Anda di halaman 1dari 20

STRUKTUR ORGANISASI DAN STATUS ORGANISASI

1. Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya
tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan
disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya The Executive Functions
mengemukakan bahwa : Organisasi adalah system kerjasama antara dua
orang atau lebih (I define organization as a system of cooperatives of two
more persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa : Organization is the form of every
human association for the attainment of common purpose (Organisasi adalah
setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c. Menurut Dimock, organisasi adalah : Organization is the systematic bringing
together of interdependent part to form a unified whole through which
authority, coordination and control may be exercised to achive a given
purpose (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-
bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan).

Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap
organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
a. Orang-orang (sekumpulan orang),
b. Kerjasama,
c. Tujuan yang ingin dicapai,
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama
antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan
mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
2. Struktur Organisasi
2.1 Pegertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi sebagai sistem formal dari hubungan aturan-aturan dan
tugas serta keterkaitan otoritas yang mengontrol tentang cara orang bekerja sama
dan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.
2.2 Tujuan Struktur Organisasi
Struktur organisasi bertujuan
1. sebagai ciri khas organisasi yang digunakan untuk mengendalikan orang-
orang yang bekerja sama dan sumber daya organisasi dalam mencapai
tujuan
2. mengendalikan koordinasi dan motivasi;
3. mengarahkan perilaku orang-orang dalam berorganisasi;
4. merespons pemanfaatan lingkungan, teknologi dan sumber daya manusia,
serta mengembangkan organisasi.
2.3 Karakteristik Struktur Organisasi
Karakteristik struktur organisasi menurut teori birokrasi (Weber, 1964) antara
lain :
1. menekankan pada bentuk
2. konsep hierarki
3. spesialisasi tugas
4. kegiatan khusus
5. menddukung norma
6. catatan.
Sedangkan karakter struktur organisasi menurut Jones, (1995) antara lain (1)
sistem formal yang mengontrol pemanfaatan SDM, koordinasi, motivasi, perilaku,
dan organisasi, (2) respon terhadap lingkungan, teknologi, dan SDM, (3)
pertumbuhan organisasi dan diferensiasi, dan (4) pengatur perubahan melalui
desain organisasi.
2.4 Desain Struktur Organisasi
Struktur berkenaan dengan pekerjaan, sedangkan pekerjaan memengaruhi perilaku
orang-orang yang ada dalam organisasi. Struktur organisasi berkenaan dengan
proses keputusan dalam mendesain struktur organiasi yang menyangkut :

1. Pembagian Pekerjaan
Pembagian pekerjaan (division of labor) ialah pemerincian tugas pekerjaan
agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab melaksanakan tugasnya
masing-masing. Tujuannya adalah agar setiap orang di dalam organisasi
memahami siapa yang bertugas dan bertanggung jawab kepadam siapa, apa yang
dilakukannya, bilamana dilakukan, di mana melakukan, bagaimana melakukan,
dan bagaimana biayanya.
Tujuan organisasi ialah encapai tujuan secara efektif dan efisien melalui
kerjasama orang-orang yang ada di dalam organisasi. Orang-orang yang bekerja
sama secara kooperative dan koordinatif di dalam sebuah organisasi akan
melampaui jumlah hasil orang yang bekerja sendiri-sendiri. Konsep ini disebut
konsep synergy. Untuk maksud itu, maka orang-orang di dalam organisasi harus
dibagi tugas-tugasnya.
Jika orang-orang yang berkumpul dalam suatu organisaso tidak dibagi tugas-
tugasnya, mereka akan kacau balau dalam menangani pekerjaannya. Tugas- itu
harus digambarkan (job description) dengan tegas dan jelas agar tidak
menimbulkan interpretasi. Adanya berbagai interpretasi ini dapat menyebabkan
tugas-tugas menjadi tumpang tindih (over lapping) yang akhirnya dapat
menimbulkan konflik antaranggota organisasi. Biasanya, tugas yang ada uangnya
atau menguntungkan akan saling berebut, sedangkan tugas yang tidak ada
uangnya akan saling menolak.
Pembagian tugas hendaknya dilakukan secara adil (profesional dan
proposional). Profesional dalam hal ini dapat diartikan menempatkan seseorang
sesuai dengan masing-masing keahlian, latar belakang pendidikan, dan
pengalaman yang dimilikinya (the right man, the right place, the right time).
Karena, jika perkerjaan dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah kehancurannya. Jadi, perlatan dan teknologi tergantung manusia yang
menggunakannya (the man behind the gun).
Proporsional artinya ada keseimbangan yang rasional (masuk akal) dalam
pembagian tugas. Maksudnya, jumlah tugas, tingkat kesulitan tugas, waktu
penyelesaian tugas disesuaikan dengan kemamuan orang yang akan diberi tugas
dan mendapatkan penghargaan yang layak. Tugas yang terlalu ringan dan kurang
menantang membuat orang kurang terangsang untuk menegerjakannya.
Sebaliknya. Tugas yang terlalu berat dan sangat menantang membuat orang
menjadi putus asa (frustasi) mengerjakannya. Demikian pula dalam hal
penghargaan. Upah yang terlalu rendah dapat membuat orang menjadi malas atau
korupsi dan upah yang terlalu tinggipun tidak menjamin orang menjadi rajin dan
tidak korupsi. Hal penting yang harus dimiliki oleh penentu upah adalah prinsip
jika membayar orang lebih besar dari prestasinya, maka anggaplah itu sebagai
sedekah, tetapi jika membayar orang lebih kecil dari prestasinya, maka hal itu
merupakan pemerasan manusia atas manusia. Agar kita profesional dan
proporsional dalam membagi tugas diperlukan suatu ilmu yang disebut analisis
tugas (job analysis).

