Anda di halaman 1dari 58

DUSTUR IMABA

AD/ART, ATURAN TAMBAHAN, DAN PERATURAN ORGANISASI

IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Pamekasan

12-14 Maret 2021

1
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
ANGGARAN DASAR (AD)
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

BAB I
NAMA, KEDUDUKAN, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Pasal 2
Kedudukan
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berkantor pusat di Surabaya.
PasaI 3
Waktu dan tempat
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) didirikan pada tanggal 14 DzuI Hijjah 1425 Hijriyah
bertepatan dengan tanggal 25 Januari 2005 Masehi di Aula Madrasah Timur Pondok Pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

BAB II
KEDAULATAN
Pasal 4
Kedaulatan tertinggi ada di tangan anggota.
BAB III
ASAS, SIFAT, TUJUAN DAN USAHA
Pasal 5
Asas
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berasaskan Islam dan Pancasila.
Pasal 6
Sifat
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) bersifat Kemanusiaan, kekeluargaan, independen, akademis,
bertaraf internasional.

BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 7
Tujuan
Organisasi ini bertujuan:
1. Mempererat jalinan ukhuwah lslamiyah di kalangan akademisi santri pondok pesantren
Mambaul Ulum Bata-bata, baik yang masih aktif maupun yang tidak.
2. Sebagai wahana informasi dan transformasi bagi akademisi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) dalam rangka menciptakan suasana ilmiah yang dinamis dan Progresif.
3. Sebagai penyalur aspirasi para akademisi santri yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata (IMABA) baik internal maupun eksternal.
4. Memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita ideal para akademisi santri yang tergabung dalam
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) serta berperan aktif dalam menyikapi fenomena sosial.
Pasal 8
2
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Usaha
1. Menghimpun dan membina mahasiswa bata-bata sesuai dengan sifat dan tujuan Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) serta peraturan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) yang
berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
3. Mempererat hubungan emosional di antara anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Batà (IMABA).
4. Menggali potensi dan mengembangkan pemikiran sebagai upaya penguatan wacana.
5. Mengadakan pembinaan dan pemberdayaan anggota dalam segala hal yang dapat menunjang
pencapaian tujuan organisasi.
6. Menampung, mengarahkan, dan menyalurkan kepedulian anggota terhadap fenomena dan
masalah sosial.
7. Usaha-usaha lain yang relevan dengan identitas dan asas organisasi serta efektit dalam upaya
pencapaian tujuan.

BAB V
STATUS, FUNGSI DAN PERAN
Pasal 9
Status
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah organisasi mahasiswa santri.
Pasal 10
Fungsi
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berfungsi:
1. Sebagai wadah untuk mempererat hubungan emosional di antara akademisi pondok pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata dan simpatisan, baik yang masih aktif maupun yang tidak.
2. Mengkordinir, membina, memberdayakan Anggota dan mentransformasikan nilai-nilai
kepesantrenan.
Pasal 11
Peran
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berperan:
1. Ikut berperan dalam keilmuan transformatif.
2. Ikut berperan dalam digitalisasi media.

BABVI
KEANGGOTAAN
Pasal l2
Anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah semua mahasiswa, sarjana, dan yang masih
aktif di dunia kampus yang masih atau pernah mondok atau sekolah di Pondok Pesantren Mambaul
Ulum Bata-Bata Panaan, Palengaan Pamekasan.
Pasal l3
Keanggotaan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terdiri dari:
1. Anggota Biasa.
2. Anggota Istimewa.
3. Anggota Kehormatan.
4. Anggota Simpatisan.
3
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
BABVII
STRUKTUR IMABA
Pasal l4
Struktur
Struktur organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terdiri dari:
1. Dewan Pengurus Pusat.
2. Dewan Pengurus Wilayah.
3. Dewan Pengurus Daerah.
Pasal 15
Lembaga
Lembaga-lembaga di lingkungan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terdiri dan:
1. Dewan Penasehat.
2. Dewan Presedium.
3. Dewan Pengurus Pusat.
4. Dewan Pengurus Wilayah.
5. Dewan Pengurus Daerah.

BAB VIII
SISTEM KADERISASI
Pasal 16
Sistem kaderisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terdiri:
1. Kaderisasi Formal
2. Kaderisasi Non Formal

BAB IX
KEKUASAAN DAN PIMPINAN
Pasal l7
Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi pada organisasi ini berada pada Kongres Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA).
Pasal l8
Pimpinan
Organisasi ini dipimpin oleh
1. Ketua Umum di tingkat Dewan Pengurus Pusat (DPP).
2. Koordinator wilayah di tingkat Dewan Pengurus Wilayah (DPW).
3. Koordinator daerah di tingkat Dewan Pengurus Daerah (DPD).

BAB X
SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
Pasal 19
Sumber Dana
Organisasi ini memperoleh dana dari:
1. luran anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Sumbangan dan usaha-usaha lain yang halal dan tidak mengikat.
3. Donatur tetap dari alumni masing-masing tingkat kepengurusan.
4
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Pasal 20
Penggunaan Dana
1. Dana Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA.) dipergunakan sepenuhnya untuk mewujudkan
tujuan organisasi.
2. Anggaran dan alokasi dana diatur dalam rapat kerja pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA).

BAB XI
PEMBENTUKAN, PEMBEKUAN DAN PEMBUBARAN LEMBAGA
Pasal 21
Pembentukan
1. Pembentukan lembaga baru di lingkungan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) di tingkat
Wilayah harus memiliki minimal 5 anggota.
2. Pembentukan lembaga baru di lingkungan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) di tingkat
Daerah harus memiliki minimal 5 anggota.
Pasal 22
Pembekuan
1. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dapat dibekukan oleh
Dewan Pengurus Pusat (DPP) apabila:
a. Anggota tidak memenuhi kuota minimal.
b. Tidak melaksanakan kegiatan formal.
c. Tidak melaksanakan hasil rapat kerja (RaKer)minimal 25%.
2. Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata(IMABA) dapat dibekukan oleh
Dewan Pengurus Wilayah (DPW)dengan persetujuan Dewan Pengurus Pusat (DPP)apabila:
a. Anggota tidak memenuhi kuota minimal.
b. Tidak melaksanakan kegiatan formal.
c. Tidak melaksanakan hasil rapat kerja (RaKer) minimal 25%.

Pasal 23
Pembubaran
Pembubaran lembaga di lingkungan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) harus melalui
kesepakatan sidang istimewa yang sudah melalui proses pembekuan.
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 24
1. Perubahan Anggaran Dasar Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dilaksanakan dalam Kongres
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Perubahan Anggaran Dasar Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dapat dilakukan apabila
diusulkan oleh minimal 50% plus 1 dari anggota sidang.
3. Keputusan dianggap sah apabila disetujui oleh minimal 50% plus 1 dari anggota yang hadir.

5
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
BAB XII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 25
Permusyawaratan dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terdiri dari:
1. KONGRES.
2. SIDANG ISTIMEWA.
3. SIDANG TAHUNAN.
4. RAKERSAT.
5. RAPAT PLENO BPH DPW.
6. RAPAT PLENO DPD.
7. MUSYWIL.
8. RAKERWIL.
9. MUSYDA.
10. RAKERDA.
11. RAPAT PLENO LENGKAP DPP
12. RAPAT PLENO BPH DPP
13. MUSYPIMWIL

BAB XIII
PENGEMBANGAN PUTERI IMABA
Pasal 26
1. Puteri Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah wadah perempuan yang didirikan oleh
Puteri Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) melalui kelompok kerja.
2. Puteri Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berstatus badan semi otonom pada level
kepegurusan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
3. Pola hubungan antara Puteri Ikatan Mahasiswa Bata-Bata(IMABA) dengan kepengurusan Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah koordinasi.
4. Puteri Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) wajib mengikuti kaderisasi formal yang ada di
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
5. Puteri Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) wajib mengikuti forum permusyawaratan yang
ada di Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
6. Puteri Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) memiliki struktur kepengurusan sendiri yang
disetujui/ dibentuk oleh pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) apabila memenuhi
standart kepengurusan minimal 5 orang.
7. Program kerja wajib puteri IMABA dengan mengadakan sekolah keputerian.
8. Puteri IMABA memiliki hak untuk mengikuti persidangan dan memberikan pendapat.
9. Penetapan Logo Puteri IMABA terkait administrasi.

BAB XIV
ATURAN TAMBAHAN DAN ATURAN PERALIHAN
PasaI 27
Aturan Tambahan
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
6
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Pasal 28
Aturan Peralihan
Sehubungan dengan belum adanya Anggaran Dasar sebelumnya maka belum ada aturan peralihan.

Ditetapkan di : Aula Syaikh Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata


Pada Tanggal : 14 Maret 2021
Pukul : 11:57 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
PIMPINAN SIDANG KOMISI I

SIBRO NURUL HIDAYAT HANNAN


Ketua Wakil Ketua Sekretaris

7
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal l
Anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah semua mahasiswa, sarjana, dan yang masih
kompeten di dunia kampus yang masih atau pernah mondok atau sekolah di Pondok pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Pamekasan.
Pasal 2
Anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terdiri dari:
1. Anggota Biasa.
2. Anggota Istimewa.
3. Anggota Kehormatan.
4. Anggota simpatisan
Pasal 3
1. Anggota Biasa adalah:
a. Santri atau alumni Pondok pensantren Mambaul Ulum Bata-Bata yang sedang menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi, baik dalam jenjang Strata 1 maupun Strata 2. Dan telah
mengikuti kaderisasi formal.
b. Santri atau alumni pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata yang telah lulus dari
Perguruan Tinggi dan memperoleh gelar sarjana maksimal 2 (dua) tahun.
2. Anggota Istimewa adalah:
a. Santri atau alumni pondok pesntren Mambaul Ulum Bata-Bata yang sedang menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi dalam jenjang Strata 3.
b. Santri atau alumni pondokpensantren Mambaul Ulum Bata-Bata yang telah memperoleh gelar
sarjana lebih dari 2 (dua) tahun.
3. Anggota Kehormatan adalah:
a. Santri atau alumni pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata yang aktif di dunia kampus.
b. Tokoh yang diminta secara sukarela oleh organisasi karena dibutuhkan dalam upaya
memajukan organisasi.
4. Anggota Simpatisan adalah:
a. Mahasiswa yang bukan alumni pondok pesantren Bata-Bata dan ikut berproses di Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) yang sedang menempuh pendidikan baik starata 1 atau 2 dan
telah mengikuti kaderisasi formal.
b. Anggota yang memiliki afiliasi dan atau yang tidak berafiliasi dengan pondok pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata.

HAK-HAK ANGGOTA
Pasal 4
Ketentuan Umum
Setiap anggota berhak atas pendidikan, kebebasan berpendapat, penghargaan, perlindungan, dan
pembelaan serta pengampunan.
1. Hak pendidikan adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk mendapatkan pembinaan dan
pengembangan kepribadian, kecendikiawaan, dan kecakapannya.
8
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
2. Hak kebebasan berpendapat adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk menyampaikan
pendapat, gagasan, penemuan dari penelitiannya secara bebas dan bertanggung jawab
3. Hak penghargaan adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk memperoleh pengakuan dan
penghargaan atas prestasi yang dicapainya.
4. Hak perlindungan dan pembelaan dari berbagai kemungkinan yang dapat mengancam integritas
dan keamanan dirinya.
5. Hak pengampunan adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk memperoleh pengampunan
atas kesalahan-kesahan kepada organisasi, kecuali kesalahan-kesalahan yang bersifat prinsipil
Pasal 5
1. Anggota Biasa berhak:
a. Memilih dan dipilih menjadi pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
b. Mengajukan usul, kritik, saran dan (àtau) pernyataan kepada pengurus, baik secara lisan
maupun tertulis.
2. Anggota istimewa berhak:
a. Memberikan usul, kritik, saran dan (atau) pernyataan kepada ketua dan (atau) pengurus
kelengkapan lainnya, baik secara lisan maupun tertulis.
b. Menjadi anggota badan kelengkapan organisasi di struktur organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata (IMABA)
3. Anggota kehormatan berhak memberikan usul, kritik, saran dan (atau) pernyataan kepada ketua
dan (atau) pengurus kelengkapan lainnya baik secara lisan maupun tertulis.
4. Anggota simpatisan berhak:
a. Mengajukan usul, kritik, saran dan (àtau) pernyataan kepada pengurus, baik secara lisan
maupun tertulis.
b. Menjadi kelengkapan badan organisasi di struktur IMABA dan tidak dapat menjadi ketua,
dan wakil ketua di masing-masing tingkatan.

KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 6
Ketentuan Umum
1. Setiap anggota berkewajiban melaksanakan ketentuan syariat Islam secara maksimal, ketentuan
negara yang tidak diskriminatif, dan bertanggung jawab.
2. Setiap anggota berkewajiban memenuhi dan melaksanakan organisasi secara maksimal dan
bertanggung jawab.
3. Setiap anggota berkewajiban melaksanakan tugas dan amanah organisasi secara profesional dan
bertanggung jawab.
4. Setiap anggota berkewajiban melakukan upaya-upaya pengembangan organisasi sesuai dengan
kemampuan dan bertanggung jawab.

