Anda di halaman 1dari 14

Bab 12

PERSPEKTIF PSIKOLOGIS

TENTANG STRES DAN KESELAMATAN KERJA

Manusia dalam suatu organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungan, termasuk lingkungan
perusahaan. Lingkungan kerja yang menantang dan kompleks,serta cepatnya perubahan yang
terjadi menuntut karyawan untuk menyesuaikan diri dengan dunia kerjanya.

Apabila dihadapkan pada pekerjaan yang berat serta tuntutan kerja yang tinggi dari
perusahaan,karyawan sering mengalami kecemasan,kejenuhan,dan stress,terutama jika ia tidak
mampu beradaptasi dengan kenyataan yang ada,baik kenyataan yang ada didalam maupun diluar
dirinya.

Segala bentuk stress pada dasarnya disebabkan oleh kekurangpahaman manusia terhadap
keterbatasannya. Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang menimbulkan
frustasi,konflik,gelisah,dan rasa bersalah yang netral. Sekalipun demikian, stress tidak harus
mempunyai nilai negative,stres juga mempunyai nilai positif. Stress akan menjadi suatu peluang
apabila menawarkan perolehan yang potensial. Sebaliknya, stress dapat membahayakan individu
jika suatu pekerjaan dapat mengancam keselamatannya.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja khususnya,dan manusia pada umumnya.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengaruh terhadap faktor kecelakaan.

Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja karena kesehatan
merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang. Adapun keselamatan kerja merupakan suatu
keadaan yang mejamin para pekerja dalam kondisi sehat jasmani dan rohani serta didukung oleh
sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya.
A.Konsep Dasar Stres Kerja
1. Pengertian Stres dan Stres Kerja

a. Definisi stres

Istilah stress sering digunakan untuk menunjuk kondisi dinamis,yang mongonfrontasikan


pekerja dengan suatu peluang,kendala,atau tuntutan yang berkaitan dengan sesuatu yang sangat
diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.

Stress tidak dikaitkan karena penyakit fisik,tetapi lebih mengenai kejiwaan. Stress tidak
selamanya buruk . Meskipun stres lazimnya dalam konteks negatif,stress juga mempunyai nilai
positif. Stress dapat menjadi suatu peluang apabila stress menawarkan perolehan potensial. Ada
dua macam stressor,yaitu :

1. Stresor Internal,yang berasal dari dalam diri seseorang (demam,kondisi seperti


kehamilan,menopause,atau keadaan emosi seperti rasa bersalah).
2. Stressor Eksternal,yang berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam
suhu lingkungan,perubahan peran dalam keluarga atau tres,atau tekanan dari pasangan).

b. Pengertian Stres Kerja

Stres kerja banyak didefinisikan oleh para ahli ,sebagaimana dihimpun oleh Margiati
(1999),antara lain : Baron dan Greenberg mendefinisikan stress kerja sebagai reaksi-reaksi
emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi yang menghalangi tujuan individu dan tidak
dapat mengatasinya.

Aamodt memandang stress kerja sebagai respons adaptif yang merupakan karakteristik
individual dan konsekuensi dan tindak eksternal,situasi atau peristiwa yang terjadi ,baik secara
fisik maupun psikologis.

Robbins memberikan definisi stress sebagai suatu kondisi dinamis ketika individu dihadapkan
pada kesempatan,hambatan,dan keinginan,serta hasil yang diperoleh sangat penting,tetapi tidak
dapat dipastikan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja disebabkan adanya ketidakseimbangan
antara karakteristik kepribadian karyawan dan karakteristik aspek pekerjaanya dan dapat terjadi
pada semua kondisi pekerjaan.

