Disusun Oleh:
UNGARAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah Swt karena dengan Rahmat dan
RidhaNya kami dapat merampungkan Makalah yang berjudul “SEJARAH MASJID
BESAR AL MUJAHIDIN PALAGAN AMBARAWA DAN PERANANNYA
DALAM SYIAR ISLAM DI KOTA AMBARAWA” . Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah sejarah Agama Islam
Tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Sejarah Agama Islam, juga sebagai bahan pengetahuan mengenai
sejarah Masjid Besar Al Mujahidin palagan ambarawa serta peranannya dalam syiar
Islam di Kecamatan Ambarawa khususnya.
Makalah ini bukan karya yang sempurna karena masih banyak kesalahan
baik materi,sistematika,maupun tekhnik penulisan. Akhirnya semoga Makalah ini
bermanfaat bagi kami ( anggota kelompok) khususnya , umumnya bagi para
pembaca.
i
SEJARAH MASJID BESAR AL MUJAHIDIN PALAGAN
AMBARAWA DAN PERANANNYA DALAM SYIAR ISLAM DI
KOTA AMBARAWA
DAFTAR ISI
BAB. IPENDAHULUAN
Di Ambara. ........................................................................11
III.2 Saran.......................................................................................17
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Masjid ini merupakan saksi bisu sejarah tentang umat Islam di Ambarawa
berjuang dengan berani dan tak gentar melawan penjajah Belanda. Pada saat Belanda
membombardir Ambarawa dari udara, masjid ini termasuk bangunan yang tidak
terkena ledakan senjata-senjata Belanda.
Apabila anda ke daerah Jetis dari pasar Ambarawa, tidak jauh anda akan
melihat sebuah bangunan masjid yang berdiri kokoh dan megah menghadap ke timur
di sebelah kiri jalan. Masjid ini menjadi aset yang berharga bagi umat Islam
Ambarawa. Karena, di sekitarnya terdapat banyak gereja dan lembaga pendidikan
Kristiani. Selain itu, tempat dan seni arsitekturnya yang bernilai tinggi membuat
Masjid Al Mujahidin Ambarawa menjadi tempat yang “sejuk dan nyaman” untuk
beribadah dan beristirahat sejenak.
1
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam Makalah ini adalah :
3
BAB II
Masjid ini berdiri sekitar tahun 1700 masehi, 308 tahun yang lalu. Berarti usianya
sudah 3 abad lebih. Masjid ini berdiri sebelum terjadi peperangan Pangeran
Diponegoro yang sangat melegenda itu. Ia didirikan oleh KH. Tholahudin, seorang
keturunan kerajaan Demak yang bernama Raden Trenggono.Keberadaan masjid ini
menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi umat Islam Ambarawa. Pasalnya, di
sekitarnya terdapat banyak gereja dan lembaga pendidikan Kristiani. Selain itu,
tempat dan seni arsitekturnya yang bernilai tinggi membuat masjid ini menjadi tempat
yang “sejuk dan nyaman” untuk beribadah dan beristirahat.
4
Masjid ini juga menjadi saksi sejarah bagaimana seorang cendekiawan Muslim
Indonesia terkenal dan mantan Menteri Agama era Presiden Soeharto, KH. Dr.
Munawir Sadjali, MA., ikut berjuang melawan penjajah Belanda. Konon, saat
penjajah Belanda mengerahkan pasukannya ke Ambarawa untuk
memporakporandakan negeri ini, Munawir muda ikut menenteng senjata melawan
mereka. Munawir memulakan perjuangannya dari masjid ini.
Konon, saat pesawat Belanda itu menembaki desa Ambarawa dari udara Masjid al-
Mujahidin ini tidak terlihat dari atas. Dengan kekuasaan Allah, penjajah Belanda itu
tidak sempat memporakporandakan masjid ini karena tak terpantau dari udara.
