OLEH :
Nama :Nuralfiah s
Nim :s17023
Kls/tingkat :A/3
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dariberbagai
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Hipospadia dapat bermanfaat.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak
luar dalam suatu konflik.manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi
pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku
maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interest) dan
interprestasi.
Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga,yang diperlukannya adalah
informasi yang akurat tentang situasi konflik.hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku
dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.menurut Ross (1993) bahwa
manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang di ambil para pelaku atau pihak ketiga
dalam rangka mengarahkan perselisihan kearah hasil tertentu yang mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan ketenangan,hal positif,kreatif,bermufakat,atau agresif.
2. RUMUSAN MASALAH
BAB 2
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Menurut killman dan Thomas (1978),konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antara nilain atau tujuan-tujuan yang ingin di capai,baik yang ada dalam diri
individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain.kondisi yang telah di kemukakan
tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stress yang
mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja.
Stoner dan freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam,yaitu:
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual).konflik ini terjadi jika
seseorang harus memeilih tujuan yang saling bertentangan,atau karena tuntutan
tugas yang melebihi batas kemampuannya.
2) Konflik antar individu (conflict among individuals).terjadi karena perbedaan
kepribadian (personality differences)antar individu yang satu dengan individu yang
lain.
3) Konflik antar individu dan kelompok.terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri
dengan norma-norma kelompok tempat ia bekerja
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
5) Konflik antar organisasi
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda.konflik ini terjadi sebagai
akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negative
bagi anggota organisasi yang lain.misalnya seorang manajer public relations yang
menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
1. Gaya pesaing
Gaya pesaing berorientasi pada kekuasaan,dan konflik dihadapi dengan strategi
menang/kalah.pada sisi negatif,seorang pesaing mungkin melakukan tekanan,intimidasi
bahkan paksaan kepada pihak-pihak lain yang terlibat dalam konflik.pada sisi positif,gaya
bersaingan demikian mungkin diperlukan apabila dituntut adanya suatu tindakan desisif
cepat,atau apabila perlu dilaksanankan tindakan-tindakan penting yang tidak bersifat
popular.
2. Manajemen yang menghindari diri dari konflik
Gaya manajemen konflik dengan menghindari diri dari konflik cenderung kea rah bersikap
netral sewaktu adanya keharusan untuk mengambil posisi atau sikap tertentu.gaya ini dapat
diterapkan apabila konflik yang terjadi tidak berdampak terlalu banyak terhadap efektifitas
manajerial.tindakan ini tepat untuk mengurangi ketegangan yang terjadi.
3. Akomodator
Gaya akomodaror menghendaki konflik diselesaikan tanpa masing-masing pihak yang
terlibat dalam konflik,menyajikan pandangan-pandangan mereka dengan keras dan
berarti.gaya ini bermanfaat apabila sebuah konflik lebih penting bagi orang
lainnya,memberikan pengalaman dan perasaan menang bagiorang lain,dan menjadikan
orang tersebut lebih reseptif tntang persoalan lain yang lebih penting
4. Manajemen yang menekankan kompromi
Gaya manajemen ini dalah gaya yang paling realitas yang dapat memberikan hasil dalam
jangka waktu yang di sediakan untuk menyelesaikan konflik.apabila dalam kompromi para
partisipan turut berbagai dalam kondisi kemenangan maupun kekalahan,maka ini
merupakan variasi dari strategi “menang menang”.akan tetapi apabila kompromi dilakukan
untuk melunakkan persoalan dan menggerogoti kepercayaan diantara pihak yang
berkonflik,maka ini mendekati startegi”kalah kalah”
5. Kolaborator
Gaya manajemen konflik ini bias dilakukan apabila pihak-pihak yang berkonflik merumuskan
kembali persoalannya dan kemudin di cari pemecahannya.manajemen konflik gayan ini
perlu dilakukan apabila persoalan-persoalan yang menimbukan konflik penting bagi kedua
belah pihak yang berkonflik.maka dari itu sekalipun sulit dan membutuhkn biaya-biaya
besar tetap harus diupayakan
a. Memaksa (forcing)
Perhatian seseorang manajer yang tinggi terhadap produksi,sedangkan perhatian
rendahnya terhadap bawahnnya.ia berupaya memaksakan kehendaknya untuk
meningkatkan produksi dengan mengabaikan orang lain jika menghadapi konflik
b. Konfrontasi (confrontation)
Perhatian seorang manajer yang tinggi terhadap produksi dan bawahannya cenderung
menggunakan konfrontasi dalam memanajemenkan konflik.ia berupaya berkonfrontasi
untuk meningkatkan produksi dan dalam waktu yang bersamaan berkonfrontasi untuk
memperhatikan orang yang dipimpinnya.
