Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDEKATAN KONFLIK DALAM ORGANISASI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu: Rahmatullah, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Iftakhul Khoirul Latif (2018.77.20.097)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ‘ALY (STAIMA) AL-HIKAM


MALANG

PRODI MPI SEMESTER II

9 Juli 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..1

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang……………………………………………………....2

b. Rumusan Masalah………………………………………………......3

c. Tujuan……………………………………………………….……….3

BAB II. PEMBAHASAN

a. Hakikat Konflik………………….………………….………………4

b. Macam-Macam Konflik………………………………………….....4

c. Beberapa Pendekatan terhadap konflik…..……....……………….6

BAB III. PENUTUP

a. Kesimpulan………………………………………………….……...10

Daftar Pustaka………………………………………………………………...11

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu persoalan yang sering muncul selama berlangsungnya


perubahan di dalam organisasi adalah adanya konflik antar anggota atau
antar kelompok. Salah satu penyebab timbulnya konflik adalah adanya
penolakan terhadap perubahan. Konflik tidak hanya harus diterima dan
dikelola dengan baik, tetapi juga harus didorong, karena konflik merupakan
kekuatan untuk mendatangkan perubahan dan kemajuan dalam lembaga.
Dalam suatu organisasi yang menjalankan aktivitas secara baik dikarenakan
unsur-unsur pendukung bekerja secara terpadu, dimungkinkan terjadinya
konflik, karena di dalam suatu organisasi terdapat berbagai perilaku orang
yang berbeda-beda. Konflik yang terjadi pada suatu organisasi karena
perilaku manusia sebagai sumberdaya manusia akan berpengaruh pada
efektivitas organisasi, karena itu, setiap konflik yang terjadi diharapkan
dapat diselesaikan melalui manajemen konflik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah hakikat konflik dalam organisasi?


2. Apa saja macam-macam konflik dalam organisasi?
3. Apa saja pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan
konflik dalam organisasi?

C. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hakikat


konflik dalam organisasi, macam-macam konflik dalam organisasi, dan
beberapa pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dalam
organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Konflik
Konflik didefinisikan sebagai suatu proses interaksi sosial di mana
dua orang atau lebih, atau dua kelompok atau lebih, berbeda atau
bertentangan dalam pendapat atau tujuan.
Konflik di dalam organisasi dapat menimbulkan konsekuensi positif
dan negatif. Dapat mendorong inovasi organisasi, kreatifitas dan adaptasi.
Organisasi tidak berkembang bisa juga karena pimpinan terlalu berpuas
diri, sehingga kurang peka terhadap perubahan dari faktor lingkungan
eksternal, tidak ada perbedaan pendapat maupun gagasan baru. Sekalipun
beberapa konflik yang terjadi bermanfaat bagi kemajuan organisasi, akan
tetapi konflik yang sering terjadi dan muncul kepermukaan adalah konflik
yang bersifat disfungsional. Konflik seperti itu dapat menurunkan
produktivitas, menimbulkan ketidakpuasan, meningkatkan ketegangan dan
stres dalam organisasi.
Robbins (2003:137) mengemukakan tiga pandangan mengenai
konflik, yaitu pandangan tradisional (traditional view of conflict),
pandangan hubungan manusia (human relations view of conflict) dan
pandangan interaksonis (interactionism view of conflict).
1. Pandangan tradisional ini menganggap konflik sebagai hasil
disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurangnya keterbukaan
dan kepercayaan antara orang-orang dan kegagalan para manajer
untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan.
Semua konflik adalah buruk, dipandang secara negatif dan
disinonimkan dengan istilah kekerasan, perusakan dan
ketidakrasionalan serta memiliki sifat dasar yang merugikan dan
harus dihindari.
2. Pandangan hubungan manusia menyatakan bahwa konflik
merupakan peristiwa yang wajar dalam semua kelompok dan
organisasi. Karena konflik itu tidak terelakan, aliran hubungan

3
manusia menganjurkan penerimaan konflik. Konflik tidak dapat
disingkirkan dan bahkan adakalanya konflik membawa manfaat
pada kinerja kelompok.
3. Pendekatan interaksionis mendorong terjadinya konflik atas dasar
bahwa kelompok yang kooperatif, tenang, damai serasi cenderung
menjadi statis, apatis dan tidak tanggap terhadap kebutuhan akan
perubahan dan inovasi. Oleh karena itu, sumbangan utama dari
pendekatan interaksionis adalah mendorong pemimpin kelompok
untuk mempertahankan suatu tingkat minimum berkelanjutan dari
konflik. Dengan adanya pandangan ini menjadi jelas bahwa untuk
mengatakan bahwa konflik itu seluruhnya baik atau buruk tidaklah
tepat.
Secara teoretik Robbins (1996: 438) mengemukakan dua tipe
konflik, yaitu konflik fungsional dan konflik disfungsional. Konflik
fungsional adalah sebuah konfrontasi di antara kelompok yang menambah
keuntungan kinerja organisasi. Konflik disfungsional adalah setiap
konfrontasi atau interaksi di antara kelompok yang merugikan organisasi
atau menghalangi pencapaian tujuan organisasi.

B. Macam-macam Konflik Dalam Organisasi


Kita dapat menjelaskan ada enam jenis dari konflik yaitu konflik
dalam diri seseorang, konflik antar pribadi, konflik intern antar anggota
kelompok, konflik antar kelompok, konflik intra organisasi, dan konflik
antar organisasi.
1. Konflik Dalam Diri Seseorang
Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya
karena ia harus memilih tujuan yang saling bertentangan. la harus
merasa birnbang, mana yang harus dipilih atau dilakukan. Konflik
dalam diri seseorang juga dapat terjadi kerena tuntutan tugas yang
melebihi kemampuannya.
2. Konflik Antar Individu

4
Konflik antar individu terjadi seringkali disebabkan oleh
adanya perbedaan tentang isu tertentu, tindakan, dan tujuan di
mana hasil bersama sangat menentukan.
3. Konflik Antar Anggota Kelompok
Suatu kelompok dapat mengalami konflik subtantif
atau konflik afektif. Konflik subtantif adalah konflik yang
terjadi karena latar belakang keahlian yang berbeda. Jika anggota
dari suatu komite menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas
data yang sama dikatakan kelompok tersebut mengalami konflik
subtantif. Sedangkan konflik afektif adalah koflik yang terjadi
didasarkan atas tanggapan emosional terhadap suatu situasi
tertentu.
4. Konflik Antar Kelompok
Konflik antar kelompok terjadi karena masing-masing
kelompok ingin mengejar kepentingan atau tujuan kelompoknya
masing-masing. Misalnya konflik yang mungkin terjadi antara
bagian produksi dengan bagian pemasaran. Bagian produksi
misa lnya menginginkan adanya jadwal produksi yang tetap dan
standar sehingga pengawasan dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Sedangkan bagian pemasaran menginginkan adanya
jadwal produksi yang fleksibel, sehingga mampu mengikuti
fluktuasi permintaan pasar.
5. Konflik Intra Organisasi
Konflik intra organisasi meliputi empat sub jenis, yaitu
konflik vertikal, horisontal, lini - staff, dan konflik peran. Konflik
vertikal terjadi antara manajer dengan bawahan yang tidak
sependapat tentang cara terbaik utuk menyelesaikan suatu tugas.
Konflik horizontal terjadi antara karyawan atau depertemen yang
memiliki hirarki yang sama dalam organisasi. Konflik lini-staff
yang sering terjadi karena adanya perbedaan persepsi tentang
keterlibatan staff (staf ahli) dalam proses pengambilan keputusan
oleh manajer lini. Akhirnya konflik peran dapat terjadi karena