Sehingga bom-bom udara pun hanya berjatuhan di sekitar masjid. Dan orang-orang
yang bersembunyi di masjid pun selamat, termasuk Munawir Sadjali yang
bersembunyi di bawah pohon sawo.
Sejak itulah, banyak umat Islam Ambarawa meyakini bahwa Masjid al-Mujahidin
memiliki “daya magis” sendiri. Bagaimana tidak? Saat bangunan-bangunan di
sekitarnya porak-poranda diluluhlantakan oleh pesawat udara penjajah Belanda,
Masjid al-Mujahidin justru lepas dari pantauan, sehingga sedikit pun tak tergores oleh
dahsyatnya bom-bom itu.
5
Jadi, Masjid al-Mujahidin benar-benar memiliki “nilai historis” yang sangat kuat bagi
umat Islam Ambarawa. Ada beberapa hal untuk mendukung anggapan seperti ini.
Pertama, ia menjadi tempat berdakwah dan berjuang umat Islam Ambarawa dan
sekitarnya dalam mengusir penjajah Belanda seperti yang telah diungkapkan di atas.
Kedua, ia menjadi satu-satunya masjid tertua di Ambawara –kalau bisa dikatakan
sebagai salah satu masjid tertua di Semarang.
Dengan dua alasan di atas, Masjid al-Mujahidin pantas untuk selalu dilestarikan.
Tidak saja bangunannya yang harus selalu dijaga, tapi juga perannya sebagai lokus
spiritual: tempat beribadah, ngaji, dan kegiatan keagamaan lainnya.
6
III.2 Masjid Besar Al Mujahidin Palagan Ambarawa Pada Masa
Kemerdekaan Sampai Sekarang
Maka diangkatlah KH. Drs. Harun Rasyidi sebagai ketua panitia pembangunan
masjid. “Beliau memberikan dorongan kepada anak muda seperti saya untuk
memugar masjid ini dan membangunnya kembali dengan yang lebih kokoh dan
megah. Mumpung masih hidup dan diberi rejeki. Buat anak cucu kita,” ujar H.
Muhammad Soleh.
Posisi strategis yang dimiliki oleh KH. Rasyidin kala itu membuatnya sangat dekat
dengan Menteri Agama KH. Munawir Sadjali. Beliau pun lalu menyumbang 25 juta
untuk kelancaran pembangunan masjid. Saat pergantian kabinet dan menteri agama
diganti oleh Dr. H. Tarmidzi Taher, ia pun ikut menyumbang masjid ini seperti
pendahulunya yaitu sebesar 100 juta. “Tetapi, sebagian besar dana pembangunan
masjid dari swadaya masyarakat,” ujar H. Muhammad Soleh.
Setelah enam tahun berjalan, Masjid Al-Mujahidin yang megah dan kokoh pun selesai
dibangun tahun 1997 dengan menghabiskan biaya sekitar 1 milyar min 300 ribu
rupiah (Rp. 999.700.000,-). Lima tahun kemudian (tahun 2008), menyusul menara
masjid setinggi 41 meter selesai dibangun.
8
Masjid yang semuanya terbuat dari kayu jati ini terdiri dari empat tiang utama (dari
kayu jati) yang bentuknya lebih besar dibanding 14 tiang lainnya yang terbuat dari
keramik warna putih. Masjid ini bertingkat dan masing-masing tingkat ada
mimbarnya, di mana samping kanan dan kiri mimbar ada jam menempel di dinding.
Delapan kipas angin ikut mewarnai keindahan bagian dalam masjid, sehingga jamaah
pun tidak kegerahan saat berada di dalam untuk shalat atau beristirahat. Untuk menuju
tingkat atas, jamaah bisa menggunakan dua tangga yang mengapit kanan kiri masjid.
m2 mencakup masjid dan halaman masjid. Masjid ini terdiri dari dua
Jamaah juga dimudahkan dengan tempat air wudhu yang nyaman. Sekitar 12 kran air
wudhu terpasang dan 5 tempat buang hajat kecil serta 3 toilet. Unsur tradisional dari
masjid ini masih ditonjolkan dengan adanya kentongan dan bedug yang besar di dekat
tempat air wudhu. Sayangnya, pada bagian kubah masjid yang indah ini tak terukir
tulisan kaligrafi seperti yang biasa kita lihat pada masjid-masjid modern. Meski
demikian, hal itu tidak mengurangi sedikit pun kemegahan dan kekokohan masjid ini.
