DEPAN
KARYA TULIS
Diajukan Sebagai Penunjang Pembelajaran
Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Disusun Oleh:
Nama : Wawan Setiawan
NIS : 9927015145
Kelas : XII IPA 1
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 SERANG
MODEL DAN KETERAMPILAN
TAHUN AJARAN 20092010
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini yang berjudul “Minyak Jarak Sebagai Bahan Bakar Alternatif
di Masa Depan”.
telah disetujui, dipertimbangkan, dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : MAN 2 SERANG
Menyetujui,
Wali Kelas XII IPA 1, Pembimbing,
Ahmad Yani, S.Pd. Ahmad Yani, S.Pd.
Mengetahui,
Kepala MAN 2 Serang
Dra. Aida
NIP. 19671230 199403 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahNya kepada kita semua, shalawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang
setia sampai akhir zaman.
Penulis dapat menyusun karya tulis ini dengan judul “Minyak jarak sebagai
bahan bakar alternatif di masa depan” diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Akhir
Madrasah. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga penulis
2. Bapak Ahmad Yani, S.Pd. selaku Wali Kelas XII IPA 1 dan Pembimbing
3. Ibu Dra. Hj. Aida selaku Kepala MAN 2 Serang
4. Bapak/Ibu guru MAN 2 Serang
5. Temanteman kelas XII IPA
Semoga dengan disusunnya karya tulis ini dapat bermanfaat untuk peningkatan
mutu pendidikan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Penulis
menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
karya tulis ini.
Serang, Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tanaman Jarak .................................................................................. 4
2.2 Minyak Jarak .................................................................................... 7
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 10
3.2 Teknik Pengolahan Data ................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data .................................................................................. 11
4.2 Analisis Data ..................................................................................... 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 16
5.2 Saran ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17
LAMPIRAN ..................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat, khususnya generasi muda, diimbau untuk mengurangi perilaku
konsumtif menggunakan bahan bakar minyak dari jenis fosil. Sebaliknya, mulai
memikirkan dan mensosialisasikan penggunaan energi alternatif, sebab setidaknya
pada 2014 mendatang, BBM jenis fosil ini akan mulai habis.
Menurut Lambok yang juga Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian,
jika tidak peningkatan cadangan minyak terbukti, Indonesia hanya akan bisa mandiri
energi (BBM) paling lama di 2014 mendatang. Ini mengingat tingginya kebutuhan
BBM di tanah air.
Novianto membenarkan, masyarakat di Indonesia termasuk yang terboros dalam
hal pemanfaatan BBM. Perbandingan elastisitasnya adalah 1,84, jauh lebih boros
dari Jepang dan Amerika Serikat, ucapnya. Jepang misalnya, koefesien elastisitasnya
hanya 0,10. Untuk meningkatkan per 1 USD GDP (produk domestik bruto),
masyarakat kita butuh 1,84 kali lipat energi BBM, ucapnya.
Di sisi lain, pengembangan energi alternatif saat ini belum memadai. Murahnya
harga BBM mengakibatkan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap energi
fosil. Menurut Widjajono, pengajar dari Perminyakan ITB yang juga anggota Dewan
Energi Nasional, dilihat secara ekonomis dan kajian tata niaga, energi alternatif tidak
mungkin bisa berkembang saat ini. Selama BBM lebih murah, itu akan selalu
demikian. Harusnya energi alternatif ini yang mendapat subsidi, karena langka,
harusnya dibalik, BBM yang jadi alternatif energi, tuturnya.
Menurut Presiden Keluarga Mahasiswa ITB Shana F. Sukarsono, kegiatan ini
diharapkan mampu mendorong kemandirian energi, setidaknya di tingkat lokal
(daerah) dari masingmasing peserta, yaitu kemandirian energi yang hidup dalam
kultur kita, ucapnya. Di beberapa daerah, kemandirian energi ini diwujudkan antara
lain lewat listrik bertenaga kincir air (mikrohidro), pemanfaatan minyak jarak dan
gasifikasi sekam.
