PERSPEKTIF PSIKOLOGIS
Manusia dalam suatu organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungan, termasuk lingkungan
perusahaan. Lingkungan kerja yang menantang dan kompleks,serta cepatnya perubahan yang
terjadi menuntut karyawan untuk menyesuaikan diri dengan dunia kerjanya.
Apabila dihadapkan pada pekerjaan yang berat serta tuntutan kerja yang tinggi dari
perusahaan,karyawan sering mengalami kecemasan,kejenuhan,dan stress,terutama jika ia tidak
mampu beradaptasi dengan kenyataan yang ada,baik kenyataan yang ada didalam maupun diluar
dirinya.
Segala bentuk stress pada dasarnya disebabkan oleh kekurangpahaman manusia terhadap
keterbatasannya. Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang menimbulkan
frustasi,konflik,gelisah,dan rasa bersalah yang netral. Sekalipun demikian, stress tidak harus
mempunyai nilai negative,stres juga mempunyai nilai positif. Stress akan menjadi suatu peluang
apabila menawarkan perolehan yang potensial. Sebaliknya, stress dapat membahayakan individu
jika suatu pekerjaan dapat mengancam keselamatannya.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja khususnya,dan manusia pada umumnya.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengaruh terhadap faktor kecelakaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja karena kesehatan
merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang. Adapun keselamatan kerja merupakan suatu
keadaan yang mejamin para pekerja dalam kondisi sehat jasmani dan rohani serta didukung oleh
sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya.
A.Konsep Dasar Stres Kerja
1. Pengertian Stres dan Stres Kerja
a. Definisi stres
Stress tidak dikaitkan karena penyakit fisik,tetapi lebih mengenai kejiwaan. Stress tidak
selamanya buruk . Meskipun stres lazimnya dalam konteks negatif,stress juga mempunyai nilai
positif. Stress dapat menjadi suatu peluang apabila stress menawarkan perolehan potensial. Ada
dua macam stressor,yaitu :
Stres kerja banyak didefinisikan oleh para ahli ,sebagaimana dihimpun oleh Margiati
(1999),antara lain : Baron dan Greenberg mendefinisikan stress kerja sebagai reaksi-reaksi
emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi yang menghalangi tujuan individu dan tidak
dapat mengatasinya.
Aamodt memandang stress kerja sebagai respons adaptif yang merupakan karakteristik
individual dan konsekuensi dan tindak eksternal,situasi atau peristiwa yang terjadi ,baik secara
fisik maupun psikologis.
Robbins memberikan definisi stress sebagai suatu kondisi dinamis ketika individu dihadapkan
pada kesempatan,hambatan,dan keinginan,serta hasil yang diperoleh sangat penting,tetapi tidak
dapat dipastikan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja disebabkan adanya ketidakseimbangan
antara karakteristik kepribadian karyawan dan karakteristik aspek pekerjaanya dan dapat terjadi
pada semua kondisi pekerjaan.
2.Gejala Stres
Sumber stress atau stressor adalah faktor faktor lingkungan yang menimbulkan stress. Dengan
kata lain,stressor adalah suatu prasyarat untuk mengalam respons stress (Kreitner dan
Kinicki,2005). Faktor faktor penyebab stress karyawan,antara lainbeban kerja yang sulit dan
berlebihan,tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar,serta masalah masalah
keluarga.
Secara lebih spesifik, Robbins (1996) mengidentifikasi tiga perangkat faktor penyebab
stress,yaitu lingkungan,organisasional,dan individual yang bertindak sebagai sumber potensial
stress. Ketiga faktor tersebut mengarah pada stress yang actual bergantung pada perbedaan
individual. Hal ini dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Gambar 12.1
Faktor Individu
Gejala perilaku
Masalah keluarga
Masalah ekonomi Produktivitas
kepribadian Kemangkiran
Tingkat
keluarnya
karyawan
Gambar 12.1 menampilkan model intruksi dari sebuah stress yang berkaitan dengan pekerjaan.
Model tersebut menunjukkan bahwa empat jenis stressor mengarah pada stress yang dirasakan,
yang memunculkan berbagai hasil.
a.Tingkat Individual
Stressor tingkat individual berkaitan secara langsung dengan tugas kerja seseorang. Para
manajer dapat membantu mengurangi stressor dengan memberikan arahan dan dukungan serta
secara adil mengalokasikan penugasan pekerjaan dalam unit kerja.
b.Tingkat Kelompok
c.Tingkat Organisasi
d.Ekstraorganisasional
Stresor di luar organisasi adalah stressor yang disebabkan oleh faktor diluar organisasi. Stress
yang lebih tinggi terjadi pada orang orang dengan status social ekonomi lebih rendah,yang
menggambarkan kombinasi dari :
Dwiyanti menyederhanakan faktor penyebab atau sumber munculnya stress atau stress
lingkungan kerja, yaitu sebagai berikut:
Keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka luka yang disebabkan oleh
kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan. Risiko keselamatan merupakan aspek aspek dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran,ketakutan aliran listrik,penglihatan,dan
pendengaran.
Menurut Simanjuntak (1994) keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas risiko
kecelakaan dan kerusakan yang mencakup kondisi bangunan,kondisi mesin,peralatan
keselamatan,dan kondisi karyawan.
Adapun kesehatan kerja menurut Mondy adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Risiko
kesehatan merupakan faktor faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu
yang ditentukan,lingkungan yang dapat membuat stress,emosi,atau gangguan fisik.
Arti penting dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi perusahaan merupakan tujuan dan
efisiensi perusahaan juga akan tercapai apabila semua pihak melakukan pekerjaannya masing
masing dengan tenang dan tentram .
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang kondusif
bagi para pekera untuk berprestasi. Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja adalah
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah;
a) Mencegah kerugian fisik dan financial,baik dari pihak karyawan maupun perusahaan.
b) Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan .
c) Menghemat biaya premi asuransi
d) Menghindari tuntutan hokum dan tanggung jawab social perusahaan pada karyawannya.
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang Undang tentang
Kecelakaan tahun 1947 nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 Januari
1951,kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah tentang Pernyataan berlakunya peraturan
kecelakaan tahun 1947 (PP No.2 tahun 1948),yang merupakan bukti tentang disadarinya arti
penting keselamatan kerja dalam perusahaan .
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
ketenagakerjaan. Tujuan pelayaanan kesehatan kerja adalah:
a) Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaannya.
b) Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
c) Meningkatkan kesehatan badan,kondisi mental,dan kemampuan fisik tenaga kerja.
d) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja sakit.
Keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan dengan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah
kecelakaanyang berhubungan dengan pelaksanaan kerja yang disebabkan faktor melakukan
pekerjaan.
Lala Husni secara lebih jauh mengklasifikasikan beberapa faktor penyebab kecelakaan
kerja,yaitu sebagai berikut;
1) Faktor Manusia
2) Faktor Material
3) Faktor Sumber Bahaya
4) Faktor Lingkungan
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
3. Keluhan dan kesedihan
4. Kelainan dan cacat
5. Kematian
Hambatan tersebut ada yang bersifat makro dan ada pula bersifat mikro .
1. Masalah Makro
Ditingkat makro (nasional),faktor yang merupakan kendala menyebabkan kurang
berhasilnya program keselamatan kerja adalah sebagai berikut.
a. Pemerintah
b. Teknologi
c. Social budaya
2. Masalah Mikro
Masalah yang bersifat mikro yang terjadi diperusahaan , antara lain sebagai berikut.
a. Kesadaran , dukungan , dan keterlibatan
b. Kemampuan yang terbatas dari petugas keselamatan kerja
c. Standart
Beberapa kasus yang menjadi masalah kesehatan bagi para karyawan adalah sebagai berikut:
Manajemen stress adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif
untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan
(respons).
Pemahaman prinsip dasar menjadi bagian paling penting agar seseorang mampu merancang
solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkaitan dengan penyebab stress dalam
hubungannya ditempat kerja.
Strategi manajemen stress adalah usaha untuk memecahkan kebiasaan stress sehingga kualitas
hidup menjadi lebih baik. Beberapa strategi dalam manajemen stress sebagai berikut:
Stres tidak dapat dihindari,tetapi dengan memahami stressor dan stress,stress yang tidak
diperlukan dapat diminimalisasikan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengelola
stress,yaitu metode freeze-frame yang mempunyai lima langkah berikut:
Empat pendekatan atau cara yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut:
a) Relaksasi Otot
b) Biofeedback
c) Meditasi
d) Restrukturisasi Kognitif
Ada beberapa kiat yang dapat digunakan agar stress tidak berkelanjutan,yaitu sebagai berikut:
4.Kebutuhan Konsumen
1. Proses Kognitif
2. Status Afektif
a.motivasi
b.sikap
3. Ciri ciri kepribadian
a.Pemangsaan Pasar
b.Kelompok Demografis
c.Kelompok Psikografis
Situasi stituasi
Pengenalan masalah
Pengenalan informasi
Proses pembelian
Sumber :A.S Munandar
Tugas
Psikologi Industri
JURUSAN MANAJEMEN
BANDAR LAMPUNG
2016