14

BAB  III  PENUTUP


3.1  Kesimpulan .........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang
sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih atau luas (tersier). Karena untuk memenuhi
kebutuhannya, setiap individu memerlukan suatu tempat untuk memenuhi kebutuhannya.
Maka dari itu, manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Baik
itu organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dan lain – lain. Dalam perilaku
organisasi dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu, karakter – karakter
setiap individu, dan komunikasi antar individu yang berpengaruh dalam pencapain tujuan itu.
Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu
sifat/karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia
berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui sifat – sifat
individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi akan
mengetahui tentang cara–cara mengatasi masalah–masalah yang ada di lingkungan
organisasi.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan terlibat
dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan
organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir pada
umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat
kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu.
Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja,
seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah
kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan kelompok
adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat
di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit
dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan
penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan
adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan membentuk

4
prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah
atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan bagian dari
kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian
pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi.
Hal ini akan saling bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam
membentuk satu capaian yang di inginkan bersama. Kelompok dapat mengubah motivasi
individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi prilaku individu dalam satu kondisi
organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar kumpulan logika dari perilaku
individu. Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam kelompok,

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik individu: teori pembentukan kepribadian, proses
pembentukan sikap dan perilaku manusia, hubungan Peranan dan perilaku ?
2. Apa saja Kompetensi individu dalam organisasi?
3. Bagaimna Teori pembentukan kelompok ?
4. Apa saja Faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok?
5. Apa saja Bentuk bentuk kelompok ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas Perilaku Organisasi , dan
2. Untuk mengetahui dan memahami Perilaku Individu Manusia dan Kelompok dalam
Organisasi.
3. Penulisan makalah ini juga bias jadi referensi untuk penulisan makalah kedepannya
dan sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi pembaca.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK INDIVIDU

A. Pengertian

Menurut  Stonner  dan  Freeman  (Saryathi,  2003)  Karakteristik


individu adalah penjabaran dari sikap, minat, dan kebutuhan yang dibawa oleh seseorang atau
individu dalam melaksanakan kerja. Karakteristik individu adalah perilaku atau karakter yang
ada pada diri seorang karyawan, baik positif  maupun  negatif  (Thoha,  2003).

Karakteristik individu  ini  sangat  beragam. Setiap perusahaan dapat memilih


karyawan yang mempunyai kriteria yang  sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan.

Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau
individu dengan lingkungannya. Semua perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik, yaitu:
1) Karakteristik biografis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
a. Usia
Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam organisasi,
semakin tua usianya maka perilaku/ produktifitas akan semakin berkurang, termasuk
bagaimana kemampuannya untuk bekerja, merespon stimulus yang dilancarkan oleh
individu lainnya.
b. Jenis kelamin
Penelitian membuktikan bahwa sebenarnya kinerja pria dan wanita dalam
menangani pekerjaan relatif sama. Keduanya hampir sama konsistensinya dalam
memecahkan masalah, keterampilan analitis dorongan kompetitif, motivasi,
sosiabilitas, dan kemampuan belajar
c. Status perkawinan
Status perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang
terhadap pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting karena
bertanggung jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah lebih puas
dengan pekerjaanya disbanding yang belum menikah.

6
d. Masa kerja 
Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari
seseorang dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya
dalam bekerja. 
2) Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda
ada yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya
tersusun dari dua faktor yaitu:
a. Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan
kegiatan mental. Untuk mengungkap kemampuan ini digunakan tes IQ yang
berusaha mengeksplorasi dimensi yang membentuk kemampuan intelektual
yakni,
 Kecerdasan numeris , yaitu kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,
 Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca dan
didengarserta relasinya satu sama lain
 Kecepatan perceptual, yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan beda
visualdengan cepat dan tepat,
 Penalaran induktif, yaitu kemampuan mengenali suatu urutan secara logis
dalamsuatu masalah dan kemdian memecahkan masalah tersebut,
 Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai
implikasidari suatu argumen,
 Visualisasi ruang, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek
akantampak seandainya posisinya dalam ruang dirubah,
 Ingatan (memory ), yaitu kemampuan menahan dan mengenang
kembalipengalaman masa lalu.
Untuk pekerjaan yang memerlukan rutinitas tinggi dantidak memerlukan
intelektualitas tinggi, IQ tinggi tidak ada relevansinya dengankinerja. Namun
pemahaman verbal, kecepatan persepsi, visualisasi ruand daningatan banyak
diperlukan di berbagai bidang pekerjaan. Sehingga tes IQ tetapdiperlukan.

