DISUSUN OLEH :
AZMI ALFITRA
NIM. E2072211016
1
ABSTRACT
2
tentu mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam tujuan dan
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa
tersebut mungkin tidak membawa kehancuran bagi organisasi, tetapi pasti dapat
Setiap manusia tentu pernah mengalami konflik, baik itu berat maupun
konflik. Memahami gaya penyelesaian konflik diri sendiri dan orang lain
sangatlah penting. Bagi diri sendiri, hal ini bisa menjadi bahan evaluasi agar
kedepannya lebih baik lagi. Sedang dengan memahami gaya penyelesaian konflik
orang lain, kita bisa mengetahui kapan momen yang tepat untuk membahas
konflik yang terjadi tidak melebar dan dapat diselesaikan dengan baik.
saling berkaitan atau saling tergantung satu sama lain dan dalam proses
kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses interaksi antara suatu
subsistem dengan subsistem lainnya tidak ada jaminan akan selalu terjadi
4
dapat saja muncul, baik antarindividu maupun antarkelompok dalam organisasi.
dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan
orang lain.
yang beragam juga akan sulit dielakkan. Oleh karenanya, wajar apabila terjadi
konflik atau benturan kebutuhan dan kepentingan antara individu yang satu
dalam kehidupan organisasi, bahkan konflik selalu hadir dalam setiap hubungan
memberikan tugas yang terpisah dan berbeda kepada masing-rnasing orang dan
menjamin tugas -tugas tersebut terkoordinir menurut suatu cara yang dapat
mencapai tujuan organisasi. Organisasi itu sendiri bukanlah suatu tujuan tetapi
bersama-sama ke arah suatu tujuan. Kerja sama untuk mencapai tujuan merupakan
kebutuan individu dalam eraglobalisasi seperti sekarang ini dan di masa yang
5
akan datang tak seorang pun individu yang dapat melepaskan diri dari organisasi.
Melalui organisasi interaksi individu, kelompok dapat menjadi efektif apa yang
yang menjadi tujuan pribadinya akan dapat dicapai.Di dalam organisasi terdiri
dari individu dan kelompok yang selalu berinteraksi baik dalam kerja sama
dua individu atau lebih terhadap suatu masalah yang merekahadapi di dalam
sebuah organisasi.
setiap persoalan, baik yang memiliki perbedaan, maupun yang sama dengan
baik yang sifatnya konstruktif maupun yang destruktif. Karena dampak yang
ditimbulkannya tidak selamanya jelek, maka perlu dikelola dan penanganan yang
baik.
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
konflik dalam organisasi dan seperti apa solusi yang tepat untuk mengatasinya
itu para pembaca juga diharapkan dapat menyikapi secara tepat bagaimana jika
konflik itu terjadi dikehidupan mereka, yang pada akhirnya dapat melakukan
perubahan kearah yang lebih baik atau belajar dari permasalahan dan yang pernah
terjadi sebelumnya.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Konflik
Konflik memiliki banyak definisi yang diberikan oleh ahli. Hal ini
tergantung pada sudut tinjauan yang digunakan dan persepsi para ahli
perbedaan-perbedaan dimaksud.
lain, sehingga mempengaruhi kinerja dari salah satu atau semua pihak
yang terlibat.
8
B. Jenis Konflik
atau organisasi. Ada yang berpendapat bahwa konflik harus dihindari atau
dengan ini, pendapat lain menyatakan bahwa jika konflik dikelola sedemikian
rupa maka konflik tersebut akan membawa keuntungan bagi kelompok dan
tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini
adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan
tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi
9
dibeli dalam jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu
kecil karena terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial,
berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang
merasa terhibur.
10
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-
Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang
budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan
penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atauladang. Bagi para pengusaha
uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah
bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan
11
individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat
sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak
yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak
individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat
berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat
dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau
bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena
12
a. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
b. Hambatan komunikasi
c. Tekanan waktu
f. Perbedaan status
Tidak hanya pemerintah, tapi dunia usaha juga memiliki program pemberdayaan
merajalela, yang kaya semakin berkuasa, yang miskin semakin tidak berdaya.
