Anda di halaman 1dari 14

MANUSIA DAN PERKEMBANGAN PEMIKIRANNYA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah IAD ISD IBD
Dian Pujiatma, M. Sc

Disusun Oleh:
Fahrul Risydan Al Anshori
21022002

AL AHWAL ASY SYAKHSIYYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang karena limpahan berkah dan rahmat-Nya,
sehingga kita dapat menikmati indahnya iman sampai sekarang ini. Shalawat dan salam
teruslah kita curahkan kepada junjungan besar kita baginda nabi Muhammad SAW, yang
karena perjuangannya kita dapan merasakan indahnya islam sampai sekarang ini.
Atas kehendak Allah pula makalah dengan judul “Manusia dan Perkembangan
Pemikirannya” dapat tersusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah IAD ISD IBD
(Ilmu Alam Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar). Yang mana tanpa adanya ridho
Allah maka makalah ini tidak akan terwujud.
Terima kasih tak lupa kepada Dosen Diana Pujiatma, M. Sc yang dengan adanya
dorongan dan bimbingan dari Dosen Dian Pujiatma, M. Sc makalah ini dapat tersusun.
Penyusun sebagai murid tidak memungkiri bahwa butuh adanya dorongan dari Dosen untuk
terwujudnya makalah ini. Selain adanya dorongan penyusun juga menyadari bahwa makalah
ini tidak akan tersusun dengan lancar dan tepat tanpa adanya bimbingan Dosen.
Tidak lupa terimakasih juga penyusun sampaikan kepada pihak keluarga yang
senantiasa memberikan dorongan. Tentunya pihak keluarga sangat erat kaitanya dengan
tersusunnya makalah ini. Dimana pihak keluarga penyusun senantiasa memberikan dorongan
baik secara moral maupun matrial.
Ada pepatah mengatakan tiada gading yang tidak retak. Artinya tiada suatu
kesempurnaan dalam sebuah karya. Maka dari itu penyusun menyampaikan permohonan
maaf sebesar-besarnya atas kekurangan dan kesalahan yang ada. Penyusun juga sangat
terbuka atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga dengan tersusunya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
mempelajari mata kuliah IAD ISD IBD. Dan semoga dapan membantu kita semua dalam
mempelajari mata kuliah IAD ISD IBD.

Pati, 21 September 2022

Fahrul Risydan Al Anshori


Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN PENULIS 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. HAKIKAT MANUSIA 3
B. PERBEDAAN MANUSIA DENGAN MAKHLUK LAIN 4
C. KEBUTUHAN MANUSIA 5
D. PROSES PEMIKIRAN MANUSIA 8
E. TINGKATAN PEMIKIRAN MANUSIA 9
BAB III PENUTUP 10
A. KESIMPULAN 10
B. SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mempelajari manusia agar kita bisa sesuai kodratnya merupakan bagian
penting dalam kehidupan kita. Hal itu disebabkan tidak sedikit di antara kita yang lupa
atau tidak tahu kodratnya sebagai manusia. Terlebih di era globalisasi ini banyak
sekali informasi yang mudah kita temui, baik itu informasi positif atau negatif.
Masalahnya ketika kita sebagai manusia tidak dapat menyaring informasi yang
negatif. Apabila kita tidak menyaring informasi yang negatif perlahan kita akan lupa
kodrat kita sebagai manusia. Contoh kecil maraknya pemerkosaan, pembunuhan, dan
lain sebagainya. Hal itu terjadi karena manusia tidak dapat menyadari kodratnya
sebagai manusia.
Perkembangan pemikiran manusia tidak kalah pentingnya. Kita diharuskan
pula untuk mempelajari perkembangan pemikiran manusia itu sendiri. Seperti zaman
yang selalu mengalami perkembangang, pemikiran manusia juga mengalami
perkembangan. Dahulu kita berkomunikasi menggunakan surat dan semisalnya.
Karena adanya perkembangan zaman sekarang kita berkomunikasi menggunakan
gawai. Gawai atau yang sering kita kenal sebagai gadget merupakan alat utama
manusia untuk berkomunikasi sekarang ini. Begitu pula dengan pemikiran kita yaitu
manusia. Dahulu manusia berpikir bahwa matahari dan bulan mengitari bumi dan
bumi itu sendiri adalah datar. Namun setelah ilmu dan teknologi berkembang pesat
maka pemikiran manusia mulai berubah. Manusia akhirnya menemukan fakta bahwa
bumi itu bulat dan bumi itu mengitari matahai yang sebagai pusat tata surya.
Mengingat betapa pentingnya mempelajari manusia dan perkembangan
pemikiranya. Maka disusun lah makalah ini dengan tujuan mempermudah kita untuk
mempelajari lebih dalam tentang manusia dan perkembangan pemikirannya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakekat manusia yang sesungguhnya?
2. Apa yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainya?
3. Bagaiman kebutuhan hidup manusia?
4. Bagaimana proses perkembangan pemikiran manusia?
5. Bagaimana tingkatan-tingkatan pemikiran manusia?