b. Kemampuan fisik, adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-


tugasyang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan. Karyawan
yangmempunyai kemampuan intelektual dan fisiknya tidak sesuai dengan
tuntutanpekerjaan, sipastikan akan merupakan penghambat pencapaian tujuan

7
kinerja atauproduktifitas. Seorang pilot misalnya harus berkualitas tinggi
kemampuan visualisasiruangnya, penjagapantai harus kuat kemampuan
visualisasi dan koordinasi tubuhnya.
3) Kepribadian 
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini paling
sering digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan oleh
seseorang. Determinan Kepribadian terdiri dari:
1.      Keturunan
Karakteristik kepribadian tidak seluruhnya ditentukan oleh keturunan, tetapi
kebanyakan seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama dengan orang
tuanya.
2.      Lingkungan 
Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian
seseorang seperti budaya, keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok social
serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.
3.      Situasi
Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten, berubah
dalam situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan
memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang.
4) Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap seorang
individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum merupakan
pembelajaran.
Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh: konsep diri,
cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah bagaimana anda
memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada menampilkan diri anda
didepan orang lain.
5) Sikap 
Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak
menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan
bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi,

8
pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja. komponen
sikap terrdiri dari:
a.       Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap
b.      Afektif, segmen emosional dari suatu sikap
c.       Perilaku, suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang
atau sesuatu.
6) Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
atau persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja
mempengaruhi sikap.
7) Persepsi
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi atau
adanya perbedaan persepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :
a. Pemberian Kesan (perceiver ): Bagaimana seseorang memberikan arti
terhadap sesuatusangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang
tersebut. Misalnya umur, lamabekerja, status, tingkat pendidikan, agama,
budaya, dan lain-lain.
b. Sasaran: Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan
dipersepsikanmsehingga dapat mempengaruhi bagaimana orang
mempersepsikan hal tersebut.misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk tubuh,
rambut, cara berpakaian, suara, gerakan,bahasa tubuh maupun sikapnya yang
memberikan berbagai persepsi yang berbeda daritiap orang yang berbeda.
c. Situasi: Lingkungan sangat menentukan individu/kelompok dalam
mempersepsikanobjek atau kejadian. Contoh, setiap malam minggu Anda
melihat sesorang di sebuahcafé. Menurut Anda, orang tersebut tidak menarik.
Tetapi ketika orang tersebut datangke masjid, menurut Anda, orang tersebut
menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain tidak menilainya
demikian.
Tiap-tiap individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan
pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai
suatu lingkungan individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan
yang diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas,
wewenang, tanggung jawab, system pengajian, system pengendalian, dan lain-
lain. 

9
B. Teori Pembentukan Kepribadian
Berikut beberapa teori yang bisa menjelaskan terbentuknya kepribadian seseorang, di
antaranya:
1. Cermin Diri
kepribadian seseorang berkembang melalui proses bertahap dan berlangsung
seumur hidup. Kepribadian seseorang hanya dapat berkembang dengan bantuan
orang lain. Dari gambaran atau cermin diri yang diberikan orang lain kepada kita
membentuk kepribadian dalam diri.
2. Generalisasi orang lain
Dalam buku Mind, Self, and Society (1934), George Herbert Mead mengatakan
kepribadian dibentuk oleh generalisasi orang lain. Setiap orang meyakini bahwa
orang lain memiliki harapan terhadap perilaku kita. Harapan itu membuat perilaku
kita benar-benar seperti apa yang menurut kita sesuai dengan harapan orang lain.
Misalnya seorang anak meyakini bahwa orang tuanya mengharapkan dirinya
menjadi anak yang baik dan pintar, maka kepribadian anak tersebut akan
berkembang menjadi baik dan pintar.
3. Konflik individu dan masyarakat
Kepribadian terbentuk sebagai akibat konflik mendasar dan abadi antara individu
dengan masyarakatnya. Jiwa seseorang terdii atas tiga bagian yaitu id, superego,
dan ego. Id adalah pusat nafsu dan dorongan yang bersifat naluri, antisosial, dan
rakus. Superego adalah jalinan antara cita-cita dan nilai sosial yang dipahami
seseorang sehingga membentuk hati nurani. Sedangkan ego adalah bagian yang
bersifat sadar dan rasional. Sehingga mampu mengendalikan konflik antara
superego dan id.

C. Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap


Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam:

1. Adopsi: Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan


terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan
memengaruhi terbentuknya suatu sikap.

2. Diferensiasi: Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan


dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,

10
sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat
terbentuk sikap tersendiri pula.