13
Pengentasan kemiskinan hakikatnya adalah mengubah perilaku, yang
kebutuhannya untuk berdiri tegak di atas kakinya sendiri, memiliki daya saing,
Lebih lanjut Samsul menjelaskan tindakan amal nyata dakwah bi al-hal tersebut
dapat berupa pemberian pekerjaan, pemberian amal infak atau sedekah, atau
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
ketidakberdayaan.
14
E. Strategi Pemberdayaan Daerah
Ada beberapa strategi pemberdayaan masyarakat yang bisa menjadi pilihan dalam
c. Pendekatan makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar,
karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas.
dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang
15
yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri,
dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
kemandirian mereka.
persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan
kecil.
16
d. Penyokongan; memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat
berusaha.
a. Generasi yang mengutamakan relief and welfare, yaitu strategi yang lebih
down approach)
terjadinya perubahan pada tingkat regional dan nasional. Melalui strategi ini
17
dengan dampak pembangunan yang terlalu eksploitasif dan mengabaikan
pelestarian/keberlanjutan pembangunan.
kebutuhan lokal, serta mobilisasi sumberdaya lokal yang ada dan dapat
pelaksanaannya.
dan Poerwoko Soebiato,32ada tiga strategi yang dapat dipilih, yaitu: rekayasa
18
Dapat disimpulkan bahwa strategi yang tepat dalam pemberdayaan
hal ini agen pemberdayaan perlu memiliki kemampuan merumuskan program dan
buruk yang semakin meluas. Terdapat berbagai cara yang bisa dipilih dalam
menyelesaikan konflik atau permasalahan yang terjadi. Berbagai solusi yang ada
1. Pengelolaan Konflik
19
c. Komunikasi : Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan
yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer
efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu
cara hidup.
1. Menghindari konflik
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu
konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang
Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan
mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini
20
2. Mengakomodasi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal
mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik
3. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih
banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika
anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa
memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-
alasan keamanan.
kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat
21
H. Penanganan Konflik
alternatif. Dalam hal ini konflik tidak sebagai benturan keinginan langsung
sudah tertanggulangi maka ketegangannya akan segera hilang. Oleh sebab itu,
wakil penerang dari koseptual situasi, dan keempat bagian dari reaksi dan kelima
lainnya, sehingga proses konflik merupakan konsekuensi dari proses yang satu
menuju dan berkembang ke proses konflik lain. Oleh sebab itu dalam penanganan
konflik harus berpijak dari titik dan episoda mana konflik terjadi. Demikian pula
diketahui misi, visi, ruang lingkup, kegiatan, budaya dan produk organisasi
22
I. Strategi Penyelesaian Konflik
1. Kompetisi
win-lose orientation.
2. Akomodasi
3. Sharing
kelompok lain untuk berdamai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima
sesuatu. Kedua kelompok berpikiran positif, dengan alasan yang tidak lengkap,
tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini
5. Penghindaran
23
Terdapat juga cara bersikap untuk penyelesaian konflik:
1. Bersikap proaktif
Setiap anggota tim harus turut aktif dalam menyelesaian konflik secara
proaktif.
2. Komunikasi
3. Keterbukaan
Setiap anggota harus terbuka supaya konflik tidak berlarut-larut dan dapat
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
organisasi, disebabkan oleh banyak faktor yang pada intinya karena organisasi
terbentuk dari banyak individu & kelompok yang memiliki sifat & tujuan yang
hanya dapat dieliminir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu
kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang
ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi
sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik
25
c. Modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi
partisipasi masyarakat.
Dari referensi tersebut maka upaya dalam penanganan konflik baik yang
dan diselesaikan secara efektif. Hal ini merupakan tantangan sekaligus sebagai
peluang untuk belajar dan menambah pengalaman para pemimpin atau pengelola
B. Saran
menempatkan diri sehingga konflik itu tidak membawa dampak buruk yang
semakin meluas.
26
DAFTAR PUSTAKA
Flista.staff.gunadarma.ac.id
http://konflikperundingan.wordpress.com
Jakarta: Salemba
27