c. Kompromi (compromising)
Perhatian seseorang manajer terhadap produksi dan bawahannya biasanya akan menrik
diri jika menghadapi konflik.ia mau berkompromi mengenai tingkat produksi organisasi
demi memenuhi kesejahteraan bawahannya
d. Menarik diri (withdrawal0
Perhatian seorang manajer yang perhatiannya rendah terhadap produksi dan
bawahannya biasa menarik diri jika menghadapi konflik.ia lebih senang bersikap secara
pasif,seolah-olah tidak terjadi konflik dan tidak mau menghadapi konflik
e. Mengakomodasi (smooting)
Perhatian seorang manajer yang perhatiannya rendah terhadap produksi,sedangkan
tinggi perhatiannya terhadap bawahannya cenderung memberikan akomodasi jika
menghadapi konflik.ia menyerah kepada keinginan lawan konfliknya demi hubungan
yang baik dan kesejahteraan bawahannya
a. Kompetisi
Orang-orang yang cenderung kea rah gaya kompetitif mengambil sikap tegas,dan tahu
apa yang mereka inginkan.mereka biasanya beroperasi dari posisi kekuasaan,yang
diambil dari hal-hal seperti posisi,pangkat,keahlian,atau kemampuan persuasive.gaya ini
dapat berguna bila ada keadaan darurat dan keputusan itu tidak popular,atau ketika
membela terhadap seseorang yang sedang mencoba untuk memanfaatkan situasi
egois.namun itu daoat meninggalkan orang merasa memar,tidak puas dan marah ketika
digunakan dalam situasi yang kurang mendesak
b. Kolaborasi
Orang cenderung kea rah gaya kolaboratif mencoba untuk memenuhi kebutuhan semua
orang yang terlibat.orang-orang ini dapat sangat tegas tapi tidak seperti pesaing,mereka
bekerja sama secara efektif dan mengakui bahwa setiap orang adalah penting.gaya ini
berguna ketika anda perlu menyatukan berbagai sudut pandang untuk mendapatkan
solusi terbaik,ketika ada konflik sebelumnya dalam kelompok,atau ketika situasi yang
terlalu penting untuk sederhana trade-off
c. Kompromi
Orang yang suka mengorbankan mencoba untuk menemukan solusi yang akan
setidaknya sebagian memuaskan semua orang.setiap orang diharapkn untuk
memberikan sesuatu,dan kompromi dirinya sendiri juga mengharapkan untuk
melepaskan sesuatu.kompromi berguna untuk ketika biaya konflik lebih tinggi daripada
biaya kehilangan tanah,saat lawan kekuatan yang sama berada pada macet dan ketika
ada batas waktu menjulang.
d. Akomodsi
Gaya ini menunjukkan kesedihan untuk memenuhi kebutuhan orang lain dengan
mengorbankan kebutuhan orang itu sendiri.accommodator sering tahu kapan harus
menyerah pada orang lain,tetapi dapat dibujuk untuk menyerah posisi bahkan ketika itu
tidak dibenarkan.orang ini tidak tegas tapi sangat kooperatif.
e. Menghindar
Orang cenderung ke arah gaya ini berusaha untuk menghindari konflik sama sekali.gaya
ini ditandai dengan mendelegasikan keputusan kontroversial,menerima keputusan
default,dan tidak ingin menyakiti perasaan siapa pun.hal ini dapat tepat ketika
kemenangan adalah mustahil,ketika kontroversi adalah sepeleh,atau ketika orang lain
berada dalam posisi yang lebih baik untuk memecahkan masalah.