C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui hakekat manusia yang sesungguhnya
2. Mengetahui yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainya
3. Mengetahui kebutuhan hidup manusia
4. Mengetahui proses perkembangan pemikiran manusia
5. Mengetahui tingkatan-tingkatan pemikiran manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Manusia
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang hakikat manusia maka kita perlu
menengtahui terlebih dahulu tentang definisi manusia itu sendiri. Manusia adalah
salah satu makhluk yang diciptakan Allah SWT yang memiliki karakteristik yang
khas. Untuk memahami siapakah manusia itu? Maka, manusia harus dikaji sebagai
obyek yang menyeluruh dan mendalam, yaitu dengan memahami potensi kehidupan
yang mempengaruhi hidupnya. Potensi kehidupan yang dimaksud adalah ciri khas
yang diberikan oleh Sang Pencipta yang diberikan pada setiap makhluk hidup. Dan
apabila diperhatikan dengan mendalam, potensi kehidupan ada dua yaitu kebutuhan
jasmani dan naluri. Sedangkan akal bagi kehidupan manusia, tidak termasuk dalam
potensi kehidupan. Sebab, manusia masih dapat hidup meskipun akalnya hilang.
Seperti orang gila, atau anak kecil yang akalnya belum sempurna . namun akal
merupakan kelebihan yang diberikan pada manusia, yang dengan akal itulah mampu
membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya.1
Dari paparan tersebut dapat dipahami bahwa manusia merupakan salah satu
makhluk yang diciptakan Allah SWT yang memiliki karakteristik yang khas. Ciri
khas dari manusia itu sendiri merupakan dua potensi kehidupan yang diberikan oleh
Sang Pencipta. Adapun dua potensi kehidupan yang diberikan sang Pencipta adalah
kebutuhan jasmani dan naluri.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa Manusia merupakan makhluk sosial,
manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling
menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling
membenci, saling merugikan dan sebagainya. Manusia juga sebagai makhluk pribadi
yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Karena merupakan pribadi, maka manusia
mempunyai pendapat sendiri, mencintai diri sendiri, cita-cita sendiri, dan sebagainya.
Oleh karena itu seringkali ada manusia yang tidak memiliki kebajikan.2

Pengertiaan manusia dari kedua sumber tersebut tidak saling bertentangan.


Melainkan saling melengkapi satu sama lain. Dari kedua sumber tersebut dapat

1
Abdurrahman, Hafidz. Islam: Politik dan Spiritual (Singapore: Lisan Ul-Haq, 1998), 49.
2
Sri Ilham. IAD ISD IBD Materi MKDU pada Perguruan Tinggi (Bandarlampung: Fak. Dakwah IAIN Raden Intan,
2014), 45.

3
dipahami bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Sang Pencipta yang dikaruniai
ciri khas berupa dua potensi kehidupan dan merupakan makhluk sosial yang memiliki
pribadi yang utuh atas jiwa dan badan. Dari dua unsur tersebut terciptalah manusia
yang hakiki.

B. Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain


Manusia dan Makhluk lain pastilah memiliki perbedaan yang amat jelas.
Meski begitu perlu kiranya kita mengkaji tentang apa yang menjadi perbedaan antara
manusia dan makhluk lainnya. Adapun yang membedakan anatara manusia dan
makhluk lainya yaitu akal.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang sempurna, hal ini
karena manusia memiliki akal yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Dengan akal
yang dimilikinya telah mengangkat kedudukan manusia sekaligus menjadikannya
makhluk yang paling utama. 3
Dalam al-Qur’an tidak kurang dari 49 kali disinggung tentang pengertian akal4,
kesemuanya menganjurkan dan mensyaratkan penggunaan akal itu dalam rangka
mencapai kesuksesan hidup. Dan sebaliknya bagi orang yang tidak berakal (tidak
berfungsi akalnya) agama melepaskan dari segala kewajiban yang melekat padanya.
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa sayriat islam dibebankan
kepada mereka yang masih memiliki akal sehat. Sebaliknya syariat islam tidak
dibebankan kepada orang-orang yang akalnya tidak berfungsi dengan baik. Sebagai
contoh orang gila atau anak kecil yang belum balik maka tidak diwajibkan bagi
mereka untuk mendirikan shalat. Hal ini menjadi wujud bentuk kasih sayang Allah
kepada makhluknya. Bahwa Allah tidak akan membebankan sesuatu melainkan sesuai
dengan kesanggupan hambanya.
Akal berasal dari bahasa arab, yaitu al-‘aqlu. Akal merupakan kemampuan
yang diberi oleh Allah SWT kepada manusia yang melekat dengan fungsi otak. Sebab
otak manusia memiliki keistimewaan untuk mengaitkan fakta yang diindera dengan
informasi. Berbeda dengan otak hewan, dimana otak hewan tidak memiliki
kemampuan mengaitkan fakta yang diindera dengan informasi. Oleh sebab itu hewan
tidak dapat dididik bertingkah laku yang baik dan sopan, meskipun ia memiliki otak.

3
Tasmuji, H. Cholil, dkk. IAD ISD IBDI, (Surabaya : UINSA Press 2018), 11
4
Trianto, Wawasan Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), 32

4
Hewan tidak mampu membuat kesimpulan karena otaknya tidak sama dengan otak
manusia.5
Otak manusia adalah benda yang terdapat dalam tempurung kepala. Benda ini
dikelilingi dengan tiga selaput, yang dilengkapi dengan jalinan rangkaian syaraf yang
tidak terhitung jumlahnya, yang menghubungkan ke seluruh indera dan bagian-bagian
tubuh manusia. Berat timbangan otak manusia dewasa mencapai 1200 gram. Otak
tersebut menghabiskan 25% oksigen yang diperoleh dari kedua paru-paru. Para saintis
telah mengambil kesimpulan melalui eksperimen yang dilakukan dengan
menggunakan alat elektrik pengukur kerja otak, bahwa otak merupakan organ yang
berfungsi untuk berfikir. Melalui alat tersebut dapat diketahui, bahwa apabila
seseorang sedang berfikir, grafik yang tertulis pada alat tersebut akan naik. Sebagian
saintis bahkan telah sampai pada kesimpulan, bahwa informasi yang dapat disimpan
oleh otak manusia mencapai tidak kurang dari 90 juta informasi. Inilah keistimewaan
otak manusia yang tidak dimiliki oleh hewan.6
Dengan demikian, merupakan kesalahan besar apabila membahas tentang akal
kemudian berkesimpulan bahwa akal adalah organ berbentuk fisik yang berada di
dalam otak, kepala ataupun dada, dengan dalil bahwa hati ada di dada. Sebab fakta
membuktikan bahwa hewan juga memiliki hati yang ada di dalam dada, namun tetap
saja hewan tidak mempunyai akal. Oleh karena itu, akal merupakan kekuatan
menghasilkan keputusan (kesimpulan) tentang sesuatu. Dan kekuatan ini bukan
merupakan kerja satu organ tubuh manusia saja seperti otak, sehingga akal dianggap
sama dengan otak. Demikian pula anggapan bahwa akal berada di dalam kepala juga
sebuah kesimpulan yang salah.7