3. Integrasi: Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk
sikap menegenal hal tersebut.

4. Trauma: Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan


kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman– pengalaman
yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap


Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya.
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,


pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan
faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan
pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh
lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang.
Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki.
Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan
untuk sikap dan perilaku yang lain.
3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap
konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan
keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti
televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-
pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan

11
memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan
dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan
tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi
lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk
sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah
hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih
tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah
prasangka.

E. Hubungan Peranan dan Perilaku


Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Soekanto, 1995:269).
Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Peranan
menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-
perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku
sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan sosial
yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan-peranan individu
dalam masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma
kesopanan menghendaki agar seseorang laki-laki bila berjalan bersama seorang
wanita, harus di sebelah luar.

b.2 KOMPETENSI INDIVIDU DALAM ORGANISASI


Seseorang dalam menyelesaiakan suatu pekerjaan banyak dipengaruhi
oleh kemampuannya dalam bidang pekerjaan tersebut. Oleh karena itu agar
pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik harus dikerjakan oleh orang yang

12
memiliki kompetensi di bidang pekerjaan yang dimaksud.  Ada beberapa perbedaan yang
dimaksud dengan kompetensi. Organisasi yang berbeda akan mendefinisikan kompetensi
secara berbeda pula. Seperti Kantor Manajemen Personalia Amerika, menggunakan
kompetensi sebagai sinonim dari pengetahuan, keahlian, ketrampilan, dan kemampuan
tertentu yang menjadi persyaratan untuk melakukan pekerjaan (Dessler, 2004:70).

Menurut Muhaimin (2004: 151) kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen


penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

2.3 TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK

1. Teori propinquity (kedekatan )

Teori ini mengemukakan bahwa kedekatan seseorang dipengaruhi oleh adanya


kedekatan ruang dan daerahnya. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang duduk
berdekatan dengan mahasiswa lain dikelas akan lebih mudah membentuk suatu
kelompok dibandingkan dengan mahasiswa lain yang duduknya berjauhan.

2. Teori George Homans


Teori ini berdasarkan pada aktifitas-aktifitas, artinya sesorang berhubungan
dengan orang lain dipengaruhi oleh semakin banyaknya aktifitas-aktifitas yang
dilakukan oleh orang tersebut dengan orang lain. Semakin banyak berinteraksi
semakin kuat tumbuhnya keinginan untuk membentuk kelompok diantara mereka.
3. Teori keseimbangan
Teori ini dikembangkan oleh Theodore Newcomb, teori ini menyatakan bahwa
seseorang tertarik kepada orang lain didasarkan atas kesamaan sikap di dalam
menanggapi sesuatu hal.
4. Teori pertukaran Teori ini didasarkan atas interaksi dan susunan hadiah-biaya-dan
hasil. Suatu tingkat positif yang minim yakni hadiah lebih besar dari biaya kan
memberikan suatu daya tarik yang mendorong timbulnya kebutuhan untuk
membentuk kelompok
5. Teori practicalities
Contoh dari teori ini adalah karyawan suatu organisasi yang mengelompok
disebabkan karena alas an ekonomi, keamanan, atau alas an-alasan sosial.

13
2.4 BENTUK-BENTUK KELOMPOK

1. Kelompok Formal dan Informal

Kelompok Formal: Ditandai dg peraturan/anggaran dasar dan anggaran rumah tangga


dan pembagian tugas yang jelas Ex : Partai Politik, Koperasi

Kelompok Informal: Tidak didukung oleh peraturan/anggaran dasar dan anggaran


rumah tangga yang ada. Sifatnya berdasarkan kekeluargaan dengan perasaan simpatik.
(Ex : Kelp Arisan)

2. Kelompok terbuka dan tertutup

Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara tetap mempunyai rasa tanggap
akan perubahan dan pembaharuan

Kelompok tertutup adalah suatu kelompok yang kecil kemungkinannya untuk


menerima perubahan dan pembaharuan atau memiliki kecenderungan untuk tetap
menjaga kestabilan yang telah ada.

3. Kelompok primer Dan Sekunder

Kelompok Primer: Merpupakan kelompok sosial dimana interaksi sosial terjadi yg


anggotanya saling mengenal dekat & memiiki hubungan yg erat dlm kehidupan (Ex :
keluarga, rukun tetangga, kelp diskusi, kelp agama dll)

Kelompok sekunder: Terjadi apabila interaksi sosial dilakukan secara tidak langsung,
berjauhan dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan sifatnya lebih objektif.
(Ex : Partai politik, Himpunan serikat pekerja, dll)

2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI KELOMPOK


a. Faktor eksternal
 Strategi Organisasi: jika strategi yang diterapkan organisasi dirasakan tepat dan
cocok dirasakan anggota organisasi maka strategi yang sudah ditetapkan itu akan
memacu semua anggota untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya secara
optimal.

