MANAJEMEN KONFLIK
KELAS I B
Oleh:
Dosen Pembimbing:
Drs.Maswardi,M.Kes
2019/2020
A. Definisi Konflik
a. Komunikasi
Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan
kesalah - pahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi
sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan
gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang
terhadap komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk
terciptanya konflik.
b. Struktur
Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang
mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan
kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja),
kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya
kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara
kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan
derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya
konflik. Makin besar kelompok, dan makin terspesialisasi
kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya
konflik.
c. Variabel Pribadi
Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang
meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik
kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan
(idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu yang lain.
a. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang
memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi
konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang
memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk
menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik
dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal
untuk melakukan diskusi”
b. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi
orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan
pihak lain di tempat yang pertama.
c. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih
banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya
atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.
Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan
metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
f. Pemecahan persoalan
g. Musyawarah
Dalam strategi ini terlebih dahulu harus ditentukan secara jelas
apa sebenarnya yang menjadi persoalan. Berdasarkan jelasnya
persoalan itulah kemudian kedua belah pihak yang sedang dalam
pertikaian mengadakan pembahasan untuk mendapatkan titik
pertemuan.
Pada waktu perundingan atau musyawarah tersebut dilakukan
dapat pula dikembangkan suatu konsensus bahwa setelah terjadi
kesepakatan, masing-masing pihak harus berusaha mencegah
timbulnya konflik lagi.
h. Persuasi
Dalam strategi ini usaha penanggulangan konflik dilakukan
dengan menemukan kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi dari
tujuan pihak-pihak yang sedang bertikai.
l. Latihan kepekaan
Strategi ini bisa disebut “encounter session ” strategi ini
umumnya digunakan untuk menghadapi konflik yang terjadi dalam
suatu kelompok ataupun antar kelompok. Pihak-pihak yang
berkonflik diajak masuk dalam satu kelompok. Dalam kelompok ini
masing-masing pihak diberi kesempatan menyatakan pendapatnya
termasuk pendapatnya yang negatif, mengenai pihak yang lain.
Sementara itu, pihak yang dikritik diharapkan mendengarkannya
lebih dahulu kemudian dapat pula mengemukakan pendapatnya.
Dengan telah dikeluarkan, segala perasaan atau “ganjalan” yang
dikandung, diharapkan masing-masing pihak akan lega.
7. Penyangkalan. Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit
diatasi karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-
terang. Konflik hanya dipendam. Konflik yang tidak bisa
diungkapkan adalah konflik yang tidak bisa diselesaikan.
1. Disiplin
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan
mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan
memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika
belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
3. Komunikasi
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang
terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer
untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi
yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan
sebagai satu cara hidup.
Memaksa (Forcing)
Membujuk (Smoothing)
Menghindari (Avoidence)
3. Metode Kompromi
1. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan
cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak
lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses
tersebut adalah taktik perdamaian.
2. Sharing
a. Consensus (Concencus)
b. (Confrontation)
c. Penggunaan tujuan-tujuan superordinat (Superordinate goals)
1. Win-Lose (Menang-Kalah)
Paradigma ini mengatakan jika “saya menang, anda kalah “. Dalam
gaya ini seseorang cenderung menggunakan kekuasaan, jabatan,
mandat, barang milik, atau kepribadian untuk mendapatkan apa
yang diinginkan dengan mengorbankan orang lain. Dengan
paradigma ini seseorang akan merasa berarti jika ia bisa menang
dan orang lain kalah. Ia akan merasa terancam dan iri jika orang
lain menang sebab ia berpikir jika orang lain menang pasti dirinya
kalah. Jika menang pun sebenarnya ia diliputi rasa bersalah karena
ia menganggap kemenangannya pasti mengorbankan orang lain.
Pihak yang kalah pun akan menyimpan rasa kecewa, sakit hati, dan
merasa diabaikan. Sikap Menang-Kalah dapat muncul dalam bentuk:
1. Menggunakan orang lain, baik secara emosional atau pun fisik,
untuk kepentingan diri.
Lose-Win (Kalah-Menang)
Lose-Lose (Kalah-Kalah)
Win (Menang)
Orang bermentalitas menang tidak harus menginginkan orang lain
kalah. Yang penting adalah mereka mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Orang bermentalitas menang menjadi egois dan akan
mencapai tujuannya sendiri. Jika hal ini menjadi pola hidupnya
maka ia tidak akan bisa akrab dengan orang lain, merasa kesepian,
dan sulit kerja sama dalam tim.
Win-Win (Menang-Menang)