Anda di halaman 1dari 27

PEMBELAJARAN ONLINE

MK. MANAJEMEN DAN


KEPEMIMPINAN
OLEH
I NYOMAN
TRIPAYANA
1. Sejarah Terjadinya Managemen Konflik

Pada awal abad 20, konflik diindikasikan sebagai


suatu kelemahan manajemen pada suatu organisasi
yang harus dihindari. Keharmonisan suatu
organisasi sangat diharapkan, tetapi konflik selalu
akan merusaknya. Ketika konflik mulai terjadi
pada suatu organisasi, meskipun dihindari dan
ditolak, namun harus tetap diselesaikan
secepatnya.
Konflik sebenarnya dapat dihindari, kalau
staf dapat diarahkan terhadap suatu tujuan
yang jelas dalam melaksanakan tugasnya
dan ketidakpuasan staf harus diekspresikan
secara langsung supaya masalah tidak
menumpuk dan bertambah banyak.
Teori interaksi pada tahun 1970
mengemukakan bahwa konflik merupakan suatu
hal yang penting, dan secara aktif mengajak
organisasi untuk menjadikan konflik sebagai salah
satu pertumbuhan produksi. Teori ini
menekankan bahwa konflik dapat
mengakibatkan pertumbuhan produksi
sekaligus kehancuran organisasi,
keduanya tergantung bagaimana manajer
mengelolahnya. Mengingat konflik adalah sesuau
yang tidak dapat dihindarkan dalam organisasi,
maka manajer harus dapat mengelolahnya dengan
baik.
Konflik dapat berupa sesuatu yang kualitatif
ataupun kuantitatif . meskipun konflik berakibat
terhadap stres, tetapi dapat meningkatkan produksi
dan kreativitas. Manajemen konflik yang
konstruktif akan menghasilkan lingkungan yang
kondusif untuk didiskusikan sebagai suatu
fenomena utama, komunikasi yang terbuka melalui
pengutaraan perasaan, dan tukar pikiran serta
tanggung jawab yang menguntungkan dalam
menyelesaikan suatu perbedaan
2. Definisi Managemen Konflik

Konflik secara etimologis berasal dari bahasa


Latin “con” yang artinya bersama, dan
“fligere” yang berarti benturan atau tabrakan.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses social antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan
atau membuatnya tidak berdaya. (Lewis A. Coser,
1997)
Dalam kamus bahasa Indonesia arti kata konflik
adalah pertentangan; percekcokan; pertentangan
adalah perlawanan (yang brlawanan atau
bertentangan); perselisihan yang sangat
(ketidakcocokan).
Konflik adalah suatu kondisi dimana pihak yang
satu menghendaki agar pihak yang lain berbuat
sesuai dengan yang lain berbuat atau tidak berbuat
sesuai dengan yang diinginkan, tetapi pihak lain
menolak keinginan itu. (Husni, 2004)
Sedangkan menurut Peg Pickering (2000), konflik
adalah:
a. Kegiatan yang sifatnya kompetisi atau
berlawanan dari suatu keadaan ketidakcocokan.
b. Keadaan atau kegiatan yang antagonis (baik
dalam bentuk ide, kepentingan, atau pribadi)
c. Perjuangan akibat dari kebutuhan, dorongan,
kebijakan atau permintaan yang berlawanan.
d. Adanya sikap atau kondisi yang bermusuhan.
3. Unsur-Unsur Konflik
Unsur-unsur konflik merupakan suatu bentuk sikap
atau perilau yang bisa menyebabkan terjadinya
konflik antar 2 orang atau lebih. Unsur-unsur
konflik diantaranya:
a. Adanya pihak-pihak (dua orang atau lebih).
b. Tujuan yang berbeda, yakni pihak yang satu
menghendaki agar pihak yang lain berbuat atau
bersikap sesuai dengan yang dikehendaki.
c. Pihak yang lain menolak keinginan tersebut
atau keinginan itu tidak dipersatukan.
4. Kategori Konflik
a. Intrapersonal. Konflik yang terjadi pada individu sendiri.
Keadaan ini merupakan masalah internal untuk
mengklarifikasi nilai dan keinginan dari konflik yang
terjadi hal ini sering dimanifestasikan sebagai akibat dari
kompetisi peran.
b. Interpersonal. Konflik interpersonal terjadi antara dua
orang atau lebih di mana nilai, tujuan dan keyakinan
berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang
secara konstan berinteraksi dengan orang lain, sehingga
ditemukan perbedaan-perbedaan.
c. Antarkelompok (intergroup). Konflik terjadi antara dua
atau lebih dari kelompok orang, depertemen atau
organisasi. Sumber konflik jenis ini adalah hambatan
dalam mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa
layanan), serta keterbatasan prasarana.
Konflik yang terjadi pada suatu
organisasi merefleksikan konflik intrapersonal,
interpersonal, dan antarkelompok. Tetapi
didalam organisasi, konflik dipandang secara
vertical dan horizontal (Marquis dan Huston,
1998). Konflik vertical terjadi antara staf dengan
posisi dan kedudukan yang sama, misalnya, konflik
horizontal ini meliputi wewenang, keahlian dan
praktik.
5. Siklus Konflik
Siklus konflik terdiri dari tingkat berhubungan
konflik yang meliputi:
a. Relationship Conflict (Konflik Hubungan)
Yaitu tingkat hubungan seberapa kuat bentuknya,
dimana dibagi menjadi:
1) Strong emotions (Emosi tinggi)
2) Misperseptions or stereotypes (mispersepsi atau
member bentuk tetap)
3) Poor or mis communications (miskin komunikasi
atau mis komunikasi)
4) Negative, repetitive behavior (perilaku negative yang
diulang-ulang)
b. Data conflict (konflik data)
1) Lack of information (kekurangan informasi)
2) Misinformations (mis informasi)
3) Different views on what is relevant
(perbedaan pandangan terhadap apa yang
relevan)
4) Different interpretation of data (perbedaan
penafsiran tentang data)
5) Different asessement procedures (perbedaan
penilaian prosedur)
c. Interest conflict (konflik kepentingan)
1) Substantive (substansi)