10
Di Ambara
Masjid yang beralamatkan di Jl. Dr. Cipto Palagan Ambarawa ini memiliki kegiatan
rutin setiap minggunya. Setiap Ahad pagi jam 05.30-,06.30 selalu diadakan kuliah.
Setelah itu dilanjutkan dengan periksa kesehatan/UKM pada jam 06.30-07.30. Sedang
Ahad sore (jam 15.30-17.00) diselenggarakan seni baca al-Qur’an.
11
Pada hari Senin (jam 15.00-17.00) diadakan pengajian tafsir al-Qur’an seperti Tafsir
al-Maraghi dan Fathul Mu’in. Lalu setiap Ahad wage (jam 09.00-12.00) diadakan
tahtimul qur’an (khatamal qur’an), mujahadah qubro dan pengajian.
12
Lancarnya seluruh kegiatan tersebut tak terlepas dri Dewan kemakmuran masjid Al
mujahidin itu sendiri Berdasarkan dokumentasi dari takmir masjid memberikan
rincian
Penasehat :
1. Kepala KUA Kecamatan Ambarawa
13
Bidang-Bidang
A. Idaroh
1. Peribadatan :
l Imam Turmudzi
2. Pendidikan/TPA :
l Muchsinin
l Ircham
3. Dakwah & Majelis Taklim : Hj. Umi Maesaroh Hasyim
B. Imaroh
l M. Shidqi Wafa
2. Remaja Masjid :
l Ya’qub
l Heri Sadam
3. HUMAS :
l Suparmin, S.Sos
l H. Insuwi
6. Perlengkapan : Mugiyono
14
8. Keamanan :
l Nur Achmad
l Marfuad
9. Kebersihan :
l Muh. Zuhri
l Tasmuri
Demikian Masjid Al-Mujahidin dengan segala peran spiritual dan sosialnya bagi umat
Islam Ambarawa. Eksistensinya sebagai lokus perjuangan umat Islam Ambarawa
pada masa penjajahan Belanda tak diragukan lagi. Semoga 100 tahun ke depan,
seperti keinginan KH. Rasyidi.
15
BAB. III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Masjid besar Al mujahidin palagan Ambarawa selain menjadi salah satu masjid tertua
di Kabupaten semarang juga menjadi saksi bisu bentuk perlawanan terhadap penjajah
di ambarawa khususnya, selain itu juga berperan sangat penting dalam masuk dan
berkembangnya islam di ambarawa .
Selain menjadi tempat sentral penyebaran islam masjid ini juga bergerak di bidang
bidang kemasyarakatan seperti GOTA ,UKM ,TPQ dll yg menjadikn keberadaan
masjid ini sangat membantu keberadaan nasyarakat sekitar.
III.2 Saran
lebih melihat pada sedikitnya peran serta remaja sekitar dalam rangka memakmurkan
masjid, perlun adanya pengkaderan remaja sekitar dalam rangka me regenerasi DKM
masjid khususnya agar anak anak muda sekitar lebih tergugah dan bersemangat untuk
ikut berperan serta dalam kegiatan kegiatan ke agamaan maupun kegiatan sosial yang
di adakan oleh dewan kemakmuran masjid.
Semoga perjuangan dan semangat para pahlawan kita dulu dalam rangka mengusir
dan melawan penjaja serta menyebarkan syar islam mampu kita teladani dan kita
amalkan . Amin.
17
LAMPIRAN