Pasal 7
1. Anggota biasa wajib:
a. Menjaga nama baik almamater Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
b. Mentaati segala aturan yang termaktub dalam AD/ART beserta ketetapan Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA)

9
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
c. Merawat dan menjaga fasilitas organisasi serta membantu pengurus dalam melaksanakan
ketentuan dan kebijakan organisasi
2. Anggota istimewa dan Anggota kehormatan wajib:
a. Menjaga nama baik almamater Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA)
b. Mentaati segala aturan yang termaktub dalam AD/ART berserta ketetatapan Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
3. Anggota simpatisan
a. Menjaga nama baik almamater Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
b. Mentaati segala aturan yang termaktub dalam AD/ART beserta ketetapan Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA)
c. Merawat dan menjaga fasilitas organisasi serta membantu pengurus dalam melaksanakan
ketentuan dan kebijakan organisasi
d. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus kaderisasi formal

PENGHARGAAN KEANGGOTAAN
Pasal 8
1. Penghargaan keanggotaan dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan atau berjasa
mengangkat citra mengharumkan namaIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Penghargaan keanggotaa dianugerahkan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP)Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA) dan dapat diusulkan oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan Dewan
Pengurus Daerah(DPD) atau rekomendasi dari Dewan Pengurus Wilayah(DPW) dan Dewan
Pengurus Daerah(DPD) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
Pasal 9
Bentuk-bentuk dan tata-cara penganugerahan tanda penghargaan keanggotaan diatur dalam
peraturan organisasi atau produk hukum organisasi lainnya secara tersendiri sesuai dengan
kebijakan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata(IMABA).

HILANGNYA KEANGGOTAAN
Pasal 10
Katagori Pemberhentian
1. Pemberhentian keanggotaan berlaku secara otomatis apabila anggota meninggal dunia.
2. Pemberhentian keanggotaan secara terhormat dapat dilakukan atas permintaan anggota sendiri
secara tertulis yang disampaikan kepada Dewan Pengurus Daerah (DPD) dimana anggota
tersebut terdaftar.
3. Pemberhentian keanggotaan secara tidak terhormat dapat dilakukan terhadap anggota yang
secara sengaja berbuat sesuatu yang dapat mencemarkan nama baik agama, bangsa dan negara
dan atau organisasi.
4. Pemberhentian keanggotaan secara tidak hormat dapat dilakukan terhadap anggota yang
mengikuti organisasi beda asas.
Pasal 11
1. Anggota Biasa hilang keanggotaannya disebabkan:
a. Meninggal dunia.
b. Berhenti dan atau diberhentikan sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi.
c. Mengundurkan diri dari keanggotaan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
10
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
2. Anggota Istimewa dan Anggota Kehormatan hilang keanggotannya disebabkan:
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri dan/atau diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA)
3. Anggota simpatisan hilang keanggotaannya disebabkan:
a. Meninggal dunia.
b. Berhenti dan atau diberhentikan sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi.
c. Mengundurkan diri dari keanggotaan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).

Pasal 12
Wewenang Pemberhentian
1. Pemberhentian keanggotaan hanya menjadi wewenang Dewan Pengurus Daerah (DPD) dimana
anggota tersebut terdaftar dan ditetapkan dengan surat keputusan Dewan Pengurus Daerah
(DPD) dengan tembusan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan DewanPengurus Pusat (DPP).
2. Pemberhentian keanggotaan hanya dapat dilakukan setelah anggota tersebut dimintai
pertanggung jawaban secara seksama dan dinyatakan terbukti bersalah oleh Dewan Pengurus
Daerah (DPD).
3. Proses pertanggung jawaban sebagaimana tersebut ayat (2) di atas dilakukan secara terbuka.
4. Dewan Pengurus Daerah (DPD) menyampaikan laporan secara tertulis mengenai keputusan
pemberhentian keanggotaan kepada Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata (IMABA) setelah ditetapkan dengan surat keputusan Dewan Pengurus Pusat (DPP).
5. Surat keputusan pengurus tentang pemberhentian keanggotaan dinyatakan berlaku mengikat
apabila dalam masa selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah ditetapkan surat keputusan
Dewan Pengurus Pusat (DPP) tersebut dan anggota yang diberhentikan tidak mengajukan surat
permohonan naik banding.

Pasal 13
Sanksi
Anggota yang melanggar ketentuan organisasi dapat dikenakan sanksi organisasi berupa:
1. Peringatan secara lisan atau tertulis
2. Skorsing dari keanggotaan minimal 1 (Satu) bulan.
3. Diberhentikan dari keanggotaan secara tidak terhormat.
Pasal 14
Prosedur Naik Banding
1. Anggota yang diberhentikan secara tidak hormat dapat mengajukan permohonan naik banding
kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) selambat-
lambatnya tiga puluh hari setelah ditetapkan Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah (DPD).
2. Dewan Pengurus Pusat (DPP) dapat membentuk sebuah tim Mahkamah Tinggi untuk mengadili
anggota yang diberhentikan sesuai dengan kebijakan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
3. Dalam proses peradilan sebagaimana dimaksud ayat (2) di atas, Dewan Pengurus
Wilayah(DPW) atau Dewan Pengurus Pusat (DPP) atau tim Mahkamah Tinggi yang dibentuk
dapat meminta keterangan dari seorang atau lebih saksi ahli.

11
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
4. Keputusan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) atau Dewan Pengurus Pusat (DPP) dapat
mengukuhkan, memperbaiki atau membatalkan surat keputusan Dewan Pengurus Daerah (DPD)
tentang pemberhentian anggota tersebut.
5. Keputusan tim Mahkamah Tinggi bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugat dan
ditetapkan dalam rapat pleno PBH Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA).

BAB II
POLA KADERISASI
Pasal 15
Tentang Kaderisasi Formal
Kaderisasi formal adalah kaderisasi yang wajib dilaksanakan oleh setiap struktural kepengurusan
(DPD, DPW, dan DPP).
Pasal 16
Tahapan Kaderisasi Formal
1. Pengenalan Mahasiswa Bata-Bata (PMB)
a. PMB adalah kaderisasi formal tingkat pertama yang wajib dilasnakan oleh DPD dan/atau
DPW
2. Kaderisasi Mahasiswa Bata-bata (KMB)
a. KMB adalah Kaderisasi Formal tingkat kedua yang wajib dilaksanakan oleh DPW
3. Kaderisasi Lanjut Mahasiswa Bata-bata (KLMB)
a. Kaderisai Formal adalah kaderisasi yang dilaksanakan oleh DPP

Pasal 17
Kaderisasi Non Formal
1. Kaderisasi non formal adalah kaderisasi sebagai keberlanjutan dari kaderisasi formal yang
dilaksanakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anggota IMABA
2. Kaderisasi non formal dapat dilaksanakan oleh:
a. Dewan Pengurus Daerah (DPD)
b. Dewan Pengurus Wilayah (DPW)
c. Dewan Pengurus Pusat (DPP)
3. Kaderisasi Mahasiswa Bata-bata Internasional (KMB-I).
Pasal 18
Skema Pengembangan Kaderisasi
1. Skema pengembangan kaderisasi berorientasi pada pengembangan IMABA baik ditingkat
daerah, wilayah, nasional, dan Internasional
2. Kaderisasi lebih lanjut terkait skema pengembangan kaderisasi akan diatur di Peraturan
Organisasi (PO), TAP Pleno dan peraturan IMABA lainnya.
BAB III
KADERISASI PUTERI IMABA
Pasal 19
1. Sekolah Keputerian
Sekolah Keputerian adalah program wajib bagi anggota puteri IMABA yang telah mengikuti
program kaderisasi ditingkat DPD dan DPW yang dilaksanakan oleh DPP Puteri IMABA
sebagai wadah penguatan potensi puteri IMABA.
12
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
2. Konsep sekolah keputerian akan diatur lebih lanjut di Peraturan Organisasi (PO).

BAB IV
DEWAN PENASEHAT
Pasal 20
Dewan Penasehat adalah lembaga yang diisi oleh Pengasuh dan Dewan Pengasuh Pondok pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata.
Pasal 21
Pola hubungan pengurus Organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dengan Dewan
Penasehat bersifat kosultatif dan pertimbangan.

BAB V
DEWAN PRESIDIUM
Pasal 22
Dewan Presidium adalah lembaga pertimbangan dan pengawasan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) sesuai dengan Bab VII Pasal 15 AD Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Pasal 23
1. Dewan Presidium memiliki hak dan wewenang secara internal yang berkaitan dengan
kepentingan organisasi.
2. Pola hubungan pengurus oganisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dengan Dewan
Presidium adalah konsultatif.
Pasal 24
1. Anggota Dewan Presidium terdiri dari anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) yang
dipilih pada waktu kongres.
2. Anggota Dewan Presidium dapat dipilih dari Anggota Istimewa, Anggota Kehormatan atau
Anggota Biasa yang dianggap mampu.
3. Masa jabatan anggota Dewan Presidium adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali pada
kongres berikutnya.
4. Keluar atau berhentinya anggota Dewan Presidium hanya diperbolehkan apabila disebabkan hal-
hal yang tercantum dalam BAB I Pasal 11 poin 2 ART .lkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
5. Setiap anggota yang diangkat dewan presidium secara otomatis menjadi anggota istimewa.
Pasal 25
1. Susunan Pengurus Harian Dewan Presidium dipilih dan ditentukan Iangsung oleh internal
lembaga.
2. Pengurus Harian Dewan Presidium terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota-anggota.
Pasal 26
Wewenang dan Kewajiban Dewan Presidium
1. Memberikan masukan terhadap kinerja ketua dan pengurusnya dalam setiap rencana dan
kebijakan organisasi
2. Mengarahkan kegiatan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) pada upaya pengembangan dan
kemajuan pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata ke depan.

BAB VI
DEWAN PENGURUS PUSAT IMABA
13
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Dewan pengurus pusat Imaba adalah lembaga TertinggiIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Pasal 27
1. Dewan pengurus pusat Imaba memiliki hak dan wewenang secara internal dan eksternal yang
berkaitan dengan kepentingan organisasi.
2. Pola hubungan pengurus oganisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dengan Dewan
pengurus Wilayah Imaba adalah Instruktif-koordinatif.
Pasal 28
1. Anggota Dewan pengurus pusat Imaba terdiri dari anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) yang dibentuk oleh tim formatur atas rekomendasi dari setiap wilayah.
2. Masa jabatan Dewan pengurus pusat Imaba adalah 3 (Tiga) tahun sejak dilantik dan dapat dipilih
kembali pada kongres berikutnya.
3. Keluar atau berhentinya anggota Dewan pengurus pusat Imaba hanya diperbolehkan apabila
disebabkan hal-hal yang tercantum dalam ART BAB I Pasal 10 lkatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA)

Pasal 29
1. Susunan Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
dipilih dan ditentukan Iangsung oleh Tim formatur.
2. Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terdiri
dari ketua umum, Ketua I, Ketua II, sekretaris Umum, Sekretari I, Sekertaris II, Bendahara
Umum, Bendahara I, Bendahara II.

BAB VII
PEMBENTUKAN PENGURUS WILAYAH DAN DAERAH
Pasal 30
Ketentuan Umum
1. Mekanisme pembentukan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dianggap sah apabila:
a. Telah memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam AD BAB XI Pasal 21 Poin 1.
b. Calon pengurus wilayah membentuk tim yang bertugas untuk mempersiapkan dan
menyelenggarakan Musyawaroh Wilayah (Musywil) setelah mendapat rekomendasi dari
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata(IMABA).
c. Tim akan menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (Musywil) selambat-lambatnya dua bulan
setalah mendapat rekomendasi dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata (IMABA).
d. Tugas tim akan berakhir secara otomatis setelah terselenggaranya proses pelantikan Pengurus
Wilayah.
e. Pembentukan wilayah dihadiri minimal oleh 2 Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan
Mahasiswa Bata-bata (IMABA), kecuali DPW luar negeri dan/atau dihadiri melalui virtual.
(Opsi DPW IMABA Mesir) Opsi 1
f. Surat permohonan SK pembentukan wilayah Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) harus
melampirkan:
1) Berita Acara Pembentukan
2) Jumlah anggota disertai bukti foto copy KTM

2. Mekanisme pembentukan Dewan Pengurus Daerah (DPD) dianggap memenuhi syarat apabila:
14
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
a. Telah memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam AD BAB XI Pasal 20 Poin 2
b. Melakukan langkah-langkah pendataan seluruh mahasiwa alumni Bata-Bata dan simpatisan
yang ada di daerah tersebut.
3. Masa kepengurusan Pengurus Wilayah dan Daerah 1 kali 12 bulan terhitung sejak dilantik.
4. Pelantikan dilaksanakan selambat-lambatnya 1 bulan setelah musywil dan/ musyda.
5. Apabila poin 4 tidak dilaksanakan, maka Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata (IMABA) harus mengeluarkan surat peringatan SP .
Pasal 31

Wewenang
1. Instansi yang berwenang membentuk daerah baru adalah Pengurus Wilayah sebagai
perpanjangan tangan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Dalam kondisi dimana Pengurus Wilayah belum terbentuk atau tidak ada, maka Pengurus
Daerah terdekat berkewajiban melakukan pendampingan terhadap proses pembentukannya.
3. Dalam masa perintisan pembentukan daerah baru, Pengurus Wilayah dapat menunjuk daerah
yang terdekat yang sudah ada untuk membantu melakukan langkah-langkah persiapan.
Pasal 32
1. Pembentuakan daerah baru dilaporkan kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya dua minggu
setelah deklarasi pembentukan daerah.
2. Pembentukan daerah baru dinyatakan sah apabila telah mendapatkan Surat Keputusan
Pembentukan Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata (IMABA).
3. SK Pengurus wilayah tentang pembentukan daerah menjadi aset pribadi daerah setempat.
Pasal 33
Status
1. Daerah yang baru dibentuk berstatus sebagai daerah persiapan.
2. Status sebagai daerah persiapan tetap berlaku dalam masa selambat-lambatnya satu tahun
terhitung sejak tanggal ditetapkan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
Pasal 34
1. Selama berstatus daerah persiapan Pengurus Wilayah bertanggung jawab melakukan pembinaan
secara intensif.
2. Dalam kondisi Pengurus Wilayah belum terbentuk maka Pengurus Daerah terdekat berkewajiban
melakukan pembinaan secara intensif.
3. Pembinaan yang dimaksud ayat (1) dan (2) tersebut lebih diarahkan kepada usaha-usaha
penumbuhan kemandirian dan peningkatan kemampuan managerial Pengurus Daerah.
Pasal 35
Akreditasi
1. Syarat akreditasi dalam peningkatan status daerah meliputi:
a. Mampu mengakomodir mahasiswa alumni Bata-Bata di daerah tersebut
b. Adanya laporan tertulis tentang kegiatan yang dilakukan oleh Pengurus Daerah Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
c. Terjadinya peningkatan jumlah anggota
d. Memiliki sekretariat
2. Mekanisme dan tata cara akreditasi dilakukan sepenuhnya oleh Pengurus PusatIkatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA).

