Anda di halaman 1dari 9

KONFLIK DAN STRESS KERJA

MAKALAH

Oleh

Gemilang Dewa (226410145)


Agung
Hosima (226410147)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PANCA MARGA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam berorganisasi akan sering terjadi interaksi antar manusia dengan tujuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada organisasi tersebut. Sehingga tidak menutup
kemungkinan akan adanya konflik maupun stress kerja akibat dari interaksi tersebut. Hal
ini dapat menimbulkan perselisihan maupun dapat berpengaruh terhadap kinerja dari
organisasi.
Konflik yang terjadi antar anggota organisasi dapat berpengaruh terhadap kualitas
interaksi antar anggota. Konflik yang terjadi akan menimbulkan berbagai macam masalah
didalam organisasi dimana hal tersebut dapat menghambat tercapainya tujuan
organisasi.
Stress kerja dapat di jelaskan sebagai keadaan dimana anggota organisasi
mengalami ketidaksesuaian antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan dalam
mengatasi beban pekerjaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan konflik dan stress kerja ?
b. Apakah konflik dapat memengaruhi stress kerja ?
c. Apa saja yang memengaruhi konflik dan stress kerja ?
d. Bagaimana cara mengatasi konflik dan stress kerja dalam perusahaan

1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi konflik dan stress kerja
b. Mengetahui pengaruh konflik terhadap stress kerja
c. Mengetahui hal yang menyebabkan terjadinya konflik dan stress kerja
d. Mengetahui cara mengatasi konflik dan stress kerja

1.4 Manfaat
a. Menambah wawasan terkait konflik dan stress kerja bagi pembuat makalah
b. Menambah wawasan terkait konflik dan stress kerja bagi pembaca makalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Konflik


Ada beberapa pengertian konflik dari beberapa ahli
Muchlas (1999), Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif
yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan
organisasi (Muchlas, 1999).
Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau
lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan
oleh perbedaan tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa
yang diharapkan dengan apa yang sedang terjadi.
Konflik dipisah menjadi beberapa pandangan yaitu :
a. Pandangan Tradisional
Dalam pandangan ini konflik merupakan sesuatu yang tak diinginkan dan
berbahaya bagi kehidupan organisasi.
b. Pandangan Perilaku
Pandangan ini berpendapat bahwa konflik merupakan suatu kejadian atau
peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan organisasi yang bisa bermanfaat
(konflik fungsional) dan bisa juga merugikan organisasi (konflik disfungsional).
Pandangan ini menekankan bahwa konflik bisa berakibat positif bisa negatif.
c. Pandangan Interaksi
Menurut pandangan ini konflik merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat
terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi, konflik dapat
meningkatkan semangat kerja karena masing-masing akan berlomba untuk
mencapai tujuan
Konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber pengalaman
positif (Stewart & Logan, 1993:342). Hal ini dimaksudkan bahwa konflik dapat menjadi
sarana pembelajaran dalam memanajemen suatu kelompok atau organisasi. Konflik tidak
selamanya membawa dampak buruk, tetapi juga memberikan pelajaran dan hikmah di
balik adanya perseteruan pihak – pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa
bagaimana cara menghindari konflik yang sama supaya tidak terulang kembali di masa
yang akan datang dan bagaimana cara mengatasi konflik yang sama apabila sewaktu –
waktu terjadi kembali.

2
2.2. Dampak Konflik
Konflik dapat berdampak positif maupun negatif baik untuk individu maupun untuk
organisasi tersebut.
a. Dampak Positif
 Memperkuat hubungan.
Dua orang yang mampu mengenali perbedaan akibat konflik, kenapa perbedaan
muncul, dapat melakukan diskusi guna menyelesaikannya sehingga satu sama lain
dapat mengenal lebih dalam.
 Meningkatnya kepercayaan.
Jika dua orang bisa menyelesaikan konflik, mereka akan lebih mempercayai
masing-masing pihak di masa datang dengan mengetahui bahwa perbedaan di
antara mereka bisa diselesaikan.
 Peningkatan harga diri.
Hasil produktif dari konflik adalah peningkatan harga diri dari tiap pihak yang
bertikai.
 Penguatan kreativitas dan produktivitas.
Konflik jika dimanajemen secara baik merupakan kondisi yang memungkinkan
kreativitas dan diskusi antar orang dengan kepentingan berbeda, dan ujungnya
peningkatan produktivitas.
 Kepuasan kerja.
Orang butuh sejumlah perangsang dan menggunakan pengalaman dalam hal
penaikan dan penurunan ketegangan, dalam rangka meraih kepuasan kerja.
b. Dampak Negatif
 Reaksi umum atas konflik seperti ketidakmampuan konsentrasi dan berpikir secara
jelas, dengan peningkatan gangguan dan kemampuan untuk santai.
 Lingkaran setan konflik berujung pada stress, yang kemudian mendorong terbitnya
sinisme baik terhadap klien ataupun kolega kerja. Ini juga berdampak pada eskalasi
konflik.

2.3. Penyebab Terjadinya Konflik


Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar - belakanginya
(antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga sebagai sumber terjadinya
konflik.
a. Komunikasi
komunikasi yang buruk antar individu, dalam arti perbedaan persepsi atau
pandangan terhadap suatu hal, ide, maupun gagasan dalam organisasi, dapat
menjadi sumber konflik.