C. Kebutuhan Manusia
Manusia dalam kehidupannya harus memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
untuk bertahan hidup. Manusia memiliki kebutuhan hidup yang beragam. Dari
keberagaman kebutuhan hidup tersebut diambilah garis besar bahwa manusia
memiliki kebutuhan hidup jasmani dan naluri. Dimana kedua kebutuhan tersebut sama
pentingnya dan harus dipenuhi.

5
Tasmuji, H. Cholil, dkk. IAD ISD IBDI, (Surabaya : UINSA Press 2018), 12
6
Muhammad Husain Abdullah, Mafahim Islamiyah terjemah (Bangil: al- Izzah, 2003), 30
7
Tasmuji, H. Cholil, dkk. IAD ISD IBDI, (Surabaya : UINSA Press 2018), 13

5
Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang paling mendasar, merupakan
hasil dari kerja struktur organ tubuh manusia. Apabila kebutuhan mendasar tersebut
tidak terpenuhi, maka struktur organ tubuhnya akan mengalami kerusakan. Sebagai
contoh, apabila tubuh manusia kekuarangan air, maka kerja organ tubuhnya akan
mengalami gangguan yang kemudian akan menyebabkan penyakit. Penyakit ginjal
adalah contoh penyakit yang terjadi akibat tubuh kekurangan air.8
Kebutuhan jasmani haruslah dipenuhi sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
kebutuhan jasmani terlalu berlebihan dalam memenuhinya maka akan timbul suatu
masalah. Obesitas misalnya, hal ini disebabkan manusia terlalu banyak dalam makan.
Makan yang berlebih dapat menimbulkan kegemukan. Selain berlebihan dalam
memenuhi kebutuhan jasmani, kebutuhan jasmani yang tidak atau kurang dipenuihi
juga akan menimbulkan suatu masalah. Contoh kecil dari kurangnya memenuhi
kebutuhan minum seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Selain kebutuhan jasmani Allah SWT juga telah menciptakan potensi
kehidupan (thaqatul hayawiyah) pada diri manusia, yang berupa naluri (al-Gharizah).
Kebutuhan Naluri (Al-Gharizah) jika tidak dipenuhi tidak sampai mengakibatkan
kematian akan tetapi hanya menimbulkan perasaan gelisah saja pada diri manusia.
Naluri pada manusia terdiri dari:

1. Naluri beragama (Gharizatut Tadayyun).


Penampakannya mendorong manusia untuk mensucikan sesuatu yang
mereka anggap sebagai wujud dari Sang Pencipta, maka dari itu dalam diri
manusia ada kecenderungan untuk beribadah kepada Allah, perasaan kurang,
lemah dan membutuhkan kepada yang lainya. Hanya saja diantara manusia banyak
yang keliru dalam rangka memenuhi kebutuhan naluri yang satu ini. Contohnya
diantara manusia ada yang menyembah berhala, mensucikan pohon keramat,
menyembah sesama manusia dan lain-lain.
Ada kisah orang atheis pun yang katanya tidak mengakui adanya tuhan, toh
mereka juga mensucikan orang-orang tertentu semacam lenin dan stelin. Semua itu
sebenarnya penampakan dari naluri yang memang diberikan oleh Allah SWT
sebagai sang penciptanya. Adanya kebutuhan ini dalam AL-quran telah di
isyaratkan. Allah SWT berfirman: Dan apabila manusia itu ditimpa
kemudaharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali
8
Ibid, 8

6
kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan ni’mat-Nya kepadanya lupalah
dia akan kemudharatan yang pernah ia berdo’a (kepada Allah) untuk
(menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi
Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalanNya. Katakanlah: “Bersenang-
senanglahlah Dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu
termasuk penghuni neraka”. (QS Az Zumar