15
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Pasal 36
Pembekuan Wilayah dan Daerah
1. Pembekuan wilayah akan dilakukan apabila tidak memenuhi syarat sebagaimana yang telah
diatur dalam AD-ART, peraturan organisasi dan produk hukum lainnya yang mengikat.
2. Pembekuan daerah meliputi:
a. Pembekuan daerah dapat dilakukan hanya dalam keadaan sungguh-sungguh memaksa.
b. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa di dalam ayat (1) di atas adalah keberadaan daerah
yang sungguh-sungguh tidak mempunyai kemampuan lagi untuk memenuhi standart
kualifikasi yang paling minimum.
c. Dalam hal daerah atau wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan Musyda
atau Musywil dalam waktu lebih dari satu setengah tahun maka pengurus Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA) Dewan Pengurus Pusat (DPP) dapat mengambil alih kepemimpian
daerah tersebut utuk melaksanakan Musyda atau Musywil sebelum diambil tindakan
pembekuan.

Pasal 37
1. Sebelum diambil tindakan pembekuan daerah, terlebih dahulu harus ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Pengurus Wilayah mengadakan musyawarah secara seksama dengan Pengurus Daerah untuk
membahas berbagai kemungkinan yang berkaitan dengan daerah dimaksud.
b. Apabila dianggap perlu Pengurus Wilayah dapat pula mengundang anggota-anggota istimewa
di daerah itu untuk turut serta dalam musyawarah tersebut.
c. Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud di dalam sub (a), (b) di atas harus benar-benar
menjadi bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan untuk menggugurkan atau tidak
menggugurkan daerah tersebut.
2. Pengurus Wilayah menyampaikan laporan tertulis selengkapnya melalui kondisi daerah tersebut
serta keseluruhan hasil upaya yang telah ditempuh sebagaimana diatur dalam ayat (1) di atas.
Pasal 38
Keputusan Pembekuan Wilayah dan Daerah
Keputusan pembekuan wilayah:
1. Keputusan pembekuan wilayah dikeluarkan oleh Pengurus PusatIkatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) setelah mempelajari secara seksama laporan.
2. Wilayah yang telah dinyatakan gugur berdasarkan surat keputusan Pengurus Pusat, dapat di
hidupkan kembali dengan memenuhi ketentuan pembentukan wilayah baru sebagaimana diatur
dalam AD/ART dan GBHO.

Pasal 39
Keputusan pembekuan daerah:
1. Keputusan pembekuan daerah dikeluarkan oleh Pengurus PusatIkatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) setelah mempelajari secara seksama laporan dari Pengurus Wilayah
2. Daerah yang telah dinyatakan gugur berdasarkan surat keputusan Pengurus Pusat, dapat di
hidupkan kembali dengan memenuhi ketentuan pembentukan daerah baru sebagaimana diatur
dalam AD/ART dan GBHO.
Pasal 40

16
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Segala harta kekayaan yang dimiliki daerah atau wilayah yang digugurkan diwakafkan kepada
pengurus pusat Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) atas persetujuan wilayah jika yang
digugukan daerah, dan segala dokumen organisasi yang dimiliki oleh daerah atau wilayah
diserahkan kepada kepengurusan diatasnya untuk disimpan didokumen organisasi
Pasal 41
Penghargaan Kepengurusan
1. Penghargaan kepengurusan dapat diberikan kepada pengurus yang berprestasi dan atau berjasa
mengangkat citra mengharumkan namaIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Penghargaan kepengurusan dianugerahkan oleh Pengurus PusatIkatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) dan dapat diusulkan oleh Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah atau rekomendasi
dari Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).

BAB VIII
PENGURUS IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)
Pasal 42
1. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah lembaga eksekutif serta penanggung
jawab program kerja lkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) sesuai dengan BAB IX Pasal 17 AD Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) memiliki hak dan wewenang menjalankan program-program
kerja Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
3. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dipimpin oleh seorang Ketua Umum
Pasal 43
Ketua Umum
1. Ketua Umum adalah pimpinan órganisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) yang dipilih
oleb peserta kongres.
2. Pemilihan Ketua Umum dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber
Jurdil) pada waktu kongres.
3. Ketua Umum berhak melengkapi personalia pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
bersama Tim Formatur.
4. Ketua berhak meminta laporan pertanggung jawaban dan semua Koordinator Wilayah
(Koorwil) dan Devisi-devisi di bawahnya.
5. Apabila tenjadi kekosongan pimpinan seperti meninggal dunia, berhenti atau tidak dapat
menjalankan kewajiban organisasi dalam masa jabatan, maka diganti berdasarkan Sidang
Istimewa.

Pasal 44
Wewenang Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
1. Pengurus ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) mempunyai wewenang untuk melakukan kerja
sama apapun dengan lembaga atau organisasi lain selama tidak bertentangan dengan DUSTUR
IMABA.
2. Pengurus lkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) mempunyai wewenang untuk melaksanakan
kegiatan apapun selama tidak bertentangan dengan DUSTUR IMABA.

17
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
3. Pengurus lkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) mempunyai wewenang untuk membuat
lembaga otonom serta badan kelengkapan organisasi selama tidak bertentangan dengan
DUSTUR IMABA
4. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) mempunyai wewenang untuk menghimpun
dana sebagal upaya melaksanakan program kerja selama tidak bertentangan dengan DUSTUR
IMABA.
5. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) mempunyai wewenang untuk mengangkat
Anggota Kehormatan apabila dipandang dapat menambah kelancaran dan kemajuan organisasi.

Pasal 45
Kewajiban Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
1. Ketua Umum dan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berkewajiban untuk
mengadakan Rapat Kerja (Raker) untuk menentukan dan merumuskan program kerja selama I
(satu) periode.
2. Ketua Umum dan Pengurus Ikatan Màhasiswa Bata-Bata (IMABA) berkewajiban untuk
melaksanakan program kerja yang telah ditentukan dan dirumuskan pada waktu Rapat Kerja
(Raker).
3. Ketua Umum dan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berkewajiban untuk
melaksanakan koordinasi dan konsolidasi minimal tiap 3 (tiga) bulan sekali.
4. Ketua Umum dan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berkewajiban untuk
meminta saran dan masukan dari Dewan Presidium.
5. Ketua Umum dan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berkewajiban untuk
melaporkan realisasi program, kondisi kepengurusan dan kinerjanya kepada Dewan Presidium
dalam Sidang Tahunan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
6. Ketua Umum dan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA.) berkewajiban untuk
memberikan laporan pertanggungjawaban kepada kongres di akhir periodenya.
7. Ketua Umum dan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berkewajiban untuk
melakukan up grading (peningkatan kemampuan) pengurus minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
periode.
Pasal 46
1. Rapat koordinasi pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dihadiri setengah lebih satu
dan jumlah anggota pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Hasil rapat koordinasi dan konsolidasi harus tertutis dan menjadi landasan operasional
pelaksanaan program kerja Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
BAB IX
Pasal 47
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN
1. Tata cara pengisisan lowongan jabatan ini merupakan pedoman untuk menyatakan jabatan
lowongan sekaligus tata cara mengisi jabatan pengurus yang sudah dinyatakan lowong di semua
tingkatan.
2. Pengisian jabatan hanya bisa dilakukan apabila jabatan pengurus sudah dinyatakan lowong oleh
pengurus pleno.
3. Pengurus pleno adalah BPH dan Koordinator-koordinator.
Pasal 48
1. Personalia kepengurusan bisa dinyatakan lowong karena:
18
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri.
c. Diberhentikan.
2. Pemunduran diri personalia kepengurusan bisa diterima atau tidak dinyatakan secara tertulis
dengan materai Rp. 10.000 (sepuluh ribu) yang ditujukan kepada kepengurusan personalia itu
beberapa dengan tembusan kepengurusan satu tingkat di atasnya.
3. Pengunduran diri itu bisa dicabut dan bisa diterima menjadi pengurus kembali apabila
mengajukan surat pencabutan dengan materai Rp. 10.000 (sepuluh ribu) sebelum satu bulan
sejak surat pengunduran diri dibuat yang ditujukan kepada kepengurusan yang sama dengan
surat pengunduran diri.
Pasal 49
1. Personalia kepengurusan organisasi bisa diberhentikan sebagaimana yang dimaksud Pasal 40
ayat(1) huruf (c) karena:
a. Tidak aktif selama tiga bulan berturut-turut untuk kepengurusan daerah
b. Tidak aktif selama enam bulan untuk kepengurusan wilayah
c. Jelas-jelas melanggar DUSTUR dan peraturan organisasi
d. Menjadi anggota dan atau pengurus organisasi lain yang asas dan tujuannya bertentangan
dengan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Personalia kepengurusan organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dinilai tidak aktif
apabila:
a. Tidak pernah datang ke kantor Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
b. Tidak pernah ikut serta dalam kegiatan-kegiatan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
c. Menolak atau menyatakan tidak sanggup melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
d. Tidak pernah mengkomunikasikan ketidakaktifannya sebagaimana yang dimaksud huruf (a),
(b) dan (c) ayat (1) Pasal ini kepada Ketua Umum, Ketua, Sekretaris Umum, Sekretaris,
Bendahara Umum, Bendahara, dan Koordinator-Koordinator
Pasal 50
1. Personalia kepengurusan organisasi bisa dinyatakan diberhentikan melalui rapat pleno apabila
telebih dahulu sudah diberikan peringatan baik lisan maupun tertulis minimal tiga kali
peringatan dan diberi jangka waktu selama satu bulan.
2. Apabila sudah diberi peringatan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) Pasal 49 tetap tidak aktif
atau memberi jawaban yang tidak bisa diterima oleh pengurus, maka diadakan sidang pleno
BPH, jika tetap dianggap memenui syarat untuk dinyatakan diberhentikan.
3. Personalia kepengurusan bisa dinyatakan berhenti karena menjadi anggota atau pengurus
organisasi sebagaimana yang dimaksud ayat (1) huruf (d) Pasal 49.
Pasal 51
Pengisian jabatan lowongan personalia kepengurusan organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) dilakukan oleh Rapat Pleno Pengurus Harian
Pasal 52
Pengisian jabatan mandataris Ketua Umum dilakukan dengan pemilihan pejabat sementar melalui
rapat pleno
Pasal 53

