DOSEN PENGAJAR:
DISUSUN OLEH:
NIM: 4032019045
GUSTI
NIM: 4032019048
RENA FARADIBA
NIM:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas, dengan judul “KONFLIK DAN NEGOSIASI DIDALAM ORGANISASI”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen, kami
yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..4
3.1 Kesimpulan…………………...………………………………………………..13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak sekali pendapat yang mengemukakan bahwa kemajuan kita lihat sampai pada saat ini adalah
merupakan hasil dari perbedaan pandangan diantara bebagai pihak. perbedaan pandangan tersebut dari
satu sisi dapat menjadi sumber terjadinya konflik, tetapi disisi lain dapat menghasilkan solusi yang dapat
memberikan hasil terbaik, untuk menghindari perbedaan dapat menyebabkan timbulnya konflik, maka
diperlukan kemampuan para pihak yang berinteraksi untuk melakukan negosiasi.
Negosiasi merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan guna mencapai kesepakatan bersama
antara dua belah pihak yang saling sepakat dan saling diuntungkan. Negosiasi merupakan bentuk
komunikasi yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Negosiasi dipahami sebagai suatu
proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang ataupun jasa dan berupaya untuk
mencapai kesepakatan nilai tukarnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
ketidakpastian dan kelangkaan sumber daya
sistem penghargaan
c. Definisi Konflik
Terdapat banyak definisi mengenai konflik yang bisa jadi disebabkan oleh perbedaan
pandangan dimana konflik terjadi.Sering kali kalayak tidak dapat membedakan antara
konflik dengan serangan, yang disama artikan. Konflik umumnya diartikan sebagai
pertentangan. Sesuai pendapat Owens (1995:147) yang mendifinisikan konflik sebagai
suatu hal yang muncul bila terdapat ketidak sesuaian atau pertentangan.Adapun menurut
Robbins (2003:124) menguraikan konflik sebagai suatu proses yang timbul karena pihak
pertama merasa bahwa pihak lain memberi pengaruh negative atau akan segera
mempengaruhi secara negative terhadap yang diharapkan oleh pihak pertama.Dengan
demikian sesungguhnya konflik dapat muncul dimana saja,kapan saja,dan pada siapa pun
selagi ada ketidak cocokan atau pertentangan.
Pada sisi lain,konflik memiliki perbedaan dengan serangan.Owens (1995:147-148)
menjelaskan ada perbedaan diantara keduany.Serangan baik secara individu maupun
kelompok diartikan dengan permusuhan dan iri dengki,sehingga tafsirnya menjadi segala
perbuatan kepada lawan agar tersakiti,berada dalam posisi yang lebih buruk,dan tentunya
dilakukan tanpa rasa hormat,dengan tujuan memberikan keuntungan
pelakunya.Sebaliknya konflik adalah pertentangan yang dapat menyebabkan pihak lain
berada dalam situasi yang lebih merugikan namun tidak bertujuan menguntungkan diri
pelakunya.Ciri-ciri sikap menyerang atau permusuhan adalah berfokus pada orang,
pemakaian kata-kata penuh kebencian,pernyataan dogmatis,mempertahankan pendapat
tanpa memperhatikan masukan orang lain,dan terbawa pada sisi emosional.Sehingga
pada penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan antara konflik dan
serangan terletak pada motivasi apa yang melatar belakangi pertentangan.Untuk
membedakan keduanya adalah apakah mereka bekerja sesuai dengan system atau justru
memiliki keinginan untuk merusak system.
konflik kerap muncul baik dalam aktivitas formal maupun informal.Secara alamiah
ada lima bentuk konflik yang didasarkan atas pelaku konflik (Usman,2004:223):
1. Konflik dengan diri sendiri
2. Konflik diri sendiri dengan individu lain.
3. Konflik diri sendiri dengan kelompok
5
4. Konflik kelompok satu dengan kelompok lainnya dalam organisasi.
5. Konflik antar organisasi.
6
Sementara pimpinan yang senior merasa bahwa tugas rutin justru pelatihan tugas
rutinitas.
5. Sebab-sebab lain.
Sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi,
misalnya: gaya kepemimpinan,job diskripsi yang tidak jelas dan sebagainya.
d. Hubungan Konflik Dengan Kinerja Organisasi
Berdasarkan pandangan-pandangan tentang konflik tersebut diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa konflik memiliki hubungan dengan kinerja organisasi. Pada
pandangan tersebut ada yang mengkaitkan konflik dengan penurunan kinerja
kelompok atau organisasi, padahal pandangan tersebut tidak selamanya benar
mengingat konflik tidak selalu bersifat distruktif. Meskipun demikian,tingkat konflik
yang terlalu berlebihan akan merintangi efektivitas suatu kelompok atau organisasi.
Konflik dikatakan optimal untuk meningkatkan kinerja bila dapat menghentikan
stagnasi,menumbuhkan kreativitas,melepaskan ketegangan, dan memunculkan
perubahan menuju perbaikan.Menurut Robbins (2003 : 151 ), hubungan konflik
dengan kinerja dalam organisasi dapat digambarkan dalam sebuah bagan sebagai
berikut :
Gambar 1 : Hubungan Konflik dengan Kinerja Organisas
Tinggi
Kinerja
A C
D
7
Konflik dapat bersifat konstruktif dan distruktif bagi organisasi. Pada gambar 1 diatas
tingkat konflik yang tinggi pada kondisi C dan tingkat konflik yang rendah pada kondisi
A. Pada kondisi A tersebut konflik berdampak disfungsional yaitu penurunan prestasi
organisasi. Ketika Konflik rendah,maka dorongan dan rangsangan kurang,sehingga
prestasi rendah. Orang merasa puasdan nyaman dengan lingkungannya.Jika tidak ada
tantangan maka tidak akan muncul cara-cara dan ide baru,organisasi lambat dalam
menghadapi perubahan lingkungan. Jika konflik yang terjadi sangat tinggi ditunjukan
pada posisi C,prestasi rendah karena kurangnya koordinasi dan kerjasama.Organisasi
menjadi kacau balau,tiap orang menghabiskan waktunya untuk mempertahankan atau
membela diri dan menyerang kelompok lain daripada melakukan tugas-tugas yang
produktif. Konflik yang optimal terjadi pada kondisi B, konflik yang terjadi cukup untuk
mencegah adanya stagnasi,mendorong adanya kreativitas,menimbulkan dorongan
untuk melakukan perubahan,dan mencari cara terbaik untuk memecahkan masalah.
e. Proses Terjadinya Konflik
Konflik tidak terjadi secara seketika,melainkan melalui tahapan-tahapan tertentu.
Robbins (2003:127-135) menjelaskan konflik terjadi melalui lima tahapan,yaitu :
tahapan oposisi atau ketidak cocokan potensial,Tahapan Kognisi dan
personalisasi,Tahapan maksud,Tahapan Perilaku,dan Tahapan Hasil.Seperti tertuang
dalam gambar 2 berikut ini:
Proses Konflik
8
f. Penanganan dan Pengelolaan Konflik
Konflik antar individu atau antar kelompok dapat menguntungkan atau merugikan bagi
kelangsungan organisasi.Oleh karena itu pimpinan organisasi dituntut memiliki
kemampuan manajemen konflik dan memanfaatkan konflik untuk meningkatkan
kinerja organisasi.Criblin (1998:219) mengemukakan manajemen konflik merupakan
teknik yang dilakukan pimpinan organisasi untuk mengatur konflik dengan cara
menentukan peraturan dasar dalam bersaing.Tosi,et al.(1990) berpendapat “Conflict
management mean that a manager takes an active role in addressing conflict
situations and intervenes if needed”. Manajemen konflik dalam organisasi menjadi
tanggung jawab pimpinan (manajer) baik manajer lini,middle manager dan top
manager,maka diperlukan peran aktif untuk mengarahkan situasi konflik agar tetap
produktif.Manajemen konflik yang efektif dapat mencapai tingkat konflik yang optimal
yaitu,menumbuhkan kreativitas anggota,menciptakan inovasi,mendorong perubahan,dan
bersikap kritis terhadap perkembangan..
9
2.2 NEGOSIASI DI DALAM ORGANISASI
NEGOSIASI merupakan bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan
bersama sehingga kedua pihak saling sepakat dan diuntungkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi adalah proses tawar-menawar
dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok
atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.
Adapun secara etimologis, kata negosiasi berasal dari bahasa Inggris yaitu 'to negotiate' dan
'to be negotiating' yang artinya membicarakan, merundingkan, atau menawarkan.
Dari kata tersebut kemudian memiliki turunan lain, yaitu 'negotiation' yang artinya aktivitas
membicarakan atau merundingkan sesuatu dengan pihak lain untuk mencapai kesepakatan.
Jadi, bisa disimpulkan negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial antara beberapa pihak
yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama yang dianggap menguntungkan pihak-
pihak yang bernegosiasi.
Negosiasi bisa dibilang bentuk komunikasi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehari-hari. Setiap orang pernah melakukan negosiasi, baik dalam forum formal
maupun non-formal.
Di sisi lain, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang negosiasi, seperti pengertian dari
para ahli, tahap-tahap, tujuan hingga manfaatnya.
a. Hartman
Negosiasi merupakan suatu proses komunikasi yang di mana dua pihak masing-masing
dengan suatu tujuan dan sudut pandang mereka sendiri berusaha akan mencapai kesepakatan
yang memuaskan kedua belah pihak tersebut mengenai masalah yang sama.
a. Henry Kissinger
Negosiasi merupakan sebuah proses untuk dapat menggabungkan posisi konflik ke posisi
umum, di bawah aturan keputusan bulat.
a. Oliver
Negosiasi merupakan sebuah transaksi di mana kedua belah pihak akan mempunyai hak atas
hasil akhir.
a. Casse
Negosiasi ialah suatu proses di mana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi,
kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bisa bersepakat tentang suatu hal
demi kepentingan bersama.
10
a. Jackman
Negosiasi adalah satu di antara proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang pada
awalnya yang memiliki pemikiran yang berbeda hingga akhirnya dapat mencapai
kesepakatan.
a. Robbins
Negosiasi adalah suatu proses di mana dua pihak atau lebih bertukar barang dan jasa dan
mencoba untuk menyepakati tingkat kerja sama untuk mereka.
B. Tahap-Tahap Negosiasi
Tahap pertama dalam negosiasi adalah persiapan dan perencanaan. Proses mengumpulkan
data diperlukan untuk mendukung posisi negosiator. Menyampaikan argumen dalam proses
mendukung posisi negosiator juga harus dengan bijaksana.
o Menentukan Aturan
Pada tahap ini harus menentukan garis besar dan aturan-aturan untuk melakukan proses
negosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan
dinegosiasikan.
o Penjelasan
Pada tahap ini, tiap pihak harus mengutarakan apa yang diinginkan. Tiap pihak bisa memberi
dokumentasi atau pemaparan yang jelas dan diperlukan untuk mendukung posisi masing-
masing pihak.
Selanjutnya tahap tawar-menawar dan penyelesaian masalah. Tahap ini bertujuan mencari
solusi. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan, bukan
pada orang atau posisi dalam mencapai titik temu.
Sedangkan pada tahap ini atau tahap terakhir dari proses negosiasi. Segala sesuatu
diputuskan secara bersama. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Faktor Utama
Ada beberapa faktor utama yang berlaku negosiasi di dalam organisasi , antara lain:
Hubungan.
Komunikasi.
Alternatif.
Opsi realistis.
Tujuan Negosiasi
- Untuk dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak di dalam organisasi.
- Untuk dapat menyelesaikan masalah dan menemukan solusi dari masalah yang sedang dihadapi
para pihak-pihak yang bernegosiasi di dalam organisasi.
- Untuk bisa mencapai suatu kondisi yang saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang akan
bernegosiasi di organisasi di mana semuanya mendapatkan manfaat (win-win solution).
12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh
persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam
organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.Sebaliknya, jika mereka
mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah
menjadi kenyataan.Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang
terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi
(Muchlas, 1999).Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya
dengan stres.Faktor-faktor penyebab konflik.
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah
individu yang unik. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi
yang berbeda. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. Menurut Wall (Robbins,
2007), negosiasi atau perundingan adalah proses dimana dua pihak atau lebih bertukar barang
atau jasa dan berupaya menyepakati nilai tukar barang dan jasa tersebut. Negosiasi atau
perundingan mewarnai interaksi hampir semua orang dalam kelompok dan organisasi.
Contohnya adalah tawar menawar antara karyawan dengan pihak manajemen mengenai gaji.
Robbins (1999) menawarkan 2 strategi perundingan, yang meliputi: 1) Tawar-menawar
distributif, artinya perundingan yang berusaha untuk membagi sejumlah tetap sumberdaya (suatu
situasi kalah menang). 2) Tawar-menawar integratif, yaitu perundingan yang mengusahakan satu
penyelesaian atau lebih yang dapat menciptakan pemecahan menangmenang.
. Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk
pengerjaan berikutnya yang lebih baik
13