2. Departementalisasi
Departementaslisasi ialah penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok-
kelompok kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis dan
saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Pengelompokkan pekerjaan
didasarkan atas :
a. Fungsi: pimpinan sekolah, guru, tata usaha, siswa, dan keuangan
b. Produk atau jasa: lulusan sekolah, unit produksi
c. Wilayah: Dinas Provinsi, Dinas Kecamatan
d. Langganan: siswa, orangtua, pemerintah, dan swasta
e. Proses: Pengambilan keputusan, program, monitoring, dan evaluasi
f. Waktu: giliran (shift) pagi atau giliran siang, catur wulan, semester, dan
tahun
g. Pelayanan: TK sampai PT, kelas reguler atau eksekutif
h. Alphanumerical: nomor 1 sampai dengan nomor 100 dikelompok A, dan
seterusnya termasuk juga umur, pangkat, dan jabatan
i. Proyek dan matriks: proyek peningkatan mutu, proyek lainnya.
Hampir semua organisasi menggunakan lebih dari satu cara pengelompokkan di
atas. Departementalisasi didasarkan atas (1) fungsi (fungsional), (2) devisional,
(3) proyek atau matriks.
3. Rentang Kendali (Span of control)
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dikendalikan oleh atasannya.
Disebut sebagai rentang manajemen atau rentang supervisi karena menganut
prinsip semakin besar jumlah orang yang diawasi semakin sulit bagi atasan untuk
mengawasinya.
Fayol mengatakan bahwa jumlah maksimal bawahan yang dikendalikan oleh
setiap pengawas produksi adalah 30 orang, sedangkan kepala pengawas
(superintendant) hanya mengawasi 4 pengawas produksi. Adapula yang
berpendapat jumlah ideal lima orang dan jumlah maksimal sembilan orang. Pada
prinsipnya tergantung pada tipe atau bentuk struktur organisasi, kemampuan dan
kemauan supervisor (atasan), kemampuan dan kemauan bawahan, dan sifat
pekerjaan itu sendiri.
4. Delegasi
Delegasi adalah pelimpahan wewenang. Wewenang adalah hak yang
diserahkan kepada seseorang di dalam organisasi untuk mengambil keputusan.
Sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan
tugasnya. Seseorang pimpinan dapat melimpahkan wewenangnya kepada
bawahan yag ditunjuk, tetapi tidak boleh melimpahkan tanggung jawabnya
kepada bawahan. Wewenang diberikan kepada bawahan agar bawahan: (1)
mempunyai peluang untuk berprestasi, (2) mampu mengambil keputusan secara
mandiri, (3) meningkatkan motivasi dan partisipasi bawahan karena telah
mendapatkan kepercayaan dan penghargaan atasannya.