19
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
1. Pengisian jabatan lowongan unsur Ketua non mandataris, unsur Sekretaris dan Bendahara
diambil dari personalia pengurus harian yang lain sesuai dengan bidang-bidangnya dan dengan
garis koordinasinya
2. Pengisian jabatan lowongan personalia Ketua dan/atau Koordinator bisa diambil dari figur di
luar struktur yang dipilih dan ditetapkan oleh rapat pleno harian.
Pasal 54
1. Sebelum jabatan yang lowong diisi, kepengurusan melalui rapat pleno lengkap dapat
mengisinya dengan pengurus sementara.
2. Pengurus sementara dapat berfungsi sebagai pengurus devinitif.
3. Pengurus sementara menjalankan tugas sampai akhir kepengurusan dan tidak dapat
diperpanjang.
4. Penunjukan pengurus sementara dapat dilakukan pada jajaran pengurus harian lainnya untuk
Badan Pengurus Harian (BPH) maupun non pengurus harian sesuai dengan bidangnya kecuali
mandataris.
Pasal 55
1. Pejabat Sementara Ketua Umum selanjutnya disingkat PJS ditetapkan oleh rapat pleno pengurus
harian.
2. Jika pengisian PJSKetua Umum sebagaimana diatur pada ayat 1 tidak dapat terpenuhi, maka
pejabat sementara Ketua Umum dipilih dan ditetapkan dalam rapat pleno pngurus harian.
3. Calon PJS Ketua Umum diambil dari badan pengurus harian yang bersangkutan dan dipilih
melalui mufakat atau suara terbanyak dan langsung dinyatakan sah.
4. PJS Ketua Umum, dan atau Ketua, Sekretaris, Bendahara, maupun Koordinator-Koordinator
yang sudah disahkan melalui surat keputusan berfungsi, berwenang dan bertangung jawab
sebagaimana mestinya dalam menjalankan amanah organisasi
5. PJS itu berlaku sampai akhir kepengurusan yang digantikan
6. Dalam hal ada alasan kuat tertentu yang memenuhi ketentuan AD-ART dan peraturan organisasi
PJS kepengurusan bisa diberhentikan melalui Sidang Istimewa.
BAB X
PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
Pasal 56
Ketentuan Umum
1. Peraturan organisasi tentang pembekuan pengurus merupakan ketentuan organisasi tentang
mekanisme dan tata cara pembekuan pengurus
2. Pengurus yang bisa dibekukan adalah Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah
3. Pengurus Pusat tidak dapat dibekukan, dan dalam hal tertentu yang dipandang perlu hanya bisa
dilakukan melalui sidang Istimewa
Pasal 57
Sebab-Sebab Pembekuan
Pembekuan pengurus dilakukan dengan alasan:
1. Terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar DUSTUR IMABA
2. Dengan sengaja tidak melaksanakan atau mengabaikan keputusan/ketetapan hasil kongres dan
atau kebijakan/keputusan organisasi lainnya yang bersifat sakral
3. Dengan sengaja dan tanpa alasan yuridis yang kuat tidak menerima atau menyatakan menolak
struktur kepengurusan di atasnya dari hasil kongres atau Musywil sesuai tingkatannya masing-
masing yang telah sah menurut DUSTUR dan tata tertib yang berlaku
20
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Pasal 58
1. Wewenang untuk mengusulkan pembekuan kepengurusan sekurang-kurangnya kepengurusan
setingkat diatasnya.
2. Wewenang pengusulan pembekuan dapat dilakukan dalam pleno Badan Pengurus Harian (BPH)
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) melalui rekomendasi.
3. Wewenang untuk membekukan kepengurusan adalah kepengurusan yang berwenang
menguluarkan surat keputusan pengesahan kepengurusan yang bersangkutan.
Pasal 59
1. Keputusan untuk megusulkan pembekuan kepengurusan sekurang-kurangnya melalui rapat
pleno kepengurusan yang berwenang.
2. Keputusan untuk membekukan kepengurusan sekurang-kurangnya melalui rapat pleno
kepengurusan yang berwenang.
3. Sebelum melakukan pembekuan, terlebih dahulu kepengurusan yang berwenang memberi
peringatan secara tertulis tiga kali dan jeda waktu masing-masing satu bulan sejak tanggal surat
peringatan itu dibuat.
Pasal 60
1. Usulan pembekuan Pengurus Wilayah disampaikan atas sekurang-kurangya melalui rapat pleno
Badan Pengurus Harian (BPH) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Pengurus Wilayah dapat mengusulkan kepada Pengurus Pusat untuk membekukan kepada
Pengurus Daerah tertentu yang dipadang perlu dengan dusertai alasan yuridis yang jelas.
3. Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) melakukan rapat sekurang-kurangnya
rapat pleno Badan Pengurus Harian (BPH) untuk membahas pembekuan kepengurusan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) Pasal 59.
4. Keputusan surat pemekuan Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah dilakukan dengan
penerbitan surat keputusan pembekuan sekaligus penunjukan pengurus sementara atau perintah
pengambilan kekuasaan sepenuhnya kepada kepengurusan sekurang-kurangnya setingkat di
atasnya.
5. Surat keputusan Pengurus Pusat sebagaiman dimaksud ayat (4) Pasal ini ditembuskan kepada
seluruh Pengurus Daerah di bawah koordinasinya untuk Pengurus Wilayah dan kepada
Pengurus Wilayah apabila yang dibekukan Pengurus Daerah.
6. Pengurus Daerah dapat membekukan kepengurusan di bawahnya melalui rapat pleno (jika ada)
7. Keputusan pembekuan dituangkan dalam bentuk surat keputusan Pengurus Daerah disertai
penunjukan pengurus sementara.
Pasal 61
Pengurus Sementara
1. Susunan pengurus sementara terdiri dari seorang Ketua seorang sekretaris dan sebanyak-
banyaknya lima anggota.
2. Ketua pengurus sementara direkrut dari pengurus harian kepengurusan sekurang-kurangnya
setingkat di atasnya
Pasal 62
1. Tugas pengurus sementara hanya untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan Musywil untuk
pemilihan pengurusan sesuai tingkatan masing-masing.
2. Pengurus sementara mengangkat dan mengesahkan panitia pelasana Musywil sebagaiman
dimaksud ayat (1) Pasal ini.

21
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
3. Apabila belum dilaksanakan Musywil sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini terdapat tugas
organisasi yang sangat peting dan mendesak, pengurus sementara dapat melaksanakan tugas
tersebut dengan kewajiban berkoordinasi dengan kepengurusan setingkat di atasnya.
Pasal 63
1. Masa bhakti pengurus sementara hanya sampai terpilihya ketua dan terbetuknya kepengurusan
baru melalui Musyawarah Wilayah (Musywil) yang selambat-lambatnya dilakukan tiga bulan
sejak dibekukannya kepengurusan yang bersangkutan.
2. Dalam hal ketua kepengurusan belum bisa terpilih melalui Musywil khusus diadakan untuk itu,
pengurus sementara otomatis diperpanjang sampai satu bulan.
3. Dalam hal sampai satu bulan, sebagaimana ayat (2) Pasal ini, belum bisa menjalankan tugas
sebagaimana mestinya maka pengurus sementara bisa diperpanjang atau ditunjuk pengurus
sementara yang baru

BAB XI
POLA HUBUNGAN IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA) DENGAN
PONDOK PESANTREN MAMBAUL ULUM BATA-BATA
Pasal 64
1. Struktur Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) Berada di bawah koordinasi Humas dewan
Ma’hadiyah.
2. Pengurus Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang telah di tetapkan wajib melakukan rapat koordinasi
dengan pihak podok pesantren.
3. Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) melakukan kordinasi dengan dewan Madrosiyah.

BAB XII
PERSIDANGAN
Pasal 65
Persidangan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terdiri dari:
a. Kongres.
b. Sidang tahunan.
c. Sidang Istimewa.

Kongres
Pasal 66
1. Kongres adalah sidang tertinggi organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) yang
dilaksanakan pada setiap akhir periode kepengurusan DPP
2. Kongres lkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dilaksanakan setiap 3 tahun sekali
3. Kongres dihadiri oleh:
a. Anggota Dewan Presidium Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
b. Ketua dan Pengurus Harian Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
c. Anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) Masing-masing Dewan Pengurus
Wilayah (DPW) 3 orang dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) 2 orang.
4. Kongres dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari peserta kongres
5. Kongres Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) melaksanakan wewenang dalam Pasal 17
AD Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
6. Agenda kongres meliputi:
22
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
a. Pertanggung jawaban atau LPJ Ketua Umüm dan pengurusnya kepada peserta kongres
b. Merevisi DUSTUR dan Rekomendasi.
c. Memilih Ketua Umum dan Anggota Dewan Presidium
d. Penyerahan jabatan dan pengurus lama kepada pengurus baru.
7. Kongres dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk Dewan Presidium dan DPP Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
8. Keputusan dianggap sah apabila disetujui separuh plus satu dari jumlah peserta kongres
yang hadir.

Sidang Tahunan
Pasal 67
1. Sidang tahunan adalah sidang yang dilaksanakan 1,5 tahun setelah dilantiknya DPP IMABA
dalam rangka mengevaluasi dan rekomendasi kerja dan kinerja pengurus IMABA.
2. Sidang tahunan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dihadiri oleh:
a. Anggota Dewan Presidium.
b. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
3. Sidang tahunan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dianggap sah apabila. dihadiri oleh
sekurang-kurangnya setengah plus satu dan jumlah peserta sidang.
4. Sidang tahunan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dipimpin oleh presidium sidang.
5. Sidang tahunan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) melaksanakan wewenang Pasal 67
poin b (ART) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).

Sidang Istimewa
Pasal 59
1. Sidang Istirnewa adalah sidang yang. dilakukan dikarenakan suatu keadaan darurat
2. Sidang Istimewa lkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dihadiri oleh:
a. Anggota Dewan Presidium.
b. Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
3. Sidang Istimewa Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dianggap sah apabila dihadiri
minimal setengah plus satu anggota siding.
4. Sidang Istimewa berwenang mengganti ketua Umum yang dianggap berhalángan atau tidak
mampu menialankan amanat organisasi sesuai dengan wewênang ART BAB I Pasal 14 ayat
5 Ikatan Mahasiswa Bata-Bata.
5. Sidang Istimewa berwenang mencari solusi dari problem organisasi.
6. Hasil keputusan Sidang Istimewa merupakan keputusan yang tidak dapat diganggu gugat
dan dirubah.
7. Sidang Istimewa dipimpin oleh Dewan Presidium.
8. Keputusan dianggap sah apabila disetujui oleh setengah Plus satu dari anggota yang hadir.

Pasal 60
Mekanisme Persidangan

Mekanisme persidangan antara lain


1. Sidang rantatib adalah permusyawaratan yang membahas tentang rancangan tata tertib untuk
mengkondisikan forum yang diikuti oleh seluruh peserta dalam persidangan tersebut.
23
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
2. Sidang Komisi adalah permusyawaratan yang dibentuk perkelompok dari seluruh peserta
sidang menjadi 3 atau lebih untuk membahas rancangan peraturan sesuai acara dalam
persidangan tersebut.
3. Sidang Paripurna adalah permusyawaratan yang membahas dan mengesahkan beberapa
peraturan yang dihasilkan oleh sidang komisi dan diikuti seluruh peserta sidang melalui
tahapan-tahapan.
Pasal 61
Komponen Persidangan
Komponen Persidangan
1. Dewan Presidium Sidang/pimpinan sidang sementara/panelis/panitia sc
2. Pimpinan Sidang
3. Wakil Pimpinan Sidang
4. Sekretaris Sidang
5. Notulen
6. Peserta Sidang
BAB XI
LAMBANG, MARS DAN HYMNE
Pasal 62
Lambang, Mars dan Hymne Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) ditentukan dalam aturan
ketetapan dan tambahan.

BAB XII
IKRAR DAN PELANTIKAN
Pasal 63
Naskah ikrar dan Pelantikan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) diatur dalam aturan tambahan.

BAB XIII
ANGGARAN DANA
Pasal 64
1. Anggaran dana Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dibagi menjadi anggaran dana sidang dan
anggaran dana program.
2. Besarnya anggaran dana tersebut pada Pasal 20 ayat 2 AD ditentukàn di dalam Raker dan
ketetapan Dewan Presidium.
BAB XIV
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 64
1. Perubahan ART Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dapat dilaksanakan pada kongres Ikatan
Mahasiswa BataBata (IMABA).
2. Perubahan ART Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dapat diusulkan oleh sekurang-
kurangnya 1/3 peserta kongres.
BAB XV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 65
1. Hal-hal yang belum diatur dalam ART Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) ini akan diatur
dalam ketetapan Dewan Presidium.
24
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
2. ART Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Aula Syaih Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-bata


Pada Tanggal : Minggu 14 Maret 2021
Pukul : 22.07 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
PIMPINAN SIDANG KOMISI I

Ketua Sekretaris

Matluk Ach. Romli

25
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
KEPUTUSAN
KONGRES V IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)
Nomor :……………………………………….

Tentang:
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

Bimillahirrahmanirrahim,
Pimpinan Sidang Sementara Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA) setelah:

Menimbang :
1. Bahwa demi mewujudkan kelancaran kegiatan, maka dipandang perlu adanya Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum, maka dipandang perlu untuk menetapkan
keputusan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA)

Mengingat :
1. Nilai dan Landasan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Hasil kongres VI di Surabaya 2018

Memperhatikan:
Hasil sidang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
pada kongres IV Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Memutuskan
Menetapkan:
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Wallahulmusta’anu alaa sabilirrahman
Wassalamualaikum
Ditetapkan di : Aula Syaih Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-bata
Pada Tanggal : Minggu 14 Maret 2021
Pukul : 22.07 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA

Ketua Sekretaris

Matluk Ach. Romli

26
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA (GBHK)
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Garis-garis Besar Haluan Kerja (GBHK) merupakan keputusan Kongres internasional Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) yang mengikat pengurusDewan Pengurus Pusat (DPP),Dewan
Pengurus Wilayah (DPW), Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA).
2. Garis-garis Besar Haluan Kerja (GBHK) dimaksudkan untuk mengatur hubungan antara
pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dengan anggota.
3. Garis-garis Besar Haluan Kerja (GBHK) bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja organisasi,
baik secara internal maupun eksternal.
BABII
HAK DAN KEWAJIBAN
PENGURUS IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)
Pasal 2
1. Pengurus lkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berkewajiban melaksanakan DUSTUR Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berkewajiban membina, mengembangkan dan
mengkoordinir anggotanya.
3. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dapat mengembangkan kebijakan sendiri,
membuat pernyataan dan merespon setiap persoalan sebagai tanggung jawab organisasi dan
sosial selama tidak bertentangan dengan DUSTUR Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
Pasal 3
Tugas dan Wewenang
1. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dapat menentukan pola pengembangan
organisasi sesuai dengan pandangan.
2. Pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dapat rnenentukan pola pembinaan anggota
sesuai dengan kebutuhan.
3. Pengurus mengarahkan dan menfasilitasi setiap kegiatan yang dilaksanakan anggota, baik
secara pemikiran maupun materi.
4. Mengklasifikasi potensi dan kelemahan organisasi serta menindaklanjuti dengan follow up bagi
anggota.
5. Mengevaluasi kinerja pengurus minimal 1 bulan satu kali.
6. Melaksanakan kegiatan formal:
a. PMB
b. KMB
c. KLMB
d. KMB internasional
BAB III

27
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
SUMBER DANA
PasaI 4
Sumber dana Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berasal dari:
a. Iuran Anggota
b. Sumbangan dan usaha yang halal dan tidak mengikat
BAB IV
PENGEMBANGAN .IARINGAN KERJA (NETWORK) ORGANISASI
Pasal 5
Argumentasi Pengembangan Networking
Kerjasama ini dilakukan dengan landasan argumentasi-argumentasi sebagai berikut:
a. Keterbatasan institusional dan sumber daya .dalam organisasi harus terus diperbaiki melalui
hubungan kerjasama, baik dengan lembaga-lembaga di dalam pesantren maupun dengan
lernbaga dan instansi di luar pesantren.
b. Tingkat keragaman sosial memungkinkan organisasi untuk selalu berdialog dan bersentuhan
dengan lembaga-lembaga lain dengan tetap berpegang teguh pada DUSTUR Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA).
Pasal 6
Prinsip-prinsip Membangun Network
1. Menjaga kemandirian organisasi, baik idealisme dan nilai-nilai kepentingan organisasi
(Independensi)
2. Membangun rasa saling percaya antara Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dengan
lembaga-lembaga lain (trust building)
3. Membangun hubungan yang saling menguntungkan, serta memperteguh dan memperkaya
dinamika idealisme perjuangan (simbiosis mutualisme).

