Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PRAKTEK KOST MAKAN

DI PONDOK PESANTREN MAMBA’UL ULUM PAKIS

KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

A. PROFIL PONDOK PESANTREN MAMBA’UL ULUM PAKIS


KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum

Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum didirikan oleh KH. Aniq

Muhammadun, seorang ulama kharismatik NU pada tahun 1988.

Pondok pesantren ini terletak di desa Pakis Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati, lebih kurang 27 KM sebelah utara kota Pati. Sebelum

mendirikan Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum, sebenarnya beliau

sudah memulai dakwahnya dengan membantu ayahandanya, KH.

Muhammadun, seorang ulama pejuang dan perintis penyebaran Islam

di sebelah Kajen Utara, mengajar di pondok Darul Ulum di desa

kelahiran beliau desa Pondowan, lebih kurang 50 meter arah barat dari

Desa Pakis. Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum

ini hanya dihuni 5 orang santri yang berasal dari Sarang, Rembang, di

mana sebelumnya beliau juga pernah mengajar di sana. Namun pada

perkembangannya, semakin banyak santri dari berbagai daerah yang

datang untuk menuntut ilmu sehingga lokasi yang awal pondok tidak
menampung banyaknya santri baru. Untuk mengantisipasi hal tersebut,

beliau membangun komplek pondok baru pada tahun 1989. Berawal

dari 5 orang santri pada awal berdirinya pada tahun 1988, saat ini

tecatat sebanyak 210 santri yang berasal dari berbagai daerah

diantaranya dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera,

Kalimantan dan lain- lain yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren

Mamba’ul Ulum Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

Pondok pesantren ini termasuk pondok pesantren salaf, yaitu

pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab – kitab klasik

tanpa memberikan tambahan pengetahuan umum.

2. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar dibagi dua : Pengajian umum tanpa

kelas dan pengajian kelas (muhadhoroh). Pengajian umum diasuh

langsung oleh pengasuh pondok dan berlangsung beberapa kali dalam

sehari dengan dimulai pada pagi hari kemudian menjelang dan setelah

dhuhur, menjelang maghrib, dan setelah jama’ah isya’. Materi yang

dikaji meliputi bidang fiqih, tafsir, hadits, dan tashawwuf . Pengajian

umum diikuti oleh santri mukim dan santri yang berasal dari daerah

sekitar yang tidak mukim atau biasa disebut sebagai santri kalong.

Sedangkan Muhadhoroh dibagi lima jenjang, yakni Marhalah

I’dadiyah, Marhalah Ula, Marhalah Tsaniyah, Marhalah Tsalitsah

dan Marhalah Robi’ah. Kegiatan pengajian muhadhoroh berlangsung


pada pagi hari mulai jam pukul 07.00 -08.30 WIB untuk jam pertama

dan jam 09.00 WIB -10.00 WIB. Materi yang diajarkan meliputi

nahwu, shorof, fiqih, ilmu hadits, ilmu tafsir, ushul fiqih, tajwid,

tauhid, akhlaq dan manthiq. Muhadhoroh wajib diikuti semua santri

sesuai jenjangnya. Kegiatan ini diasuh oleh pengasuh pesantren

dengan dibantu oleh para kyai dan santri senior.

Selain belajar ilmu agama melalui majlis - majlis pengajian

tersebut, para santri juga belajar kepemimpinan melalui kepengurusan

pondok sebagai bekal terjun ke masyarakat nantinya. Sebagaiman

umumnya pondok pesantren, di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum

juga memiliki kepengurusan harian yang berfungsi sebagai wakil dari

pengasuh dalam menertibkan kegiatan para santri. Pemilihan pengurus

dilakukan secara terbuka (diikuti seluruh santri) tiap menjelang akhir

tahun ajaran (bulan sya’ban), setelah pembacaan laporan

pertanggungjawaban pengurus terdahulu. Struktur kepengurusan

pondok terdiri dari : ketua, sekretaris , bendahara dan wakil masing-

masing dengan dibantu dengan beberapa seksi , yaitu seksi ma’arif

(pendidikan), keamanan, kebersihan, humas, dan umum.