2.5 Macam-Macam Struktur Organisasi
Proses penyusunan struktur organisasi disebut pengorganisasian (organizing).
Struktur organisasi ada enam macam, yaitu (1) garis, (2) garis dan staf, (3)
fungsional, (4) devisional. (5) organisasi komite/panitia, dan (6) matriks.
1. Struktur Organisasi Garis (Line Authority Structure)
Organisasi garis merupakan bentuk tertua organisasi dan paling sederhana.
Biasanya terdapat dalam organisasi yang relatif kecil. Struktur ini tidak cocok
digunakan dalam organisasi yang besar karena kompleks dan luasnya bidang
garapan yang harus ditangani organisasi sehingga memerlukan adanya
pendelegasian wewenang kepada bawahannya.
Dalam struktur organisasi garis anggotanya relatif sedikit dan sebagai puncak
pimpinan organisasi biasanya adalah pemiliknya atau pemegang saham yang
paling besar. Struktur organisasi garis disebut juga struktur organisasi militer.
Dalam struktur organiasi militer otoritasnya berlaku mulai dari puncak sampai ke
dasar (bawah garis komando) dan akuntabilitasnya (pertanggungjawabannya)
berlaku dari dasar sampai ke puncak (kotak paling atas). Hubungan pimpinan
puncak langsung dengan bawahannya. Pendelegasian wewenang dan jalur
komando langsung pada setiap bagian di bawahnya berdasarkan hierarki yang
ada.
Keuntungan menggunakan struktur organiasi garis antara lain (1) sederhana
sehingga mudah dipahami, (2) pembagian tugas dan wewenang cukup jelas, (3)
adanya kesatuan komando sehingga memudahkan pemeliharan disiplin dan
tanggung jawab. Dan (4) pengambilan keputusan cepat karena komunikasi
mudah.
Kerugian menggunakan struktur organisasi garis antara lain (1) tidak luwes
(kaku), (2) kemungkinan otoriter tinggi, (3) ketergantungan pada seseorang tinggi
sehingga mudah kacau kalau seseorang tidak berfungsi semestinya, (4)vterlalu
banyak menumpuki atasan dengan hal kecil dan sangat teknis karena atasan harus
menyetujui kegiatan bawahannyadahulu, dan (5) merintangi kreatifitas bawahan
karena bawahan takut ide-idenya tidak disetujui.
2. Struktur Organisasi Garis dan Staf
Organisasi garis dan staf terdiri atas dua kelompok orang-orang yang
berpengaruh dalam menjalankan roda organisasi. Kelompok pertaman
menjalankan tugas pokok organisasi untuk mencapai tujuan, yang ditempatkan
dalam kotak garis (line), sedangkan kelompok yang kedua, melakukan tugas
berdasarkan keahliannya yang disebut staf. Staf dapat memberikan saran kepada
unit operasional. Dalam organisasi ini terdapat beraneka ragam. Dalam
melaksanakan tugasnya, anggota garis dapat menerima saran dari staf dalam
pelaksanaan,
Keuntungan menggunakan struktur organisasi garis dan staf antara lain (1)
pembagian tugas yang jelas antara orang yang melaksanakan tugas pokok
organisasi dengan tugas penunjang, (2) keputusan biasanya diambil dengan
pertimbangan yang matang oleh semua anggota organisasi, (3) kemampuan dan
bakat yang berbeda dapat saling mengisi, (4) ahli-ahli dalam staf dapat
menghasilkan pekerjaan yang bermutu tinggi, (5) penghargaan terhadap keahlian
tinggi, dan (6) mengurangi beban kerja manajer line dari pekerjaan yang sangat
teknis.
Kerugian menggunakan struktur organisasi garis dan staf antara lain (1) orang
yang berada dalam garis dihadapkan pada dua atasan, yaitu atasan yang berhak
memerintah dan pimpinan staf yang berhak memberikan saran, (2) saran staf
mungkin kurang tepat dan sukar dilaksanakan, (3) orang pada garis cenderung
mengabaikan saran staf, dan (4) menimbulkan kekacauan apabila tugas tidak
dirumuskan dengan jelas.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional ialah organisasi yang pembagian tugas atas para
penjabatnya disesuaikan dengan bidang keahliannya. Organisasi ini tidak terlalu
menekankan pada hierarki struktural, namun lebih menekankan pada sifat dan
macam fungsi yang akan dilaksanakan. Bawahan dapat menerima perintah dari
beberapa pejabat dan mempertanggungjawabkannya pada pejabat masing-masing.
Perbedaan antara struktur organisasi garis dan stanf dengan struktur organiasi
fungsional adalah strukktur organisasi fungsional terdiri atas spesialis staf yang
dapat melaksanakan otoritas langsung (otoritas fungsional) atas beberapa kegiatan
departemen garis.
Keuntungan menggunakan sturktur organisasi fungsional antara lain (1)
spesialisasi meyebabkan perencanaann dapat dilaksanakan dengan baik dengan
memusatkan keahlian masing-masing, (2) spesialisasi staf dapat dimanfaatkan
secara optimal (efektif dan efisien), (3) koordinasi mudah dilaksanakan, (4)
memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-
fungsi, dan (5) pekerjaan otak berpisah dengan pekerjaan otot.
Kerugian menggunakan struktur organisasi fungsional antara lain (1) tidak
jelas siapa yang bertanggung jawab penuh atas suatu pekerjaan, (2) banyal atasan
membingungkan bawahan, (3) saling mementingkan fungsinya masing-masing
sehingga dapat menimnulkan konflik-konflik antar fungsi, dan (4) sukar
melakukan mutasi.
4. Organisasi-Organisasi Devisional
Jika perusahaan cukup besar dengan ditandai dengan bayak jenis jasa dan
produk yang dihasilkan maka struktur organisasi fungsional sudah tidak efektif
lagi untuk menjalankan roda organisasi. Untuk mengatasinya, perlu dibentuk
devisi-devisi semi otonomi yang akan merancang, memproduksi, dan memasarkan
jasa dan produknya masing-masing. Struktur organisasi dapat mengiktui
pembagian devisi misalnya atas dasar pruduk, wilayah, pelanggan, proses, dan
peralatan.
Keuntungan menggunakan struktur organisai devisional antara lain (1)
koordinasi dan wewenang dapat memberikan tanggapan yang cepat dan tepat, (2)
pengembangan dan implementasi strategi organisasi dekat dengan lingkungannya
yang khas, (3) rumusan tanggung jawab jelas dengan kinerja yang diukur masing-
masing devisi, (4) manajer puncak dapat memusatkan pikiran pada kebijakan
strategis, (5) sesuai untuk lingkungan yang cepat berubah, (6) mempertahankan
spesifikasi fungsional setiap devisi, dan (7) wadah latihan yang baik bagi manajer
straregis.
Kerugian menggunakan struktur organisasi devisional antara lain (1)
berkembangnya persaingan kurang sehat atas potensi sumber daya organisasi dan
konflik tugas prioritas, (2) masalah didelegasikan kepada manajer divisi, (3) biaya
operasioanal organisasi meningkat, (4) tidak samanya kebijakan antar devisi, dan
(5) duplikasi sumber daya organisasi.
5. Struktur Organisasi Komite atau Panitia
Organisasi komite atau panitia ialah sekumpulan orang yang membentuk satu
kelompok yang disebut komite atau panitia. Keuntungan menggunakan struktur
organisasi panitai antara lain (1) keutusan lebhih berkualitas karena dipikirkan
bersama, (2) meningkatkan penerimaan kelompok karena setiap orang diundang
untuk berpartisipasi, (3) meningkatkan koordinasi, (4) tempat latihan bagi para
manajer, (5) pembagian kekuasaan, dan (6) menghindari hal yang tidak
diinginkan.
Kerugian menggunakan struktur organisasi panitia adalah (1) pengambilan
keputusan menjadi lama karena harus melalui diskusi terlebih dahulu, (2)
pemborosan tenaga, waktu, an uang, (3) dominasi individu, (4) adanya kompromi
lebih dahulu, dan (5) kurangnya tanggung jawab individu karena sudah ada
tanggung jawab berrsama.

