Steven P. Robbins
CHAPTER 14: Conflict, Negotiation, and Intergroup Behaviour
(Konflik, Negosiasi, dan Perilaku Antar Kelompok)
A. Pendahuluan
Dalam ulasan buku ini pada chapter 14 akan membahas topik yang menarik serta relevan; konflik, negosiasi
perilaku antar kelompok dalam buku ini memberikan beberapa definisi terhadap konflik, transisi perspektif kon
fungsi & disfungsional konflik, paradox konflik serta bagaimana prosess konflik. Buku ini juga memberikan waw
mendalam dan berdasarkan beberapa contoh realitas tentang dinamika konflik dalam berbagai konteks, stra
negosiasi yang efektif serta bagaimana perilaku antar kelompok dalam mempengaruhi hubungan sosial
organisasi/kelompok serta bagaimana implikasinya performa dan kepuasan dalam sebuah organisasi. Berikut ini, a
dibahas topik tersebut untuk memahami lebih baik secara ringkas ulasan pembahasan berdasarkan topik y
disuguhkan buku tersebut pada chapter 14 ini.
d. Paradoks Konflik
Konflik paradoks adalah suatu perspektif yang mengacu pada sebuah fenomena dimana konflik mem
efek positif dan negative tergantung situasi dan bagaimana konflik itu dikelola berdasarkan pada b
menjelaskan tentang pada umumnya konflik dianggap memberikan dampak negative sehingga umum
konflik selalu ingin dihindari dan diminimalisir namun dalam hal ini paradoks karena konflik juga dalam sit
tertentu dapat memicu inovasi, pemahaman yang lebih bahkan membantu memecahkan masalah p
organisasi/kelompok tentunya dengan tuntutan pengelolaan konflik yang baik agar bisa menghasilkan
positif dan dalam banyak penelitian sudah dilakukan banyak penelitian bagaimana konflik dikelola dengan
agar dapat memicu pertumbuhan, innovasi, kreatifitas dan produktivitas.
e. Proses Konflik
Dalam konflik ada suatu proses yang terjadi berikut ini terdiri 5 tahapan:
1) Potensi oposisi
Potensi oposisi maksudnya adalah kemungkinan adanya perlawanan atau pertentangan terhadap s
tindakan, kebijakan, atau keputusan tertentu yang mengindikasikan bahwa ada kelompok, individu,
pihak yang mungkin memiliki pandangan atau kepentingan yang bertentangan dengan apa yang diusu
atau dilakukan, dan mereka dapat mengambil tindakan untuk mengekspresikan ketidaksetujuan mer
Pada bagian ini penyebabnya terjadi menjadi 3 kategori yaitu:
a) Komunikasi
Komunikasi yang buruk dalam kelompok/organisasi kemudian kesalahpahaman, keributan
kesimpulan yang munkin tidak beralasan yang pada intinya komunikasi buruk adalah men
penyebab terjadinya konflik.
b) Struktur
Ketidakpuasan terhadap struktur yang ada dibuat dalam sebuah organisasi/kelompok seperti contoh
system struktur senioritas ataupun spesialisasi yang bisa memberikan pembeda sehingga mem
terjadi perbedaan dan tujuan yang mungkin akan berlainan.
c) Ragam personalitas
Ragam personalitas mengacu pada personal seseorang sikap tindakan maupun karakteristiknya
memungkinkan menjadi sebuah potensi konflik karena setiap individu dalam kelompok/organ
memiliki perbedaan baik secara psikologis, budaya, social, agama dan yang lainnya.
2) Kognisi dan personalisasi
Konsep ini berkaitan dalam konteks psikologi sosial dan manajemen konflik untuk bagaim
individu merespons dan mengatasi situasi konflik. Untuk memahaminya terdapat 2 hal yaitu perce
conflict dan felt conflict adalah tahapan dalam proses/pengalaman konflik dan dapat berva
intensitasnya tergantung pada situasi dan individu yang terlibat pada kelompok/organisasi.
a) Konflik yang Dipersepsikan
Konflik yang dipersepsikan merujuk pada kesadaran individu tentang adanya ketidaksepaka
perbedaan, atau ketegangan dalam suatu situasi. Perceived conflict adalah tahap awal da
pengalaman/proses konflik, di mana individu hanya menyadari bahwa ada perbedaan penda
kepentingan, atau pandangan yang bertentangan namum belum mencapai tingkat ketegangan y
tinggi
b) Konflik yang Dirasakan
Ini adalah tahap di mana konflik benar-benar dapat dirasakan. Kondisi Stres, cemas, marah, atau em
negatif lainnya sebagai respons terhadap situasi konflik yang alami. Felt conflict terjadi ketika ko
yang dipersepsikan mencapai tingkat yang memengaruhi emosi atau kesejahteraan individu. Da
tahap ini, individu tidak hanya menyadari perbedaan atau ketegangan, tetapi mereka
merasakannya secara emosional.
3) Niat
Tahapan dimana keputusan aksi dilakukan dalam situasi konflik berikut ini 5 tahapan da
menangani konflik yang terjadi:
a) Bersaing: Dalam konteks konflik, ini mengacu pada upaya untuk mencapai tujuan atau kepentin
sendiri tanpa memperhatikan kepentingan atau pandangan pihak lain.
b) Kolaborasi: Ini mengacu pada upaya untuk bekerjasama secara aktif dengan pihak lain dalam men
solusi bersama yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.
c) Menghindari: Dalam konteks konflik, ini berarti menghindari atau mengabaikan konflik, sering
dengan harapan bahwa konflik akan mereda dengan sendirinya atau tidak perlu ditangani.
d) Mengakomodasi: Ini merujuk pada kecenderungan untuk memenuhi keinginan atau kepentingan p
lain tanpa mempertahankan kepentingan atau tujuan sendiri.
e) Kompromi: Dalam bahasa Indonesia, ini berarti mencapai kesepakatan atau solusi dengan pihak
dengan cara memberikan dan menerima sebagian.
4) Tingkah Laku/Perilaku
Pada tahapan ini dimana sebuah konflik terlihat ada dan terjadi karena tujuan setiap individu da
sebuah kelompok/organisasi yang berbeda-beda. Perilaku tersebut mencakup pernyataan, tindakan,
reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang bertentangan dalam sebuah organisasi/kelompok
5) Hasil
Kategori ini menggambarkan dampak atau hasil dari konflik tersebut, dan bervariasi tergantung p
bagaimana konflik tersebut dikelola. Berikut ini penjelasan hasil dari konflik yaitu:
a) Hasil Fungsional
Peningkatan Kreativitas
Pemecahan Masalah
Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Penguatan Hubungan
Perubahan Positif
b) Hasil Disfungsional
Ketegangan yang Berlebihan
Pemborosan Waktu dan Energi
Pemecahan Hubungan
Gangguan Produktivitas
2. Negosiasi
Negosiasi adalah proses interaktif di mana dua pihak atau lebih berusaha mencapai kesepakatan
penyelesaian dalam situasi di mana mereka memiliki perbedaan pendapat, kepentingan, atau tujuan yang sa
bertentangan. Dalam proses negosiasi, pihak-pihak yang terlibat berkomunikasi, bernegosiasi, dan mencari so
yang dapat diterima oleh semua pihak agar dapat mencapai tujuan bersama (Fisher, R., Ury, W., & Patton
2011).
a. Strategi dalam negosiasi
1) Negosiasi Distributive
Pada pendekatan negosiasi ini yang terlibat berusaha untuk membagi atau mendistribusikan sum
daya, nilai, atau keuntungan yang terbatas. Dalam distributive bargaining, apa yang diperoleh oleh
pihak akan bersifat bersaing dengan apa yang diperoleh oleh pihak lain. Ini juga dikenal sebagai "I win,
lose," di mana keuntungan satu pihak dianggap sebagai kerugian pihak lain.