Berdasarkan masalah yang diungkapkan di atas, maka penulis membuat karya
tulis ini yang berjudul “Minyak jarak sebagai bahan bakar alternatif di masa depan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan di atas, penulis perlu
membatasi masalah yang lebih khusus. Untuk itu rumusan masalah yang dibahas
dalam karya tulis ini berupa:
1. Apa saja keuntungan menggunakan minyak jarak sebagai bahan bakar?
2. Bagaimana cara mengolah biji jarak sebagai bahan bakar?
3. Apakah perbedaan antara minyak jarak dan minyak bumi?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas di atas, maka penulis menyusun
karya tulis ini dengan tujuan:
1. Mengetahui keuntungan menggunakan bahan bakar dari minyak jarak.
2. Mengetahui cara mengolah biji jarak sebagai bahan bakar.
3. Mengetahui perbedaan antara minyak jarak dan minyak bumi.
1.4 Manfaat Penulisan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data dasar tentang
komposisi biji jarak, proses pembuatan minyak jarak, serta karakteristik dari minyak
jarak. Selain itu, minyak jarak juga dapat diketahui arah pemanfaatannya, yang salah
satunya adalah sebagai bahan bakar alternatif, sehingga masyarakat dapat
menggunakan energi alternatif yang ramah lingkungan dengan biaya yang ekonomis.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tanaman Jarak
2.1.1 Pengertian
Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar, adalah
tumbuhan liar setahun (annual) dan biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah
pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini
tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7–9, berdiameter 10–
40 cm.
Sebutan untuk pohon jarak di Indonesia berbeda beda di setiap daerah. Di
Sumatera, jarak dikenal dengan nama dulang, ada juga yang menyebutnya dengan
gloah, sedangkan di Madura, jarak disebut dengan kalek.
2.1.2 CiriCiri Batang, Daun, dan Buah
Jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbukubuku jelas
dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan hijau bersemburat
merah, sedangkan daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit
runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau
muda pada bagian permukaan bawah. Buahnya berbentuk bulat dan berkumpul pada
tandan, namun ada juga yang bentuknya sedikit lonjong yang dapat ditemukan pada
tumbuhan jarak di daerah Bali.
Daun jarak pagar juga mengandung flavanoid dan apigenin. Selain komponen
tersebut, daun jarak pagar juga mengandung dimer dari triterpen alkohol (C63H117O9)
dan dua flavanoid glikosida.
2.1.3 Manfaat
Biji, akar, daun, dan minyak dari bijinya bisa dimanfaatkan untuk kesehatan.
Biji jarak yang dibuang kulitnya dan dilumatkan hingga menjadi serbuk dapat
ditempel ke tubuh sebagai obat korengan, sedangkan minyak yang diambil dari
bijinya bisa diminum untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan orang dewasa.
Daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan batuk dan sesak nafas. Akarnya dapat
dimanfaatkan untuk menjaga stamina tubuh.
Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin
(sejenis racun). Jarak pohon merupakan satusatunya tumbuhan yang bijinya kaya
akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini
membuat minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi
sehingga minyak jarak dipakai sebagai campuran pelumas. Asam ricinoleat
merupakan asam lemak tak jenuh yang tersusun dari 18 atom karbon. Struktur asam
ini mirip dengan asam oleat namun memiliki gugus hidroksil (OH), sebagai pengganti
atom H, yang terikat pada atom C ke7 dari pangkal (gugus karboksil). Nama
senyawa ini diambil dari minyak sumbernya, yaitu minyak jarak (Ricinus communis)
yang dapat mengandung 90% senyawa ini('ricinoleat' berarti 'oleat dari jarak').
Minyak jarak atau dikenal pula sebagai minyak kastroli memiliki manfaat bermacam
macam di bidang industri, mulai dari otomotif, cat, hingga farmasi.
Gambar asam ricinoleat
2.1.4 Botani
Secara agronomis tanaman jarak pagar dapat beradaptasi dengan lahan dan
agroklimat di Indonesia, bahkan pada kondisi kering dan pada lahan marginal/kritis.
Keungulan lain dari jarak pagar sehingga direkomendasikan sebagai bahan baku
biodiesel antara lain : tahan terhadap kekeringan, tidak terlalu memerlukan
perawatan, dapat beradaptasi terhadap berbagai cuaca, pertumbuhannya cepat, dapat
dipanen pada umur 68 bulan. Tanaman ini juga dapat berproduksi sampai umur 50
tahun, berproduksi sepanjang tahun dan dapat digunakan sebagai tanaman
penghijauan/ reboisasi (Anonim, 2007).
dan subtropis. Suhu optimum 20 o C sampai 35 o C. Curah hujan yang optimal 300–
1200 mm per tahun. Pada saat berbunga dan berbuah membutuhkan bulan kering
minimal 3 bulan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan produksi jarak pagar
persatuan luas, antara lain : pemakaian bibit unggul , penggarapan tanah sesuai
dengan baku teknis yang ditentukan, penanaman tepat waktu, penggunaan pupuk
secara tepat dalam hal, jenis, jumlah, waktu, cara dan tempat, perlindungan tanaman
dari gulma, hama, penyakit yang merugikan, pengairan sesuai kebutuhan, dan
pemanenan dan pengolahan hasil yang baik dan tepat.
Berdasarkan pengamatan terhadap keragaman di alam, tumbuhan ini diyakini
berasal dari Amerika Tengah, tepatnya di bagian selatan Meksiko, meskipun
ditemukan pula keragaman yang cukup tinggi di daerah Amazon. Penyebaran ke
Afrika dan Asia diduga dilakukan oleh para penjelajah Portugis dan Spanyol
berdasarkan buktibukti berupa nama setempat.
Kemampuan untuk diperbanyak secara klonal menyebabkan keanekaragaman
tumbuhan ini tidak terlalu besar. Walaupun demikian, karena ia termasuk tumbuhan
berpenyerbukan silang maka mudah terjadi rekombinasi sifat yang membawa pada
tingkat keragaman yang cukup tinggi.
Biji (dengan cangkang) jarak pagar mengandung 20–40% minyak nabati,
namun bagian inti biji (biji tanpa cangkang) dapat mengandung 45–60% minyak
kasar. Berdasarkan analisis terhadap komposisi asam lemak dari 11 provenans jarak
pagar, diketahui bahwa asam lemak yang dominan adalah asam oleat, asam linoleat,
asam stearat, dan asam palmitat. Komposisi asam oleat dan asam linoleat bervariasi,
sementara dua asam lemak yang tersisa, yang kebetulan merupakan asam lemak
jenuh, berada pada komposisi yang relatif tetap (Heller 1996).
Jarak pagar dipandang menarik sebagai sumber biodiesel karena kandungan
minyaknya yang tinggi, tidak berkompetisi untuk pemanfaatan lain (misalnya jika
dibandingkan dengan kelapa sawit atau tebu), dan memiliki karakteristik agronomi
yang sangat menarik.
2.2 Minyak Jarak
2.2.1 Pengertian
Minyak jarak adalah minyak nabati yang diperoleh dari ekstraksi biji tanaman
jarak (Ricinus communis) yang dikenal sebagai jarak pohon, dalam bidang farmasi
dikenal pula sebagai minyak kastroli.
Minyak ini serba guna dan memiliki karakter yang khas secara fisik. Pada suhu
ruang, minyak jarak berfase cair dan tetap stabil pada suhu rendah maupun suhu
sangat tinggi. Minyak jarak diproduksi secara alami dan merupakan trigliserida yang
mengandung 90% asam ricinoleat. Minyak jarak juga merupakan sumber utama
asam sebasat, yaitu suatu asam dikarboksilat.
2.2.2 Manfaat
Pemanfaatan minyak jarak dan turunannya (derivat) sangat luas dalam berbagai
industri sabun, industri pelumas, minyak rem dan hidrolik, cat, pewarna, plastik tahan
dingin, pelindung (coating), tinta, malam dan semir, nilon, farmasi (1% dari total
produk dunia), dan parfum.
Racun ricin merupakan produk sampingan dari proses pengolahan minyak jarak.
Sebagai bahan farmasi, minyak jarak atau minyak kastroli digunakan untuk
menetralisasi rasa kembung dan merangsang pemuntahan. Konsumsi tinggi (di
bawah dosis letal) minyak ini pada perempuan yang siap melahirkan dapat
menginduksi persalinan.
Minyak jarak juga memiliki sejarah kelam dalam bidang politik karena
digunakan oleh rezim fasis Italia yang dipimpin oleh diktator Benito Mussolini untuk
menyiksa penentangpenentangnya di era Perang Dunia II.
Minyak nabati (dalam hal ini adalah minyak jarak) sebagai suatu contoh produk
dalam bidang rekayasa pertanian, berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu
bentuk energi bahan bakar yang terperbaharui yang disebut dengan biodiesel.
Pemanfaatan minyak jarak (Jatropha curcas L.) sebagai bahan biodiesel merupakan
alternatif yang ideal untuk mengurangi tekanan permintaan bahan bakar minyak dan
penghematan penggunaan cadangan devisa. Minyak jarak pagar selain merupakan
sumber minyak terbarukan (renewable fuels) juga termasuk nonedible oil sehingga
tidak bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia seperti pada minyak kelapa
sawit, minyak jagung dll. Secara agronomis, tanaman jarak pagar dapat beradaptasi
dengan lahan dan agroklimat di Indonesia, bahkan pada kondisi kering dan pada
lahan marginal/kritis. Akan tetapi, ada permasalahan yang dihadapi, yaitu belum
adanya varietas unggul dan teknik budidaya yang memadai.