6. Struktur Organisasi Matriks
Organisasi matriks merupakan penyempurnaan dari organisasi fungsional.
Orang yang ditugaskan dalam setiap sel tidak hanya termasuk dalam organisasi
fungsional, tetapi juga dalam organisasi produk.
Keuntungan menggunakan struktur organisasi matriks antara lain (1) efisiensi
penggunaan manajer fungsional, (2) luwes menghadapi perubahan dan
ketidakpastian, (3) keunggulan teknis, (4) meningkatkan motivasi kerja, dan (5)
pengembangan diri.
Kerugian menggunakan struktur organisasi matriks adalah (1) terjadinya
konflik karena adanya pertanggungjawaban ganda yang dapat menimbulkan
kebingungan dan kebijakan yang kontradiktif serta pertentengan kekuasaan yang
mengarah perdebatan atas suatu kegiatan, (2) pimpinan tidak terbiasa bekerja
secara tim dan terbiasa bekerja secara tradisional, (3) memerlukan koordinasi
vertikal dan horizontal, (4) memerlukan lebih banyak keterampilan antarpribadi,
(5) sangat mahal untuk diterapkan.
Setiap struktur organisasi harusnya dilengkapi uraian tugas, tanggung jawab,
kewenangan, hak, dan kewajiban masing-masing secara tertulis dan semuanya
wajib dipatuhi oleh seluruh orang yang menduduki posisi dalam struktur
organisasi itu dengan sebaik-baiknya. Model birokrasi Weber (1947) berprinsip:
pembagian kerja (devision of labor) yaitu ada pembagian tugas yang jelas
berdasarkan spesealisasi masing-masing atau menempatkan orang yang tepat pada
tempat dan waktu yanng tepat (the right man right place and the right time);
a. Orientasi impersonal yaitu pengambilan keputusan pada data apa adanya
(data yang objektif) bukan pada perasaan;
b. otoritas hierarki yaitu ada yang menjadi atasan yang memerintah dan ada pula
yang menjadi bawahan yang diperintah;
c. hukum dan aturan yaitu untuk menjamin kestabilan dan keseragaman perilaku
secara formal;
d. orientasi karir yaitu promosi sesuai senioritas dan atau prestasi kerja (kinerja);
e. efisiensi yaitu memaksimalkan pengambilan keputusan secara rasional dan
efisiensi administratif.
3. Status Organisasi
3.1 Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan
mempunyai tujuan tertentu yang disadari pula dengan menggunakan sistem tugas.
hubungan wewenang, tanggung jawab maupun penanggung jawaban dirancang
oleh manajer agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
telah disepakati bersama.
Dalam organisasi formal semua hubungan kewenangan maupun responsibility
akan terlihat dalam bagan struktur organisasi perusahaan, di mana pada bagan
tersebut akan diperlihatkan seberapa besar wewenang maupun tanggung jawab
yang harus dipikul untuk masing-masing pekerjaan yang merupakan bagian dari
pekerjaan yang lebih besar dengan (sasaran yang tercapainya tujuan organisasi
yang lelah ditetapkan).
Organisasi formal dibentuk secara sengaja yang mencerminkan pembagian kerja. Oleh
Max Weber dan Parson organisasi semacam ini merupakan posisi-posisi yang ditetapkan
secara formal, dan interaksi antara posisi-posisi tersebut ditentukan oleh keterkaitan
peranan dari masing-masing posisi. Secara spesifik Weber (1978) menyebut organisasi
semacam inisebagai birokrasi.
Menurut Weber, Organisasi birokratis memiliki tujuan yang ditetapkan secara jelas,
menggunakan kalkulasi yang akurat mengenai cara mencapai tujuan tersebut, dan secara
sistematis mengeliminasi hal-hal yang menghambat pencapaian tujuan tersebut. Secara
khusus Weber (1978) menyebutkan karakteristik organisasi birokrasi dalam bentuknya
yang murni atau ideal sebagai berikut:
1. Tugas-tugas yang kompleks dibagi kedalam bagian-bagian yang kemudian tanggung
jawab pelaksanaanya diserahkan sebagai tugas resmi kepada setiap anggota
organisasi.
2. Mengikuti prinsip hierarkhi dengan rantai komando, dimana unut-unit yang lebih
rendah dikendalikan oleh dan bertanggung jawab kepada unit yang lebih tinggi.
3. Penyelenggaraan tugas didasarkan pada peraturan yang tegas. Prosedur tetap menjadi
dasar pelaksanaan tugas yang menekankan kedisiplinan dan pengendalian yang
menyisakan hanya sedikit ruang bagi pegawai untuk berinisiatif dan berinovasi.
4. Pegawai melaksanakan tugasnya secara formalistik dan impersonal. Segalanya
ditetapkan dengan hukum dan aturan yang objektif, sementara unsur personal,
irasional dan emosional dieliminasi.
5. Pegawai diserahi tugas berdasarkan pengetahuan dan keahliannya.
6. Pemisahan secara tegas antara pendapatan peribadi dan pendapatan organisasi.