BABV
PENUTUP
PasaI7
Hal-hal yang belum diatur berkaitan dengan GBHK dapat diatur lebih lanjutdengan kebijaksanaan
dan kebutuhan organisasi

Ditetapkan di : Aula Syaih Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata


Tanggal : Minggu 14 Maret 2020
Pukul : 22.29 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
PIMPINAN SIDANG KOMISI II

………. …………
Ketua Sekretaris
Moh. Alfian Rianto

28
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)
IKATAN MAFIASISWA BATA-BATA (IMABA)

A. DASAR PEMIKIRAN
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) yang dideklarasikan pada tanggal 14 DzuIhijah 1425
Hijriah bertepatan dengan tanggal 25 Januari 2005 di PP. Mambaul Ulum Bata-Bata adalah
organisasi yang mempunyai motivasi dasar untuk meningkatkan, menggerakkan dan
mengembangkan ajaran Islam yang berwawasan kepesantrenan dan kebangsaan, sehingga ajaran
Islam tidak hanya menjadi inspirasi dan motivasi tetapi menjadi tujuan ideal yang ingin diwujudkan
dan bisa diaktualisasikan secara sempurna.
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) sebagai wadah sekaligus instrumen dinamisasi gerak
langkah mahasiswa Bata-Bata haruslah mampu memberikan sumbangsih positif dan nyata bagi para
anggota, pesantren, agama, bangsa dan negara.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu penjabaran labih lanjut dalam Garis-Garis
Besar Haluan Organisasi (GBHO).

B. PENGERTIAN
Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) merupakan pernyataan keinginan warga
akademisi Mahasiswa Bata-Bata dan menjadi pedoman yang terstruktur dalam penyusunan serta
pelaksanaan program kerja Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dalam upaya mencapai tujuan
organisasi, serta menjadi tanggung jawab bersama warga Akademisi Mahasiswa Bata-Bata.

C. LANDASAN
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi disusun berdasarkan:
1. Landasan Ideal : Agama Islam
2. Landasan Operasional : AI-Qur’an & Al-Hadits
3. Landasan Struktural : DUSTUR Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
4. Landasan Historis : Nilai-nilai luhur dan Motto Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-
Bata
5. Landasan Falsafah : Tri Khidmad IMABA (Religius, Transformatif, dan Akademis)
6. Landasan Idiologi : Pancasila

D. TUJUAN UMUM
Tujuan umum dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) adalah:
1. Memantapkan kerangka landasan organisasi yang kuat, dinamis dan stabil.
2. Meningkatkan pemahaman dan wawasan para akademisi Mahasiswa bata-bata dalam segala
aspek kehidupan, terutama dalam bidang keagamaan, kebangsaan, perekomian, sosial
kemasyarakatan dan keorganisasian melalui pola perluasan jaringan dan komunikasi daiarn
kegiatan yang berkesinambungan.
3. Mempertegas dan memperjelas eksistensi organisasi dalam hubungannya dengan
pengabdian pada Pesantren, agama, bangsa & negara

29
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
E. ARAH KEGIATAN
1. Meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara anggota Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA) dengan berlandaskan ukhuwah ma’hadiyah dan ukhuwah islamiyah.
2. Meningkatkan intensitas komunikasi dengan pesantren demi tercapai dan suksesnya cita-cita
luhur bersama.
3. Membentuk kegiatan yang berorientasi pada pengembangan anggota, organisasi dan
pesantren.
4. Melakukan transformasi wacana dan informasi terkini, terutama yang menyangkut
keagamaan dan pendidikan, baik di antara sesama anggota dengan pihak pesantren.

Ditetapkan di : Aula Syaih Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata


Tanggal : Minggu 14 Maret 2020
Pukul : 22.40 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
MAJELIS SIDANG KOMISI II

……….. ……….
Ketua Sekretaris
Moh. Alfian Rianto

30
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
TATA TERTIB
PEMILIHAN KETUA UMUM& TIM FORMATUR
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal l
1. Pemilihan ini adalah pemilihan Ketua Umum, dan Tim Formatur Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA).
2. Pemilihan Ketua Umum, Dewan Presidium dan Tim Formatur Ikatan Mahasiswa Bata-bata
(IMABA) dianggap sah apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah peserta Kongres Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA).
3. Pimpinan sidang Pleno ini ditetapkan oleh Dewan Presidium Kongres (DPK) dengan
persetujuan peserta kongres.

Kriteria Calon Ketua Umum


Pasal 2
1. Status Keanggotaan adalah Anggota Biasa.
2. Memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Mempunyai visi dan misi.
5. Minimal D3 Strata 1 dan maksimal sedang menempuh pendidikan di Pasca Sarjana.
6. Menyatakan kesediaan, baik secara lisan atau tertulis.
7. Apabila yang terpilih menjadi Ketua Umum adalah Koordinator Wilayah maka mandat
kepengurusan wilayahnya dicabut.
8. Mampu berkomunikasi menggunakan Bahasa asing
9. Telah mengikuti Kaderisasi Mahasiswa Bata-Bata (KMB) yang dibuktikan dengan sertifikat
10. Pernah menjadi pengurus di IMABA atau organisasi ekstra lainnya.
11. Tidak memiliki catatan kriminal.
12. Mendapatkan Rekomendasi minimal dari 5 Dewan Pengurus Wilayah (DPW).

BAB II
TIM FORMATUR
Pasal 3
1. Anggota Tim Formatur terdiri dari 10 Orang:
a. Ketua Umum terpilih.
b. 10 Anggota berdasarkan perwakilan dari masing-masing wilayah dan dianggap mampu
mengakomodir dari semua wilayah.

2. Ketua Umum Tim Formatur adalah Ketua Umum terpilih.


3. Tim Formatur berkewajiban menyampaikan hasil sidang formatur dan mengajukan pengesahan
Surat Keputusan (SK) kepada Dewan Presidium Kongres (DPK).
BAB III
MEKANISME PEMILIHAN
Pasal 4
31
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Pemilihan calon kandidat ketua umumDewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata(IMABA) *(opsi 1)
1. Calon kandidat ketua umumDewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata(IMABA) dipilih melalui sistem pemilihan
2. Pemilihan calonkandidat ketua umumDewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata(IMABA)dilakukan secara Iangsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (LUBER
JURDIL).
3. Setiap peserta sidang memiliki 1 hak suara.
4. Pemilihan diawali dengan pengajuan Bakal Calon Ketüa Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP)
Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
5. Seorang Bakal Calon berhak menjadi calon kandidat Ketua Umum apabila:
a. Mendapat dukungan suara minimal 5 suara
b. Memenuhi kriteria calon Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata(IMABA) (sebagaimana diatur dalam Pasal 2).
6. Calon kandidat Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) berhak menyampaikan visi dan misi selama 10 menit sebelum pemilihan.
7. Calon kandidat Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata(IMABA) wajib mengikuti debat kandidat yang dikawal oleh Dewan Presedium.
8. Calon kandidat Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata(IMABA) dinyatakan terpilih menjadi Ketua Umum apabila mendapat dukungan suara
terbanyak.
9. Apabila dalam pemungutan suara tenjadi perimbangan suara, maka dilakukan pengulangan
pemungutan suara
10. Apabila dalam pemungutan suara yang kedua (sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat 8) masih
juga terjadi perimbangan suara, maka putusan diambil berdasarkan kemufakatan.
11. Sistem pemilihan ketua umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) adalah mengusulkan beberapa kandidat besar untuk diajukan kepada pengasuh.
12. Sistem pemilihan ketua umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) adalah mengusulkan 3 kandidat besar untuk diajukan kepada pengasuh

Pasal opsi kedua, tentang mekanisme pemilihan ketua umum Dewan Pungurus Pusat (DPP) (opsi 2
a. Pendaftaran bakal calon
b. Verifikasi data
c. Validasi data
d. Penetapan calon
Pemilihan Anggota Dewan Presidium
Pasal 5
1. Pemilihan anggota Dewan Presidium dilakukan secara Iangsung oleh peserta kongres menurut
pembagian wilayah masing-masing berdasarkan musyawarah dan mufakat.
2. Apabila pemilihan (sebagaimana diatur dalam ayat 1) tidak mencapai mufakat, maka dilakukan
voting oleh peserta kongres dari wilayah yang bersangkutan.
Pemilihan Tim Formatur
Pasal 7
1. Pemilihan anggota formatur dilakukan secara Iangsung oleh ketua umum dan sekretaris umum
terpilih setelah sebelumnya melakukan konsultasi dengan Dewan Presidium Kongres (DPK).
32
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
2. Dewan Presidium Kongres (DPK) berhak mengajukan nama-nama calon anggota tim formatur
kepada ketua umum dan sekretaris umum terpilih.

BAB IV
KETENTUAN TAMBAHAN
Kriteria Calon Pengurus Harian
Pasal 8
1. Status keanggotaan adalah anggota biasa dan anggota istimewa.
2. Dianggap memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap organisasi.
3. Mempunyai visi dan misi yang jelas dalam menyukseskan dan rnengembangkan organisasi.
4. Menyatakan kesediaan baik secara lisan maupun tertulis.
5. Apabila koordinator wilayah terpilih sebagai ketua umum maka mandat kepemimpinannya
dicabut
Pasal 9
1. Tata Tertib ini berlaku sejak ditetapkan dan akan diadakan perubahan àpabila dianggap perlu
dengan persetujuan peserta.
2. Hal-hal yang belum diatur dan ditetapkan dalam Tata tertib ini akan diatur kemudian.

Ditetapkan di : Aula Syaikh Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata


Tanggal : 15 Maret 2021
Pukul : 2:03 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
MAJELIS SIDANG KOMISI II

IBNU HAZM M. RONY SYAMSURI


Ketua Sekretaris

33
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
KEPUTUSAN
KONGRES V IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)
Nomor :……………………………………….

Tentang:
GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA (GBHK), GARIS-GARIS BESAR HALUAN
ORGANISASI (GBHO), DAN TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM, DEWAN
PRESIDIUM DAN TIM FORMATUR
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

Bimillahirrahmanirrahim,
Pimpinan Sidang Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA) setelah:
Menimbang :
1. Bahwa demi mewujudkan kelancaran kegiatan, maka dipandang perlu adanya GBHK,
GBHO danTata Tertib Pemilihan Ketua Umum, Dewan Presidium dan Tim
FormaturIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum, maka dipandang perlu untuk menetapkan
keputusan GBHK, GBHO, danTata Tertib Pemilihan Ketua Umum, Dewan Presidium
dan Tim FormaturIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Mengingat :
1. AD/ART Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Hasil kongres VI di Surabaya tahun 2018
Memperhatikan:
Hasil sidang GBHK, GBHO, dan Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum, Dewan Presidium dan Tim
FormaturIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) pada kongres IV Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA)
Memutuskan
Menetapkan:
1. GBHK, GBHO, dan Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum, dan Tim FormaturIkatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Wallahulmusta’anu alaa sabilirrahman
Wassalamualaikum
Ditetapkan di : Aula Syaikh Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata
Tanggal : 15 Maret 2021
Pukul : 2:03 WIB

34
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
MAJELIS SIDANG KOMISI II

IBNU HAZM M. RONY SYAMSURI


Ketua Sekretaris

35
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
ATURAN TAMBAHAN
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)
Tentang:
PEDOMAN PENYELENGGARAAN TERTIB ADMINISTRASI

1. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Keutuhan dan kesatuan gerak organisasi tercermin antara lain pada sistem tertib administrasi
yang diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan. Dalam upaya mewujudkan sistem
administrasiyang dapat menunjang berjalannya mekanisme kerja organisasi
dilingkunganIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA), maka diperlukan adanya seperangkat
aturan sebagai usaha unifikasi aturan yang wajib dilaksakan dan disosialisasikan terus
menerus agar menjadi tradisi organisasi yang baek dan positif dalam rangka pelaksanaan
program organisasi guna mencapai tujuan.
Selain itu, untuk, adanya sistem administrasi organisasi juga untuk menegakkan wibawa
organisasi dan disiplin organisasi bagi segenap organisasi, anggota dan fungsionaris
diseluruh tingkatan organisasi secara vertikal. Oleh karena itu tertibnya pedoman
penyelenggaraan tertib administrasi merupakan suatu jawaban aktual ditengah-tengah
mendesaknya keperluan akan adanya pedoman yang berlaku dilingkungan Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) bagi semua tingkatan.
b. Pengertian
Pedoman penyelenggaraan tertib administrasi adalah serangkaian aturan mengenai
penyelenggaran organisasi dengan administrasi yang meliputi tertib kesekretariatan dan
atribut organisasi yang berlaku tunggal untuk semua tingkatan organisasi Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA).
c. Tujuan
Pedoman penyelenggaraan tertib administrasi bertujuan untuk:
1. Mempermudah upaya pembinaan, pengembangan dan pemantauan pelaksanaan
administrasi disemua tingkatan organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Menyelenggarakan pola sistem pengorganisasian pada bidang kesekretariatan disemua
tingkatan organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
3. Menegakkan wibawa dan disiplin organisasi serta menumbuhkan kesadaran, semangat
dan kegairahan berorganisasi dikalangan anggota.
d. Sasaran
Pedoman penyelenggaraan tertib administrasi memiliki sasaran sebagai berikut:
1. Terwujudnya suatu aturan tunggal organisasi dibidang administrasi dan berlaku untuk
semua tingkatan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Terpeliharanya nilai, jiwa dan semangat kesatuan organisasi serta memperkokoh
keutuhan persatuan dan kesatuan organisasi dan wibawa organisasi.
e. Landasan
Pedoman penyelenggaraan tertib administrasi berdasarkan pada:
1. DusturIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Keputusan KONGRES IVIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) Tahun 2010 tentang
Aturan Tambahan Bab IX Pasal 27.