2.Gejala Stres

Gejala stress dapat berupa tanda-tanda sebagai berikut :

a. Fisik,yaitu napas memburu,mulut dan kerongkongan kering,tangan lembab,merasa


panas,otot otot tegang,pencernaan terganggu,sembelit,letih yang tidak beralasan,sakit
kepala,salah urat,dan gelisah.
b. Perilaku, yaitu perasaan bingung,cemas dan sedih,jengkel,salah paham,tidak
berdaya,tidak mampu berbuat apa apa,gelisah,gagal,tidak menarik,kehilangan
semangat,sulit berkonsentrasi,sulit berpikir jernih,dan hilangnya minat terhadap orang
lain.
c. Watak dan kepribadian,yaitu sikap hati hati menjadi cermat yang berlebihan,cemas
menjadi lekas panic,kurang percaya diri menjadi rawan,pejengkel menjadi meledak
ledak.

Berdasarkan uraian diatas,dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu kondisi


ketegangan yang memengaruhi emosi,proses berpikir,dan kondisi seseorang sehingga ia
terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terhadap
tuntutan eksternal (lingkungan).

3.Sumber dan Faktor Pembangkit Stres

Sumber stress atau stressor adalah faktor faktor lingkungan yang menimbulkan stress. Dengan
kata lain,stressor adalah suatu prasyarat untuk mengalam respons stress (Kreitner dan
Kinicki,2005). Faktor faktor penyebab stress karyawan,antara lainbeban kerja yang sulit dan
berlebihan,tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar,serta masalah masalah
keluarga.

Secara lebih spesifik, Robbins (1996) mengidentifikasi tiga perangkat faktor penyebab
stress,yaitu lingkungan,organisasional,dan individual yang bertindak sebagai sumber potensial
stress. Ketiga faktor tersebut mengarah pada stress yang actual bergantung pada perbedaan
individual. Hal ini dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Gambar 12.1

Model Stress,Robbins (1996)

Model Potensial Konsekuensi Gejala


Faktor Lingkungan
Gejala fisiologis
Perbedaan individu
 Ketidakpastian ekonomi
 Sakit kepala
 Ketidakpastian politik  Persepsi
 Tekanan
 Ketidakpastian teknologi  Pengalaman
darah tinggi
pekerjaan
 Penyakit
 Dukungan
jantung
Faktor Organisasi social
 Kedudukan
 Tuntutan tugas
control Gejala psikologis
 Tuntutan peran
 Sikap
 Tuntutan hubungan
bermusuhan  Kecemasan
antarpribadi
 Murung
 Struktur organisasi
 Kepuasan kerja
 Kepemimpinan
berkurang
organisasi
Stress yang dialami
 Tahap hidup organisasi

Faktor Individu
Gejala perilaku
 Masalah keluarga
 Masalah ekonomi  Produktivitas
 kepribadian  Kemangkiran
 Tingkat
keluarnya
karyawan

Gambar 12.1 menampilkan model intruksi dari sebuah stress yang berkaitan dengan pekerjaan.
Model tersebut menunjukkan bahwa empat jenis stressor mengarah pada stress yang dirasakan,
yang memunculkan berbagai hasil.

a.Tingkat Individual
Stressor tingkat individual berkaitan secara langsung dengan tugas kerja seseorang. Para
manajer dapat membantu mengurangi stressor dengan memberikan arahan dan dukungan serta
secara adil mengalokasikan penugasan pekerjaan dalam unit kerja.

b.Tingkat Kelompok

Para manajer menciptakan stress pada karyawan dengan cara :

1) Menunjukkan perilaku yang tidak konsisten


2) Gagal memberikan dukungan
3) Menunjukkan ketidakpedulian
4) Memberikan arahan yang tidak memadai
5) Menciptakan suatu lingkungan dengan produktivitas yang tinggi
6) Memfokuskan pada halhal negatif dan mengabaikan kinerja yang baik

c.Tingkat Organisasi

Stresor organisasi memengaruhi sebagian besar karyawan. Sebagai contoh,sebuah lingkungan


dengan tekanan tinggi menempatkan permintaan keja yang terus menerus pada karyawanakan
memunculkan respon stress. Desain kantor dan lingkungan umum kantor merupakan stressor
tingkat organisasional yang penting.