3.2 Organisasi Informal
Organisasi Informal merupakan Organisasi yang tercipta karena adanya
hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa
didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi maupun
kesepakatan tujuan bersama
Menurut Blau (1963) organisasi informal ini terbentuk sebagai indikasi adanya
kebutuhan pegawai yang tidak terpenuhi oleh organisasi formal. Organisasi ini akan aktif
dengan sendirinya jika keadan membutuhkannya . Struktur informal tersebut terbentuk
dari jalinan berbagai hubungan sosial di kalangan pegawai dan antara pegawai dengan
orang-orang di sekitarnya. Jadi organisasi informal dalam konteks ini berbeda dengan
asosiasi, paguyuban, serta kelompok-kelompok sosial sejenisnya.
Krackhardt dan Hanson (1993) mengindentifikasi tiga hunbungan informal yang
dianggap sangat dominan dan berdampak luas dalam organisasi, yakni hubungan
komunikasi(kelompok pegawai yang sehari-harinya memperbincangkan berbagai aspek
pekerjaan secara umum), konsultasi (kelompok pegawai yang saling bertukar informasi
teknis mengenai solusi permasalahan) dan kepercayaan (kelompok pegawai yang saling
mempercayai dan saling mendukung dimasa sulit).
Dalam suatu organisasi informal, titik-titik diwakili oleh pegawai dan hubungan
diwakili oleh berbagai hubungan informal yang mengikat mereka baik secara fisik,
emosional, maupun transaksional. Jadi dari segi bentuk, perbedaan organisasi formal dan
informal terletak pada bentuk hubungan yang mengikat anggota organisasi dan bukan
pada fungsinya. Pada organisasi formal, pegawai diikat oleh hubungan formal seperti
siapa yang membawahi siapa. Dalam organisasi informal, anggota organisasi diikat oleh
hubungan informal seperti hubungan saling memberi nasehat, bertukar pikiran, saling
mendukung dan sebagainya yang terjadi secara alami sehari-hari, dan sering tanpa
disadari. Menurut Argyris Perbedaan karekteristik dari Organisasi tersebut adalah:
Tabel 1. Perbedaan Organisasi Formal dan Informal
Formal Informal
Hubungan antara atasan & bawahan
ditentukan peraturan
Hubungan antara atasan dan bawahan
berdasar kebutuhan masing-masing
Pemimpin ditetapkan Pemimpin dipilih berdasarkan
kesepakatan
Pengendalian perilaku melalui pemberian
balas jasa dan hukuman
Pengendalian melaui pemenuhan
kebutuhan
Bawahan sangat tergantung pada atasan Kurang tergantung pada pimpinan