2. Naluri mempertahankan diri (Gharizatul Baqa).


Penampakanya mendorong manusia untuk melaksanakan berbagai aktivitas
dalam rangka melestarikan kelangsungan hidup. Berdasarkan hal ini maka pada
diri manusia ada rasa takut, keinginan menguasai, cinta pada bangsa dan lain-lain.
Adanya naluri ini telah diisyaratkan dalam Al-Quran. Allah SWT ber firman :
“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah
menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebagai bagian dari apa yang
telah Kami ciptakan dengan kekuasaan kami sendiri, lalu mereka menguasainya?”
(QS Yaasin : 71)

3. Naluri melangsungkan keturunan (Gharizatun nau)


Penampakanya akan mendorong manusia melangsungkan jenis manusia.
Sebagai penampakan dari naluri ini, manusia memiliki kecenderungan seksual, rasa
kebapakkan, rasa keibuan, cinta pada anak-anak, cinta pada orang tua, cinta pada
orang lain dan lain-lain. Adanya naluri ini telah banyak diisyaratkan dalam Al-
Quran. Contohnya rasa suka terhadap lawan jenis, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu)
dengan yusuf, dan yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu
andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami
memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu
termasuk hamba-hamba kami yang terpilih.” (QS Yusuf : 24)
Tak aneh jika ada beberapa agama yang melarang pengikutnya untuk
memenuhi kebutuhan naluri satu ini sehingga banyak pelanggaran-pelanggaran
seksual yang terkuak di berbagai tempat-tempat yang dianggapnya suci.

D. Proses Pemikiran Manusia

7
Dalam memunculkan suatu pemikiran ada yang namanya proses. Pemikiran
tidak muncul begitu saja. Adapun proses munculnya pemikiran meliputi:
1. Rasa Ingin Tahu Manusia
Dengan potensi akal yang dimilikinya maka manusia berusaha untuk
memahami akan berbagai fenomena alam yang terjadi. Dan lahirnya pemikiran
manusia itu berawal dari rasa ingin tahu yang dimilik oleh manusia. Rasa ingin
tahu pada manusia boleh dikatakan tidak akan pernah berhenti, karena selalu
muncul keinginan untuk menambah pengetahuan. Rasa ingin tahu itupula yang
mendorong manusia untuk melakukan sesuatu demi menemukan jawaban atas
berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Upaya yang dilakukan
manusia adakalanya berhasil namun juga bisa gagal. Akan tetapi kegagalan yang
ada pada umumnya justru semakin memicu untuk melakukan lebih keras lagi
sampai berhasil.
2. Tahapan Pemikiran manusia
Bagimana sesungguhnya proses berfikir pada manusia? Jika kita telaah
lebih lanjut akan kita dapati bahwa untuk dapat berpikir membutuhkan beberapa
komponen :
a. Fakta, manusia membutuhkan fakta yang akan dijadikan objek berfikirnya.
b. Indera, untuk dapat mencerap fakta-fakta yang akan dipikirkan. Seperti mata
untuk melihat, peraba, pendengaran dan indera yang lain.
c. Otak, merupakan organ yang berfungsi untuk menterjemahkan setiap fakta yang
diserap.
d. Informasi sebelumnya. Tanpa informasi manusia tidak dapat untuk memahami
fakta yang sedang dihadapinya. Informasi sebelumnya tentang sesuatu adalah
hal yang harus ada untuk dapat memahami sesuatu. Hal ini disampaikan di
dalam al-Quran, Allah berfirman :

