Dalam pelaksanaan organisasi itu sendiri, terdapat beragam permasalahan yang terjadi mulai
dari posisi terendah sampai ke tingkat decision maker itu sendiri. Permasalahan itu sendiri harus
segera diselesaikan agar tidak terjadi menjadi boomerang yang akan menghancurkan organisasi itu
sendiri. Berikut ini adalah ulasan mengenai permasalahan yang terjadi dalam organisasi dan solusi
dalam pemecahan masalahnya.
Ini adalah salah satu contoh yang terjadi dalam timbulnya permasalahan dalam organisasi itu
sendiri. Masalah etika selalu timbul dalam situasi yang melibatkan orang lain, tetapi seringkali
organisasi lebih banyak menyoroti masalah etika ini daripada pihak – pihak lainnya. Pelanggaran
terhadap etika yang telah diterima secara umum merupakan masalah yang harus diwaspadai dalam
organisasi. Charles Saxon, kartunis majalah The New Yorker, menerbitkan serial kartun bisnis berjudul
“ kejujuran adalah salah satu kebijakan yang lebih baik”, yang menyinggung mengenai masalah etika
dalam organisasi bisnis diperlukan, dan mungkin bermanfaat bagi kita untuk mempelajari beberapa
masalah etika dalam konteks pembuatan keputusan mengenai pekerjaan dalam organisasi.
Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat berakibat baik
maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan
mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan
dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi.
Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah.
Cara pemecahan masalah itu sendiri tergantung seberapa kreatifkah kita menyikapi masalah,
dan bagaimana mengambil cara yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah. Sayangnya, pilihan
pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi terbaik. Secara tipikal, dalam pemecahan
masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima atau kurang memuaskan,
dibanding solusi yang optimal atau yang ideal (Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang
tidak optimal ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit dibandingkan
dengan masalah awal.