3. Kondisi Pondok Pesantren


Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum memiliki 3 komplek yaitu

komplek 1 yang biasa disebut Al-Qodim terdiri dari 5 kamar santri, 7

kamar mandi dan 2 kamar tamu. Kemudian komplek 2 yang biasa

disebut Al-Jadid terdiri 9 kamar santri, 9 kamar mandi, 1 kamar tamu

dan 1 aula dan 1 mushola yang difungsikan sebagai tempat pengajian

harian dan sholat berjama’ah. Sedangkan komplek 3 atau As-Syarqi

terdiri dari 13 kamar santri, 10 kamar mandi, 5 ruang untuk marhalah,

1 ruang auditorium, 1 kantor pengurus yang dilengkapi 1unit komputer

dan ruang perpustakaan yang menyediakan berbagai macam kitab

khususnya kitab madzhab Syafi’i dan juga dilengkapi 1 unit komputer

beserta printer. Ketiga komplek tersebut terletak berdekatan dengan

ndalem pengasuh, sehingga pengasuh (kyai) dapat melakukan

pengawasan terhadap aktfitas santri.

Selain beberapa bangunan tersebut, Pondok Pesantren

Mamba’ul Ulum juga memiliki unit usaha sebagai media belajar santri

dalam bidang ekonomi dan sebagai penunjang dana operasional

pondok pesantren selain iuran bulanan santri yaitu Kopontren dan

Kantin. Kopontren menyediakan buku – buku bacaan dengan tema

pendidikan dan kitab – kitab klasik, selain itu Kopontren juga

melayani pembayaran listrik PLN dan menyediakan peralatan listrik.

Sedangkan kantin menjadi alternative bagi santri yang tidak sempat

memasak untuk memenuhi kebutuhan makan kesehariannya.


4. Program Pengembangan Pondok Pesantren Dan Masyarakat Sekitar

Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang terletak di tengah

masyarakat, tentunya Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum berperan

dalam pengembangan pendidikan keagamaan masyarakat. Selama ini

kegiatan – kegiatan pondok lebih diarahkan ke intern pondok. Hal

dimaklumi mengingat usia pondok yang tergolong masih belia dengan

jumlah santri yang tidak terlalu banyak. Meskipun begitu dalam

beberapa kesempatan para santri dapat membantu masyarakat sekitar

saat mereka membutuhkan seperti khataman qur’an, tahlil, Qiroah dll

B. PRAKTEK KOST MAKAN DI PONDOK PESANTREN MAMBA’UL


ULUM PAKIS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI
1. Pendaftaran Kost Makan

Kost makan di Ponpes Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati dikelola oleh pengurus. Setiap santri tidak diwajibkan

ikut kost makan, sehingga pembayarannya tidak disertakan dengan

iuran syahriyyah melainkan dibayarkan sendiri ke pengelola kost

makan yang bertempat di kantin.

Untuk dapat ikut kost makan, santri harus mendaftar dahulu ke

pengelola kost makan dengan membayarkan sejumlah uang sesuai

paket yang diinginkan yang nantinya di tandai dengan kepemilikan


kartu kost makan. Kartu ini berisi nomor kost, nama dan asal komplek

santri, serta jumlah paket kost makan dan jumlah uang yang

dibayarkan sesuai paket yang dipilih. Kartu ini berfungsi sebagai bukti

keikutsertaan kost makan untuk pengambilan paket makan dan akan

ditandai oleh pengelola pada setiap pengambilan paket makan.

Dalam melakukan transaksi ini, santri menggunakan pernyataan

membeli paket kost makan.

2. Harga Paket Kost Makan

Kost makan di Ponpes Mamba’ul Ulum Desa Pakis Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati terdiri dari dua paket yaitu paket yang berisi 30 porsi

makan dengan harga Rp.65.000,00 dan paket yang berisi 60 porsi

makan dengan harga Rp.130.000,00

Jadi kira – kira harga per porsi makan senilai Rp. 2.100,00 an

3. Jenis Makanan

Setiap satu porsi makan berupa sepiring nasi dengan lauk yang

berbeda – beda setiap harinya. Paket makan tidak pasti jenisnya tanpa

ada pemberitahuan. Paket makan ini juga dapat ditukar dengan menu

lain seperti mie rebus atau goreng dengan tambahan harga tertentu.