5
seseorang memiliki lebih dari satu peran yang saling
bertentangan. Misalnya saja seseorang di satu sisi ia menjabat
sebagai kepala sub bagian proses produksi dan dipihak lain ia
menjabat sebagai serikat pekerja. Suatu saat karyawan menuntut
adanya kenaikan upah yang disebabkan kenaikan biaya hidup
yang semakin meningkat. Sementara itu dilain pihak kondisi
perusahaan tidak memungkinkan untuk memenuhi tuntutan
tersebut karena perusahaan sedang dilanda kesulitan
financial. Kondisi seperti itu dapat menyebabkan konflik
yang dialami oleh kepala sub bagian proses produksi, karena
sebagai kepala serikat pekerja ia merasa mempunyai kewajiban
moral untuk memperjuangkan kesejahteraan karyawan, tetapi
sebagai unsur pimpinan dalam perusahaan ia memiliki kewajiban
menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan.
6. Konflik Antar Organisasi
Konflik bisa juga terjadi antar organisasi karena mereka
memilki saling ketergantungan satu sama lain terhadap pemasok,
pelanggan, maupun distributor. Seberapa jauh konflik terjadi
tergantung kepada seberapa besar tindakan suatu organisasi
menyebabkan adanya dampak negatif terhadap organisasi yang
lainnya. atau mencoba mengendalikan sumber - sumber vital
organisasi.

C. Pendekatan Penyelesaian Konflik


Konflik akan terjadi sejalan dengan meningkatnya kompleksitas
organisasi, oleh karenanya maka manajer atau pimpinan organisasi harus
mampu untuk mengendalikan konflik yang disfungsional yang terjadi
dalam organisasi. Karena konflik seperti itu dapat menurunkan prestasi
organisasi. Kemampuan untuk mengendalikan konflik, yang terjadi dalam
organisasi membutuhkan keterampilan manajemen tertentu. Ada empat
strategi yang dapat dipergunakan untuk mengurangi konflik yang terjadi

6
dalam organisasi, yaitu strategi penghindaran, Strategi intervensi
kekuasaan, strategi penggembosan, dan strategi resolusi.
1. Pendekatan Penghindaran Konflik
Strategi penghindaran pada umumnya tidak mempertimbangkan
sumber-sumber konflik tetapi membiarkan konflik tetap ada dalam
kondisi yang terkendali. Dua strategi penghindaran yang dapat
dilakukan adalah mengabaikan konflik yang terjadi dan melakukan
pemisahan secara fisik.
a. Menghindari Konflik
Jika konflik yang terjadi tidak begitu berat dan tidak
berbahaya, manajer/pimpinan biasanya mengabaikannya dan
seakan-akan konflik tersebut tidak ada. Pimpinan organisasi tidak
mengidentifikasi sebab timbulnya konflik maupun
menyelesaiakannya dan strategi ini efektif jika situasi konflik
tidak memburuk.
b. Pemisahan Secara Fisik
Jika dua kelompok yang bermusuhan secara fisik
dipisahkan maka permusuhan dan agresi secara terbuka dapat
dikurangi. Strategi pemisahan secara fisik efektif hanya jika
kedua kelompok tidak memerlukan adanya interaksi dan
pemisahan mengurangi gejala dari konflik. Akan tetapi jika dua
kelompok tersebut memerlukan interaksi dalam melaksanakan
tugasnya, maka strategi pemisahan hanya akan menyebabkan
prestasi yang buruk.
2. Pendekatan Intervensi Kekuasaan
Ketika kelompok-kelompok yang sedang mengalami konflik tidak
mampu menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka, beberapa
bentuk dari penggunaan kekuasaan dapat dipergunakan. Sumber
kekuasan dapat berasal dari hirarkhi yang lebih tinggi di dalam
organisasi dalam bentuk perintah otoritatif, dan dengan manuver-
manuver politik.
a. Menggunakan Perintah Otoriatif dan Penerapan Peraturan