36
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
3. KeputusanSidang IstimewaIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)pada tanggal 19
Februari 2011 di Pamekasan

2. PEDOMAN PENYELENGGARAAN TERTIB ADMINISTRASI


a. Pedoman umum
1) Surat
Yang dimaksud dengan surat di dalam pedoman surat ini adalah sarana komunikasi
timbal balik yang mengandung pesan-pesan resmi organisasi yang tertulis di atas kertas
yang khusus diperlukan untuk kepentingan tersebut. Ketentuan surat-surat yang berlaku
dan dapat dijadikan sarana komunikasi itu harus memenuhi ketentuan sebagaimana
berikut:
a) Sistematika Surat
Surat menyurat resmi organisasi dengan sistematika sebagaimana berikut:
1. Nomor surat, disingkat No.
2. Lampiran surat, disingkat Lamp.
3. Perihal surat, disingkat Hal.
4. Alamat surat, “Kepada Yth

Di_kediaman”
5. Kata pembukaan “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
6. Kalimat pengantar diawali Basmalah dan “salam silaturrahmi disertai dengan do’a
kami sampaikan semuga bapak/ibu/saudara/I senantiasa dalam lindungan dan
rahmat-Nya, dalam menjalankan aktifitas. Amin yaa rabbal ‘alamin ”
7. Maksud atau isi surat
8. Kata penutup “Wallahulmusta’an Alaa Sabilirrahman”, “Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh”
9. Tempat dan tanggal pembuatan surat
10. Nama tingkatan kepenguruan organisasi
11. Nama dan jabatan pengurus dan diakhiri (footer) dengan motto “Kesopanan
Lebih Tinggi Nilainya Dari Pada Kecerdasan”
b) Bentuk Surat
Seluruh surat organisasi resmi dengan bentuk Block Style, yaitu seluruh bentuk surat
yang ketikannya dari kata pembukaan sampai nama penandatangan surat berada
ditepian yang sama.
c) Jenis Surat
Surat-surat resmi organisasi dikelompokkan kedalam dua jenis surat, yaitu:
1. Surat Umum, surat umum adalah surat biasa yang rutin diterbitkan sebagai
sarana komunikasi tertulis dikalangan internal maupun ekternal.
2. Surat khusus, adalah jenis surat yang menyatakan penetapan keputusan
organisasi, produk normatif organisasi dan landasan pijak organisatoris. Jenis
tersebut diklasifikasikan kedalam dua sifat; intern dan ektern.
d) Kertas Surat
Seluruh surat diketik diatas kertas berukuran folio minimal berat 70 gram dan
berkopIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA). Kop berbarisan sebagaimana berikut:

37
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
1. Lambang Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA), sebagaimana ditentukan pada
lampiran AD/ART Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Tulisan berupa tingkatan kepengurusan dan alamat kesekretariat organisasi.
Pengurus Pusat
Ikatan mahasiswa bata-bata
(IMABA)
Jl. A. Yani …………………..

e) Font surat adalah times new roman


f) Nomor surat
Seluruh surat resmi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) di semua tingkatan
memiliki nomor yang terdiri atas:
1. Nomor urut surat
2. Tingkat dan periode kepengurusan
3. Jenis surat dan nomor surat
4. Penanda tanganan surat
5. Bulan pembuatan
6. Tahun pembuatan
7. Untuksurat keputusan dicantumkan tembusan sesuai dengan kebutuhan.
2) Stempel
a) Bentuk Stempel
Stempel organisasi untuk semua tingkatan berbentuk segi tiga pramida
b) Ukuranstempel
Stempel resmi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berukuran tinggi 5 cm dan
lebar 4 cm.
c) Tulisan Stempel
Stempel resmi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berisi:
1. Lambang Ikatan Mahasiswa Bata-Bata(IMABA) di tengah
2. Tulisan dibawah yang terdiri dari:
 Kepanjangan IMABA (Ikatan Mahasiswa Bata-Bata)
 Singkatan organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
 Tingkat kepengurusan yang paling bawah
3. Tinta stempel warna ungu
38
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
3) Buku agenda
a) Ukuran Buku
Pada dasarnya seluruh jenis buku dapat digunakan sebagai buku agenda, asalkan
sesuai dengan kolom yang diperlukan.
b) Model Buku
Buku agenda surat terdiri atas buku agenda surat keluar dan buku agenda surat
masuk, model keduanya sebagai berikut:
1. Buku agenda surat keluar, terdiri atas kolom:
a. Nomor urut pengeluaran
b. Nomor surat
c. Alamat surat
d. Tanggal surat;
 Tanggal pembuatan
 Tanggal pengiriman
e. Perihal surat
2. Buku agenda surat masuk, terdiri atas kolom:
a. Nomor urut penerimaan
b. Nomor surat
c. Alamat surat/ pengirim
d. Tanggal surat;
 Tanggal pembuatan
 Tanggal penerimaan
e. Perihal surat
4) Buku Kas
a) Ukuran Buku Kas
Semua jenis buku dapat digunakan sebagai buku agenda, asalkan sesuai dengan
kolom yang diperlukan.
b) Model Buku Kas
Buku kas untuk semua jenis kegiatan pada semua tingkatan IMABA menggunakan
model buku kas berkolom;
1. Nomor urut penerimaan
2. Uraian sumber kas
3. Jumlah uang yang diterima
4. Nomor urut pengeluaran
5. Uraian penggunaan kas
6. Jumlah uang yang dikeluarkan
5) Buku Invetaris
a) Ukuran Buku Inventaris
Buku inventaris dapat menggunakan berbagai jenis dan ukuran buku yang sesuai
dengan kolom yang diperlukan.
b) Model Buku Inventarisasi
Buku inventarisasi untuk semua tingkatan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
menggunakan model buku berkolom;
1. Nomor urut
2. Nama barang
39
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
3. Merk barang
4. Tahun pembelian
5. Jumlah barang
6. Keadaan barang
6) Papan Nama
a) Bentuk
Bentuk papan namaIkatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) disemua tingkatan
kepengurusan berbentuk empat persegi panjang.
b) Ukuran
Ukuran papan nama adalah sebagai berikut:
1. Pengurus Pusat; panjang 150 cm, lebar 100 cm.
2. Pengurus Wilayah; panjang 125 cm, lebar 75 cm.
3. Pengurus Daerah; panjang 100 cm, lebar 60 cm.
c) Tulisan
Papan nama berisi tulisan yang terdiri dari:
1. Lambang Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA), di sebelah kiri atas
2. Kode (wilayah/daerah) organisasi dibawah lambang
3. Nama organisasi tingkat kepengurusan, sebelah kanan
4. Alamat kesekretariatan paling bawah
d) Warna
Papan nama mengunakan warna sebagai berikut:
1. Warna dasar putih
2. Lambang Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) sesuai dengan AD/ART
3. Tulisan hitam
4. Pinggiran hitam
e) Bahan
Pada dasarnya semua jenis bahan-bahan yang dapat digunakan yang penting
mencukupi untuk memuat dari semua yang sudah di sebutkan diatas.
7) Almamater
a) Warna
Almamater resmi organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) disemua
tingkatan menggunakan warna hitam
b) Model
Model Almamater resmi organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah
jas
c) Bahan
Jas organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terbuat dari bahan-bahan
tekstil yang relatif tebal dan kaku
d) Atribut
Jaket resmi organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dilengkapi dengan
sejumlah atribut sebagai berikut:
1. Lambang Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) sebelah kiri.
2. Nama pengurus sebelah kanan
3. Tingkat organisasi sebelah kiri atas lambang
4. Warna tulisan adalah Kuning
40
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
8) Peci
a) Warna
Peci resmi organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) disemua tingkatan
menggunakan warna hitam
b) Model
Model Peci resmi organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)sama dengan
khas indonesia dilengkapi dengan logo Ikatan Mahasiswa Bata-Bata(IMABA) di
sebelah kanan depan.
c) Bahan
Peci resmi organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) terbuat dari bahan-
bahan tekstil yang relatif tebal dan kaku
9) Kartu Tanda Anggota (KTA)
a) Sistematika
Bagian belakang
1. Nomor
2. Nama
3. Tempat tanggal lahir
4. Alamat rumah
5. Perguruan tinggi
6. Fakultas /jurusan
7. Wilayah / daerah
8. Tempat dan tanggal pembuatan
9. Tanda tangan dan nama terang pemenggang KTA
10. Tanda tangan dan nama terang Pengurus Wilayah Pusat serta stempel
Bagian depan
1. Kop dan logo Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
2. Moto Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) “Kesopanan Lebih Tinggi Nalainya
Dari Pada Kecerdasan”
3. Pas foto ukuran 2x1,5 sebelah kanan
4. Tanda tangan, nama dan stempel Pengurus PusatIkatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA).
b) Bentuk
Ditulis dengan block stely yaitu bentu ketikan yang seluruhnya mulai dari nomor
sampai nama penanda tangan ditepi yang sama.
c) Kertas
Kertas KTA berwarna putih Dan ada back ground lambang Ikatan Mahasiswa Bata-
Bata (IMABA).
d) Nomor
Penomoran anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) disusun sebagai berikut:
01-A01-01-01-02-2011 Dengan keterangan sebagai berikut:
01 : pertama nomor keanggotan yang ditetapkan oleh Pengurus PusatIkatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
A : merupakan kode dari masing-masing wilayah atau daerah.
01 : kedua nomor keanggotan yang ditetapkan oleh Pengurus WilayahIkatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
41
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
01 : ketiga nomor keanggotan yang ditetapkan oleh Pengurus DaerahIkatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
02 : keempat merupakan bulan penerbitan dan 2011 tahun penerbitan KTA Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).

e) Kode Wilayah
Setiap wialayah ditandai dengan kode ;
A : DPW IMABA SURABAYA
B : DPW IMABA MALANG
C : DPW IMABA PAMEKASAN
D : DPW IMABA YOGYAKARTA
E : DPW IMABA JEMBER
F : DPW IMABA JABODETABEK
G : DPW IMABA BANGKALAN
H : DPW IMABA KALIMANTAN BARAT
I : DPW IMABA MALAYSIA
J : DPW IMABA PROBOLINGGO
K : JOMBANG
L : SAMPANG
M : SUMENEP
N : MESIR
O : TURKI

f) Ukuran
Panjang 8,5 cm dan lebar 5,4 cm.
g) Tulisan
Tulisan menggunakan Arial diselurh bagian KTA.
10) Lambang
Berbentuk Segitiga Piramida dengan menggandeng bata, bumi, bendera Indonesia,
lingkaran, menara dan tulisan IMABA
11) Bendera
Bendera Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) berbentuk Persegi Panjang
berbackground warna putih dan berlambang IMABA dengan perbandingan 2 : 3 untuk
masing-masing ukuran
12) Mars
Mars Imaba adalah “Bersama IMABA kita bangga”
13) Himne
Himne IMABA judulnya adalah “IMABA Tetaplah Jaya”
14) Yel – Yel
Yel – yel IMABA adalah “IMABA! JAYA ! ”
15) Panggilan:
a.Panggilan Khas Anggota IMABA adalah “Taretan”
b. Panggilan Khas anggota imaba kepada yang lebih tua adalah “Kakak” dan kepada yang
lebih muda adalah “Alek”

42
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
b. Pedoman Teknis
1) Surat
a) Sebelum proses pengetikan surat, sedapat mungkin mendapat draf atau konsep untuk
surat terlebih dahulu guna menghindari kesalahan atau kekeliruan dalam pengetikan.
b) Agar mempermudah pemntauan adan pengecekan surat, maka seluruh jenis surat
harus dibuatkan copi atau salinannya buat difile atau diarsip.
c) Dalam pembuatan surat resmi organisasi yang harus diperhatikan dalah kode atau
sandi yang terkandung dalam nomor surat. Pembatasan pada setiap item kode atau
sandi ditandai dengan titik bukan dengan garis.
d) Setiap penomoran surat mengandung …… item kode (untuk Pengurus Pusat) dan …..
item (untuk Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah), yaitu;
1. Nomor surat
2. Tingkat kelengurusan
a. Dewan Pengurus Pusat disingkat DPP
b. DewanPengurus Wilayah disingkat DPW
c. DewanPengurus Daerah disingkat DPD
3. Periode kepengurusan
Kode periodisasi ditulis sesuai dengan periodenya penjabat kepengurusan.
4. Jenis surat dan nomor urut:
Untuk Pengurus Pusat:
a. Internal khusus, seperti seperti surat keputusan ditandai dengan kode: 01
b. Internal umum, seperti seperti surat-surat biasa selain surat keputusan ditandai
dengan kode: 02
c. Ekternal khusus, seperti surat mandat khusus, audensi dengan pejabat dll.
Dipaki kode: 03
d. Ekternal umum, adalah surat yang bersifat umum, ditandai dengan kode: 04
Untuk Pengurus Wilayah:
a. Internal (umum dan khusus) dengan kode : 01
b. Ekternal (umum dan khusus) dengan kode : 02
Untuk Pengurus Daerah:
a. Internal (umum dan khusus) dengan kode : 01
b. Ekternal (umum dan khusus) dengan kode : 02
5. Penandatanganan surat
Untuk Pengurus Pusat:
a. Jika penandatanganan surat adalah Ketua Umum dan Sekretaris umum
ditandai dengan kode : A-I
b. Jika penandatanganan surat adalah Ketua Umum dan Sekretaris I ditandai
dengan kode : A-II
c. Jika penandatanganan surat adalah Ketua Umum dan Sekretaris II ditandai
dengan kode : A-III
d. Jika penandatanganan surat adalah ketua I dan Sekretaris umum ditandai
dengan kode : B-I
e. Jika penandatanganan surat adalah ketua I dan Sekretaris I ditandai dengan
kode : B-1I

