Anda di halaman 1dari 14

ALAM, SEMESTA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN IPA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah IAD ISD IBD

DOSEN PEMBIMBING

Dian Pujiatma Vera Subchanifa, M.Sc

DISUSUN OLEH

Dika Hanan Mustafa

AL AHWAL ASY SYAKHSIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang karena limpahan berkah dan rahmat-Nya,
sehingga kita dapat menikmati indahnya iman sampai sekarang ini. Shalawat dan salam teruslah
kita curahkan kepada junjungan besar kita baginda nabi Muhammad SAW, yang karena
perjuangannya kita dapan merasakan indahnya islam sampai sekarang ini.

Atas kehendak Allah pula makalah dengan judul “Manusia dan Perkembangan
Pemikirannya” dapat tersusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah IAD ISD IBD (Alam
Semesta Dalam Perspektif Islam Dan IPA). Yang mana tanpa adanya ridho Allah maka makalah
ini tidak akan terwujud.

Terima kasih tak lupa kepada Dosen Diana Pujiatma, M. Sc yang dengan adanya dorongan
dan bimbingan dari Dosen Dian Pujiatma, M. Sc makalah ini dapat tersusun. Penyusun sebagai
murid tidak memungkiri bahwa butuh adanya dorongan dari Dosen untuk terwujudnya makalah
ini. Selain adanya dorongan penyusun juga menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun
dengan lancar dan tepat tanpa adanya bimbingan Dosen.

Tidak lupa terimakasih juga penyusun sampaikan kepada pihak keluarga yang senantiasa
memberikan dorongan. Tentunya pihak keluarga sangat erat kaitanya dengan tersusunnya
makalah ini. Dimana pihak keluarga penyusun senantiasa memberikan dorongan baik secara
moral maupun matrial.

Ada pepatah mengatakan tiada gading yang tidak retak. Artinya tiada suatu kesempurnaan
dalam sebuah karya. Maka dari itu penyusun menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya
atas kekurangan dan kesalahan yang ada. Penyusun juga sangat terbuka atas kritik dan saran
yang bersifat membangun.

Semoga dengan tersusunya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
mempelajari mata kuliah IAD ISD IBD. Dan semoga dapan membantu kita semua dalam
mempelajari mata kuliah IAD ISD IBD.
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUAN PENULIS 6
BAB II PEMBAHASAN 7

A. ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA 8


B. BENDA-BENDA LANGIT 9
C. TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA 10
D. TEORI-TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA II 11
BAB III PENUTUP 12

KESIMPULAN 13

DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I

 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana didalamnya terdapat
kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yangdapat diungkapkan maupun
yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan
akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-
sung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-
proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruhkejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan
kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran
jelasnya, bahwa semua proses alam semesta inimengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang
dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah alam semesta itu ?
2. Bagaimana proses terjadinya alam semesta ?
3. Teori apa sajakah yang menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ?

C. TUJUAN PENULIS

A. Mengetahui alam semesta menurut islam dan IPA


B. Dapat mengetahui bagaimana pembentukan alam semesta
C. Apa aja yang ada di alam semesta
BAB II
PEMBAHASAN

1. ALAM SEMESTA
Alam semesta yang diciptakan Allah Swt merupakan anugerah yang luar biasa bagi
segenap makhlukNya terutama manusia. Alam bukan hanya sebatas alam empiric (alam
semesta yang tampak) saja, tetapi alam yang dimaksud juga menjangkau kepada alam
non empirik (alam ghaib) bahkan dalam tradisi Islam, segala sesuatu selain Allah disebut
sebagai alam. Bayangkan, betapa luasnya cakupan alam semesta ini, tentu hal ini
menuntut kita untuk lebih serius lagi dalam merenungi dan memikirkan untuk kemudian
dapat mengungkap berbagai rahasia yang tersimpan dibalik alam ini. Mengetahui esensi
dari alam raya ini merupakan hal yang sangat urgen dan mendasar bagi bagi setiap
muslim manakala ia ingin sampai kepada satu pemahaman yang komprehensif tentang
alam ini. Alam menyimpan rahasia yang begitu besar, maka tidak heran jika Alquran
berkali-kali memerintahkan untuk memikirkan alam ini dan mengambil pelajaran
daripadanya (mentadabburi alam ini), melihat alam ini secara keseluruhan sebagai tanda-
tanda keberadaan, kebesaran sekaligus kekuasaan Allah. Pada akhirnya dengan
memahami alam ini kita akan menemukan korelasinya dengan pendidikan Islam melalui
perantara filsafat. Kita akan mengetahui bagaimana implikasinya terhadap dunia
pendidikan yang lebih baik lagi. Tulisan ini akan membahas secara tuntas mengenai
hakikat alam semesta, proses penciptaan alam semesta, tujuan penciptaan alam semesta
dan bagaimana pula implikasinya terhadap pendidikan Islam. Semuanya itu bertujuan
untuk memperbaiki dan memajukan pendidikan Islam.