Tidak seperti produk minyak bumi, minyak dari tumbuhan lebih mudah
diuraikan, tidak beracun, dan dibuat dari sesuatu yang bisa tumbuh lagi. Bila
digunakan sebagai bahan bakar, minyak ini menghasilkan hanya sedikit gas yang
memberi efek rumah kaca dibanding bahan bakar minyak bumi. Minyak ini juga bisa
menjalankan kendaraan dalam jarak 3 persen lebih jauh, sementara emisi nitrogen
oksida yang dihasilkannya berkurang sampai 75 persen.
2.2.3 Keuntungan Bagi Lingkungan
Mengapa minyak nabati sebaiknya dipilih? Para ilmuwan mengatakan bahwa
minyak ini jauh lebih ramah lingkungan karena lebih bisa diuraikan dibandingkan
minyak bumi. Bila tertumpah di tanah, minyak ini akan terurai hingga 98 persennya,
sedangkan produk minyak bumi hanya akan terurai 20 hingga 40 persen saja.
Lebih lagi, seperti telah disebut di atas, minyak nabati adalah sumber yang bisa
diperbaharui. Saat pasokan berkurang, tanamantanaman seperti jarak, kedelai, atau
jagung bisa segera ditanam untuk diambil minyaknya, suatu hal yang sekaligus
memberi keuntungan industri pertanian. Di lain pihak, minyak bumi adalah sumber
yang tidak bisa diperbaharui. Saat persediaan menipis, maka kita tidak bisa membuat
dan mengolah minyak bumi kembali.
Tambahan lagi, berdasarkan penelitian Departemen Energi AS, minyak nabati
yang dipakai pada mesin mengurangi hampir semua bentuk polusi udara dibanding
penggunaan minyak bumi. Minyak ini juga tidak menghasilkan emisi karbon
dioksida yang menjadi penyebab utama pemanasan global.
Lebih dari itu, penggunaan minyak nabati sebagai pengganti minyak bumi
diperkirakan dapat mengurangi resiko kanker hingga 94 persen. Bicara tentang
kesehatan, minyak bumi dikenal sebagai bahan yang bersifat karsinogen. Sebaliknya,
minyak nabati tidak beracun dan hampir tidak menimbulkan gangguan pada manusia,
hewan dan tanaman.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode studi pustaka,
yaitu suatu metode untuk memperoleh datadata melalui beberapa buku dan internet.
Buku digunakan oleh penulis sebagai sumber bacaan agar mendapatkan datadata
yang akurat dan internet digunakan sebagai pelengkap informasi.
3.2 Teknik Pengolahan Data
Setelah datadata dari berbagai sumber telah diperoleh, penulis kemudian
mengolah data yang sedemikian rumit menjadi susunan karya tulis yang menarik
minat pembacanya. Datadata dari berbagai sumber tersebut diolah dan dipisah
pisahkan berdasarkan kemiripan isi dan data sehingga diperoleh kesimpulan dari
masingmasing data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Bentuk dan Rendemen Biji Jarak
Buah jarak berbentuk bulat lonjong dengan ukuran 3–3,5 cm panjang dan
diameter sekitar 2,5 cm. Buah jarak yang dapat dimanfaatkan bijinya sebagai sumber
minyak adalah buah jarak yang sudah tua, dengan ciriciri batas antara ruang biji
sudah tampak jelas bergaris. Pada satu buah terdapat 3 (tiga) biji. Biji jarak pagar
berwarna hitam dan berbentuk lonjong. Panjang biji berkisar antara 1,5–2,0 cm
sedangkan diameternya ±1 cm.
Dari hasil pengamatan terhadap buah jarak yang baru dipanen, sebanyak 1 kg
buah jarak akan menghasilkan 213 gram biji jarak yang masih mengandung air
sebesar 48%. Hal ini berarti rendemen biji jarak dalam keadaan basah adalah 21,3%
dan bagian terbesar dari buah jarak adalah daging buah yaitu 78,7%. Dalam
pengolahan biji jarak menjadi minyak, maka biji jarak dikeringkan hingga kadar air
mencapai 6%, sehingga dari 1 kg buah jarak basah akan diperoleh biji karet yang
sudah kering sebanyak 117,4 g atau 11,74%.