43
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
f. Jika penandatanganan surat adalah ketua II dan Sekretaris umum ditandai
dengan kode : C-I
g. Jika penandatanganan surat adalah ketua II dan Sekretaris II ditandai dengan
kode : C-1I
h. Jika penandatanganan surat adalah Ketua Umum dan Sekretaris umum,
Bendahara / Wakil Bendahara ditandai dengan kode : D-I
i. Jika penandatanganan surat adalah Ketua Umum dan Sekretaris I,
Bendahara/Wakil Bendahara ditandai dengan kode : D-II
j. Jika penandatanganan surat adalah Ketua Umum dan Sekretaris II, Bendahara
/ Wakil Bendahara ditandai dengan kode : D-III
k. Jika penandatanganan surat adalah ketua I/IIdan Sekretaris I/II, Bendahara /
Wakil Bendahara ditandai dengan kode : D-IV
l. Jika penandatanganan surat adalah Ketua Umum sendiri ditandai dengan kode
: A-0
Untuk Pengurus Wilayah:
a. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Wilayah dan Sekretaris umum
ditandai dengan kode : A-I
b. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Wilayah dan Sekretaris I
ditandai dengan kode : A-II
c. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Wilayah dan Sekretaris II
ditandai dengan kode : A-III
d. Jika penandatanganan surat adalah Wakil Koordinator Wilayah dan Sekretaris
umum ditandai dengan kode : B-I
e. Jika penandatanganan surat adalah Wakil Koordinator Wilayah dan Sekretaris
I ditandai dengan kode : B-1I
f. Jika penandatanganan surat adalah Ketua Umum dan Sekretaris umum,
Bendahara / Wakil Bendahara ditandai dengan kode : C-I
g. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Wilayah dan Sekretaris I/II,
Bendahara/Wakil Bendahara ditandai dengan kode : D-I
h. Jika penandatanganan surat adalah Wakil Koordinator Wilayah dan Sekretaris
I/II, Bendahara / Wakil Bendahara ditandai dengan kode : D-II
i. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Wilayah sendiri ditandai
dengan kode : A-0
Untuk Pengurus Daerah:
a. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Daerah dan Sekretaris umum
ditandai dengan kode : A-I
b. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Daerah dan Sekretaris I
ditandai dengan kode : A-II
c. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Daerah dan Sekretaris II
ditandai dengan kode : A-III
d. Jika penandatanganan surat adalah Wakil Koordinator Daerah dan Sekretaris
umum ditandai dengan kode : B-I
e. Jika penandatanganan surat adalah Wakil Koordinator Daerah dan Sekretaris I
ditandai dengan kode : B-1I

44
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
f. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Daerah dan Sekretaris umum,
Bendahara / Wakil Bendahara ditandai dengan kode : C-I
g. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Daerah dan Sekretaris I/II,
Bendahara/Wakil Bendahara ditandai dengan kode : D-I
h. Jika penandatanganan surat adalah Wakil Koordinator Daerah dan Sekretaris
I/II, Bendahara / Wakil Bendahara ditandai dengan kode : D-II
i. Jika penandatanganan surat adalah Koordinator Daerah sendiri ditandai
dengan kode : A-0
6. Bulan surat
Kode bulan sesuai dengan bilangan bulan
7. Tahun surat
Kode tahun ditulis sesuai dengan bilangan tahun dibuatnya surat.
8. Kode wilayah atau daerah
Khusus untuk wilayah dan daerah mencantumkan kode setelah dan diletakkan
setelah kolom tingkatan dan periode kepengurusan, yaitu:
a) Kode wilayah sesuai dengan singkatan dari tiap-tiap wilayah (contoh
pamekasan= PMK).
b) Kode Daerah sesuai dengan singkatan dari tiap-tiap Perguruan tinggi ddaerah
bersangkutan (contoh STAIN Pamekasan= STAIN PMK).
Contoh nomor surat:
Surat Pengurus Pusat:
No : 001.PP.IMABA.III.009.01.A-I.2.2011
001 = Nomor urut surat keluar sejak awal priode
DPP = Tingkatan kepengurusan
IMABA = Nama organisasi
III = Periode
009 = Nomor urut surat jenis tersebut
01 = Jenis surat internal
A.I = Ditanda tangani KETUM&SEKUM
02 = Bulan ditetapkannya surat
2011 = Tahun pembuatan surat
Surat Pengurus Wilayah:
No : 005.PW.IMABA.III.PMK.009.01.A-I.2.2011
005 = Nomor urut surat
DPW = Tingkatan kepengurusan
IMABA = Nama organisasi
III = Periode
PMK = Kode wilayah
009 = Nomor urut surat jenis tersebut
01 = Jenis surat internal
A.I = Ditanda tangani KETUM&SEKUM
02 = Bulan ditetapkannya surat
2011 = Tahun pembuatan surat
Surat Pengurus Daerah:

45
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
No : 009.PD.IMABA.I.STAINPMK.001.01.A-I.2.2011
009 = Nomor urut surat
DPD = Tingkatan kepengurusan
IMABA = Nama organisasi
I = Periode
STAINPMK = Kode wilayah
001 = Nomor urut surat jenis tersebut
01 = Jenis surat internat
A.I = Ditanda tangani KETUM&SEKUM
02 = Bulan ditetapkannya surat
2011 = Tahun pembuatan surat

e) Seluruh jenis surat keluar yang dikirim melewati hirarki organisasi secara vertikal,
wajib memberikan tembusan.
f) Untuk surat kepenitiaan sedapat mungkin mengikuti pedoman tata cara penomoran
surat sebagaimana telah ditentukan dan di tambahkan Pan.singkatan nama acara
sebelum kode kepengurusan (002.Pan.SN.PP.IMABA.I.006.01.A-I.2.2011).
g) Penandatanganan seluruh jenis surat-surat menggunakan tinta HITAM.
h) Penandatanganan oleh masing-masing devisi dilakukan dengan melanjutkan kode
sesuai dengan tingkat kepengurusan.
2) Stempel
a. Pembubuhan stempel organisasi pada surat resmi diusahakan sedapat mungkin
tertera ditengah-tengah antara dua tanda tangan pengurus mengenai nama pengurus
yang menandatangai tapi jangan sampek menutupi namanya.
b. Pengurus yang berwenang stempel organisasi adalah Ketua Umum atau Sekretaris
umum (untuk PP), Ketua Umum atau Sekretaris umum (untuk PW), Ketua Umum
atau Sekretaris umum (untuk PD) Dan ketua pania dan Sekretaris dalam kepanitiaan
dengan mengunakan stempel panitia.
c. Pembuatan stempel kepanitiaan harus mencantumkan lambang IMABA disebelah
kiri dan tulisan disebelah kanan dengan ukuran sesuai kesepakan kepanitian dengan
persetujuan pengurus.
d. Contoh stempel:
Untuk Pengurus Pusat:

Lambang IMABA

Ikatan mahasiswa bata-bataIMABA

Dewan Pengurus Pusat

Untuk Pengurus Wilayah:

Lambang IMABA

Ikatan Mahasiswa Bata-BataIMABA


46
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Dewan Pengurus Wilayah
Untuk Pengurus Daerah:

Lambang IMABA

Ikatan mahasiswa bata-bata IMABA

Dewan Pengurus Daerah

Untuk Kepanitiaan:

Panitia pelaksana
Pelantikan &
SeminarIMABA
Ikatan MahasiswaBata-Bata
STAI AL-KHAIRAT
3) Buku agenda
a. Buku agenda berfungsi untuk mendokumentasikan seluruh jenis surat, baik surat
keluar maupun surat masuk agar buku tersebut berfungsi sebagaimana mestinya,
maka perlu dipelihara dan disimpan secara baik setelah dipergunakan.
b. Buku agenda harus senantiasa ditempatkan diatas meja kerj, terutama kita sedang
membuat surat atau ketika menerima surat.
c. Kolom-kolom yang terdapat dalam Buku agenda surat, baik keluar maupun kedalam
berjumlah 7 (tujuh)kolom.
d. Contoh :
Buku agenda surat keluar.
No No. surat Tujuan surat Tgl surat Hal Ket.
Buat Kirim
1 2 3 4 5 6 7

Buku agenda surat masuk


No No. surat Asal surat Tgl surat Hal Ket.
Buat Datang
1 2 3 4 5 6 7

4) Buku kas
a. Seluruh jenis kegiatan yang berkaitan dengan peneriman dan pengeluaran dana
organisasi, harus tercatat dalam buku kas, terdiri atas:
1. Buku harian
2. Necara bulanan
3. Neraca tahunan

47
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
b. Pengurus yang berwenang menyimpan dan mempergunakan buku kas adalah
bendahara dan atau Wakil Bendahara, pada setiap jenjang kepengurusan Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
c. Segala peneriman dan pengeluaran dana organisasi harus dicatat dalam buku kas
bagian kiri (Debet) bagian kanan (Kredit). Kelebihan dan kekurangan dalam
penjumlahan uang disebut saldo.

Contoh kolom buku kas IMABA :


No Hari/tgl/bln/thn Uraian Debet Kredit Saldo Ket.
01 Senin/12/11/11 Hibah 10. Jt 10. Jt Melalui si A
BOS

d. Dalam pelaporan bidang keuangan organisasi, kecuali buat dalam bentuk neraca,
juga dilengkapi dengan kwetansi atau tanda pembayaran dalam pembelian barang-
barang untuk kepentingan organisasi.
5) Buku Invetarisasi
a. Buku invetarisasi berfungsi untuk mencatat seluruh kekayaan atau barang-barang
milik organisasi, agar mudah melakukan pemeliharaan, perawatan dan pemantauan
terhadap barang-barang tersebut, sebagai aset organisasi yang dihasilkan dari suatu
masa periode kepengurusan.
b. Model Buku invetarisasi untuk semua tingkatan organisasi dibuat dalam 7 (tujuh)
kolom, seperti berikut:
No. Nama Tahun Merk Jumlah keadaan Ket.
barang pengadaan
01 Komputer 2010 Soni 2 unit Nomal Hadiah
c. Pengurus yang berwenang menyimpan dan mempergunakan buku inventaris adalah
Sekretaris umum/Sekretaris I/ Sekretaris II, pada setiap jenjang kepengurusan
IMABA.
6) Papan Nama
a. Papan nama organisasi dipasang dengan seizin pihak yang berwenang didinding atau
halaman muka kantor sekretariat atau ditmpat yang strategis dan berdekatan dengan
sekretariat organisasi.
b. Pembuatan papan nama organisasi dan pemasangannya harus memperhatikan
ketentuan.
c. Contoh :

Untuk Pengurus Pusat:


Pengurus Pusat
IMABA
Ikatan MahasiswaBata-
Bata
Jl. Simpang 3 Paltuting ……….

Untuk Pengurus Wilayah:

48
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Pengurus Wilayah
IMABAMDR
Ikatan MahasiswaBata-
Bata
Madura
Jl. Trunojoyo …. ……….

Untuk Pengurus Daerah:


Pengurus Daerah
IMABAUNIRAPMK
Ikatan MahasiswaBata-
Bata
UNIRA PAMEKASAN
Jl. Panglekur ……….
7) Jaket
a. Jaket resmi organisasi digunakan digunakan oleh anggota dan fungsionaris pada
acara-acara resmi organisas, termasuk didalam rapat-rapat pengurus disemua
tingkatan, serta ketika menghadiri resepsi/acara yang diselenggarakan oleh
organisasi lain.
b. Penggunaan jaket resmi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) secara lengkap
hanya pada acara pelantikan pengurus disemua tingkatan, resepsi harlah Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) dan pada setiap pembukaan upacara kegiatan Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
c. Pengurus yang berwenang mengunakan jaket resmi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) secara lengkap adalah pengurus harian pada semua tingkatan, terutama
Ketua Umum dan Sekretaris umum dari semua tingkatan kepengurusan.
8) Peci
a. Peci organisasi digunakan oleh anggota dan fungsionaris pada acara-acara resmi
maupun semi, termasuk didalam rapat-rapat pengurus disemua tingkatan, serta ketika
menghadiri resepsi/acara yang diselenggarakan oleh organisasi lain, untuk
menunjukkan identitas organisasi kepada khalayak umum.
b. Peci organisasi wajib digunakan oleh para petugas protokol dan atau anggota pada
setiap kegiatan disemua tingkatan organisasi.
c. Lain-lain
Semua atribut harus dipakai lengkap sesuai dengan aturan dan ketentuan diatas.
9) Kartu Tanda Anggota (KTA)
a. KTA diberikan setelah 1 bulan dari pembuatan
b. KTA digunakan ketika acara-acara resmi organisasi apabila dbutukan dan hal-hal
lain sebagai tanda pengenal bahwa ini anggota Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA).
3. PENUTUP
a. Pedoman penyelenggaraan tertib administrasi ini, akan berfungsi sebagaimana mestinya,
jika seluruh anggota dan pengurus disemua tingkatan berkemauan keras menjalankan
pedoman ini secara sungguh-sungguh.

49
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
b. Hal-hal yang belum terjangkau dalam pedoman ini, akan diatur kemudian oleh Pengurus
Pusat.
Ditetapkandi :
Pada tanggal :
Jam :
KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
PIMPINAN SIDANG KOMISI III

………… …………
Ketua Sekretaris

50
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
KEPUTUSAN
KONGRES V IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)
Nomor :……………………………………….

Tentang:
PEDOMAN PENYELENGGARAAN TERTIB ADMINISTRASI
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

Bimillahirrahmanirrahim,
Pimpinan Sidang Sementara Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA) setelah:

Menimbang :
1. Bahwa demi mewujudkan kelancaran kegiatan, maka dipandang perlu adanya Pedoman
Penyelenggaraan Tertib Administrasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum, maka dipandang perlu untuk menetapkan
keputusan Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA)

Mengingat :
1. AD/ART Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Hasil kongres VI di Surabaya tahun 2018

Memperhatikan:
Hasil sidang Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
pada kongres IV Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Memutuskan
Menetapkan:
1. Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Wallahulmusta’anu ilaa sabilirrahman
Wassalamualaikum
Ditetapkan di : Aula Syaih Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata
Pada tanggal : Minggu 14 Maret 2021
Jam : 23.42 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
PIMPINAN SIDANG KOMISI III

………… …………
Ketua Sekretaris

51
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
PERATURAN ORGANISASI
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)
Tentang:
KAIDAH PELAPORAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Kaidah pelaporan ikatan mahasiswa bata-bata (IMABA) merupakan penjabaran dari anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA), khususnya yang
berkenaan dengan ketentuan pelaporan pengurus IMABA
2. Yang dimaksud dengan kaidah pelaporan Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah
serangkaian ketentuan yang mengatur segala sesuatu mengenai pelaporan berbabagai hal yang
dilaksanakan pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
3. Yang dimaksud dengan organisasi didalam peraturan organisasi ini adalah Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA).
BAB II
JENIS-JENIS PELAPORAN
Pasal 2
1. Jenis-jenis laporan adalah:
a. Laporan kegiatan
b. Laporan hasil Kongres
c. Laporan hasil Musyawarah wilayah
d. Laporan hasil Musyawarah daerah
e. Laporan pendataan anggota.
2. Laporan kegiatan adalah laporan yang wajib disampaikan oleh pengurus secara objektif
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan atau program serta hasil-hasil yang dicapai;
3. Laporan hasil kongres adalah laporan yang wajib disampaikan oleh pengurus secara objektif
berkaitan dengan proses pelaksanaan dan hasil kongres untuk dijadikan pertimbangan dalam
mengeluarkan surat keputusan dan pengesahan
4. Laporan hasil Musywil adalah laporan yang wajib disampaikan oleh pengurus secara objektif
berkaitan dengan proses pelaksanaan dan hasil Musywil untuk dijadikan pertimbangan dalam
mengeluarkan surat keputusan dan pengesahan
5. Laporan hasil Musyda adalah laporan yang wajib disampaikan oleh pengurus secara objektif
berkaitan dengan proses pelaksanaan dan hasil Musyda untuk dijadikan pertimbangan dalam
mengeluarkan surat keputusan dan pengesahan
6. Laporan pendataan anggota adalah laporan yang wajib disampaikan oleh pengurus secara
objektif berkaitan dengan pertambahan anggota baru atau hasil pendataan anggota secara teratur
dan keseluruhan.
BAB III
MEKANISME, ISI DAN WAKTU PELAPORAN
Pasal 3
Laporan kegiatan meliputi:

52
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
1. Laporan kegiatan dilakukan oleh Pengurus Daerah ke pengurus Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA) wilayah kepada Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) pusat dan Pengurus Pusat
menyampaikan kepondok pesantren.
2. Laporan kegiatan sekurang-kurangnya memuat:
a. Berita acara kegiatan
b. Latar belakang dan masalah yang dihadapi
c. Tujuan dan sasaran setiap kegiatan
d. Proses pelaksanaan setiap kegiatan
e. Tindak lanjut setiap kegiatan
f. Evaluasi setiap kegiatan
g. Lampiran-lampiran dan koreksi daftar nama panitia, peserta, dan pemateri.
3. Waktu pelaporan kegiatan Pengurus Wilayah ke pengurus daerah 6 bulan sekali dan Pengurus
Pusat 1 tahun sekali
Pasal 4
Pelaporan hasil kongres:
1. Pelaporan hasil kongres harus memuat:
a. Berita acara kongres
b. Ketetapa-ketetapan dan keputusan kongres
c. Susunan pengurus yang ditanda tangani oleh Tim Formatur
d. Laporan pertanggung jawaban Ketua Umum yang demisioner
2. Waktu Pelaporan hasil kongres selambat-lambatnya (1) bulan setelah pelaksanaannya.
3. Pelaporan hasil kongres disampaikan oleh panitia kongres ke pengurus Ikatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA) terpilih.
Pasal 5
Pelaporan hasil Musyarawah Wilayah (Musywil):
1. Pelaporan hasil Musywil harus memuat:
e. Berita acara Musywil
f. Ketetapan-ketetapan dan keputusan Musyawarah Wilayah (Musywil).
g. Susunan pengurus yang ditanda tangani oleh tim formatur
h. Laporan pertanggung jawaban Koordinator Wilayah yang demisioner
2. Waktu Pelaporan hasil Musywil selambat-lambatnya (2) minggu setelah pelaksanaannya.
3. Pelaporan hasil Musywil disampaikan oleh panitia Musywil ke Pengurus PusatIkatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA).
Pasal 6
Pelaporan hasil Musyawarah Daerah (MusDa):
4. Pelaporan hasil Musdal harus memuat:
a. Berita acara Musda
b. Ketetapan-ketetapan dan keputusan Musda
c. Susunan pengurus yang ditanda tangani oleh tim formatur
d. Laporan pertanggung jawaban Koordinator Daerah yang demisioner
e. Waktu Pelaporan hasil Musywil selambat-lambatnya (2) minggu setelah
pelaksanaannya.
f. Pelaporan hasil Musda disampaikan oleh panitia Musda ke Pengurus Wilayah.
Pasal 7

53
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Sistematika laporan pertanggung jawaban pengurus demisioner untuk semua tingkatan struktural
organisasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) adalah:
1. Pendahuluan, yang terdiri dari gambaran umum dan kondisi kepengurusan, baik internal
maupun eksternal.
2. Program kerja yang direncanakan
3. Realisasi program
4. Kemajuan kaderisasi dan perkembanagan anggota yang terdiri dari wilayah dan daerah,
kekuatan basis anggota, serta jumlah anggota berdasarkan jenis kelamin
5. Keuangan organisasi
6. Inventaris organisasi
7. Kendala atau habatan
8. Rekomendasi, baik internal dan eksternal
9. Penutup
10. Lampiran-lampiran, yang terdiri dari SK kepengurusan, dokumentasi kegiatan dan dokumentasi
lainnya yang dianggap penting.
Pasal8
Pelaporan Pendataan Anggota
1. Laporan pendataan anggota sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama anggota, baik anggota biasa maupun anggota Istimewa
b. Jurusan, fakultas, dan perguruan tinggi
c. Jabatan yang pernah diduduki
d. Rekapitulasi data anggota
2. Waktu pelaporan pedataan anggota adalah satu tahun sekali menjelang awal tahun ajaran baru.
3. Pedoman dan tata cara pendataan anggota diatur kemudian……
BAB IV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal9
DewanPengurus Wilayah (DPW) dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Bata-Bata
(IMABA)dapat menyempurnakan peraturan organisasi untuk mengatur tata-cara pelaporan dari
strukktur di bawahnya sehingga dapat mendukung kelancaran proses pelaporan kepada Pengurus
Pusat Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Pasal10
Tindak lanjut hasil laporan Kongres, Musywildan Musdaharus ditindak-lanjuti oleh pengurus Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) pusat untuk mengeluarkan surat keputusan selambat-lambatnya
satu kali lima belas hari setelah laporan disampaikan.
BAB V
PENUTUP
Pasal 11
1. Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini, akan diatur kemudian di dalam peraturan
organisasi atau produk hukum organisasi lainnya.
2. Ketetapan ini ditetapkan oleh sidang itimewa Ikatan Mahasiswa Bata-Bat (IMABA).
3. Ketetapan ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan

54
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
Ditetapkandi : Aula Syaih Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata
Pada tanggal : Minggu 14 Maret 2021
Jam : 22.44 WIB
KONGRES VI
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
PIMPINAN SIDANG KOMISI

M.Roni Moh.Hilal
Ketua Sekretaris

55
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
PERATURAN ORGANISASI
Tentang:
PEDOMAN PENYELENGGARAAN SEREMUNIAL ACARA FORMAL
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

A. FORMAL
1. PEMBUKAAN
2. GEMA WAHYU ILAHI
3. INDONESIA RAYA
4. MARS DAN HYMNE IMABA
5. PRAKATA PANITIA
6. SAMBUTAN-SAMBUTAN
a. Pengurus DPD (jika acara daerah)
b. Pengurus DPW ( jika acara wilayah)
c. Pengurus DPP (jika acara pusat dan jika menghadiri acara daerah/wilayah)
d. Pengurus pesantren (jika di undang dan hadir)
e. Pengasuh / dewan ‘a’wan (jika di undang dan hadir)
f. Pejabat berwenang (jika kegiatan kerjasama atau undangan tertentu)
7. ACARA INTI
8. DO’A
9. PENUTUP

B. PELANTIKAN
1. PEMBUKAAN
2. GEMA WAHYU ILAHI
3. INDONESIA RAYA
4. MARS DAN HYMNE IMABA
5. PRAKATA PANITIA
6. PROSESI PELANTIKAN
a. Pembacaan SK
b. Pemanggilan nama-nama pengurus
c. Ikrar setia / sumpah jabatan
d. SERTIJAB
1. Penandatanganan
 Pengurus demisioner
 Pengurus definitif
 Saksi-saksi
2. Penyerahan tongkat estafet
e. Ucapan selamat dari ketua demisioner kepada ketua definitif

7. SAMBUTAN-SAMBUTAN
a. Pengurus DPD (jika acara daerah)
b. Pengurus DPW ( jika acara wilayah)
c. Pengurus DPP (jika acara pusat dan jika menghadiri acara daerah/wilayah)
d. Pengurus pesantren (jika di undang dan hadir)
56
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
e. Pengasuh / dewa ‘a’wan (jika di undang dan hadir)

8. DO’A
9. PENUTUP
10. LAIN-LAIN

C. LAIN-LAIN
1. PEMBUKAAN
2. GEMA WAHYU ILAHI
3. INDONESIA RAYA
4. MARS IMABA
5. PRAKATA PANITIA
6. SAMBUTAN-SAMBUTAN
a. Pengurus Daerah (jika acara daerah)
b. Pengurus Wilayah ( jika acara wilayah)
c. Pengurus Pusat (jika acara pusat dan jika menghadiri acara daerah/wilayah)
d. Pengurus pesantren (jika di undang dan hadir)
e. Pengasuh / dewa ‘a’wan (jika di undang dan hadir)
f. Pejabat berwenang (jika mendapat mandat dan dibutuhkan)
7. ACARA INTI
8. DO’A
9. PENUTUP

Ditetapkan di : Aula Syaih Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata


Pada tanggal : Minggu 14 Maret 2021
Jam : 23.45 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
PIMPINAN SIDANG KOMISI III

M. Roni Moh. Hilal


Ketua Sekretaris

57
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan
KEPUTUSAN
KONGRES V IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)
Nomor :……………………………………….

Tentang:
KAIDAH PELAPORAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SEREMONIAL
ACARA FORMAL
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA (IMABA)

Bimillahirrahmanirrahim,
Pimpinan Sidang Sementara Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA) setelah:
Menimbang :
1. Bahwa demi mewujudkan kelancaran kegiatan, maka dipandang perlu adanya Kaidah
Pelaporan dan Pedoman Penyelenggaraan Seremonial Acara FormalIkatan Mahasiswa
Bata-Bata (IMABA)
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum, maka dipandang perlu untuk menetapkan
keputusan Pelaporan dan Pedoman Penyelenggaraan Seremonial Acara Formal Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Mengingat :
1. AD/ART Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Hasil kongres VI di Surabaya tahun 2018
Memperhatikan:
Hasil sidang Pedoman Pelaporan dan Pedoman Penyelenggaraan Seremonial Acara Formal Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) pada kongres VI Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
Memutuskan
Menetapkan:
1. Pedoman Pelaporan dan Pedoman Penyelenggaraan Seremonial Acara Formal Ikatan
Mahasiswa Bata-Bata (IMABA)
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Wallahulmusta’anu alaa sabilirrahman
Wassalamualaikum
Ditetapkan di : Aula Syaih Abdul Hamid Mambaul Ulum Bata-Bata
Pada tanggal : Minggu 14 Maret 2021
Jam : 23.45 WIB

KONGRES VII
IKATAN MAHASISWA BATA-BATA
PIMPINAN SIDANG KOMISI III

M. Roni Moh. Hilal


Ketua Sekretaris

58
Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Daripada Kecerdasan

Anda mungkin juga menyukai