d.Ekstraorganisasional

Stresor di luar organisasi adalah stressor yang disebabkan oleh faktor diluar organisasi. Stress
yang lebih tinggi terjadi pada orang orang dengan status social ekonomi lebih rendah,yang
menggambarkan kombinasi dari :

1) Status ekonomi , sebagaimana diukur dengan pendapatan


2) Status social ,yang dinilai dengan tingkat pendidikan
3) Status kerja , sebagaimana diindekskan oleh pekerjaan

Dwiyanti menyederhanakan faktor penyebab atau sumber munculnya stress atau stress
lingkungan kerja, yaitu sebagai berikut:

1) Faktor lingkungan kerja


2) Faktor personal
3) Faktor pribadi

B.Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1.Pengertian Keselamatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka luka yang disebabkan oleh
kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan. Risiko keselamatan merupakan aspek aspek dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran,ketakutan aliran listrik,penglihatan,dan
pendengaran.

Menurut Simanjuntak (1994) keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas risiko
kecelakaan dan kerusakan yang mencakup kondisi bangunan,kondisi mesin,peralatan
keselamatan,dan kondisi karyawan.

Adapun kesehatan kerja menurut Mondy adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Risiko
kesehatan merupakan faktor faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu
yang ditentukan,lingkungan yang dapat membuat stress,emosi,atau gangguan fisik.

Arti penting dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi perusahaan merupakan tujuan dan
efisiensi perusahaan juga akan tercapai apabila semua pihak melakukan pekerjaannya masing
masing dengan tenang dan tentram .

2.Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang kondusif
bagi para pekera untuk berprestasi. Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja adalah
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah;

a) Mencegah kerugian fisik dan financial,baik dari pihak karyawan maupun perusahaan.
b) Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan .
c) Menghemat biaya premi asuransi
d) Menghindari tuntutan hokum dan tanggung jawab social perusahaan pada karyawannya.

3.Dasar Pemberlakuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang Undang tentang
Kecelakaan tahun 1947 nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 Januari
1951,kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah tentang Pernyataan berlakunya peraturan
kecelakaan tahun 1947 (PP No.2 tahun 1948),yang merupakan bukti tentang disadarinya arti
penting keselamatan kerja dalam perusahaan .

4.Urgensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
ketenagakerjaan. Tujuan pelayaanan kesehatan kerja adalah:

a) Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaannya.
b) Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
c) Meningkatkan kesehatan badan,kondisi mental,dan kemampuan fisik tenaga kerja.
d) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja sakit.

C.Masalah dan Solusi Mencapai Keselamatan kerja


1. Masalah Kecelakaan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan dengan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah
kecelakaanyang berhubungan dengan pelaksanaan kerja yang disebabkan faktor melakukan
pekerjaan.

A.Faktor Faktor Kecelakaan Kerja

Lala Husni secara lebih jauh mengklasifikasikan beberapa faktor penyebab kecelakaan
kerja,yaitu sebagai berikut;

1) Faktor Manusia
2) Faktor Material
3) Faktor Sumber Bahaya
4) Faktor Lingkungan

B.Penyebab Kecelakaan Kerja

Beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja,yaitu sebagai berikut;

1) Keadaan tempat lingkungan kerja;


a) Penyusunan dan penyimpanan barang barang yang bebahaya kurang
diperhitngkan keamanannya
b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya
2) Pengaturan udara
a) Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya
3) Pengaturan penerangan
a) Pengaturan dan penggunaan sunber cahaya yang tidak tepat
b) Ruang kerja yang kurang cahaya,remang remang
4) Pemakaian peralatan kerja
a) Pengamanan peralatan kerja yang sudah rusak
b) Penggunaan mesin,alat elektronik tanpa pengamanan yang baik
5) Kondisi fisik dan mental pegawai
a) Stamina pegawai yang tidak stabil
b) Emosi pegawai yang tidak stabil

C.Akibat dan Masalah dalam Kecelakaan Kerja

Secara lebih terperinci akibat dari kecelakaan kerja disebut 5K,yaitu:

1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
3. Keluhan dan kesedihan
4. Kelainan dan cacat
5. Kematian

Hambatan tersebut ada yang bersifat makro dan ada pula bersifat mikro .