4.1.2 Perbandingan Massa Kulit Biji dan Endosperm Biji Jarak
Perbandingan antara massa kulit biji jarak dan endosperm (daging) biji jarak
pada saat basah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel perbandingan berat kulit biji dan endosperm biji jarak basah.
Bagian Biji Massa (g) Persentase
Kulit Biji 0,3 30
Endosperm Biji 0,7 70
Dari tabel di atas dapat diketahui perbandingan antara massa kulit biji dan
endosperm biji jarak adalah 30% kulit dan 70% daging (endosperm).
4.2 Analisis Data
4.2.1 Komposisi Kimia Biji Jarak
Penentuan komposisi kimia biji jarak dilakukan dengan cara analisa proksimat
biji yang hasilnya disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel komposisi kimia biji jarak.
Analisa Komposisi
Lemak (% basis kering) 46,25
Protein (% basis kering) 18,88
Abu (% basis kering) 2,62
Karbohidrat (basis kering) 32,25
Air (basis basah) 48,06
Serat Kasar (basis kering) 15,1
4.2.2 Proses Pembuatan Minyak Biji Jarak
Minyak jarak dapat diperoleh dari biji jarak yang sudah tua dan diproses dengan
cara pengepresan. Pada penelitian ini biji jarak yang digunakan adalah biji jarak
pagar dari buah yang sudah cukup tua, yang ditandai dengan kulit buah yang sudah
menguning. Buah yang masih berkulit ini kemudian dijemur selama 3 hari hingga
kering dan kulitnya menjadi pecah dengan sendirinya. Untuk memisahkan bagian biji
dengan kulit buah dilakukan dengan menggunakan alat pemisah biji. Dengan alat ini,
persentase biji utuh yang diperoleh sekitar 48% dan biji pecah 3%.
Biji yang sudah dipisahkan dari cangkangnya kemudian diberi pemanasan
pendahuluan, yaitu berupa pemanasan dengan uap pada suhu 170 o C selama 30 menit,
pemanasan dengan oven pada suhu 105 o C selama 30 menit serta pemanasan dengan
penggongsengan biji sehingga biji cukup panas untuk dilakukan pengepresan.
Pemanasan merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan minyak, yang
bertujuan untuk menyatukan dan mengumpulkan butirbutir minyak sehingga
memungkinkan minyak dapat mengalir keluar dari daging biji dengan mudah serta
dapat mengurangi afinitas minyak pada permukaan biji sehingga pekerjaan
pemerasan menjadi lebih efisien (Ketaren, 1986). Selain itu, pemanasan juga
dimaksudkan untuk menonaktifkan enzimenzim, sterilisasi pendahuluan,
menguapkan air hingga kadar air tertentu, meningkatkan keenceran minyak,
menggumpalkan beberapa protein sehingga memudahkan pemisahan lebih lanjut dan
mengendapkan beberapa pospatida yang tidak dikehendaki (Makfoeld, 1982).
Pengepresan biji jarak dalam penelitian ini dengan menggunakan alat
pengepres hidraulik. Tujuan pengepresan adalah untuk mengeluarkan minyak yang
ada di dalam daging biji. Dari hasil pengempaan ini dihasilkan minyak jarak sekitar
28–40% dan bungkil yang masih mengandung minyak dengan kadar 10–20 %
tergantung metode pemanasan pendahuluan yang dilakukan, lama dan cara
pengempaan. Pada pengempaan hidraulik, daging biji yang telah dipanaskan
dimasukkan ke dalam kain saring, kemudian dikempa pada tekanan 110 kg/cm 2
selama 15 menit sampai semua minyak keluar dan ditampung.
Berikut ini akan ditampilkan diagram proses pengambilan minyak dari biji
jarak pagar.
Biji jarak (J. curcas)
Minyak
Minyak Bungkil
4.2.3 Pengaruh Metode Pemanasan Biji Jarak Terhadap Rendemen Minyak
Dalam proses ekstraksi minyak, maka tingkat rendemen minyak yang dihasilkan
akan menentukan efisiensi dari proses ekstraksi. Dalam penelitian ini, sebelum
esktraksi minyak jarak dengan pengempa hidraulik, maka dilakukan pemanasan
pendahuluan yang bertujuan untuk mengeluarkan minyak dari selsel dan jaringan
sehingga proses ekstraksi menjadi lebih sempurna.
