Anda di halaman 1dari 7

Nama : Naura Qanita Rheisyananda

NIM : D0122103

TUGAS MERINGKAS TENTANG KONFLIK, KOMUNIKASI EFEKTIF DAN BUDAYA


ORGANISASI

1. KONFLIK
a. Pengertian
Dalam kehidupan sehari-hari, konflik merupakan suatu hal yang tidak dapat
dihindari karena manusia selalu dihadapkan pada konflik dan harus berjuang
untuk mengatasinya. Begitu pula dalam kehidupan organisasi, setiap perubahan
atau inovasi baru sangat rentan terhadap konflik, apalagi jika tidak diikuti dengan
pemahaman tentang perkembangan. Secara etimologis konflik berasal dari bahasa
Inggris “conflict” dan dari bahasa latin “configure” yang berarti saling
menjatuhkan, atau konflik muncul karena ada pihak-pihak yang saling
mengagetkan, dengan tindakan yang berupa sindiran, kekerasan terhadap
kebutuhan yang saling bertentangan. dan tindakan lainnya. (Sentot, 2022)
b. Klasifikasi Konflik
- Konflik intrapersonal.
Konflik intrapersonal merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan
dirinya sendiri. Konflik muncul ketika seseorang mempunyai dua keinginan
sekaligus yang tidak mungkin dapat dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.
- Konflik interpersonal
Konflik interpersonal merupakan konflik antara seseorang dengan orang lain
karena adanya benturan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi
antara dua orang yang berbeda status, jabatan, wilayah kerja, dan lain-lain.
Konflik interpersonal ini merupakan dinamika yang sangat penting dalam
perilaku organisasi. Karena dalam konflik jenis ini terlibat beberapa peran dari
beberapa anggota organisasi yang tidak dapat tidak mempengaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi.
- Konflik amtar individu dengan individu dan kelompok-kelompok
Berhubungan pada cara individu menghadapi tekanan kesesuaian yang
diberikan oleh kelompok kerja mereka. Misalnya, dapat dikatakan bahwa
seseorang dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat
mencapai norma produktivitas kelompok tempatnya berada.
- Konflik antara kelompok dalam suatu organisasi yang sama
Konflik ini merupakan jenis konflik yang sering terjadi dalam organisasi.
Konflik antara lini dan staf, pekerja dan pekerja-manajemen merupakan dua
jenis konflik antarkelompok.
- Konflik antara organisasi
Dalam bidang ekonomi, Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap
sebagai salah satu bentuk konflik, dan konflik ini biasa disebut dengan
persaingan. Pengalaman menunjukkan bahwa konflik ini mengarah pada
pengembangan produk baru, teknologi baru dan layanan baru, harga yang
lebih rendah dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. (Michael, 2022)
c. Penyebab munculnya konflik
1. Perbedaan individu, salah satu penyebab konflik yang paling umum adalah
perbedaan individu. Dimana seseorang merasa pikiran dan hatinya tidak
selaras. Mereka melakukan hal-hal yang tidak berdasarkan hati nuraninya
sehingga menimbulkan konflik dalam dirinya.
2. Perbedaan latar belakang dalam suatu organisasi yang terdiri dari orang-orang
yang berbeda-beda dengan latar belakang yang berbeda-beda, baik itu budaya,
agama, suku dan lain-lain. Latar belakang yang berbeda juga menyebabkan
perbedaan kepribadian dan sikap setiap individu.
3. Perbedaan kepentingan, setiap organisasi mempunyai tujuan masing-masing,
namun individu dan kelompok mempunyai penafsiran dan cara yang berbeda-
beda ketika ingin mencapai tujuan tersebut. Hal ini menimbulkan konflik antar
individu dan kelompok.
4. Perubahan lingkungan yang cepat dari waktu ke waktu dan pesatnya
perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadinya perubahan pola
interaksi yang ada dalam organisasi. Cara berkomunikasi pun berubah dari
tradisional menjadi modern.
5. Penyebabnya datang dari luar organisasi, terkadang ada pihak dalam
organisasi yang ingin menghancurkan organisasi kita atau tidak berkenan.
Mereka dengan sengaja memberikan pengaruh buruk bahkan saling
mempengaruhi anggota organisasi, sehingga timbul konflik dalam organisasi.
Dampak terburuknya dapat berupa perpecahan anggota dalam organisasi.
(Hafif, 2021)
d. Penyelesaian Konflik
Menurut Stevenin dalam Handoko (2001:48), ada lima langkah penyelesaian
