Anda di halaman 1dari 14

KONFLIK DAN STRESS KERJA

Kelompok 8
1. Lina Yuli Astutik (12209193002)
2. Erika Yuliani Rahma (12209193006)
3. Dhea Nanda Mayora (12209193018)
4. Nilta Lathifatul Munawaroh (12209193056)
5. Ana Richlatul Auliyak (12209193060)
PENGERTIAN KONFLIK KERJA

Konflik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau
kelompok dalam suatu perusahaan karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Selain itu konflik
diartikan sebagai perbedaan, pertentangan dan perselisihan. Konflik yang
bertentangan dengan tujuan kelompok di sebut konflik disfungsional. Adapun
konflik kerja yang bersifat disfungsional yaitu, mendominasi diskusi, tidak
senang bekerja dalam kelompok, benturan kepribadian, perselisihan antar
individu dan ketegangan.
PENYEBAB KONFLIK KERJA

Menurut Sopiah dalam (Suryani:2018) terdepat tiga penyebab terjadinya konflik


kerja dalam suatu organisasi yaitu:

1. Saling bergantungan. Hal ini dapat terjadi apabila dua orang atau dua kelompok
saling bergantungan dalam organisasi dan saling membutuhkan akan tetapi kedua
belah pihak tidak saling mendukung.
2. Tujuan yang berbeda. Apabila satu bagian dengan bagian lainnnya memeiliki
tujuan yang berbeda.
3. Persepsi yang berbeda. Munculnya konflik juga dapat ditimbulkan karena adanya
suatu masalah dalam perbedaan pendapat.
LANJUTAN

Terdapat dua kelompok yang menjadi penyebab konflik kerja yaitu :

1. Karakteristik Individual
Perbedaan persepsi yakni penilaian, missal mengajukan tuduhan yang salah dengan
membuat stereotype orang lain. Situasi yang tidak jelas sering dapat memicu
munculnya perbedaan persepsi. Pengetahuan yang kurang informasi terhadap situasi
tertentu dapat mendorong persepsi untuk mengambil alih penilaian terhadap situasi
tersebut.

2. Faktor Situasi
Konflik dalam organisasi dapat dipicu karena adanya kondisi umum diantaranya :
a. Kebutuhan untuk berkonsensus
b. Kesempatan dan kebutuhan berinteraksi
c. Ketergantungan satu pihak kepada pihak lain
JENIS-JENIS KONFLIK KERJA

Menurut James A. F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu:

Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada
waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.

Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentangan atau keinginan.

Konflik antar individu-individu dan kelompik-kelompok


Konflik ini melibatkan individu dengan kelompok. Hal ini seringkali berhubungan dengan cara
individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada
mereka oleh kelompok kerja mereka
LANJUTAN

Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama


Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi. Konflik antar lini
dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.

Konflik antar organisasi


Contoh di bidang ekonomi dimana Indonesia dan Cina bersaing dalam produk batik. Ini
merupakan bentuk konflik, konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih
rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien, karena masing-masing Negara
berusaha memproduksi produk dengan harga murah dan berkualitas.
CARA MENGATASI KONFLIK KERJA
Dalam menyelesaikan konflik, maka di perlukan manajemen konflik yang baik. Manajemen
konflik merupakan sebuah proses mengelola konflik dengan menyusun sejumlah strategi yang
dilakukan oleh pihak-pihak berkonflik sehingga mendapatkan solusi yang diinginkan. Winardi
(1994) berpendapat bahwa, manajemen konflik meliputi kegiatan-kegiatan;

1. Menstimulasi konflik
Stimulasi konflik diperlukan apabila satuan-satuan kerja di dalam organisasi terlalu lambat dalam
melaksanakan pekerjaan karena tingkat konflik rendah. Metode yang dilakukan dalam
menstimulasi konflik yaitu;
a) Memasukkan anggota yang memiliki sikap, perilaku serta pandangan yang berbeda dengan
norma-norma yang berlaku,
b) Merestrukturisasi organisasi terutama rotasi jabatan dan pembagian tugas-tugas baru,
c) Menyampaikan informasi yang bertentangan dengan kebiasaan yang dialami,
d) Meningkatkan persaingan dengan cara menawarkan insentif, promosi jabatan ataupun
penghargaan lainnya,
e) Memilih pimpinan baru yang lebih demokratis.
LANJUTAN
2. Mengurangi atau menekan konflik
Tindakan mengurangi konflik dilakukan apabila tingkat konflik tinggi dan menjurus
pada tindakan destruktif disertai penurunan produktivitas kerja di tiap unit/bagian serta
merintangi pencapaian tujuan. Teknik pengurangan konflik yang dapat dilakukan
manajer adalah:

a) Memisahkan kelompok/unit yang berlawanan,


b) Menerapkan peraturan kerja yang baru,
c) Meningkatkan interaksi antar kelompok,
d) Memfungsikan peran integrator,
e) Mendorong negosiasi,
f) Meminta bantuan konsultan pihak ketiga,
g) Mutasi/rotasijabatan/pekerjaan,
h) Mengembangkan tujuan yang lebih tinggi,
i) Mengadakan pelatihanpekerjaan (job training)
LANJUTAN