2) Procedural (prosedur)

3) Psychological (psikologis)
d. Structural conflict (Konflik structural)
1) How a situation is set up (bagaimana
mempola situasi)
2) Role definition (pengertian peranan)
3) Geographic/ physical relationship (hubungan
wilayah/ pisik)
4) Unequal power/ authority (kekuasaan/
kekuatan yang tidak sama)
5) Unequal control of resource (pengawasan
sumber aya yang tak sama)
e. Value conflict (konflik nilai)
1) Day to day value (nilai tiap hari)

2) Terminal value (nilai penghabisan)

3) Self definition values (nilai definisi diri)


6. Fungsi dan Disfungsi Konflik

Konflik sebenarnya bia sengaja untuk tujuan


tertentu. Untuk itu adanya konflik tidak selmanya
membawa dampak negative (disfungsi), tetapi
konflik juga mempunyai dampak positif (fungsi).
Oleh karena itu konflik memiliki dua sisi, yaitu:
a. Fungsi konflik:
1) Dapat mempromosikan identitas
2) Dapat membentuk, menegaskan dan
menyesuaikan dengan beberapa nilai yang
telah ada.
3) Sering dapat membantu perkembngan atas
kesadaran berdasarkan kesmaan.
4) Sering utuk menyatukan persamaan pikiran
b. Disfungsi dari konflik, yaitu:
1) Sering mengancam keinginan atau kepentingan
pribadi
2) Mengancam sistem social yang dibutuhkan untuk
menjamin keseimbangan dalam upaya penyelesaian.
3) Sering menjadi penghambat perubahan.
4) Dapat menyebabkan hilangnya dukungan, bila ada
yang merasa terancam.
5) Memicu aksi atau reaksi ketimbang tanggapan yang
dipikirkan secara hati-hati.
6) Menodai kepercayaan bila konflik berlangsung lama.
7) Dapat mengakibatkan perpecahan di antar sesama.
7. Proses Konflik
Proses konflik dibagi menjadi beberapa tahapan:
a. Konflik Laten
Tahapan konflik yang terjadi terus- menerus
(laten) dalam suatu organisasi. Misalnya, kondisi
tenta keterbatasan staf dan perubahan yang cepat.
Kondisi tersebut memicu pada ketidakstabilan
organisasi dan kualitas produksi, meskipun
konflik yang ada kadang tidak tampak secara
nyata atau tidak pernah terjadi.
b. Felt Conflict (konflik yang dirasakan)
Konflik yang terjadi karena adanya sesuatu
yang dirasakan sebagai ancaman,
ketakutan, tidka percaya, dan marah.
Konflik ini disebut sebagai konflik
affectiviness”. Hal ini penting bagi
seseorang untuk menerim konflik dan tidak
merasakan konflik tersebut sebagai suatu
maslaah atau ancaman terhadap
keberadaannya.
c. Konflik yang nampak atau sengaja dimunculkan
Konflik yang sengaja dimunculkan untuk dicari
solusinya. Tindakan yang dilaksanakan mungkin
menghindar, kompetisi, debat, atau mencari
penyelesaian konflik. Setiap orang secara tidak
sadar belajar menggunakan kompetisi, kekuatan,
dan agresivitas dalam menyelesaikan konflik.
Sementara itu, penyelesaian konflik dalam suatu
organisasi
d. Resolusi konflik
Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian
masalah dengan cara memuaskan semua orang
yang terlibat di dalamnya dengan prinsip “win-
win solution”.
e. Konflik “aftermath”
Konflik aftermath merupakan konflik yang
terjadi akibat dari tidak terselesaikannya konflik
pertama. Konflik ini menjadi masalah besar jika
tidak segera diatasi atau dikurangi bisa menjadi
penyebab dari konflik yang utama.
TERIMA KASIH BANYAK
PETUNJUK TUGAS :

1. BACA DAN CERMATI MATERI YANG


TELAH DIBERIKAN.
2. TUGAS DIBUAT PADA MS WORD A4.
3. ISI IDENTITAS PADA POJOK KIRI ATAS(NAMA, NPM,
PRODI, TINGKAT/SEMESTER)
4. SALINLAH PERTANYAAN PADA MS WORD,
KEMUDIAN ISI JAWABAN DI BAWAH PERTANYAAN.
5. TUGAS DIKUMPULKAN PADA KOORDINATOR
MA SAAT JAM MATA KULIAH SELESAI.
6. KOORDINATOR MA MAHASISWA MEMBUATKAN
SATU FOLDER UNTUK SATU KELAS DENGAN NAMA :
TUGAS MA MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
KEMUDIAN TUGAS DI KIRIMKAN KE EMAIL DOSEN
PENGAMPU : tripayana.stikesbali@gmail.com dengan subjek
TUGAS MA MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
.
TUGAS
1. Dari beberapa pengertian konflik yang
disampaikan dalam materi, coba anda buatkan
kesimpulan tentang pengertian konflik menurut
anda!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis konflik serta berikan
masing-masing contohnya!
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi konflik!

Anda mungkin juga menyukai