Alam raya yang diciptakan ini juga merupakan tanda keesaan sekaligus kebesaran Allah
bagi orang-orang yang mau memikirkannya. Alam adalah laksana panggung buat
manusia, sebuah ladang tempat menyemai benih, tumbuh dan berkembang, serta
menikmati hasilnya sebagai anugerah Allah. Dengan demikian manusia harus menyadari
bahwa:
1. Alam ini bukan milik manusia, melainkan milik Allah. segala sesuatu yang dimiliki manusia
di atas bumi bukanlah miliknya, tetapi sekedar “pinjaman” yang dipercayakan kepadanya.

2. Alam tunduk kepada manusia, yaitu Allah menjadikan alam ini lebih rendah daripada manusia
oleh karena itu alam ini dipersiapkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya

3. Dalam memanfaatkan dan menikmati alam, manusia diperintahkan untuk bertindak sesuai
aturan moral.

4. Islam menuntut manusia untuk menyelidiki dan memahami mekanisme dan pola-pola kerja
Tuhan dalam menciptakan alam ini.

A. Tujuan Penciptaan Alam Semesta Dalam perspektif Islam, tujuan penciptaan alam
semesta ini pada dasarnya adalah sarana untuk menghantarkan manusia pada
pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan dan kemahakuasaan Allah Swt(Al
Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam,h. 8.). Secara ontologis, adanya alam semesta ini
mewajibkan adanya zat yang mewujudkannya. Keberadaaan langit dan bumi
mewajibkan adanya sang pencipta yang menciptakan keduanya. Yang menciptakan
langit dan bumi ini bukanlah manusia, tetapi pastilah yang maha pencipta.Sebab, bila
manusia yang menciptaakan langit dan bumi akal kita mewajibkan pastilah sudah
banyak langit dan bumi. Namun, dari dahulu sampai sekarang, penyelidikan kita
menemukan kenyataaan yang tidak demikian. Karena itu akal mewajibkan bahwa
penciptaan langit dan bumi pastilah sang maha pencipta, yang ciptaannya tidak dapat
diduplikasi apalagi ditandingi oleh manusia. Dalam konteks ini, keberadaan alam
semesta merupakan petunjuk yang sangat jelas tentang keberadaaan Allah Swt
sebagai Tuhan yang Maha Pencipta. Karenanya dengan mempelajari alam semesta
manusia akan sampai pada pengetahuan bahwa Allah Swt adalah zat yang
menciptakan alam semesta ini. Menurut konsep Alquran bahwa alam ini diciptakan
dengan tujuan untuk memperlihatkan kepada manusia tanda-tanda keberadaan Allah
Swt: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk (alam makro) dan pada diri mereka sendiri (alam mikro), sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak
cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?.(Q.S,
Fusilat [41]: 53 ) Di dalam tafsir Al- Azhar dinyatakan bahwa Alquran itu kian lama
akan nyata kebenarannya. Bukti kebenaran itu akan muncul disegala penjuru, dan
bahkan pada diri mereka sendiri. Mungkin beberapa soal yang diterangkan Alquran
tatkala dia mulai diturunkan belum akan dipahami orang benar, tapi kelak zaman
yang selalu berputar dan otak manusia yang selalu bekerja akan menampakkan
kebenaran itu.(Hamka, Tafsir Al Azhar Juzu’ XXIV, (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1982), h. 7.) Sementara itu dalam tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa “ayat-ayat” yang
dijadikan untuk diperlihatkan antara lain adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi
ketika itu, antara lain adalah kemenangan yang diraih oleh Nabi Saw, dalam
peperangan peperangan beliau disekian banyak daerah serta kematian tokohtokoh
kaum musyrikin, sedang setelah beliau wafat silih berganti peristiwaperistiwa
kemenangan yang diraih kaum muslimin. Dapat juga ayat-ayat di segenap ufuk dan
diri mereka yang diperlihatkan Allah itu adalah rahasiarahasia alam serta keajaiban
ciptaanNya pada diri manusia yang diungkap melalui penelitian dan pengamatan
ilmuan, dan yang kesemuanya membuktikan kebenaran dan kekuasaanNya sekaligus
menunjukkan kebenaran informasi Alquran.(Shihab, Tafsir Al-Misabah: Volume 12,
h. 91.)
B. Implikasi Terhadap Pendidikan Islam Dalam Islam, esensi alam semesta adalah
selain dari Allah Swt. Dia adalah al Rabb, yaitu Tuhan yang Maha Pencipta (khaliq),
yang menciptakan seluruh makhluq, makro dan mikro kosmos. Karenanya Ia disebut
al-Rabb al-‘alamin, Tuhan Pencipta alam semesta. Sebagai Pencipta, Dia juga yang
memelihara dan ‘mendidik’ seluruh alam.( Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam,h.
11. )Alam harus dipelajari sebagai objek studi atau ilmu pengetahuan.Untuk itu,
pendidikan islami merupakan instrument kunci guna menemukan, menangkap, dan
memahami alam dengan seluruh fenomena dan noumenanya. Upaya itu pada
akhirnya akan menghantarkan manusia pada kesaksian akan keberadaan dan
kemahakuasaan Allah Swt. Karenanya, dalam konteks ini, melalui proses pendidikan
islami, manusia dihantarkan pada pengakuan (syahadah) akan keberadaan Allah Swt
sebagai Tuhan Pencipta, Pemelihara, dan Pendidik alam semesta. Melalui proses
pendidikan di alam semesta inilah, kelak Allah Swt. Akan menilai siapa diantara
hambaNya yang mampu meraih prestasi terbaik. Sebagaimana firmanNya:
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan
baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik
perbuatannya. (Q.S, Al- Kahfi [18]: 7)