konflik. Lima langkah berikut ini penting untuk mengatasi konflik :
1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang diketahui dengan apa yang
seharusnya terjadi. Satu-satunya bahaya adalah kegagalan dalam pendeteksian
(tidak mempertimbangkan masalah atau berasumsi ada masalah padahal
kenyataannya tidak ada masalah).
2. Diagnosis
Ini adalah langkah yang paling penting. Metode “Siapa, Apa, Mengapa,
Dimana dan Bagaimana” yang benar dan terbukti berhasil dengan sempurna.
Fokuslah pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
3. Menyepakati solusin.
Kumpulkan masukan tentang kemungkinan solusi dari orang-orang yang
terlibat. Saring solusi yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan
pernah menyelesaikannya dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang
terbaik.
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada pro dan kontra. Namun berhati-hatilah agar
pertimbangan-pertimbangan ini tidak terlalu mempengaruhi keputusan dan
arah kelompok tertentu.
5. Evaluasi
Penyelesaiannya sendiri bisa menimbulkan permasalahan baru. Jika solusinya
tampaknya tidak berhasil, kembali ke langkah sebelumnya dan coba lagi.
(Michael, 2022)
2. KOMUNIKASI EFEKTIF DAN BUDAYA ORGANISASI
A. Komunikasi Organisasi
Menurut Sutrisno (2010), komunikasi organisasi adalah perilaku
organisasi yang menjalankannya dan bagaimana organisasi tersebut terlibat dalam
proses, menanganinya, dan memberi makna pada apa yang terjadi. Ciri terpenting
komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran, dan penanganan
aktivitas anggota organisasi. Bagaimana proses komunikasi organisasi terjadi
tergantung pada apakah seseorang atau anggota menafsirkan atau menafsirkan hal-
hal yang ada di dalam organisasi. (Nur Annisa Agustini)
B. Komunikasi yang Evektif Bagi Organisasi
Morissan mencatat dalam bukunya bahwa percakapan adalah bagian alami dari
kehidupan manusia (karena kita tidak dapat menghindari percakapan), namun
percakapan bukanlah apa-apa tanpa konsekuensi. Percakapan yang kita lakukan
membentuk siapa dan bagaimana kita sebagai individu dan anggota masyarakat
(Asriadi, 2020)
C. Budaya Organisasi
a. Pengertian
Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama di antara para anggota
yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Selain itu,
budaya organisasi sering kali diartikan sebagai seperangkat nilai, keyakinan, atau
norma yang harus dipahami, ditanamkan, dan dipraktikkan dalam suatu organisasi
dan yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi sebagai pedoman perilaku dan
penyelesaian masalah organisasi. Penelitian Melina dan Ratnawati menunjukkan
bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja pegawai.
Oleh karena itu, perusahaan berupaya untuk memperkuat dan mempertahankan
budaya yang ada dengan berpegang teguh pada visi, misi, nilai-nilai dan peraturan
perusahaan. ada di perusahaan agar karyawan lebih memahami tugas dan
tanggung jawabnya sehingga hasilnya sesuai dengan arah dan tujuan suatu
organisasi. (Nur Annisa Agustini, 2019)
b. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
Budaya organisasi merupakan kepribadian suatu perusahaan yang tumbuh
melalui sistem nilai yang menghasilkan norma-norma perilaku yang tercermin
dalam persepsi, sikap dan perilaku orang-orang dalam organisasi atau
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, budaya mempengaruhi sebagian besar
aspek kehidupan organisasi atau perusahaan. Budaya organisasi yang benar-
benar dikelola sebagai alat kepemimpinan akan berdampak dan menjadi
insentif bagi karyawan untuk berperilaku positif, terlibat, dan produktif. Nilai-
nilai budaya tidak terlihat, namun merupakan kekuatan yang mendorong
perilaku untuk mencapai kinerja yang efektif. Ketika suatu organisasi
mempunyai budaya organisasi yang baik maka kepuasan kerja akan tinggi dan
berdampak pada peningkatan kinerja. Sebaliknya jika budaya organisasi tidak
sehat maka akan berdampak pada menurunnya kinerja individu anggota
organisasi yang pada akhirnya berdampak pada kinerja organisasi. (M. Ras M,
J. Jufrizen, M. Fahmi, 2018)
KESIMPULAN

