PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai situasi dan kondisi di sekolah bisa ikut mewarnai cara pandang,
perilaku, interaksi, komunikasi, dan cara kerja para anggota maupun pimpinan
dalam penyelenggaraan satuan pendidikan. Keadaan tersebut dapat
menimbulkan perbedaan-perbedaan dalam memandang suatu masalah yang
dinamakan konflik.
Konflik pada hakikatnya sebagai suatu gelaja yang wajar terjadi dalam
suatu organisasi/kelompok. Bahkan kehadiran konflik merupakan sesuatu
yang tidak dapat dihindari dan tak perlu dihindari, karena konflik merupakan
salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan suatu
organisasi/kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konflik?
2. Apa saja jenis-jenis konflik?
3. Apa saja sumber-sumber konflik?
4. Apa saja sebab-sebab konflik?
5. Bagaimana dampak positif dan dampak negatif konflik bagi kelompok?
6. Bagaimana cara mengatasi konflik?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian konflik.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis konflik.
3. Mengetahui apa saja sumber-sumber konflik.
4. Mengetahui apa sebab-sebab konflik.
1
5. Mengetahui bagaimana dampak positif dan dampak negatif konflik bagi
kelompok.
6. Mengetahui bagaimana cara mengatasi konflik.
D. Pembatasan Makalah
Makalah ini hanya membahas materi tentang konflik yang didalam nya
terdiri dari pengertian konflik, jenis-jenis konflik, sumber-sumber konflik,
sebab-sebab konflik, dampak positif dan negatif konflik bagi kelompok, dan
cara mengatasi konflik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik
Menurut World Book Dictionary, konflik berarti peraturan, perjuangan,
pertempuran ketidaksetujuan, perselisihan, atau pertengkaran. Suatu konflik
dapat berupa sekecil bentuk ketidaksetujuan atau sebesar peperangan. Kata
konflik berasal dari Bahasa Latin conflictus, yang berarti “menyerang dengan
sekuat tenaga secara bersamaan”. Terdapat suatu waktu ketika keinginan dan
tujuan anggota kelompok “menyerang bersamaan” dan menghasilkan efek
memecah belah.
Untuk memahami konflik kepentingan, kita harus memahami apa itu
keinginan, kebutuhan, dan tujuan terlebih dahulu (Johnson & Johnson,2005).
Konflik kepentingan terjadi jika tindakan seseorang bermaksud untuk
memaksimalkan keuntungan diri sendiri dengan mencegah, menghalangi,
mencampuri, menyakiti atau dengan suatu cara yang membuat tindakan orang
lain yang juga sedang berusaha memaksimalkan keuntungannya menjadi
kurang efektif (Deutsch, 1973).
3
Selanjutnya, terdapat empat jenis konflik juga ditinjau dari materi yang
dikonflikkan, yaitu: konflik tujuan, konflik peranan, konflik nilai , dan konflik
kebijakan.
a. Konflik tujuan terjadi jika ada dua atau lebih tujuan yang kompetitif atau
bahkan kontradiktif.
b. Konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan
dan setiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang sama.
c. Konflik nilai muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki oleh setiap
individu dan nilai yang dijunjung tinggi antar organisasi tidaklah sama.
d. Konflik kebijakan terjadi karena adanya ketidaksetujuan individu atau
kelompok terhadap kebijakan yang disampaikan oleh pihak tertentu.
C. Sumber-Sumber Konflik
Konflik dalam organisasi tidak terjadi secara alamiah dan terjadi bukan
tanpa sumber penyebab. Penyebab terjadinya konflik pada setiap organisasi
sangat bervariasi tergantung pada cara individu-individu menafsirkan,
mempersepsi, dan memberikan tanggapan terhadap lingkungan kerjanya.
Sumber terjadinya konflik di organisasi/kelompok menurut Smith dalam
Soetopo (2010) yaitu: masalah komunikasi, struktur organisasi, dan faktor
manusia. Pertama, konflik terjadi karena salah komunikasi atau distorsi.