2.BENDA BENDA LANGIT

BENDA BENDA LANGIT MENURUT AL QUR’AN


Galaksi (gugusan bintang, Buru’j). Galaksi adalah suatu sistem dari himpunan besar
yang terdiri dari bintang-bintang yang jumlahnya jutaan bahkan ada yang milyaran.
Galaksi yang menghimpun tata surya kita biasa disebut galaksi “bima sakti” atau
“milky way”. Galaksi ini bisa dilihat di malam hari yang cerah seperti embun tipis
membentang dari arah timur laut ke arah barat daya. Apabila dilihat dengan teleskop
ternyata bukanlah embun, tetapi berupa butir-butir bintang-bintang lebih dari seratus
milyar jumlahnya, dan matahari termasuk salah satu butir bintang itu. Philip D. Stern
dalam bukunya “Our space Environment” menulis: “Our milky way galaxy is a giant
cartwheel-sheped errangement of upwards of 100 billion stars. Our sun is one of this
billions and billions of stars”(Philliph D Stern, Our Space Invironment (New York:
Renehart and Wi ston, Inc, 1965), hlm. 143). (Galaksi kabut susu adalah raksasa yang
berputar dan merupakan suatu aturan di atas yang terdiri dari seratus milyard bintang.
Matahari kita adalah salah satu bintang dari bermilyar-milyar bintang tersebut).
Mustafa Ks. menulis sebagai berikut: “Sampai kira-kira setengah abad yang lalu, para
Astronom masih beranggapan, bahwa tidak ada lagi kelompokkelompok bintang di
luar galaksi bima sakti. Tetapi setelah ada teropong yang lebih besar lagi, telah
diketahui pula beberapa galaksi lagi yang di dalamnya berisi bermilyard-milyard
bintang. Kemudian diketahui sekitar 30 juta galaksi dan seterusnya diketemukan
sekitar 100 juta galaksi. Akhirnya dengan teropong teleskop terbesar di dunia Mount
Palomar diketahui galaksi di alam semesta ini tak terhingga jumlahnya ” (Musthofa
Ks, AlQur’an dalam menyoroti Proses Kejadian Manusia (Ban ung: PT AlMa’arif,
1983), hlm. 72.) Diantara galaksi-galaksi di luar galaksi kabut susu yang telah
diketahui ialah galaksi Magellan, galaksi Andromeda, galaksi Ursa Mayor, galaksi
Bluepin Wheel, galaksi Silvery dan lain-lain. Adapun galaksi-galaksi mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Galaksi itu mempunyai cahaya sendiri, jadi bukan cahaya Pantulan.
2. Galaksi lainnya terlihat dari galaksi bima sakti jauhnya jutaan 2 tahun cahaya.
3. Galaksi mempunyai bentuk; sepiral, ellips dan ada yang tidak beraturan (irregular
galaxies) (Kuswanto Drs, dkk, Bumi dan Antariksa (Solo: Tiga Serangkai, 1983), Al-
Qur’an telah menyatakan bahwa Allah meluaskan langit dengan berekspansinya