3
b. Struktur
Struktur dalam konteks yag akan dibahas adalah mencakup ukuran (kelompok),
derajat spesialisasi yang diberikan oleh organisasi terhadap anggotanya, kejelasan
dalam pembagian tugas seorang individu didalam organisasi, kecocokan antara
tujuan individu dengan tujuan kelompok organisasi, sistem imbalan dan derajat
ketergantungan antar kelompok.
c. Variabel pribadi
Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang meliputi: sistem
nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang menyebabkan
individu memiliki keunikan dan berbeda dengan individu yang lain.

2.4. Penyelesaian Konflik


Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict) Menurut Wijono
(1993 : 66-112)
a. Strategi Lose – Lose (Kalah – Kalah)
Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya
individu atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau
membayar sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa
orang atau kelompok ketiga sebagai penengah.
b. Strategi Win – Lose (Menang – Kalah)
Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya
salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain
memperoleh kemenangan.
c. Strategi Win – Win (Menang – Menang)
Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala
pengetahuan, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi
yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman,
merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan
untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik.

2.5. Pengertian Stress Kerja


Anoraga, Stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik
maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan
mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

2.6. Penyebab Terjadinya Stress Kerja

4
Terdapat dua faktor penyebab atau sumber muncuinya stres atau stres kerja,
yaitu faktor Hngkungan kerja dan faktor personal (Dwiyanti, 2001:75).
Penyebab terjadinya stress kerja secara umum yaitu :
a. Tidak adanya dukungan sosial.
Artinya, stres akan cendcrung muncul pada para karyawan yang tidak mendapat
dukungan dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial di sini bisa berupa
dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga
b. Tidak adanya kesempatan bcrpartisipasi dalam pembuatan keputusan di kantor.
Hal ini berkaitan dengan hak dan kewenangan seseorang dalam menjalankan
tugas dan pekerjaannya.
c. Pelecehan seksual.
Yakni, kontak atau komunikasi yang berhubungan atau dikonotasikan berkaitan
dengan seks yang tidak diinginkan. Pelecehan seksual ini bisa dimulai dart yang
paling kasar seperti memegang bagian badan yang sensitif, mengajak kencan
dan semacamnya sampai yang paling halus berupa rayuan, pujian bahkan
senyuman yang tidak pada konteksnya.
d. Kondisi lingkungan kerja.
Kondisi lingkungan kerja fisik ini bisa berupa suhu yang terlalu panas, terlalu
dingin, terlalu sesak, kurang cahaya, dan semacamnya.
e. Manajemen yang tidak sehat.
Banyak orang yang stres dalam pekerjaan ketika gaya kepemimpinan para
manajernya cenderung neurotis, yakni seorang pemimpin yang sangat sensitif,
tidak percaya orang lain (khususnya bawahan), perfeksionis, terlalu
mendramatisir suasana hati atau peristiwa sehingga mempengaruhi pembuatan
keputusan di tempat kerja.
f. Tipe Kepribadian
g. Peristiwa/pengalaman pribadi.
Stres kerja sering disebabkan pengalaman pribadi yang menyakitkan, kematian
pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit atau gagal sekolah, kehamilan tidak
diinginkan, peristiwa traumatis atau menghadapi masalah (pelanggaran) hukum.

2.7. Penyelesaian Stress Kerja


Menurut Jeremy Stranks (2005) pembuatan strategi organisasi akan
mampu membantu dalam penanggulangan stress di tempat kerja. Strategi
organisasi yang dapat diterapka dapat berupa :
a. Penetapan prosedur kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

5
Ini termasuk berbagai bentuk pengawasan kesehatan, kegiatan promosi
kesehatan, konseling tentang isu-isu yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyediaan fasilitas kesejahteraan yang memadai dll.
b. Gaya manajemen.
Disini menyangkut peduli lingkungan sangat penting, penerapan sistem
komunikasi yang baik dan keterbukaan pada semua masalah yang di hadapi
karyawan.
c. Manajemen perubahan.
Manajemen harus menyadari bahwa perubahan yang akan datang, dalam
bentuk apa pun, adalah salah satu penyebab stres yang paling signifikan
di tempat kerja. Hal ini umumnya terkait dengan ketidakpastian
pekerjaan, ketidakamanan, ancaman pemutusan hubungan kerja, hilangnya
prospek promosi dan sebagainya
d. Kegiatan pelatihan.
Kegiatan pelatihan karyawan harus mempertimbangkan potensi stres dalam
aktivitas kerja tertentu.

6
BAB III
KESIMPULAN

1. Pengertian konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang
diharapkan dengan apa yang sedang terjadi.
2. Pengertian stress kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik
maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan
mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.
3. Konflik dapat berpengaruh pada stress kerja apabila konflik tidak diatasi dengan
efektif yang kemudian mendorong terbitnya sinisme baik terhadap klien ataupun
kolega kerja. Ini juga berdampak pada eskalasi konflik.
4. Penyebab terjadinya konflik yaitu :
a. Komunikasi
b. Struktur
c. Variabel pribadi
5. Penyebab terjadinya stress kerja yaitu :
a. Tidak ada dukungan social
b. Tidak adanya kesempatan bcrpartisipasi dalam pembuatan keputusan di
kantor.
c. Pelecehan seksual.
d. Kondisi lingkungan kerja.
e. Manajemen yang tidak sehat.
f. Tipe kepribadian
g. Peristiwa/pengalaman pribadi.
6. Cara mengatasi konflik yaitu
a. Strategi lose – lose condition
b. Strategi win – lose condition
c. Strategi win – win condition
7. Cara mengatasi stress kerja
a. Penetapan prosedur kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
b. Gaya manajemen.
c. Manajemen perubahan.
d. Kegiatan pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai