Anda di halaman 1dari 7

“PERILAKU KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK”

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Konflik Terhadap Manajemen
2.2 Sumber Terjadinya Konflik Antara Kelompok
2.2.1 Saling Tergantung Dalam Pekerjaan
2.2.2 Saling Ketergantungan Yang Berurutan
2.2.3 Saling Ketergantungan Timbal Balik
2.3 Konsekuensi Konflik Disfungsional Antar Kelompok
2.2.1 Perubahan Didalam Kelompok
2.2.2 Perubahan Diantara Kelompok
2.4 Pengelompokan Konflik Antara Kelompok
2.4.1 Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person-role conflict)
2.4.2 Konflik antar peranan (inter-role conflict)
2.4.3 Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa
orang (intersender conflict)
2.4.4 Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling
bertentangan (intrasender conflict).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul “Perilaku Kelompokdan Interpersonal” dapat kami selesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kuliah Semester 2 kelas A5 dari Bapak
Dosen : “Dr. Drs. Edy Suwasono, M.” pada Mata Kuliah “Perilaku Organisasi”. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Perilaku
Kelompok dan Interpersonal.

Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dosen : Dr. Drs. Edy Suwasono,
M. pada Mata Kuliah Perilaku Organisasi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kediri, 28 Maret 2023

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan sosial budaya mendorong perkembangan berbagai
aspek kehidupan manusia diantaranya dalam berkumpul dan hidup berkelompok sebagai suatu bentuk
kumpulan manusia dengan ikatan-ikatan tertentu atau syarat-syarat tertentu. Maka organisasi telah pula
berkembang dalam berbagai aspek termasuk ukuran dan kompleksitas. Semakin besar ukuran suatu
organisasi semakin cenderung menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal
seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan,
kompleksitas pendelegasian wewenang dan sebagainya. Kompleksitas lain adalah sehubungan dengan
sumber daya manusia. Seperti kita ketahui bahwa sehubungan dengan sumber daya manusia ini dapat
diidentifikasi pula berbagai kompleksitas seperti kompleksitas jabatan, kompleksitas tugas, kompleksitas
kedudukan dan status, kompleksitas hak dan wewenangdan lain-lain.
Kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial untuk timbulnya konflik dalam organisasi,
terutama konflik yang berasal dari sumber daya manusia, dimana dengan berbagai latar belakang yang
berbeda tentu mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam tujuan dan motivasi mereka dalam bekerja.
Seorang pimpinan yang ingin memajukan organisasinya, harus memahami faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan timbulnya konflik, baik konflik di dalam individu maupun konflik antar perorangan dan
konflik didalam kelompok dan konflik antar kelompok. Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih
memudahkan tugasnya dalam hal menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dan menyalurkannya ke
arah perkembangan yang positif.

1.2 Pembatasan Masalah


Berbicara mengenai birokrasi mungkin tidak akan ada habisnya, karena organisasi memang sangat
dekat dengan kehidupan kita dan bahkan kita pasti tidak lepas dengan organisasi atau kelompok, baik
dalam skala kecil maupun besar, sehingga timbul berbagai permasalahan mengenai organisasi itu sendiri.
Untuk itu kami merasa perlu melakukan pembatasan masalah dalam makalah ini yaitu Manajemen
Konflik dalam Organisasi.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui tentang perilaku kelompok dan
manajemen konflik dan bagaimana cara mengatasi konflik tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang. Bentuk perilaku seseorang adalah semua
yang aktifitas, perbuatan dan penampilan diri sepanjang hidupnya. Bentuk perilaku manusia
adalah aktifitas individu dengan relasinya dalam lingkungannya. Kelompok adalah dua individu
atau lebih yang berinteraksi dan saling bergabung untuk mencapai tujuan tersebut.

Jadi, definisi dari pengertian perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukakan
oleh seorang individu dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari
setiap individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial


kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi
maka karakteristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan
kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya.

Menurut KBBI, manajemen adalah proses atau tindakan mengatur, mengendalikan,


merencanakan, memimpin, dan mengkoordinasikan sumber daya (manusia, uang, bahan, mesin,
dll) dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, konflik adalah perbedaan
pendapat, persepsi, atau kepentingan yang menimbulkan perasaan tidak sepakat, saling
menentang, atau bentrok. Jadi, dapat diartikan sebagai proses mengatur atau mengendalikan
perbedaan pendapat, persepsi, atau kepentingan yang menimbulkan perasaan tidak sepakat atau
bentrok dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1 Dampak Konflik Terhadap Manajemen


Konflik fungsional : Pertentangan antara kelompok yang mempertinggi atau menguntungkan
prestasi organisasi
Konflik yang tidak fungsional : Setiap pertentangan atau interaksi antara kelompok yang mengganggu
organisasi atau merintangi upaya pencapaian tujuan organisasi.

Konflik dapat menimbulkan dampak positif atau negatif atas prestasi organisasi, bergantung pada
sifat konflik dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam setiap organisasi, terdapat suatu tingkatan konflik
yang optimal yang dapat dianggap benar-benar fungsional : konflik tersebut mampu mendorong prestasi
yang positif.
Jika tingkatan konflik terlalu rendah, prestasi terkena dampaknya. Inovasi dan perubahan menjadi
sulit, dan organisasi mengalami kesukaran untuk mengadaptasi perubahan dalam lingkungannya. Jika
tingkat konflik yang rendah ini terus berlanjut, kelangsungan hidup organisasi dapat terancam.

Sebaliknya, jika tingkatan konflik terlalu tinggi, kekacauan yang diakibatkan dapat juga
mengancam kelangsungan hidup organisasi. Salah satu contohnya adalah liputan pers yang popular
tentang pertikaian dalam serikat buruh dan dampaknya terhadap prestasi. Jika pertentangan antar
golongan yang bersaing dalam serikat tersebut meluas, maka serikat buruh dapat menjadi kurang efektif
dalam upaya mengejar misinya memajukan kepentingan anggotanya.
2.2 Sumber Terjadinya Konflik Antara Kelompok
Terdapat 4 faktor yang menimbulkan konflik kelompok, yaitu:
2.2.1. Saling Tergantung dalam Pekerjaan
Ada 3 (tiga) jenis ketergantungan yang berbeda diantara kelompok:
a. Ketergantungan yang dikelompokkan (pooled interdependence)
Ketergantungan ini tidak memerlukan interaksi antar kelompok, karena
sebenarnya setiap kelompok bekerja secara terpisah. Akan tetapi, prestasi yang
dikelompokkan menentukan bagaimana keberhasilan organisasi tersebut.
b. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
Ketergantungan ini mengharuskan satu kelompok menyelesaikan tugasnya
sebelum kelompok lain dapat menyelesaikan tugasnya. Tugas dilaksanakan secara
berurutan.
c. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence)
Ketergantungan ini mengharuskan keluaran satu kelompok dipakai sebagai
masukan kelompok lainnya dalam organisasi, dan sebaliknya, yang karenanya menciptakan
basis konflik potensial.

2.2.2 Perbedaan Tujuan


Perbedaan tujuan dapat menjadi tidak fungsional terhadap organisasi secara
keseluruhan. Tergantung pada jenis organisasi, konflik antarkelompok dapat juga menjadi
tidak fungsional bagi kelompok ketiga.

2.2.3 Perbedaan Persepsi


Perbedaan tujuan dapat disertai dengan persepsi yang berbeda tentang kenyataan,
dan ketidak sepakatan terhadap penyebab kenyataan penyebab kenyataan tersebut dapat
menimbulkan konflik.

2.2.4 Meningkatnya Tuntutan Adanya Spesialisasi


Konflik antara staf spesialis dan generalis lini mungkin merupakan jenis konflik
antarkelompok yang paling umum. Dengan bertambahnya kebutuhan akan ahli di semua
bidang organisasi, peranan staf dapat diharapkan meluas dan konflik ini dan staf dapat
diperkirakan meningkat.

2.3 Konsekuensi Konflik Disfungsional Antarkelompok


Terdapat sejumlah perubahan akibat konflik disfungsional antar kelompok, yaitu:
2.3.1 Perubahan di dalam kelompok
Banyak perubahan yang mungkin terjadi di dalam kelompok yang melibatkan
konflik antarkelompok:
a. Meningkatnya kepanduan kelompok
b. Munculnya kepentingan yang otokratis
c. Pusat perhatian atas kegiatan
d. Penekaan pada kesetiaan
2.3.2 Perubahan diantara kelompok
Selama terjadinya konflik, perubahan tertentu mungkin terjadi diantara kelompok
yang terlibat:
a. Persepsi yang terganggu
b. Stereotip negatif
c. Menurunnya komunikasi

2.4 Pengelompokan Konflik antara Kelompok

Organisasi dengan skala besar maupun kecil yang pernah mengalami dan menyelesaikan konflik-
konfliknya, setidaknya membagi jenis konflik menjadi 4, Sukanto, (1996:232), masingmasing sebagai
berikut:
2.4.1 Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person-role conflict)
Di mana peraturan yang berlaku tak dapat diterima oleh seseorang sehingga orang
tersebut memilih untuk tidak melaksanakan sesuatu sesuai dengan peraturan yang berlaku
tersebut.
2.4.2 Konflik antar peranan (inter-role conflict)
Di mana orang menghadapi persoalan karena dia menjabat dua atau lebih fungsi
yang saling bertentangan seperti seseorang yang menjadi mandor dalam perusahaan tetapi
juga sebagai ketua serikat pekerja.
2.4.3 Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang
(intersender conflict)
Misalnya seorang rektor yang harus memenuhi permintaan dari dekan-dekan
fakultas yang berlainan atau dekan yang harus mengakomodir semua
kepentingan/kebutuhan para ketua jurusan yang juga sangat bermacam-macam.
2.4.4 Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan
(intrasender conflict)

BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Kemampuan menangani konflik tentang terutama yang menduduki jabatan pimpinan. Yang
terpenting adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif terhadap konflik,
karena peran konflik yang tidak selalu negatif terhadap organisasi. Dengan pengembalian yang cukup
senang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya
dengan sikap positif danckemampuan kepemimpianannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan
konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasidan
anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri.

Ada beberapa jenis konflik yang umum dan sering muncul dalam suatu organisasi atau perusahaan
antara lain:
(1) konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person-role conflict)
(2) konflik antar peranan (inter-role conflict)
(3) konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict)
(4) konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict)

Berdasarkan sumbernya, konflik dalam organisasi muncul karena beberapa sebab seperti:
(1) konflik individu
(2) konflik antar individu
(3) konflik kelompok
(4) konflik antar kelompok
(5) konflik organisasi
(6) konflik kelompok dengan organisasi.

Konflik yang muncul dalam suatu organisasi akan mengganggu kelancaran hubungan antar
individu dalam organisasi. Apabila hubungan antar individu terganggu akibat adanya konflik, maka
pribadi-pribadi yang berkonflik akan merasakan suasana kerja menjadi tertekan. Orang-orang yang
bekerja di bawah tekanan dapat mengakibatkan menurunnya tingkat motivasi kerja. Akibat dari semua itu
prestasi kerja berkurang sehingga secara luas hal tersebut akan mengakibatkan produktivitas kerja pribadi
dan organisasi/perusahaan menurun.
DAFTAR PUSTAKA

http://lista.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26567/
Perilaku+antar+kelompok+dan+manajemen+konflik.pdf

http://reni_dk.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/67840/BAB+IV+-
+PO.pdf

https://www.psychologymania.com/2012/06/perilaku-antar-kelompok-dan-
manajemen.html

https://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2009/02/herwnperilaku-
organisas-i1.doc

https://media.neliti.com/media/publications/78255-ID-manajemen-konflik-
dalam-organisasi.pdf

https://id.scribd.com/document/541762822/KELOMPOK-4-PERILAKU-
ANTAR-KELOMPOK-DAN-MANAJEMEN-KONFLIK

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=48238

Anda mungkin juga menyukai