1. Masalah Makro
Ditingkat makro (nasional),faktor yang merupakan kendala menyebabkan kurang
berhasilnya program keselamatan kerja adalah sebagai berikut.
a. Pemerintah
b. Teknologi
c. Social budaya
2. Masalah Mikro
Masalah yang bersifat mikro yang terjadi diperusahaan , antara lain sebagai berikut.
a. Kesadaran , dukungan , dan keterlibatan
b. Kemampuan yang terbatas dari petugas keselamatan kerja
c. Standart

2.Masalah Kesehatan Karyawan

Beberapa kasus yang menjadi masalah kesehatan bagi para karyawan adalah sebagai berikut:

a. Kecanduan Alkohol dan Penyalahgunaan Obat Obatan


Akibat beban kerja yang terlalu berat,para karyawan kadang kadang menggunakan
bantuan obat obatan dan meminum alcohol untuk menghilangkan stress yang mereka
rasakan.
b. Stres
Penyebab stress diantaranya adalah :
 Faktor organisasional,seperti budaya perusahaan
 Faktor organisasional,seperti masalah keluarga
 Burnout
3. Upaya Mencapai Keselamatan Kerja
Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan menghindari
kecelakaan kerja adalah sebagai berikut.
a. Analisis Bahaya Pekerjaan
b. Risk Management
c. Safety Engineer
d. Ergonomika

D.Manajemen Stres dalam Industri dan Organisasi


1.Makna dan Tujuan Manajemen Stres

Manajemen stress adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif
untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan
(respons).

Manajemen stress bertujuan mencegah timbulnya stress,meningkatkan ambang stress dari


individu dan menampung akibat fisiologikal dari stress. Tujuan umum dari manajemen stress
adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu agaer menjadi lebih baik.

Pemahaman prinsip dasar menjadi bagian paling penting agar seseorang mampu merancang
solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkaitan dengan penyebab stress dalam
hubungannya ditempat kerja.

2.Strategi Manajemen Stres Kerja

Strategi manajemen stress adalah usaha untuk memecahkan kebiasaan stress sehingga kualitas
hidup menjadi lebih baik. Beberapa strategi dalam manajemen stress sebagai berikut:

a. Mengenali gejala stress yang terjadi dalam diri


b. Mengubah pola perilaku
c. Memanfaatkan serangkaian teknik dan relaksasi dari manajemen stress yang cepat dan
sederhana

3.Metode dan Petunjuk Pengelolaan Stres

a.Metode Pengelolaan Stres

Stres tidak dapat dihindari,tetapi dengan memahami stressor dan stress,stress yang tidak
diperlukan dapat diminimalisasikan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengelola
stress,yaitu metode freeze-frame yang mempunyai lima langkah berikut:

1. Mengenali perasaan penuh tekanan


2. Menciptakan usaha nyata untuk mengalihkan focus dari pikiran pikiran yang berpacu
atau emosi yang terganggu ke daerah daerah di sekitar jantung
3. Mengingat persoalan yang positif dan menyenangkan atau saat saat dalam hidup yang
membangkitkan perasaan positif serta berusaha untuk mengulanginya.
4. Menggunakan intuisi,pikiran yang sehat ,dan kesungguhan,menanyakan pada diri
sendiri respons yang lebih efisien terhadap situasi yang dapat meminimalisasikan
ketegangan yang timbul.
5. Mendengarkan hal hal yang dikatakan hati sebagai jawaban

b.Petunjuk Teknis Pengelolaan Stres

Aturan yang dapat diterapkan dalam mengatasi stress,yaitu sebagai berikut:

1) Mempertahankan kesehatan tubuh sebaik mungkin,usahakan berbagai cara agar tidak


jatuh sakit
2) Menerima diri sendiri apa adanya, segala kekurangan dan kelebihan
3) Memelihara hubungan persahabatan yang dengan seseorang
4) Melakukan tindakan positif dalam mengatasi sumber stress pekerjaan

4.Cara Pengurangan Stres

Empat pendekatan atau cara yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut:

a) Relaksasi Otot
b) Biofeedback
c) Meditasi
d) Restrukturisasi Kognitif

5.Kiat Pengurangan Stres

Ada beberapa kiat yang dapat digunakan agar stress tidak berkelanjutan,yaitu sebagai berikut:

a. Sediakan Waktu Rileks


b. Bersikap Lebih Arsetif
c. Bekerja Lebih Efisien
BAB 13
PSIKOLOGI KONSUMEN
Psikologi konsumen adalah studi yang mempelajari cara konsumen mengetahui,mengenali
barang dan jasa yang ditawarkan dipasar,yaitu konsumen mengetahui dan mengenali barang dan
jasa yang baik,serta cara konsumen sampai pada keputusan untuk membeli barang dan jasa yang
dianggap bermanfaat.

Perilaku konsumen adalah studi individual,kelompok atau organisasi dalam proses


memilih,mengamankan,menggunakan,menghabiskan suatu produk,pelayanan,pengalaman atau
ide ide untuk kebutuhan kepuasan dan dampak semua proses tersebut pada konsumen dan
masyarakat.

A.Konsep Dasar Psikologi Konsumen


1.Definisi Psikologi Konsumen
Dari sudut pandang psikologi,menurut Wikipedia,konsumen adalah setiap pengguna
barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik kepentingan diri sendiri,keluarga,orang
lain,maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Ciri cirri dan kajian perilaku konsumen adalah sebagai berikut :
a. Perhatian meluas hingga pada hal hal di luar kegiatan membeli
b. Meningkatnya kecenderungan untuk mendekati masalah dari sudut pandang
konsumen
c. Perilaku konsumen dikaji dengan tujuan ilmiah murni
d. Mengonsumsi barang dan jasa merupakan aspek yang penting dari perilaku
manusia dan karena itu bermanfaat untuk dikaji

2.Istilah yang Berkaitan dengan Perilaku Konsumen


a.Konsumsi
Konsumsi adlah segala kegiatan atau tindakan menghabiskan atau mengurangi
kegunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
b.Konsumen
Konsumen adalah pengguna barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik untuk
kepentingan diri sendiri,keluarga,orang lain,maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangka.
c.Konsumtif
Konsumtif adalah perilaku boros dalam mengonsumsi barang atau jasa secara
berlebihan,mendahulukan keinginan daripada kebutuhan.
d.Konsumerisme
Konsumerisme adalah cara melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka
barang barang yang berkualitas buruk,tidak aman digunakan,dan sebagainya.

3.Faktor Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen


a. Faktor social
b. Faktor personal
c. Faktor psikologi
d. Faktor kebudayaan

4.Kebutuhan Konsumen

a. Metode Pengumpulan data


b. Penelitian Pemasaran

B.Aspek Kepribadian Konsumen


Aspek aspek tersebut mencakup sebagai berikut :

1. Proses Kognitif
2. Status Afektif
a.motivasi
b.sikap
3. Ciri ciri kepribadian
a.Pemangsaan Pasar
b.Kelompok Demografis
c.Kelompok Psikografis

C.Proses Pengambilan Keputusan


Gambar 13.1

Model Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Situasi stituasi

Pengenalan masalah

Pengenalan informasi

Evaluasi dan seleksi

Seleksi saluran distribusi


dan pelaksanaan
keputusan

Proses pembelian
Sumber :A.S Munandar
Tugas
Psikologi Industri

Nama : Ari Anjas Prasetyo


NPM : 1312110403
Kelas : P04

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMI

INFORMATICS & BUSINESS INSTITUTE DARMAJAYA

BANDAR LAMPUNG

2016

Anda mungkin juga menyukai