14
 Struktur Wewenang: jika struktur organisasi telah disusun dengan
memperhatikan dengan baik the right man on the right place at the right time dan
satuan perintah (otoritas), dan tanggung jawab telah berjalan dengan baik maka
struktur organisasi tersebutakan memacu anggota organisasi untuk berkinerja
lebih baik dari waktu ke waktu.
 Peraturan: semua peraturan dari oraganisasi dari level yang paling tinggi sampai
yang paling bawah, bisa kondusif bagi anggota organisasi untuk berkinerja lebih
baik dari waktu ke waktu, biasa juga sebaliknya.
 Sumber-sumber daya organisasi: Sumber daya yang dimiliki organisasi, mulai
dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dana, material, mesin-mesin, pasar,
tekhnologi, informasi, jika dimiliki secara memadai, baik secara kulitas maupun
kuantitas, hal itu akan memacu karyawan untuk berkinerja secara maksimal.
 Proses seleksi: Seleksi karyawan merupakan langkah awal yang menentukan
keberhasilan organisasi dalam mendapatkan karyawan yang berkinerja tinggi.
 Penilaian prestasi dan sistem imbalan: Penilaian prestasi kerja karyawan yang
memenuhi azas keadilan bagi semua karyawan akanmemacu karyawan untuk
berprestasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian: (a) sistem
penilaian, (b) penilai, (c) standar kinerja, (d)waktu penilaian. jika penilaian
kinerja dilakukan sudah baik maka sistem imbalan juga harus memenuhi azas
keadilan.
 Budaya organisasi: Organisasi yang memiliki budaya yang kondusif memacu
karyawan untuk berkinerja maksimal, misalnya disipli, inovatif, tepat waktu,dll.
 Faktor lingkungan fisik: Lingkungan fisik berperang penting dalam
menciptakan kondisi karyawan yang bersemangat atau tidak bersemangat dalam
bekerja.

b. Faktor internal

 Kemampuan fisik. Jika kemampuan fisik prima maka kelompok cenderung


bekerja maksimal. Kemampuan fisik itu bisa yang melekat pada angota-anggota
kelompok, yang berwujud, misalnya fisiknya, maupun yang berupa sarana atau
prasarana yang dimiliki kelompok.

15
 Kemampuan intelektual. Tingkat pengetahuan, kemauan, kemampuan
keterampilan dan kompetensi yang dimiliki oleh anggota kelompok menentukan
kemampuan kelompok untuk berprestasi atau sebaliknya.
 Karakteristik kepribadian. Kepribadian sekelompok yang kondusif untuk
berprestasi misalnya terbuka, tahan terhadap kritik, inovatif, suka tantangan, suka
perubahan, senang bekerja sama, dll.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Karakteristik individu  ini  sangat  beragam. Setiap perusahaan dapat memilih
karyawan yang mempunyai kriteria yang  sesuai dengan apa yang diinginkan
perusahaan.
Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person
atau individu dengan lingkungannya. Semua perilaku individu dipengaruhi
oleh beberapa karakteristik.
2. Seseorang dalam menyelesaiakan suatu pekerjaan banyak dipengaruhi
oleh kemampuannya dalam bidang pekerjaan tersebut. Oleh karena itu agar
pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik harus dikerjakan oleh orang
yang memiliki kompetensi di bidang pekerjaan yang dimaksud
3. Teori-teori pemnbrntukan kelompok:
 Teori propinquity (kedekatan )
 Teori George Homans
 Teori keseimbangan
 Teori pertukaran Teori practicalities
4. Bentuk-bentuk kelompok:
 Kelompok Formal dan Informal
 Kelompok terbuka dan tertutup
 Kelompok primer Dan Sekunder
5. Faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok ada faktor eksternal dan faktor
internal

17
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Idochi. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Jakarta:


Rajawali Pers.

Badrudin. 2015. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2010. Psikologi Pendidikan: Dalam Perspektif Baru.
Bandung: Penerbit Alfabeta.

Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Fida. 2011. Aspek-aspek Sosial dalam Pendidikan. Palembang:


http://pandidikan.blogspot.co.id/2011/04/aspek-aspek-sosial-dalam-pendidikan.html.
diakses pada tanggal 1 April 2016 pukul 19.00.

Maulana, Rizky. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit Lima Bintang.

Nawawi, Hadari. 1981. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Gunung Agung.

Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa. 2007. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Tilaar, H.A.R. 2003. Kekuasaan dan Pendidikan. Magelang: Indonesia Tera.

Wahjono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

18

Anda mungkin juga menyukai