Perbedaan gaya kolaborasi dan kompromi
Kolaborasi : solusi berupa alternative lain yang bukan tujuan kedua belah pihak
yang terlibat namun kedua belah pihak sepenuhnya puas
Kompromi : solusi berupa alternative lain yang memenuhi sebagai keinginan
masing-masing pihak namun kedua belah pihak hanya merasa terpenuhi
sebagian keinginannya
Teori Rahim
M.A Rahim (1983) mengembangkan model gaya manajemen konflik yang tidak jauh
berbedah dengan model yang di kemukakakn oleh Thomas dan killman (1974).klasifikasi
gaya manajemen konflik Rahim disusun berdasarkan dua dimensi :
1) Memperhatikan orang lain pada sumbu horizontal dan
2) Memperhatikan diri sendiri.
a. Dominasi
Pihak yang terlibat konflik,hanya berupa memenuhi tujuannya sendiri dan tidak
memperhatikan kebutuhan lawan konfliknya
b. Inegrasi
Pihak yang terlibat konflik berusaha menciptakan resolusi konflik yang secara maksimal
memenuhi tujuan dirinya sendiri dan tujuan lawan konfliknya
c. Kompromi
Pengguna gaya ini berusaha memenuhi sebagian tujuannya dan tujuan lawan konfliknya
tanpa berupaya memaksimalkannya
d. Menghindar
Pihak yang terlibat konflik menolak untuk berdiskusi mengenai konflik yang terjadi.ia
menolak untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan kebutuhan lawan konfliknya
e. Menurut (obliging) pihak yang terlibat konflik,mengombinasikan perhatiannya yang
tinggi terhadap lawan konfliknya dengan perhatiannya yang rendah terhadap dirinya
sendiri
D. Strategi konflik
Starategi konflik adalah proses menentukan tujuan seseorang terlibat suatu konflik dan pola
interaksi yang digunakan untuk mencapai keluaran konflik yang diharapkan.langkah-langkah
penyususnan strategi konflik :
1. Analisis SWOT
Analisis SWOT mengenai diri sendiri akan mencerminkan kekuatan dan kelemahan diri
sendiri dalam menghadapi konflik.analisis swot mengenai lawan konflik akan
mencerminkan peluang dan ancaman dari lawan konflik
2. Menentukan tujuan konflik
Tujuan konflik adalah sesuatu yang ingin dicapai saat menghadapi dan menyelesaikan
konflik.lebih spesifik adalah target keluaran yang diharapkan
3. Pola interaksi konflik
Pola interaksi konflik merupakan bentuk interaksi dengan pihak lawan konflik dalam upaya
mencapai keluaran konflik yang diharapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
Gaya manajemen konflik yang digunakan oleh pihak-pihak yng terlibat konflik
Perkembangan situasi konflik
Jika suatu organisasi mulai menghadapai konflik antara anggota atau pegawainya,ada sejumlah
langkah yang dapat dilakukan organisasi untuk mengurangi konflik tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya suatu organisasi maka tidak mungkin input dengan masalah atau konflik
sehingga diperlukan adanaya manajemen konflik yaitu langkah-langkah yang diambil para
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kea rah hasil tertentu
yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik
dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan,hal
posistif,kreatif,bermufakat,atau agresif.dan dalam menangani konflik diperlukan
gaya,strategi,taktik dan kebijakan organisasi itu sendiri.sehingga konflik bias terselesaikan
dengan baik yang terkadang akan menambah nilai positif ari organisasi itu.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi manajemen konflik yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini,diharapkan suatu organisasi bias menyelesaikan konflik
dengan sempurna agar kedepannya dapat tercipta perkembangan oerganisasi yang lebih
baik,maju dan positif.semoga makalah ini berguna bagi para pembaca
DAFTAR PUSTAKA