KESIMPULAN
1. Organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang
dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber
daya yang dimiliki
2. Ciri-ciri dari organisasi adalah; ada sekelompok orang yang saling mengenal,
ada kegiatan yang berbeda-beda, setiap orang memiliki kontribusi terhadap
organisasi, adanya ;kewenangan, koordinasi dan pengawasan, adanya tujuan.
3. Struktur organisasi sebagai sistem formal dari hubungan aturan-aturan dan
tugas serta keterkaitan otoritas yang mengontrol tentang cara orang bekerja
sama dan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi
4. Struktur organisasi ada enam macam, yaitu struktur organisasi ( 1) garis,
garis dan staf, (3) fungsional, (4) devisional. (5) organisasi komite/panitia, dan
(6) matriks.
5. Berdasarkan statusnya orgnasisai dibedakan menjadi organisasi formal dan
informal. Organisasi Formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan
mempunyai tujuan tertentu yang disadari pula dengan menggunakan sistem
tugas. Organisasi informal merupakan Organisasi yang tercipta karena adanya
hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa
didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi maupun
kesepakatan tujuan bersama

















DAFTAR PUSTAKA
AM. Willms (1965), Organization of Canadian Government Administration, Ottawa
Richard L. Daft (1986), Organizational Theory and Design, New York

Anda mungkin juga menyukai