Anda di halaman 1dari 4

Nama : Valeria Ressa

NPM : 21613127
Kelas :AK 2P

1. Sebut dan jelaskan perbedaan pandangan tentang konflik?


Jawab:
Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik destruktuif dan konflik konstruktif.
Konflik Destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci
dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi
bentrokan-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda seperti konflik
Poso, Ambon, Kupang, Sambas, dan lain sebagainya. Konflik Konstruktif merupakan konflik yang
bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok
dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari
berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya perbedaan pendapat dalam
sebuah organisasi.

2. Sebut dan jelaskan penyebab konflik?


Jawab:
3 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Masyarakat

1) Perbedaan Pendirian dan Keyakinan


Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang biasanya
melahirkan bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan kekerasan di dalamnya.
Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran
lawan yang tidak disetujui. Realitanya, memang tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter
yang sama. Hal ini pula yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi
tidak terelakkan.
2) Perbedaan Kebudayaan
Faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan kebudayaan.
Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan konflik antar individu seperti sebelumnya, namun dapat
menjadi pemicu konflik antar kelompok pula. Pola-pola kebudayaan yang beragam di tiap kelompok
dapat menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola perilaku yang berbeda pula di kalangan
khalayak kelompok yang luas. Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap
etnosentrisme. Atau, sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya paling baik.
Sikap ini juga menjadi buntut panjang dari terciptanya konflik antar penganut kebudayaan.
3) Perbedaan Kepentingan
Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik di
masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu kelompok-kelompok
akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.
3. Sebut dan jelaskan jenis-jenis
konflik? Jawab:
jenis-jenis konflik

1) Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada
waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2) Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan,
bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting
dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari
beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan
organisasi tersebut.
3) Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat
dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat
mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4) Konflik interorganisasi
Konflik intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini
meyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan
pekerjaan.

4. Sebutkan metode-metode pengelolaan konflik?


Jawab:
Metoda-Metoda Pengelolaan Konflik
Ada tiga bentuk menajemen konflik :
1) Stimulasi konflik dalam satuan-satuan organisasi di mana pelaksanaan kegiatan lambat
karena tingkat konflik terlalu rendah.
2) Pengurangan atau penekanan konflik bila terlalu tinggi ataumenurunkan produktivitas
3) Penyelesaian
konflikMetoda Stimulasi
Konflik
Seperti telah disebut di muka,konflikdapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara-cara yang
lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan kerja suatu kelompo. Situasi dimana konflik terlalu rendah
akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif.kejadian-kejadian,perilaku dan
informasi yang dapat mengarahkan orang-orang bekerja lebih baik diabaikan; para anggota
kelompok saling bertoleransi terhadap kelemahan dan kejelekan pelaksaanaan kerja. Manajer dari
kelompok seperti ini perlu merangsang timbulnya persaingan konflik yang dapat mempunyai efek
penggemblengan.
Metoda stimulasi konflik meliputi
1) Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok
2) Penyusunan kembali organisasi
3) Penawaran bonus, pembayaran insentif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
4) Pemilihan manajer –manajer yang tepat
5) Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan
Metoda Pengurangan Konflik
Manajer biasanya lebih terlibat dengan pengurangan konflik daripada stimulasi konflik. Metoda
pengurangan konflik menekan terjadinya antogoisme yang ditimulkan oleh konflik. Jadi, metoda ini
mengelola tingkat konflik melalui “ Pendinginan Suasana” tetapi tidak menangani masalah-masalah
yang semula menimbulkan konflik.

5. Sebut dan jelaskan metode penyelesaian konflik integrative?


Jawab:
Pemecehan masalah integratif. Dengan metoda ini, konflik antar kelompok diubah menjadi situasi
pemecahan masalah bersama yang dapat diselesaikan melalui teknik-teknik pemecahan masalah.
Secara bersama, pihak-pihak yang bertentangan mencoba untuk memecahkan masalah yang timbul di
antara mereka. Di samping penekanan konflik atau pencarian kompromi, pihak-pihak secara terbuka
mencoba menemukan penyelesaian yang dapat di terima semua pihak. Dalam hal ini, manajer perlu
mendorong bawahannya bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melakukan pertukaran
gagasan secara bebas dan menekankan usaha-usaha pencarian penyelesaian yang optimum, agar
tercapai penyelesaian integratif.

6. Apakah dalam setiap bentuk konflik itu selalu negatif? adakah konflik bersifat positif?
Jawab:
mengalami konflik,baik dengan dirinya sendiri , dengan orang lain,maupun dengan kelompok.Begitu
pula konflik dalam organisasi ,sering kali konflik dianalogikan dengan sesuatu yang
negative,timbulnya konflik bisa memunculkan stress,kegagalan pencapaian tujuan,sampai organisasi
terpecah belah .Apakah pandangan tersebut dapat berlaku secara umum,merupakan pertanyaan yang
sering mengemuka.Ternyata tidak demikian,dalam organisasi, konflik dapat dipandang sebagai
sesuatu yang negative dan positif (Robbins Sthepen,2003).Bagi yang berpandangan tradisional (The
Traditional View) ,semua konflik adalah buruk,ada kekerasan,bersifat,disfungsional,dimana konflik
dicirikan komunikasi buruk,kurangnya keterbukaan,kekurang percayaan,dan daya tanggap pimpinan
kurang.Sementara yang berpandangan hubungan manusia (The Human Relations View),konflik
dinilai peristiwa wajar dan alami,konflik tidak dapat disingkirkan dan sebaliknya dapat membawa
manfaat kinerja.Sedangkan pandangan interaksionis (The Interactionist View),pimpinan sengaja
menciptakan konflik untuk memotivasi anggotanya untuk berinovasi,inisiatif dan kreatif.Menyadari
Konflik dalam organisasi tidak dapat dihindari,sehingga yang diperlukan pengelolaan konflik
dalampencapaian tujuan organisasi.

7. Bagaimana dengan penyelesaian konflik yang makin lama bukannya makin


selesai malah makin berat? Apakah dengan cara menghindar itu baik?
Jawab:
Avoidance (menghindar) itu baik jika kita memang tidak ada hubungan lanjutan dengan lawan konflik
tersebut. Jika ada hubungan lanjutan bisa gunakan compromising, tawar menawar untuk mencapai
kesepakatan.

Anda mungkin juga menyukai