galaksi-galaksi tersebut,”Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (atau
kekuatan) Kami dan sesungguhnya Kamilah yang meluaskannya.” (QS.az\-Z|
a>riya>t: 48). Ini menunjukkan adanya korelasi antara konsepsi al-Qur’an dengan
teori Expandingnya Edwin Hubble, di mana benda-benda alam semesta ini terus
berkembang meluas sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dari yang satu dengan
yang lain. Semua itu adalah menurut perintah Allah Yang menciptakannya, dan terus
demikian sampai pada waktu yang telah ditentukan. (Ahmad Baiquni Prof. Dr., Islam
dan Ilmu Pengetahuan Modern (Bandung: Pustaka Salman ITB, 1983), hlm. 21.).
Memang alam semesta dan galaksi-galaksi tidak mempunyai sumbu putaran yang
nyata, berbeda dengan tata surya yang berputar di sumbunya di mana suatu bintang
atau surya bertindak selaku pusat edaran. Jadi galaksi- galaksi itu sebenarnya
bergerak pada pusat edaran dalam alam semesta dalam lingkaran bola langit. al-
Qur’an mengistilahkan galaksi atau gugusan bintang dengan istilah ”buruj”

1 . System (tata surya)

Tata surya yaitu sekelompok benda-benda angkasa yang terdiri dari satu bintang yang
berfungsi sebagai surya dan menjadi pusat edaran bendabenda pengikutnya yang berupa planet-
planet, satelit-satelit, comet dan berjuta-juta asteroid. Adapun tata surya kita adalah terdiri dari
satu bintang yang bernama matahari dikelilingi oleh sembilan buah planet, yaitu; Markurius,
Venus, bumi, Mars, Yupiter, Saternus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Selain itu ada tiga puluh dua
satelit yang menjadi pengikut planetplanet tersebut dalam mengelilingi matahari, dan beribu-ribu
comet (bintang berekor) dan berjuta-juta asteroid

2. Bintang

Bintang dalam bahasa al-Qur’an disebut “Najm” jamaknya “nujum”, sedang dalam bahasa
Inggris disebut ”star” (singular), stars (plural). Bintang terlihat di langit pada waktu malam
seperti suatu titik kecil yang bercahaya sendirian. Bintang sebenarnya adalah benda raksasa yang
sangat panas sekali beribu-ribu derajat celcius. Panas itu timbul dari hasil pertautan antara atom-
atom hidrogen. Jadi bintang-bintang itu mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya pantulan dari
benda lain, berbeda halnya dengan planet dan satelit yang kelihatan bercahaya itu sebenarnya
cahaya pantulan dari sinar matahari (bintang). Untuk memberi gambaran yang tepat tentang
benda samawi yang bernama bintang itu.