Sumber kedua adalah struktur organisasi yang secara potensial dapat
memunculkan konflik, karena masing-masing unit organisasi memiliki tugas
dan kepentingan yang saling bisa bergesekan dan berbenturan. Sumber ketiga
adalah faktor manusia, yaitu karena sifat-sifat kepribadian yang beragam dan
unik dapat memunculkan konflik. Setiap pribadi bisa saja memiliki
kepentingan dan kebutuhan yang berbeda, begitu juga sikap orotiter, dogmatis,
mau menang sendiri, dan individualistis dapat menjadi sumber konflik.
Utomo (2009) melihat dua sumber konflik secara umum yaitu : konflik
substansif bersumber dari rasa ketidaksepakatan atas tujuan bersama, dan
4
konflik emosi yang bersumber dari masalah hubungan antar pribadi anggota.
Sedangkan Maddux (2001) menyebutkan sumber konflik dalam 4 poin, yaitu:
a. Perbedaan kebutuhan, tujuan dan nilai-nilai
b. Perbedaan cara pendangan terhadap motif, ujaran, tindakan, dan situasi
c. Perbedaan terhadap hasil suka versus tidak suka
d. Enggan untuk bekerjasama dalam membahas lahan, kolaborasi atau
tanggung jawab.
D. Sebab-Sebab Konflik
Sebab-sebab terjadinya konflik antara lain, yaitu:
1. Adanya perbedaan pendirian atau perasaan antara individu, sehingga terjadi
konflik di antara mereka.
2. Adanya perbedaan kepribadian di antara mereka, yang disebabkan oleh
adanya perbedaan latar belakang kebudayaan.
3. Adanya perbedaan kepentingan individu atau kelompok di antara mereka.
4. Adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat karena
adanya perubahan nilai/system yang berlaku (Santosa; 1983:32).
Berkaitan dengan konflik di dalam kelompok, Yusuf menjelaskan bahwa
sebetulnya bentuk konflik bukan hanya bertolak dari bentuk interaksinya saja,
akan tetapi memang terjadi setelah kelompok dibangun, di mana antara masing-
masing anggota terjadi konflik, mungkin saja konflik dalam peran, fungsi, tugas
dan konflik dalam jaringan komunikasi dengan atasan dan sebagainya. Konflik
dalam kelompok, bisa terjadi akibat ketentuan norma yang berlaku tidak sesuai
dengan norma pribadi individu selaku anggota kelompok, bisa pula terjadi
penempatan posisi yang tidak diinginkan dalam suatu kelompok, karena kemauan
yang kurang dibanding dengan anggota kelompok lain, dan bisa pula karena
kohesi suatu kelompok sangat rendah, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk
menarik individu anggota kelompok dan melakukan konformitas sikap dan
persepsi dalam kelompok tersebut (Yusuf; 1989:90).
5
E. Dampak Positif dan Negatif Dalam Konflik
Dampak Positif Dalam Konflik
Dapat menciptakan integrasi yang harmonis
Memperkuat identitas pihak yang berkonflik
Menciptakan kelompok baru
Membuka wawasan
Memperjelas berbagai aspek kehidupan yang belum tuntas
Mengurangi rasa ketergantungan individu atau kelompok
Memunculkan kompromi baru
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Konflik
sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya.
Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan
ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi
organisasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari kesimpulan, penulis mencoba memberikan saran
atau rekomendasi. Bagi penulis maupun pembaca, ketika kita sedang
dihadapkan oleh sebuah konflik dalam kelompok, maka diselesaikan dengan
cara-cara yang baik. Yang bertujuan agar penyelesain konflik dapat
berdampak positif bagi kita. Dan jangan sering membuat masalah yang dapat
memicu timbulnya konflik dalam kelompok.
8
DAFTAR PUSTAKA