Penting bagi untuk mengetahui siapa yang melakukan pekerjaan dengan baik dan siapa yang
mendukung dan menghindari orang-orang yang mungkin menimbulkan masalah atau bahaya.
Orang-orang yang berkinerja baik bertanggung jawab atas pekerjaan mereka, memberikan
kontribusi positif dan, dengan bantuan dan pelatihan yang tepat, dapat berkembang menjadi
karyawan yang sukses di masa depan. Sebaliknya, orang-orang yang kinerjanya buruk atau
berada di bawah tekanan dapat menyebabkan gangguan dalam suatu organisasi dengan
perilakunya yang merugikan dan tidak dapat diprediksi. Membedakan antara orang-orang
yang produktif dan destruktif dapat membantu tim dalam suatu organisasi menciptakan
lingkungan yang aman, stabil, dan produktif. Dan dapat mempelajari bahwa bagaimana
individu berinteraksi dan bekerja sama dalam tim atau kelompok yang lebih besar. Ketika
anggota tim berkolaborasi secara efektif, berbagi ide, dan bekerja menuju tujuan bersama,
organisasi memperoleh manfaat seperti pemecahan masalah yang lebih baik, peningkatan
kreativitas, dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Studi ini juga mengkaji dinamika
kelompok yang membantu organisasi mengidentifikasi dan mengatasi hambatan kerja tim
yang efektif, sehingga menciptakan budaya yang menghargai kolaborasi dan kerja sama.
Dengan memahami dinamika kelompok dan menumbuhkan budaya kolaborasi, perusahaan
dapat memanfaatkan kecerdasan dan keterampilan kolektif tim mereka. Struktur organisasi
mengacu pada hierarki formal, peran dan hubungan dalam suatu organisasi. Keberadaan
struktur organisasi membantu kita memperoleh wawasan tentang dinamika kekuasaan dan
pengaruhnya terhadap perilaku karyawan dan fungsi organisasi. Dengan memahami dan
menganalisis struktur organisasi, perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat untuk
meningkatkan saluran komunikasi, menyederhanakan proses, dan meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas. Struktur organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
pegawai dan budaya organisasi. Kepuasan kerja dan komitmen karyawan akan meningkat dan
menguat terhadap organisasi. Budaya positif dan inklusif meningkatkan kepuasan karyawan,
menarik talenta terbaik, dan mendorong inovasi karyawan. Budaya positif yang selaras
dengan nilai-nilai karyawan dan meningkatkan rasa memiliki akan menghasilkan kepuasan
kerja yang lebih besar dan komitmen yang lebih besar terhadap perusahaan. Budaya ini juga
menarik talenta-talenta terbaik karena calon karyawan tertarik pada organisasi yang
menyediakan lingkungan kerja yang positif dan inklusif.
DAFTAR PUSTAKA

Asriadi. (2020). KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM ORGANISASI. Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam,
47.

Hafif, R. (2021, July 16). MediaGo. Retrieved from mediago.id: https://mediago.id/bisnis/konflik-


dalam-organisasi/

M. Ras M, J. Jufrizen, M. Fahmi. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah , 18.

Michael, S. G. (2022). Manajemen Konflik Dalam Organisasi. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS


PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA, 7.

Nur Annisa Agustini, N. P. (2019). PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA
ORGANISASI. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 92.

Sentot, W. I. (2022). KONFLIK. Bahan Ajar PO 10, 4.

Anda mungkin juga menyukai