Dari beberapa hal tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis paket makan

tidak diketahui secara pasti dan santri punya pilihan untuk menukar

dengan jenis makanan yang lain dengan penyesuaian harga. Paket

makan tidak dapat diuangkan.


4. Waktu dan Tempat Pengambilan

Pengambilan paket makan dilakukan di kantin ponpes yang berlokasi

di komplek ponpes dengan waktu yang telah ditentukan yaitu pada jam

buka kantin.Waktu buka kantin dimulai sekitar jam 09.30 WIB atau

setelah pengajian pagi selesai sampai sekitar jam 01.30 WIB dengan

ketentuan, kantin tutup pada jam mengaji pondok sesuai jadwal

pengajian.

5. Berakhirnya Kost Makan

Praktek kost makan yang berlaku di pondok pesantren Mamba’ul

Ulum berbeda dengan kost makan pada kebanyakan pondok pesantren

lainnya, di mana pada umumnya kost makan dibayar setiap bulan

dengan ketentuan kita ambil makan atau tidak maka jatah waktu hanya

sebulan yang dibayar. Sedangkan model kost makan di Pondok

Pesantren Mamba’ul Ulum dinyatakan selesai dengan habisnya jatah

paket makan yang dimiliki santri sesuai paket yang dipilih pada saat

mendaftar tanpa ada batasan waktu. Jika kebetulan santri yang kost

makan sudah lulus namun masih memiliki jatah kost makan dapat

diberikan pada santri lain.


BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK KOST

MAKAN DI PONDOK PESANTREN MAMBA’UL ULUM DESA

PAKIS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

A. Analisis Terbentuknya Akad Kost Makan

Akad merupakan salah satu instrument yang penting dalam kaitan transaksi

muamalah, hal ini disebabkan karena sah tidaknya pemilikan suatu barang

ditentukan oleh sah tidaknya akad yang dilakukan. Sedangkan pemilikan sah

dari suatu barang merupakan syarat dasar dalam menentukan sah tidaknya

tasarruf yang dilakukan. Karena mekanisme tasarruf yang tidak sesuai dengan

hokum islam bisa masuk ke dalam larangan Allah SWT yang tertera dalam Al

Qur’an surat An Nisa’ ayat 29

ٍ‫ﻴٰﺎ َﻴُّﻬَﺎﺍﻠّﺬِﻴْﻦَ ﺍٰﻤَﻨُﻭﺍ ﻻََﺘﺄﻜُﻠُْﻭﺍ ﺍَﻤْﻮَﺍﻠَﻜُﻢْ ﺒَﻴْﻨَﻜُﻢْ ﺒِﺎ ﻠْﺒَﺎﻄِﻞِ ﺍِﻻﱠ ﺃﻦْ ﺘَﻜُﻮﻦَ ﺘِﺠَﺎﺮَﺓً ﻋَﻦْ ﺘَﺮَﺍﺾ‬

‫ﺎﻦِﺑُﻜﻢْ َِﺮﺤْﻴﻤًﺎ‬
َ ‫ﺇﻦﺍﷲَ َﻜ‬
َّ ِ ۚ‫ﺴُﻜْﻢ‬
َ ‫ﻠﻮﺍ ﺃَْﻧْﻔ‬
ْ ‫ﻤِّﻧْﻜﻢْ ۚ ﻮَﻻَْﺘَُﻘُﺘ‬