8
E. Tingkatan Pemikiran Manusia
Seperti halnya keberagaman yang ada pada manusia. Dalam pemikiran
manusia itu sendiri terdapat keberagaman. Dalam pembahasan ini keberagaman itu
dibedakan dengan tingkatan-tingkatan tertentu. Adapun tingkatan-tingkatan itu ialah:
1. Berpikir dangkal
Yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui proses berpikir yang hanya
melihat sesuatu dan membuat kesimpulan berkenaan dengan sesuatu itu tanpa
disertai pemahaman. Pemikiran ini diperoleh dengan cara sekedar mengindera
fakta ke dalam otak tanpa mengaitkan dengan informasi apapun. Juga tidak disertai
dengan usaha untuk mencari informasi yang lain yang berkaitan dengannya. Pada
beberapa orang kerapkali melihat fakta namun tidak berupaya untuk memikirkan
lebih lanjut. Misalnya banyak orang melihat fenomena benda yang jatuh dari atas
ke bawah namun tidak berpikir lebih lanjut apa penyebab yang terjadi, fenomena
itu dianggap sesuatu yang biasa saja.
2. Berpikir mendalam
Adalah tingkat berpikir yang lebih tinggi dari berpikir dangkal, yaitu
berupaya untuk lebih mendalam memahami fakta dan mendalam mengaitkannya
dengan informasi. Proses berpikir yang dilakukan berulang-ulang untuk mencari
informasi yang lebih banyak lagi. Misal fenomena benda yang jatuh tadi akan
bernilai lain bagi orang yang mau berpikir lebih lanjut sampai akhirnya dia
temukan ternyata ada hukum gravitasi.
3. Berpikir cemerlang
Adalah berpikir mendalam itu sendiri ditambah dengan segala sesuatu yang
ada di sekitar fakta dan yang berkaitan dengan fakta untuk bisa sampai pada
kesimpulan yang benar. Dalam hal ini misalnya ahli atom atau ahli kimia yang
begitu mendalam ketika mengkaji obyek yang akan diteliti, namun mereka ini bisa
dikatakan tidak berpikir cemerlang manakala justru mereka menjadi penyembah
patung yang sebenarnya. Patung itu jika ia mau berpikir cemerlang sedikit saja ia
akan sampai pada kesimpulan bahwa patung itu tidak dapat memberi kemanfatan
sedikitpun padanya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari yang telah dijabarkan dapat kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk
ciptaan Allah dengan beberapa ciri khas. Ciri khas dari manusia yang paling menonjol
diantara semua makhluk Allah adalah akal. Dalam proses bekerjanya akal akan
menghasilkan pemikiran. Pemikiran manusia itu sendiri sangat beragam. Dari
pemikiran yang dangkal sampai dengan pemikiran yang cemerlang.
B. Saran
Kita sebagai manusia hendaknya mengetahui hakikat manusia itu sendiri.
Karena banyak manusia di luar sana yang lupa akan jati dirinya. Mereka merusak
dirinya sendiri baik dengan minum-minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang,
dan lainnya. Padahal dengan mereka mengkonsumsi minuman keras atau obat
telarang fungsi otak akan rusak. Dan kita harus sadari bahwa yang membedakan kita
dengan makhluk lainnya adalah akal. Bila akal kita rusak maka tidak ada bedanya kita
dengan mkhluk lainya.
Kita sebagai manusia juga alangkah baiknya bila kita memilih pilihan yang
terbaik bagi kita. Bila kita bisa memilih menjadi manusia dengan pimikiran yang
cermelang atau minimal mendalam, mengapa kita harus menjadi manusia yang
berpemikiran dangkal.
Saran saya untuk diri saya pribadi sebagai penulis dan kepada teman-teman
pembaca. Jadilah manusia yang sesuai dengan hakikatnya. Yaitu manusia yang
berakal dan jangan menjadi manusia yang tak sadar hakikatnya. Hingga merusak
tatanan masyarakat lainya. Contoh kecil pecandu akohol yang melakukan KDRT.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Hafidz. Islam: Politik dan Spiritual (Singapore: Lisan Ul-


Haq, 1998)
Sri Ilham. IAD ISD IBD Materi MKDU pada Perguruan Tinggi
(Bandarlampung: Fak. Dakwah IAIN Raden Intan, 2014)
Trianto, Wawasan Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007)
Tasmuji, H. Cholil, dkk. IAD ISD IBD, (Surabaya : UINSA Press 2018)
Muhammad Husain Abdullah, Mafahim Islamiyah terjemah (Bangil: al-
Izzah, 2003)

11

Anda mungkin juga menyukai