Rendemen minyak jarak yang dihasilkan dalam penelitian ini masih cukup
rendah yaitu berkisar antara 22–27%, sedangkan kadar minyak yang terdapat dalam
biji jarak yang digunakan adalah sebesar 46%. Hal ini menunjukkan bahwa pada
bungkil biji jarak masih terdapat minyak sebesar 19–24%. Rendahnya rendemen
minyak jarak yang dihasilkan, disebabkan karena alat pengepres biji jarak yang
digunakan masih sangat sederhana yaitu berupa hydraullic press. Untuk dapat
mengeluarkan minyak dari biji jarak secara maksimum maka alat pengepres yang
digunakan hendaknya berupa alat pengepres yang menggunakan motor sebagai
penggerak.
4.2.4 Perbandingan dengan Penggunaan Minyak Bumi
Jika kita bandingkan dengan penggunaan minyak bumi, minyak jarak akan
lebih aman digunakan daripada minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran
senyawa hidrokarbon sehingga pembakarannya menghasilkan oksida karbon (CO dan
CO2) dan uap air. Selain senyawa hidrokabon, minyak bumi juga mengandung unsur
belerang dan nitrogen sehingga pembakarannya juga menghasilkan oksida belerang
(SO2 dan SO3) dan oksida nitrogen (NO2). Senyawasenyawa oksida tersebut dapat
mencemari udara. Selain senyawa oksida, timbal (Pb) yang dilepaskan oleh bensin
yang mengandung TEL (Pb(C2H5)4) juga menimbulkan penurunan kualitas udara.
Oleh karena itu, negaranegara maju melarang penggunaan bensin yang mengandung
timbal.
Logam Pb dapat mencemari udara. Logam Pb yang terbakar membentuk
oksida Pb. Logam Pb dapat bersifat racun karena dapat masuk ke dalam peredaran
darah dan merusak saraf otak. Gejala keracunan logam Pb, yaitu mual, anemia, dan
sakit perut.
Bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya, temasuk minyak nabati dan
jenisjenis tanaman lainnya, miyak jarak memiliki beberapa kelebihan sekaligus
kelemahan seperti tabel di bawah ini.
Tabel tentang peringkat energi minyak nabati dan bahan bakar berbasis minyak
bumi.
Bensin 10.600 * *
Etil alkohol 6.400 * *
Keterangan: tanda * menunjukkan bahwa data tidak tersedia pada sumbernya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa minyak jarak
sangat potensial dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar. Telah
kita ketahui juga bahwa biji jarak mengandung kadar lemak yang cukup tinggi yaitu
sekitar 47% sehingga biji jarak sangat potensial digunakan sebagai sumber minyak.
Minyak jarak memang bahan bakar yang ramah lingkungan.
Tidak seperti produk minyak bumi, minyak dari tumbuhan lebih mudah
diuraikan, tidak beracun, dan dibuat dari sesuatu yang bisa tumbuh lagi. Bila
digunakan sebagai bahan bakar, minyak ini menghasilkan hanya sedikit gas yang
memberi efek rumah kaca dibanding bahan bakar minyak bumi.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan agar :
1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan minyak jarak sebagai
bahan bakar alternatif, pada mesinmesin yang menggunakan solar seperti
mesin diesel atau kendaraan berbahan bakar solar lainnya.
2. Para ilmuwan di Indonesia diharapkan dapat mengembangkan teknologi
yang dapat membantu masyarakat dalam mengatasi kelangkaan bahan bakar
minyak.
3. Diharapkan kepada pemerintah agar dapat membantu dan memerhatikan
pengolah maupun pembudidaya tanaman jarak agar masalah kelangkaan
bahan bakar minyak dapat teratasi saat BBM mulai langka dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Andi Nur. 2006. Biodiesel Jarak Pagar: Bahan Bakar Alternatif yang
Ramah Lingkungan. Depok: Agro Media Pustaka.
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk kelas X. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
Wismono, Jaka dkk. 2004. Kimia dan Kecakapan hidup. Bandung: Ganeca Exact.
http://chemistry.org/
http://id.wikipedia.org/wiki/jarak_pohon
http://id.wikipedia.org/wiki/minyak_jarak
http://ilmupedia.com/nonakademik/608pemanfaatanminyakjarak.html
http://rioardi.wordpress.com/2009/03/16/bbmhabis2014/
http://scribd.com/doc/14355609/Jarakpagar
LAMPIRAN
Hydraullic Press
Alat Penghancur
Biji Jarak
Minyak Jarak
Bungkil / Cake