7
Jika konflik yang terjadi terialu besar untuk diabaikan,
maka manajer atau pimpinan yang lebih tinggi dapat
mengendalikan atau menyelesaikan konflik dengan menggunakan
perintah otoritatif. Dalam keputusan secara sepihak agar konflik
tidak terjadi kembali maka perintah otoritatif perlu disertai
dengan ancaman seperti pemecatan atau pemindahan ke
kelompok yang lainnya. Pimpinan diatasnya juga dapat
menerapkan peraturan dan prosedur yang membatasi konflik pada
tingkat yang dapat diterima.
b. Manuver Politik
Dua kelompok yang mengalami konflik dapat
memutuskan untuk mengakhiri konflik dengan melakukan
manuver-manuver politik di mana masing-masing kelompok
mencoba untuk menghimpun kekuatan untuk memaksa kelompok
yang lainnya. Proses demokratis yang biasanya dipergunakan
adalah membawa isu tersebut ke dalam, pemungutan suara.
Semua kelompok berupaya untuk mempengaruhi hasil dari
pemungutan suara tersebut dengan meminta dukungan dari pihak
luar. Pemecahan konflik dengan cara ini akan meningkatkan
situasi menang kalah, sementara sumber dari konflik tidak
dieliminir. Pihak yang kalah akan merasa dendam dan terns
menentang pihak yang menang.
3. Pendekatan Penggembosan
Strategi penggembosan mencoba untuk mengurangi tingkat
emosional dan kemarahan dari konflik pihak-pihak yang sedang
mengalami konflik. Fokus dari strategi penggembosan umumnya hanya
pada permukaannya saja dan tidak sampai menyentuh pada akar dari
permasalahannya.
4. Pendekatan Resolusi
Cara yang paling efektif untuk menanggulangi konflik adalah
strategi resolusi dengan mengidentifikasi dan memecahkan sumber
yang menyebabkar, timbulnya konflik. Empat jenis strategi resolusi

8
yaitu interaksi antarkelompok, tujuan yang lebih tinggi, pemecahan
masalah, dan mengubah struktur.
a) Interaksi Antar Kelompok
Karena salah satu sebab timbulnya konflik adalah
menurunnya komunikasi dan interaksi di antara kelompok
yang sedang mengalami konflik, nampaknya dengan
meningkatkan interaksi dan kontak di antara mereka akan dapat
menurunkan konflik yang terjadi. Kadangkala mempertemukan
anggota kelompok yang mengalami konflik, masing- masing
anggota kelompok menunjukkan loyalitasnya dihadapan
kelompok yang lainnya.
b) Tujuan yang Lebih Tinggi
Dengan menetapkan tujuan yang lebih tinggi/
penting (superordinate goals) diharapkan merupakan
motivasi yang kuat bagi kelompok untuk mengatasi perbedaan
di antara mereka dan meningkatkan kerjasama.
c) Penyelesaian Masalah
Strategi penyelesaian masalah biasanya dilakukan melalui
pertemuan secara langsung antara pihak-pihak yang sedang
mengalami konflik. Dalam pertemuan ini dilakukan identifikasi
atas sumber yang menjadi penyebab timbulnya konflik dan
melakukan pengembangan alternatif solusi untuk
menyelesaikannya.
d) Mengubah Struktur
Konflik seringkali timbul karena struktur organisasi.
Terbentuknya bagian -bagian atau deperteman-depertemen
dalam organisasi seringkali masing-masing deperteman hanya
mengejar tujuannya masing-masing. Dalam hal ini strategi yang
efektif untuk mengurangi konflik adalah dengan mengubah
strutur organisasi. Dengan lebih menekankan, pada efektivitas
organisasi daripada efektivitas kelompok. Kelompok diberi
penghargaan dan imbalan atas dasar kontribusinya terhadap

9
efektivitas kelompok yang lain serta tujuan organisasi secara
keseluruhan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Konflik didefinisikan sebagai suatu proses interaksi sosial di mana dua


orang atau lebih, atau dua kelompok atau lebih, berbeda atau bertentangan
dalam pendapat atau tujuan.
2. Terdapat beberapa macam konflik dalam organisasi yaitu konflik dalam
diri seseorang, konflik antar pribadi, konflik intern antar anggota
kelompok, konflik antar kelompok, konflik intra organisasi, dan konflik
antar organisasi.
3. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan untuk
mengurangi konflik yang terjadi dalam organisasi, yaitu strategi
penghindaran, Strategi intervensi kekuasaan, strategi penggembosan, dan
strategi resolusi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Lumintang, Juliana, “Dinamika Konflik Dalam Organisasi”, dalam Acta


Diurna, volume 04, nomor 02, Tahun 2015.

Fahmy, Syairal, “Manajemen Konflik Dalam Organisasi”, (Medan:


Universitas Negeri Medan)

11

Anda mungkin juga menyukai