3. Matahari Matahari adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk yang ada di bumi baik
berupa manusia, hewan maupun tumbuhtumbuhan. Panas matahari yang dipancarkan kesegala
penjuru bumi baik yang langsung maupun tidak langsung merupakan penyebab semua kehidupan
di atas bumi. Menurut Ganouw, seorang sarjana ilmu falak dan alam bahwa panas matahari
adalah akibat dari hasil proses pemecahan unsurunsur utama, terutama unsur zat cair. Para ahli
memperkirakan, bahwa panas matahari sekitar 6.000 derajat celcius.10Adapun bagian inti
matahari suhunya sekitar ada 15-20 juta derajat celcius. Matahari sebagai sumber cahaya
memancarkan cahaya ke bumi dengan kecepatan 8 menit. Panas yang dipancarkan matahari
menimbulkan adanya air, timbulnya sungai dan lautan, menimbulkan turunnya hujan dan segala
macam sumber kehidupan.

4. Planet

Di dalam ilmu pengetahuan alam dikemukakan, bahwa sampai sekarang ini manusia telah
mengenal sembilan buah planet dalam tata surya ini, dimana bumi kita termasuk salah satu
diantaranya. Kesembilan planet itu semuanya mengelilingi matahari dalam waktu yang berbeda
sebagai anggota tata surya kita ini. Memang planet adalah benda langit yang menjadi anggota
dari sebuah bintang yang berfungsi sebagai matahari, di mana planet-planet itu berevolosi
mengitari bintang di samping berotasi pada sumbunya sendiri. Planet sebenarnya tidak
mempunyai cahaya sendiri. Cahaya yang datang dari planet hanyalah pantulan dari sinar
matahari, sehingga kelihatannya dari bumi planet-planet itu bercahaya. Menurut Maurice
Bucaille, planet dalam bahasa al-Qur’an adalah “kaukab” jamaknya “kawakib”, tetapi al-Qur’an
tidak memberitahukan jumlahnya dengan merujuk kepada QS. As-Saffat:6, “Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan yaitu planet-planet.” Kalimat Al-
Qur’an “langit terdekat” dapatkah diartikan sistem matahari?, kita mengetahui bahwa tak
terdapat diantara benda-benda samawi yang terdekat kepada kita selain planet. Matahari adalah
satusatunya dalam sistem ini yang pakai nama. Orang tak dapat mengerti, benda apa gerangan
yang dimaksudkan dalam ayat tersebut, jika bukan planet. Rasanya sudah benar jika kita
terjemahkan “kawakib”

5. Moon (Bulan)

Bulan yang dapat kita lihat dengan mata kepala itu adalah merupakan satelit bumi, di mana
saja bumi pergi ia selalu mengikutinya. Bulan sebenarnya bukan hanya satu karena selain planet
bumi juga memiliki bulan. Sembilan planet dalam tata surya ini saja sudah diketahui memiliki 32
bulan, termasuk bulan bumi. Dengan demikian mestinya banyak bulan di luar tata surya kita baik
dalam galaksi kabut susu atau galaksi lainnya, yang tak terhitung jumlahnya yang mengiringi
setiap planet di angkasa ini. Bulan atau satelit planet bumi ini besarnya sekitar seperempat besar
bumi, diameternya 3.476 kilo meter, sedang diameter bumi 12.742 kilo meter, massa bulan
adalah 1/81,5: 1 massa bumi. Since the moon’s massa is1/81,5of earth’s mass 21Bulan
sebenarnya tidak mempunyai cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya matahari ke
bumi sehingga kelihatan dari bumi bercahaya. Karena posisi bulan berlain-lainan terhadap bumi
dan matahari, maka bentuknya pun kelihatan berubah-rubah dari bumi. Al-Qur’an menyebutkan,
bahwa bulan itu bercahaya, sedang matahari bersinar(QS. anNur: 16). Menurut analisaisMaurice
Bucaile matahari itu bersinar karena diumpamakan sebagai lampu yang sangat terang, sedang
bulan itu bercahaya adalah merupakan cahaya yang diterima dari sinar matahari. Bulan atau
satelit sebenarnya juga beredar mengelilingi matahari terbawa oleh bumi yang mengorbitnya dan
juga berotasi pada sumbunya.