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan


harta kamu di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali
dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu,
sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu.” (QS.An
Nisa :29)1
1
Al-Quran dan Terjemahannya,Surabaya,Departemen Agama RI,Jaya Sakti,1997.h.84.
Esensi daripada akad dalam kaitan muamalah adalah kesepakatan kedua

kehendak. Namun karena kehendak merupakan wilayah hati, sementara akad

berhubungan dengan harta dan perbuatan, maka dua kehendak tersebut harus

diwujudkan dengan satu bentuk yang bisa diketahui oleh orang lain. Dua

kehendak ini kemudian dikenal dengan istilah ijab qabul. Untuk

mengungkapkan kehendak tersebut bisa dalam bentuk ucapan, tulisan,

perbuatan, wakil dan utusan. Ketika akad telah dilakukan atas dasar kerelaan

kedua belah pihak maka kedua belah pihak harus berkomitmen untuk

menepati terhadap apa yang telah disepakati bersama kecuali jika ditemukan

dalam kesepakatan tersebut hal – hal yang melanggar hokum islam.

sebagaimana sabda Nabi “ Perjanjian boleh dilakukan oleh di antara kaum

muslimin kecuali perjanjian mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram dan kaum muslimin terikat dengan syarat – syarat mereka kecuali

syarat menghalalkan yang haram atau menghalalkan yang haram” Pada

dasarnya hokum Islam memberikan keleluasaan kepada umat muslim untuk

memodifikasi transaksi muamalah sesuai dengan perkembangan zaman dan

kebutuhan umat. Sesuai kaidah fiqih

‫ﻠى تَ ْﺤ ِﺮي ِْﻤ َﻬﺎ‬


َ ‫ﻋ‬َ ‫ﺍإل َﺑﺎ َحةُ ﺍﻻﱠ ﺃ َ ْن َيد ُ ﱠل دَ ِل ْﻴ ٌﻞ‬ ْ َ ‫ﺍأل‬
ِ ‫ص ُﻞ فِي ﺍل ُﻤ َعﺎ َمﻠَ ِة‬
Artinya: ‘’Hukum asal suatu perkara adalah boleh,sehingga

ditemukan dalil yang mengharamkannya’’


Akad kost makan di Ponpes Mamba’ul Ulum Desa Pakis menggunakan

pernyataan “membeli kost makan”. Santri ketika mendaftar ke pengelola kost,

menggunakan pernyataan membeli paket kost makan. Yang kemudian

ditandai dengan kepemilikan kartu kost yang menunjukkan identitas peserta

dan paket kost yang dipilih. Berdasarkan mekanisme terbentuknya transaksi

kost makan, akad yang dilakukan sudah memenuhi syarat dan rukun akad

yaitu ada Al Aqidaini, Shighat Akad dan Mahallul Akad. Antara santri peserta

kost makan dan pengelola kost sebagai pelaku akad telah memenuhi prinsip

ahliyyah (kecakapan) Adapun jenis transaksi yang dilakukan dapat

dikategorikan sebagai transaksi jual beli dengan pembayaran di muka dan

penyerahan barang di kemudian hari. Di antara berbagai model jual beli

dengan system bayar di muka dalam kajian fiqih adalah bai’ salam.

B. Kesesuaian Praktek Kost Makan dengan Hukum Islam

Berangkat dari analisis terbentuknya akad kost makan di Ponpes Mamba’ul

Ulum, maka transaksi kost makan ini dapat dikategorikan sebagai jual beli

bayar muka. Salah satu model transaksi jual beli bayar di muka dalam kajian

hokum islam adalah bai salam. Untuk mengidentifikasi kesesuaian transaksi

kost makan dengan bai salam, harus dibandingkan syarat rukun transaksi kost

makan dengan syarat rukun transaksi bai’ salam.

1) Rukun
Dalam pelaksanaan transaksi bai salam harus memenuhi sejumlah
rukun sebagai berikut :

a. Muslam atau pembeli


b. Muslam ilaih atau penjual
c. Modal atau uang
d. Shighat atau ucapan2
Dalam transaksi kost makan di Ponpes Mamba’ul Ulum, keempat

rukun ini sudah terpenuhi, santri peserta kost sebagai pembeli,

pengelola kost sebagai penjual, harga kost yang dibayarkan sebagai

modal sedangkan pernyataan pada saat mendaftar adalah shighatnya.

2) Syarat

2
Ibid.h.3064

Anda mungkin juga menyukai