2) Negosiasi Integratif
Dalam hal ini dikenal sebagai "I win, you win", adalah pendekatan dalam negosiasi di mana pi
pihak yang terlibat bekerjasama secara kolaboratif untuk mencari solusi yang memuaskan semua p
yang terlibat dan sumber daya, nilai, atau keutungan tidak bervariasi dalam pembagian. Pada integra
bargaining bertujuan agar tercipta kesepakatan yang mencerminkan kepentingan dan kebutuhan se
pihak, bukan hanya satu pihak yang menang atau kalah.
C. Kesimpulan
Buku ini membahas topik yang relevan tentang konflik, negosiasi, dan perilaku antar kelompok. Berikut ad
poin-poin utama yang dibahas dalam buku ini:
1. Konflik:
a. Definisi Konflik: Konflik adalah proses yang dimulai ketika satu kelompok merasa dampak negatif
kelompok lain atau ketika ada hambatan dalam mencapai tujuan.
b. Transisi Pandangan Konflik: Pandangan tradisional menganggap konflik buruk, sementara pandan
hubungan manusia dan interaksionis melihat konflik sebagai sesuatu yang alami dan bahkan dapat bermanfa
c. Fungsional vs. Disfungsional Konflik: Konflik dapat menjadi fungsional jika mendukung tujuan
meningkatkan kinerja kelompok, atau disfungsional jika menghambat kinerja dan produktivitas.
d. Paradoks Konflik: Konflik dapat memiliki efek positif dan negatif, tergantung pada bagaimana konflik ters
dikelola.
e. Proses Konflik: Terdiri dari potensi oposisi, kognisi dan personalisasi, niat, perilaku, dan hasil.
2. Negosiasi:
a. Definisi Negosiasi: Negosiasi adalah proses interaktif di mana pihak-pihak berusaha mencapai kesepak
dalam situasi dengan perbedaan pendapat atau tujuan.
b. Strategi Negosiasi: Terdapat dua strategi utama, yaitu negosiasi distributive (I win, you lose) dan nego
integratif (I win, you win).
c. Taktik Negosiasi: Taktik seperti permintaan dan konsesi, preseden, dan pengalaman berperan penting da
negosiasi.
d. Peran Kepribadian: Kepribadian dapat memengaruhi gaya komunikasi, empati, toleransi risiko,
pengelolaan emosi selama negosiasi.
e. Negosiasi Pihak Ketiga: Mediator, arbitrator, konsiliator, dan konsultan adalah peran pihak ketiga da
negosiasi.
3. Perilaku Antar Kelompok:
a. Interdependence (Saling Ketergantungan): Interdependensi antar pihak dalam kelompok/organisasi ad
faktor penting yang memengaruhi hubungan dan kerjasama.
b. Task Uncertainty (Ketidakpastian Tugas): Tingkat ketidakpastian dalam tugas atau pekerjaan d
memengaruhi interaksi antar kelompok.
c. Metode Manajemen Hubungan: Pembentukan aturan, hirarki, perencanaan, peran hubungan, pembentu
team, dan pengintegrasian departemen adalah metode yang digunakan untuk mengelola hubungan da
kelompok/organisasi.
4. Implikasi Kinerja dan Kepuasan:
Tingkat konflik dalam kelompok/organisasi dapat memengaruhi kinerja dan kepuasan. Konflik yang dike
dengan baik pada tingkat optimal dapat memberikan manfaat, sedangkan konflik yang terlalu tinggi atau te
rendah dapat merugikan.
Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana konflik, negosiasi, dan perilaku antar kelom
mempengaruhi dinamika kelompok, organisasi, dan individu. Penting untuk mengelola konflik dengan bijak
menggunakan strategi negosiasi yang efektif untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.