6. Komet
Komet ialah sebuah bintang yang diliputi oleh kabut remangremang, kabut tersebut makin hari
terlihat makin panjang dan terlihat seperti ekor bintang, sehingga bintang tersebut disebut
bintang berekor atau komet. Orang jawa memberi nama ”lintang kemukus”(Kuswanto Drs, dkk,
Bumi dan Antariksa, hlm. 43.) Komet jarang dapat dilihat oleh mata umum masyarakat, sebab
munculnya tidak cukup jelas. Apabila dapat terlihat mata berarti komet tersebut amat besar.
Menurut pengamatan para sarjana komet sewaktu dekat dengan matahari jalannya semakin cepat,
makin dekat dengan matahari makin panjang ekornya, dan berangsur-angsur pendek kembali
ketika menjauhinya. Ketika komet komet menjauhi matahari ekornya berada di depan, tetapi
ketika mendekati matahari kepalanya berada di depan. Menurut perhitungan, massa komet
adalah 1: 110.000 massa bumi. Komet yang telah diketahui antara lain ialah komet Hally, Enche,
Biela, Ekeyaseki dan lain-lain. Di antara komet komet itu yang terkenal ialah komet “Hally”
yang pernah muncul pada tahun 1910, sehingga membuat panik sebagian masyarakat di dunia .
Phillip D. Stern, menulis sebagai berikut: When Hally’s comet eppeared in 1910, many people
were convinced that the world wouldend and that every body would perish.24(Ketika komet
Hally muncul pada tahun 1910 sebagian masyarakat menyangka, bahwa dunia ini hampir kiamat
dan bahwa setiap orang akan mati).

7. Meteor

Semakin malam semakin sering mata kita melihat meteor, sedang pada waktu siang hari
meteor dapat dilihat dan diselidiki dengan melalui pengamatan radar yang dapat mencatat
getaran elektromagnetik yang disebabkan meteor. Meteor atau bintang beralih ialah suatu benda
seperti batu yang memasuki atmosfir bumi sehingga terjadi pergesekan dengan udara yang
menimbulkan panas dan batu meteor terbakar hangus. Kebanyakan sebelum jatuh ke permukaan
tanah, batu meteor sudah habis terbakar dan apinya padam.25 Pada waktu benda-benda meteor
masih di angkasa, benda itu disebut “meteoroid”. Apabila telah memasuki atmosfir bumi, dan
masih ada sisanya yang jatuh ke bumi disebut “meteorite”. Berdasarkan penyelidikan meteorite
yang ada di bumi dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : Meteor yang materinya besi batu 1.
Meteor yang materinya besi atau logam lunak 2. Meteor yang materinya batu dan mengandung
10-15% 3. campuran besi dan nekel, jenis inilah yang banyak diketemukan di bumi (Kuswanto
Drs, dkk, Bumi dan Antariksa, hlm. 46) Maka jika seseorang menyebut ada bintang jatuh, itu
yang dimaksud adalah meteor. Meteor bukanlah bintang tetapi pecahanpecahan materi yang
berasal dari angkasa luar yang kemudian terbakar akibat pergesekan dengan udara ketika
memasuki atmosfir bumi. zaman modern sekarang masih merasa lemah menghadapi kenyataan
alam semesta ini yang tak dapat dijangkau oleh akal semata untuk menghitung dan memahami
rahasinya. Hanya Allahlah Yang Maha Kuasa menciptakan, mengendalikan, mengatur dan
menguasai alam ini, langit dan bumi.

3. TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA I


Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk menjelaskan bagaimana asal mula terjadinya
Sistem Tata Surya. Cabang ilmu astronomi yang khusus mempelajari asal-muasal terbentuknya
Tata Surya adalah kosmogoni (cosmogony). Sejak abad ke-18 sudah diusulkan teori-teori
mengenai asal-muasal Tata Surya ini. Tidak ada yang benar dalam sebuah teori. Namun,
pengujian teori-teori tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan fakta-fakta di
lapangan dan temuan-temuan baru akibat perkembangan teknologi. Di antara fakta-fakta tersebut
adalah:

• Orbit-orbit planet yang paralel terhadap ekuator matahari;

• Orbit-orbit anggota Tata Surya yang sirkular

• Semua planet bergerak dalam arah berlawanan arah jarum jam sesuai dengan gerakan rotasi
Matahari

• Planet yang juga berotasi dalam arah berlawanan arah jarum jam (kecuali Venus dan Uranus);

• Planet terestrial dan planet jovian yang memiliki karakteristik fisik dan kimia yang berbeda;

• Struktur satelit-satelit yang mengorbit planet mirip miniatur sistem Tata Surya.

Para ahli komogoni selalu memperhatikan hal-hal tersebut di atas untuk menguji dan
menyempurnakan teori asal-muasal pembentukkan Tata Surya. Zaghlul Najjar, ia adalah seorang
ilmuan terkenal di mesir, pendapatnya sama halnya dengan Achmad Baiquni yang berusaha
menghubungkan penafsiran al-Quran dengan teori-teori ilmiah yang berkembang di era moderen.
Achmad Baiquni mengidentifikasikan proses tahapan penciptaan alam dalam enam tahapan
periode evolusi alam.25 Tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :

1. Dalam tahapan ini seluruh kosmos yang terdiri dari ruang, materi dan radiasi telah ditentukan
interaksinya, sifat serta gerakannya. Sedangkan kandungan energi dan materi dalam alam
semesta ditentukan jumlahnya dan suhu kosmos, karena ekspansi turun menjadi berjuta-juta ratus
derajat.

2. Tahap ini dimulai ketika suhu kosmos turun hingga mencapai seratus juta ribu derajat.
Kerapatan materi dalam alam adalah empat juta ton tiap liter.

3. Tahap ini di mulai ketika suhu kosmos tinggal seribu juta derajat dan kerapatan materinya
tinggal 20 kg tiap liter.

4. Tahap ini di mulai ketika suhu kosmos berada di bawah seratus juta derajat. Kerapatan materi
tinggal sepersepuluh kg tiap liter. Dalam tahap ini telah di mulai penyusunan inti-inti atom dan
ada kemungkinan terjadinya pngelompokan-pengelompokan materi sebagai akibat dari adanya
ketidak seragaman lokal, yang nantinya akan berevolusi menjadi galaksi-galaksi.
5. Tahap ini di mulai ketika atom-atom mulai terbentuk sehingga elektron bebas sangat
berkurang jumlahnya di dalam kosmos. Dalam tahap ini cahaya mengisi ruang alam.

6. Tahap ini di mulai ketika kabut materi dari atom-atom mulai mengumpul dan membentuk
bintang-bintang dan galaksi-galaksi, di antaranya terdapat matahari yang dikelilingi oleh bumi
dan planet-planet lainnya. Pada tahapan-tahapan di atas dapat dilihat bahwa materi antar bintang
di mulai pada tahap keempat, ketika suhu kosmos berada di bawah saratus juta derajat, pada
tahap ini juga terjadi pengelompokan materi yang nantinya akan terbentuk menjadi galaksi-
galaksi. Selanjutnya atom-atom yang terbentuk membuat elektron bebas berkurang jumlahnya di
dalam kosmos, kemudian atom-atom mulai mengumpul dan membentuk bintangbintang dan
galaksi-galaksi

4. TEORI-TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA II

1. Teori Hipotesa Nebula Kant dan Laplace Salah satu teori asal-muasal Tata Surya adalah
hipotesa nebula (nebular hypothesys) yang diusulkan oleh Immanuel Kant yang pada tahun 1755
(Kartunnen, 2006: 197). Menurut teori ini Tata Surya terbentuk dari nebula yang berotasi. Pada
tahun 1796, Simon de Laplace mengusulkan bahwa planet-planet i. terbentuk dari cincin gas
yang disemburkan dari ekuator Matahari.

2. Teori Pasang Surut Teori ini dipelopori oleh Jeans dan Jefreey. Teori ini mengatakan bahwa
pada saat sebelum terbentuk Sistem Tata Surya, kedekat suatu protobintang (bakal Matahari)
melintas bintang lain yang lebih besar (masif). Akibatnya ada sebagian materi dari protobintang
tersebut yang tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar tersebut. Materi
protobintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi planet-planet, sedangkan protobintang
menjadi Matahari.

3.Teori Penangkapan Teori ini menjelaskan terbentuknya Tata Surya berawal dari adanya
interaksi antara Matahari dengan protobintang (calon bintang). Menunjukkan proses tersebut
dimana suatu massa protobintang melintasi Matahari dan sebagian materi dari protobintang
tersebut tertarik oleh gravitasi Matahari kemudian membentuk planet.

4. Dentuman Besar/Ledakan Besar (Big Bang) Teori in pada awalnya dicetuskanoleh ahli Fisika
Rusia Alexandra Friedman pada tahun 1922, pada ketika itu ia menghasilkan perhitungan yang
menunjukkan bahwa struktur alam semesta secaraa keseluruhan mengambang atau mengerut,
menurut teori Relativitas Einstein. Kemudian pada tahun 1927 adalah George Lemaitre orang
pertama yang menyadari apa arti dari perhitungan Friedman. Berdasrkan perhitungan ini,
Astronomer Belgia Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan, dan
bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya( Harun, The Creation
of The Universe, Terj. Ari Nilandari, (Bandung: Dzikra, 2003) hlm. 9)Pengamatan ini dianggap
mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan
tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita, semaki jauh, semakin cepat kecepatan
tampaknya.15 Pemikiran teoritis dari kedua ilmuan di atas tidak menrik banyak perhatian atau
bahkan akan begitu saja terlupakan kalau saja tidak ditemukan bukti pengamatan baru, yakni
pada tahun 1929 adalah Edwin Huble, seorang Astronomer Amerika yang bekerja di
Observatorium Mount Wilson California, membuat penemuan penting dalam sejarah astronomi.
Ketika mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya, dia menemukan bahwa cahaya
bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spekturm dan bahwa pergeseran itu berkaitan
langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi. Menurut aturan Fisika yang diketahui,
spektrum berkas cahaya yang mendekati titik observasi cenderung ke arah ungu, sedangkan
spektrum berkas cahaya yang menjauhi titik observasi cenderung ke arah merah (seperti suaru
peluit kereta yang semakin samar ketika kereta semakin jauh dari pengamatan). Pengamata
Hubble menunjukkan bahwa menurut hukum ini, benda-benda luar angkasa menjauh dari kita.
Tak lama kemudian, Hubbl menemukan penemuan penting lagi, bintangbintang tidak hanya
menjauh dari bumi saja, mereka juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya kesimpulan yang
bisa diturunkan dari alam semesta di mana segala sesuatunya saling menjauhi adalah bahwa alam
semesta dengan konstan mengambang.1234567

KESIMPULAN

Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk yang diberi
hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai kewenangan
dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta
pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan alam seisinya
dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh karenanya
manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan
fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah
amanat Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama
hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.

Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan tetapi melalui proses
panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu atau
tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru karena ada proses itulah maka tercipta
dan muncul apa yang disebut “kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk
lain yang juga diberi hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.

Kehidupan yang demikian adalah proses hubungan interaktif secara harmonis dan seimbang
yang saling menunjang antara manusia, alam dan segala isinya utamanaya flora dan fauna, dalam
suatu “tata nilai” maupun “tatanan” yang disebut ekosistem. Tata nilai dan tatanan itulah yang
disebut pula “moral dan etika kehidupan alam” yang sering dipengaruhi oleh paradigma dinamis

1
Ahmadi, A., dan Supanto, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
2
Darmo, Hendro dan Yeni Kaligis.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka
3
Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pustaka Setia: Bandung.
4
Jasin, Drs.Maskori.2010.Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta : PT.Grafindo Persada.
5
Jasin, Maskoeri. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
6
Tim Dosen IAD.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Negeri Makassar.
7
yang berkembang dalam komunitas masyarakat disamping pengaruh ajaran agama yang menjadi
sumber inspirasi moral dan etika itu.

Anda mungkin juga menyukai