3. Menyelesaikan konflik.
Penyelesaian konflik berkenaan dengan kegiatan-kegiatan pimpinan organisasi
yang dapat mempengaruhi secara langsung pihak-pihak yang bertentangan.
Mencegah terjadinya konflik menekankan pada:
a) Tujuan organisasi lebih penting daripada tujuan kelompok/unit,
b) Struktur tugas yang stabil dan dapat diramalkan,
c) Meningkatkan dan mengembangkan komunikasi antar anggota pada unit
berbeda,
d) Menghindari situasi menang-kalah yang dapat mengorbankan pihak lain.
LANJUTAN
Alternatif solusi dalam penyelesaian konflik terdiri dari beberapa hal, yaitu :

Kolaborasi (Win-win solution)


Dengan adanya kolaborasi maka tiap pihak akan mendapatkan keuntungan dan dapat mencapai
penyelesaian masalah dengan musyawarah mufakat.
Kompromi
Kompromi dilakukan jika jumlah hal yang diperebutkan terbatas dan apabila posisi salah satu
pihak sama kuatnya dengan pihak lain dalam suatu konflik.
Akomodasi
Apabila salah satu pihak merupakan pihak yang salah dan lawan menjadi pihak yang benar, maka
pihak yang salah sebaiknya berusaha menyesuaikan diri dengan pihak lawan.
Kompetisi
Kompetisi terjadi pada suatu kondisi dimana salah satu pihak merupakan pihak yang kuat dan
benar, sementara pihak yang lain merupakan lawan yang lemah dan salah.
Menghindar
Upaya menghindari konflik dapat dilakukan apabila masalah yang menjadi konflik merupakan
hal yang sepele. Dalam arti masalahnya tidak berhubungan langsung dengan peningkatan kinerja
organisasi atau pencapaian tujuan.
STRESS KERJA
PENGERTIAN

FAKTOR PEMICU
Stres kerja merupakan suatu
perasaan tertekan atau menekan
yang dialami karyawan dalam
menghadapi pekerjaannya. Stres
kerja bisa dikatakan keadaan
tegang yang menimbulkan
ketidakseimbangan pada diri baik
secara fisik atau psikis

1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Perusahaan
3. Faktor Pribadi
LANJUTAN
Faktor-faktor tertentu cenderung untuk selalu datang dan pergi yang berkaitan dengan
pekerjaan, antara lain:

1. Gaji rendah
2. Beban kerja berlebihan
3. Bebrapa peluang untuk pertumbuhan dan kemajuan
4. Kurangnya dukungan sosial
5. Tuntutan yang saling bertentangan

Strategi menghadapi stres juga dapat dilakukan dari sisi individu itu sendiri seperti
misalnya melalui menjauhkan dari penyebab stres, mengolah pemikiran dengan
mengganti persepsi tentang stres, menghilangkan penyebab stres, mengontrol
peningkatan stres dan meminta dukungan sosial dari orangorang sekitar.
Disamping itu juga dapat dilakukan melalui disiplin diri dengan membuat rencana
kerja yang teratur, target kerja atau program-program kerja yang dapat dijangkau.
TANGGAPAN KELOMPOK
Konflik kerja dan Stress kerja merupakan persoalan kerja yang tidak dapat
dihindari. Kedua hal tersebut pasti terjadi, apalagi dalam suatu organisasi yang
sudah besar.Semakin besar suatu organisasi semakin kompleks permasalahan
yang akan terjadi, sehingga konflik kerjapun pasti terjadi. Konflik kerja dapat
mengakibatkan srtess kerja pada karyawan. Konflik kerja dan Stress kerja
merupakan dua variable yang saling berkaitan, karena konflik kerja akan
menyebabkan seseorang mengalami stress kerja apabila tidak dapat mengelola
konflik yang terjadi di lingkungan kerjanya. Stress kerja dapat terjadi dimana saja,
tidak hanya di perusahaan yang sudah besar. Biasanya stress kerja terjadi karena
seseorang dikejar untuk mencapai target tertentu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai